wb
Robbi s rohli sodri wayassirli amri wahlul.ukdatammilisani yafkahul kauli amma ba’du
Saya ucapkan Terimasih untuk kepala sekolah dan ibu guru yang telah memberikan ruang dan
tempatnya
Dan saya ucapkan juga kepada wali murid yang telah hadir mungkin sebelumnya sudah kenal saya
belum
Untuk terhindar dari rasa hal-hal tersebut, Anda perlu mempelajari dan memahami menjadi sosok
orang tua yang baik dan menjadi anutan anak Anda.
Mulailah dengan memahami karakter anak, coba untuk menghargai setiap tindakan baik yang mereka
buat, dan yang terpenting adalah buat lingkungan di mana mereka tinggal seaman dan senyaman
mungkin.
Anak-anak mendambakan kasih sayang dari orang tua. Mereka ingin merasa dicintai untuk
mengetahui bahwa mereka aman. Jadi, jangan ragu untuk menunjukkan kasih sayang Anda kepada
anak-anak Anda.
Beri tahu mereka bahwa Anda mencintai mereka, beri mereka pelukan dan ciuman.
Lingkungan tempat anak-anak Anda tumbuh akan berdampak pada karakter dan kesejahteraan
mereka. Oleh karena itu, pastikan untuk mengatur rumah Anda di lingkungan di mana ada
kedamaian serta keamanan, dan di mana mereka akan mendapatkan nilai-nilai moral yang baik dari
orang-orang yang berintegritas.
Bantu anak-anak Anda mencintai disiplin dengan membuat mereka mengerti bahwa tidak ada yang
perlu ditakuti. Karena itu, jangan samakan hukuman dengan disiplin. Disiplin juga dapat
melibatkan pemberian hal positif, seperti penghargaan.
Adalah normal bagi pasangan untuk bertengkar kadang-kadang, tetapi anak-anak tidak boleh
menyaksikannya. Hindari berdebat di depan anak-anak Anda, karena dapat berdampak pada
kesehatan emosional mereka. Hal ini dapat mengakibatkan kecemasan, ketakutan, depresi, dan
bahkan pemberontakan.
6. Hargai Mereka
Jangan malu-malu memuji anak-anak Anda setiap kali mereka melakukan sesuatu yang layak
dihargai. Biarkan mereka tahu bahwa Anda bangga dengan mereka.
Satu di antara kesalahan terburuk yang dilakukan beberapa orang tua adalah membandingkan anak-
anak mereka dengan saudara kandung mereka atau anak-anak lain.
Perlu diketahui hal ini dapat menyebabkan masalah serius pada kesehatan emosional anak. Setiap
anak adalah unik sehingga tidak adil bagi mereka untuk dibandingkan dengan orang lain.
Jangan khawatir tentang anak-anak Anda melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Anda, diri
Anda sendiri, tumbuh lebih dewasa melalui berbagai kesalahan. Jadi, biarkan anak Anda
mengeksplorasi kemungkinan dan lingkungannya.
Peran Anda sebagai orang tua adalah membimbing anak-anak Anda saat mereka menjelajahi dunia
mereka. Untuk melindungi mereka dalam fase ini, tetapkan batasan yang akan membuat mereka
aman dari bahaya fisik, emosional, mental, dan spiritual.
parenting adalah orang yang sedang melakukan atau mengerjakan aktivitas sebagai orang tua.
Selanjutnya kata parenting berdasar makan atau arti merupakan ilmu tentang mengasuh,
membimbing, serta mendidik anak dengan cara baik dan benar.
rinsip utama pola asuh (parenting) yang baik adalah membesarkan dan mendidik anak dengan
penuh kasih sayang, sekaligus mendukung, membimbing, dan menjadi teman yang
menyenangkan
Tentu pada kenyataannya, anak tidak terpengaruh langsung atau tidak mengerti situasi sulit yang
terjadi pada lingkungannya.
Tetapi anak terdampak sebagai akibat dari respon atas situasi sulit yang dialami orang yang ada
di sekitarnya. Khususnya orang tua dan anggota keluarga inti lainnya.
Jika kesehatan fisik anak menurun, maka orang tua harus memperhatikan asupan dan gizi.
Jika anak takut, cemas, mudah menangis dan marah, maka orang tua harus banyak
mendengarkan dan menciptakan suasana komunikasi positif serta menyenangkan.
Jika kebutuhan bermain tidak terpenuhi, maka beri ruang aman untuk bergerak dan bermain.
Jika kesempatan bersosialisasi berkurang, maka beri kesempatan berkomunikasi dengan teman-
temannya.
Jika bermain gawai terlalu lama, maka coba atur dan sepakati waktu penggunaan gawai.
Hal ini bisa untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan anak agar merasa nyaman dan tenang.
Orang tua bisa:
2. Dengarkan
Ini bisa untuk memahami penyebab anak merasa tidak nyaman. Orang tua bisa:
3. Lakukan
Coba melakukan aktivitas bermakna untuk mengurangi dampak dari situasi sulit pada anak.
Orang tua bisa:
4. Menghubungkan
Merencanakan dukungan lanjutan jika orang tua masih mengalami kesulitan dalam membantu
anak. Orang tua bisa:
Menghubungi anggota keluarga lain, guru atau orang tua lain yang dinilai bisa membantu
Menghubungi pihak yang memiliki kapasitas profesional untuk membantu (psikolog, dokter,
puskesmas)
Jadi, orang tua harus menjadi teman sekaligus sahabat yang baik bagi anak. Tentu dalam situasi
apapun termasuk pada masa pandemi ini.
Salah satu kewajiban orang tua adalah mengetahui cara mendidik anak untuk dapat
membimbingnya dengan baik supaya kelak memiliki karakter yang positif dan juga pintar dalam
menghadapi segala hal di dalam hidupnya. Oleh karena itu, Ibu perlu memperkaya diri dengan
berbagai pola pengasuhan dan mempelajari apa saja yang perlu diajarkan sejak dini pada si
Kecil. Simak ulasan mengenai beberapa tips atau cara membuat anak pintar dan cerdas yang bisa
Ibu terapkan selama membimbing anak berikut ini.
pa tujuan mempelajari cara mendidik anak?
Dilansir dari Scientific American di tahun 2015 pada artikel yang berjudul The Secret to Raising
Smart Kids, sebagian besar orang masih menganggap kecerdasan atau skill merupakan kunci dari
keberhasilan. Padahal, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa terlalu berfokus pada
kedua hal tersebut justru dapat
membuat individu lebih mudah mengalami kegagalan, takut akan tantangan, dan tidak mau
belajar.
Hal yang lebih penting adalah Ibu perlu lebih berfokus pada proses pertumbuhan si Kecil.
Pencapaian memang penting, akan tetapi proses untuk meraihnya merupakan aspek yang lebih
penting.
Pintar bukan berarti harus memiliki nilai yang baik di sekolah atau juara dalam berbagai
kompetisi. Cara mendidik anak yang sebaiknya dilakukan adalah agar kelak si Kecil
pintar dalam menjalani hidup dan selalu termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Selalu menyempatkan untuk berinteraksi dengan
anak
Sebagian besar orang tua sudah pasti akan menghabiskan waktu bersama si Kecil. Namun, Anda
dianjurkan untuk tidak hanya menemani mereka bermain saja, tetapi juga ikut berpartisipasi
dalam setiap kegiatannya sebagai salah satu cara membuat anak cerdas dan pintar.
Ajak si Kecil untuk bermain bersama, contohnya seperti membaca buku atau aktivitas fisik
seperti jalan-jalan santai. Selain itu, pelajari juga bagaimana cara ia bersosialisasi apabila sudah
memasuki usia sekolah.
Dengan mengajak interaksi atau mengobrol, Anda akan mengetahui siapa saja teman yang ia
suka dan kemudian Anda juga dapat mengajarkan beberapa hal penting dalam bersosialisasi .
Menjadi contoh baik agar si Kecil mengikutinya
Apabila Anda berekspektasi si Kecil untuk memiliki perilaku tertentu, lakukan terlebih dulu
perilaku tersebut. Anak-anak akan lebih mudah belajar dengan melihat kebiasaan atau perilaku
yang dilakukan orang tua.
Semua hal akan diikuti oleh si Kecil, mulai dari cara Anda merawat diri sendiri, bersosialisasi,
menghadapi sebuah masalah pribadi hingga cara mengontrol emosi ketika mengajarkan si Kecil
tentang hal yang salah dan benar.
Dengan kata lain, orang tua perlu memberi contoh perilaku kepada si Kecil. Cara mendidik anak
seperti ini lebih efektif bila dibandingkan dengan hanya menyuruh secara verbal.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, dan
pendekatan yang efektif bagi satu anak mungkin tidak efektif bagi yang lain. Oleh
karena itu, dalam mempraktikkan pendampingan, penting bagi orangtua untuk
memahami kebutuhan, minat, dan kepribadian unik anak mereka, dan menyesuaikan
pendekatan mereka sesuai dengan ini.
1. Perlakukan Anak sebagai Raja (Usia 0-7 tahun). Pada tujuh tahun pertama
kehidupannya, anak harus diperlakukan sebagai raja. Pada fase ini, anak benar-benar
tergantung pada orangtuanya. Orangtua perlu memenuhi kebutuhan dasar anak,
memastikan mereka merasa aman, dicintai, dan dihargai. Peran orangtua adalah
menciptakan lingkungan yang aman dan mendorong untuk pertumbuhan dan
eksplorasi anak. Dengan cara ini, anak merasa bebas untuk bereksplorasi dan belajar
dari lingkungan mereka dengan rasa aman.
2. Perlakukan Anak sebagai Tawanan (Usia 8-14 tahun). Saat memasuki tujuh
tahun berikutnya, Ali RA menyarankan agar anak diperlakukan sebagai "tawanan".
Istilah ini bukan dalam arti negatif, melainkan memahami bahwa anak pada tahap ini
memerlukan struktur dan disiplin. Anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu dan
kemandirian yang lebih besar, dan orangtua harus menjadi panduan kuat untuk
membimbing mereka melalui masa ini. Tujuan dari fase ini adalah membantu anak
memahami konsekuensi tindakan mereka dan mengembangkan rasa tanggung jawab.
3. Perlakukan Anak sebagai Sahabat (Usia 15-21 tahun). Pada tujuh tahun ketiga
dan terakhir, Ali RA menyarankan orangtua untuk memperlakukan anak mereka
sebagai sahabat. Di fase ini, anak mulai bertransisi ke masa dewasa. Mereka mulai
mengambil keputusan sendiri dan menghadapi tantangan hidup yang lebih kompleks.
Sebagai sahabat, orangtua harus berada di sana untuk mendengarkan, memberi
nasihat, dan mendukung anak mereka dalam perjalanan mereka menuju kemandirian.
1. Pendampingan dalam Belajar. Pada usia dini, anak mulai mengeksplorasi dunia
dan belajar dari pengalaman mereka. Sebagai pendamping, orangtua bertugas
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan membantu anak dalam
proses pembelajaran. Mereka dapat membantu anak memahami konsep yang sulit,
mengajarkan strategi belajar yang efektif, dan memberikan dukungan emosional saat
anak merasa frustasi atau bingung. Orangtua juga perlu membantu anak
mengembangkan etos kerja yang kuat dan menanamkan nilai penting belajar seumur
hidup.
Secara keseluruhan, pendampingan yang efektif adalah tentang lebih dari sekadar
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anak. Ini tentang membantu anak-anak
mereka memahami dunia di sekitar mereka, belajar dari pengalaman mereka, dan
berkembang menjadi individu yang penuh rasa hormat, bertanggung jawab, dan
berbudi pekerti. Ini tentang membentuk hubungan yang mendukung dan memperkaya,
yang memberdayakan anak-anak mereka untuk tumbuh dan berkembang menjadi
versi terbaik dari diri mereka. Ini adalah peran orangtua dalam kehidupan anak-anak
mereka, dan itu adalah peran yang sangat penting dan berharga.
a. Kiri + Kanan = kejelasan dan pemahaman : bantu anak anda menggunakan otak kiri yang logis dan
otak kanan yang emosional sebagai satu tim.
1. Menyambung dan mengarahkan: Ketika anak Anda kesal, jalin koneksi secara emosi lebih dulu, otak
kanan dengan otak kanan. Kemudian, begitu anak Anda sudah lebih terkendali dan reseptif, hadirkan
pelajaran dan disiplin dari otak kiri. 2. Menamai untuk menjinakkan: Saat emosi-emosi hebat dari otak
kanan mengamuk tak terkendali, bantu anak Anda menyampaikan cerita tentang apa yang
menggelisahkan mereka, sehingga otak kiri mereka dapat membantu mengartikan pengalaman mereka
dan mereka bisa merasa lebih memegang kendali.8 8 Ibid.,hal 291 11 3
. MENGINTEGRASIKAN OTAK ATAS DENGAN OTAK BAWAH a. Mengembangkan otak bagian atas:
Perhatikan cara- cara untuk membantu membangun otak bagian atas yang canggih, yang berada dalam
"proses konstruksi" sepanjang masa kanak-kanak dan remaja, serta dapat “di bajak” oleh otak bagian
bawah, terutama pada situasi yang sangat emosi b. Yang anda dapat lakukan: 1. Membujuk, bukan
memarahi : pada situasi-situasi saat emosi, bujuk otak bagian atas anak anda, alih-alih menyulut otak
bagian bawahnya. Jangan langsung mengluarkan kartu “ pokoknya itu perintah ayah/ibu”. Justru, ajukan
prtanyaa, minta alternatife bahkan negosiasilah. 2. Gunakan agar tidak hilang : berikan banyak peluang
untuk melatih otak bagian atasnya. Mainkan permainan “Apa yang akan kau lakukan”?, dan hindari
menyelamatkan anak dari keputusan-keputusan yang sulit. 3. Gerakkan agar tidak hilang : saat anak
kehilangan hubungan dengan otak bagian atasnya, bantu dia mengembalikan keseimbangan dengan
memintanya menggerakaan tubuhnya.9 4. MENGINTEGRASIKAN MEMORI a. Ubah yang implisit eksplisit:
Bantu anak-anak Anda mengubah memori implisit mereka menjadi eksplisit. agar pengalaman-
pengalaman masa lalu mereka tidak akan memengaruhi mereka dengan cara-cara yang melemahkan. b.
Yang anda dapat lakukan: 1. Gunakan remote pikiran: Saat seorang anak enggan menceritakan sebuah
kejadian yang menyakitkan, remote internal memungkinkan dirinya untuk mene- kan tombol pause,
mengulang. dan mempercepat sebuah kisah selagi dia menyampaikannya, agar dia dapat memegang
kendali terhadap seberapa banyak yang dia saksikan.