Anda di halaman 1dari 12

Assalmualaikum wr.

wb

Robbi s rohli sodri wayassirli amri wahlul.ukdatammilisani yafkahul kauli amma ba’du

Saya ucapkan Terimasih untuk kepala sekolah dan ibu guru yang telah memberikan ruang dan
tempatnya

Dan saya ucapkan juga kepada wali murid yang telah hadir mungkin sebelumnya sudah kenal saya
belum

Untuk terhindar dari rasa hal-hal tersebut, Anda perlu mempelajari dan memahami menjadi sosok
orang tua yang baik dan menjadi anutan anak Anda.

Mulailah dengan memahami karakter anak, coba untuk menghargai setiap tindakan baik yang mereka
buat, dan yang terpenting adalah buat lingkungan di mana mereka tinggal seaman dan senyaman
mungkin.

Cara Menjadi Orang Tua yang baik

1. Ekspresikan Kasih Sayang

Anak-anak mendambakan kasih sayang dari orang tua. Mereka ingin merasa dicintai untuk
mengetahui bahwa mereka aman. Jadi, jangan ragu untuk menunjukkan kasih sayang Anda kepada
anak-anak Anda.

Beri tahu mereka bahwa Anda mencintai mereka, beri mereka pelukan dan ciuman.

2. Berikan Lingkungan yang Aman dan Sehat

Lingkungan tempat anak-anak Anda tumbuh akan berdampak pada karakter dan kesejahteraan
mereka. Oleh karena itu, pastikan untuk mengatur rumah Anda di lingkungan di mana ada
kedamaian serta keamanan, dan di mana mereka akan mendapatkan nilai-nilai moral yang baik dari
orang-orang yang berintegritas.

3. Buat Mengerti bahwa Disiplin Bukan Hukuman

Bantu anak-anak Anda mencintai disiplin dengan membuat mereka mengerti bahwa tidak ada yang
perlu ditakuti. Karena itu, jangan samakan hukuman dengan disiplin. Disiplin juga dapat
melibatkan pemberian hal positif, seperti penghargaan.

4. Konsisten dengan Aturan yang Anda Tetapkan


Setiap kali Anda menetapkan aturan di rumah, konsistenlah dalam menerapkannya. Jangan
membengkokkannya karena anak-anak Anda mengeluh atau Anda sendiri tidak dapat mengikuti
mereka. Jadilah contoh yang baik.

5. Jangan Bertengkar dengan Pasangan di Depan Mereka

Adalah normal bagi pasangan untuk bertengkar kadang-kadang, tetapi anak-anak tidak boleh
menyaksikannya. Hindari berdebat di depan anak-anak Anda, karena dapat berdampak pada
kesehatan emosional mereka. Hal ini dapat mengakibatkan kecemasan, ketakutan, depresi, dan
bahkan pemberontakan.

6. Hargai Mereka

Jangan malu-malu memuji anak-anak Anda setiap kali mereka melakukan sesuatu yang layak
dihargai. Biarkan mereka tahu bahwa Anda bangga dengan mereka.

7. Jangan Membandingkan Anak-anak Anda

Satu di antara kesalahan terburuk yang dilakukan beberapa orang tua adalah membandingkan anak-
anak mereka dengan saudara kandung mereka atau anak-anak lain.

Perlu diketahui hal ini dapat menyebabkan masalah serius pada kesehatan emosional anak. Setiap
anak adalah unik sehingga tidak adil bagi mereka untuk dibandingkan dengan orang lain.

8. Biarkan Mereka Membuat Kesalahan

Jangan khawatir tentang anak-anak Anda melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Anda, diri
Anda sendiri, tumbuh lebih dewasa melalui berbagai kesalahan. Jadi, biarkan anak Anda
mengeksplorasi kemungkinan dan lingkungannya.

9. Tetapkan Batas Aman untuk Eksplorasi Mereka

Peran Anda sebagai orang tua adalah membimbing anak-anak Anda saat mereka menjelajahi dunia
mereka. Untuk melindungi mereka dalam fase ini, tetapkan batasan yang akan membuat mereka
aman dari bahaya fisik, emosional, mental, dan spiritual.

Pastikan Anda tidak berlebihan karena Anda dapat membatasi mereka.


10. Jangan Pilih Kasih
Jika Anda memiliki beberapa anak, jangan pernah melakukan kesalahan dengan lenih menyukai satu
dibandingkan buah hati Anda lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan pemberontakan, turunnya harga
diri, rasa tidak aman, dan kecemburuan di antara saudara kandung. Perlakukan buah hati Anda semua
sama.
11. Letakkan Kebutuhan Mereka di atas Kebutuhan Anda
Hal ini menjadi hal yang sangat wajar sebagai orang tua. Anda tak boleh melupakan hal ini.
12. Beri Mereka Tanggung Jawab
Untuk melatih anak Anda bertanggung jawab, mulailah memberi mereka tanggung jawab. Anda
dapat menugaskan mereka pekerjaan rumah tangga atau membiarkan mereka mengasuh adik-adik
mereka.
3. Biarkan Mereka Memecahkan Masalah Mereka Sendiri
Jika Anda ingin anak Anda mandiri, jangan mengambil alih ketika mereka menghadapi
masalah. Biarkan mereka mencari tahu sendiri. Tentu saja, Anda dapat menunjukkan dukungan
dengan memberikan saran atau nasihat dan menyemangati mereka ketika mereka putus asa.
14. Jangan Menetapkan Harapan yang Tinggi
Hal ini dapat menyebabkan terlalu banyak tekanan pada anak-anak Anda, yang dapat mengakibatkan
rendahnya harga diri saat mereka tumbuh dewasa.
Kegagalan untuk memenuhi harapan Anda akan membuat mereka berpikir bahwa mereka tidak
cukup baik, yang dapat membunuh motivasi mereka.
15. Dorong Mereka untuk Mengembangkan Bakat Mereka
Satu di antara hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk anak-anak Anda adalah mendukung
mereka untuk mengembangkan bakat mereka. Anda dapat mendaftarkan mereka di kelas seni,
membiarkan mereka bergabung dengan klub sekolah, dan membeli materi yang akan membantu
mereka meningkatkan keterampilan mereka. Anda juga dapat mendorong mereka untuk
menggunakan bakat mereka untuk melayani Tuhan.
16. Bergaul dengan Mereka
Anak-anak tumbuh dengan cepat, dan sebelum Anda menyadarinya, mereka sudah pindah dari
rumah. Karena itu, habiskan waktu bersama mereka selagi bisa. Anda dapat bermain bersama,
menonton film, atau pergi keluar secara teratur dengan mereka.

parenting membahas apa saja?


Parenting adalah cara pola asuh mendidik anak bagaimana orang tua memberikan
perlindungan, perawatan dan mengamati perkembangan yang sehat juga kegiatan
hingga tumbuh dewasa. Saat ini banyak pola pengasuhan anak untuk membangun
karakter dan perilaku positif di kehidupan terutama agama, diri, bangsa dan negara
parenting adalah orang yang sedang melakukan atau mengerjakan aktivitas sebagai orang tua.
Selanjutnya kata parenting berdasar makan atau arti merupakan ilmu tentang mengasuh,
membimbing, serta mendidik anak dengan cara baik dan benar.

parenting adalah orang yang sedang melakukan atau mengerjakan aktivitas sebagai orang tua.
Selanjutnya kata parenting berdasar makan atau arti merupakan ilmu tentang mengasuh,
membimbing, serta mendidik anak dengan cara baik dan benar.

rinsip utama pola asuh (parenting) yang baik adalah membesarkan dan mendidik anak dengan
penuh kasih sayang, sekaligus mendukung, membimbing, dan menjadi teman yang
menyenangkan

Orangtua, Simak Bentuk Pendampingan


Pada Anak di Masa Sulit Ini
Ketahui situasi yang dihadapi anak

Tentu pada kenyataannya, anak tidak terpengaruh langsung atau tidak mengerti situasi sulit yang
terjadi pada lingkungannya.

Tetapi anak terdampak sebagai akibat dari respon atas situasi sulit yang dialami orang yang ada
di sekitarnya. Khususnya orang tua dan anggota keluarga inti lainnya.

 Jika kesehatan fisik anak menurun, maka orang tua harus memperhatikan asupan dan gizi.
 Jika anak takut, cemas, mudah menangis dan marah, maka orang tua harus banyak
mendengarkan dan menciptakan suasana komunikasi positif serta menyenangkan.
 Jika kebutuhan bermain tidak terpenuhi, maka beri ruang aman untuk bergerak dan bermain.
 Jika kesempatan bersosialisasi berkurang, maka beri kesempatan berkomunikasi dengan teman-
temannya.
 Jika bermain gawai terlalu lama, maka coba atur dan sepakati waktu penggunaan gawai.

Bentuk dukungan psikologis pada anak

1. Kenali dan beri perhatian

Hal ini bisa untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan anak agar merasa nyaman dan tenang.
Orang tua bisa:

 Menanyakan kondisi anak


 Membangun kelekatan atau kedekatan dengan anak
 Mengenali permasalahan anak
 Mengenali kebutuhan anak
 Membuat suasana nyaman

2. Dengarkan

Ini bisa untuk memahami penyebab anak merasa tidak nyaman. Orang tua bisa:

 Mendengarkan sepenuh hati perasaan anak


 Menyimak penjelasan anak
 Merespon cerita anak
 Memberi pengetahuan dan pengertian tentang hal yang terjadi

3. Lakukan

Coba melakukan aktivitas bermakna untuk mengurangi dampak dari situasi sulit pada anak.
Orang tua bisa:

 Mengajak anak bermain atau melakukan aktivitas di rumah


 Mendongeng dan membacakan buku cerita
 Menonton film bersama yang sesuai dengan usia anak

4. Menghubungkan

Merencanakan dukungan lanjutan jika orang tua masih mengalami kesulitan dalam membantu
anak. Orang tua bisa:

 Menghubungi anggota keluarga lain, guru atau orang tua lain yang dinilai bisa membantu
 Menghubungi pihak yang memiliki kapasitas profesional untuk membantu (psikolog, dokter,
puskesmas)

Jadi, orang tua harus menjadi teman sekaligus sahabat yang baik bagi anak. Tentu dalam situasi
apapun termasuk pada masa pandemi ini.
Salah satu kewajiban orang tua adalah mengetahui cara mendidik anak untuk dapat
membimbingnya dengan baik supaya kelak memiliki karakter yang positif dan juga pintar dalam
menghadapi segala hal di dalam hidupnya. Oleh karena itu, Ibu perlu memperkaya diri dengan
berbagai pola pengasuhan dan mempelajari apa saja yang perlu diajarkan sejak dini pada si
Kecil. Simak ulasan mengenai beberapa tips atau cara membuat anak pintar dan cerdas yang bisa
Ibu terapkan selama membimbing anak berikut ini.
pa tujuan mempelajari cara mendidik anak?
Dilansir dari Scientific American di tahun 2015 pada artikel yang berjudul The Secret to Raising
Smart Kids, sebagian besar orang masih menganggap kecerdasan atau skill merupakan kunci dari
keberhasilan. Padahal, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa terlalu berfokus pada
kedua hal tersebut justru dapat
membuat individu lebih mudah mengalami kegagalan, takut akan tantangan, dan tidak mau
belajar.
Hal yang lebih penting adalah Ibu perlu lebih berfokus pada proses pertumbuhan si Kecil.
Pencapaian memang penting, akan tetapi proses untuk meraihnya merupakan aspek yang lebih
penting.
Pintar bukan berarti harus memiliki nilai yang baik di sekolah atau juara dalam berbagai
kompetisi. Cara mendidik anak yang sebaiknya dilakukan adalah agar kelak si Kecil
pintar dalam menjalani hidup dan selalu termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Selalu menyempatkan untuk berinteraksi dengan
anak
Sebagian besar orang tua sudah pasti akan menghabiskan waktu bersama si Kecil. Namun, Anda
dianjurkan untuk tidak hanya menemani mereka bermain saja, tetapi juga ikut berpartisipasi
dalam setiap kegiatannya sebagai salah satu cara membuat anak cerdas dan pintar.
Ajak si Kecil untuk bermain bersama, contohnya seperti membaca buku atau aktivitas fisik
seperti jalan-jalan santai. Selain itu, pelajari juga bagaimana cara ia bersosialisasi apabila sudah
memasuki usia sekolah.
Dengan mengajak interaksi atau mengobrol, Anda akan mengetahui siapa saja teman yang ia
suka dan kemudian Anda juga dapat mengajarkan beberapa hal penting dalam bersosialisasi .
Menjadi contoh baik agar si Kecil mengikutinya
Apabila Anda berekspektasi si Kecil untuk memiliki perilaku tertentu, lakukan terlebih dulu
perilaku tersebut. Anak-anak akan lebih mudah belajar dengan melihat kebiasaan atau perilaku
yang dilakukan orang tua.
Semua hal akan diikuti oleh si Kecil, mulai dari cara Anda merawat diri sendiri, bersosialisasi,
menghadapi sebuah masalah pribadi hingga cara mengontrol emosi ketika mengajarkan si Kecil
tentang hal yang salah dan benar.
Dengan kata lain, orang tua perlu memberi contoh perilaku kepada si Kecil. Cara mendidik anak
seperti ini lebih efektif bila dibandingkan dengan hanya menyuruh secara verbal.

Ajarkan si Kecil untuk bisa menghargai sesuatu


dan selalu bersyukur
Kata-kata seperti "terima kasih", "tolong", dan "sama-sama" merupakan langkah sederhana yang
bisa mulai diajarkan orang tua sebagai cara menghargai sesama.
Contohnya Ibu bisa memberikan tugas yang sesuai kemampuannya lalu menyampaikan "terima
kasih" setiap kali ia selesai melakukannya. Dengan demikian, si Kecil kelak dapat lebih
menghargai orang lain.

Berikan penghargaan setiap si kecil berhasil


melakukan sesuatu
Dikutip dari American Academy of Pediatrics, setiap kali Anda mendapati si kecil melakukan
sebuah hal positif, selalu berikan pujian atau bentuk penghargaan. Pujian dari orang terdekat
merupakan salah satu hadiah berharga bagi anak.
Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter tentang bagaimana cara untuk mendorong si kecil
untuk melakukan kegiatan positif beserta cara membimbingnya.

Dorong anak untuk mengambil risiko dan


mengalami kegagalan
Meski orang tua secara alami akan selalu melindungi si Kecil dan menjauhkannya agar tidak
merasa kesal atau marah, membiarkan ia mengambil risiko dan merasakan kegagalan dapat
mengajarkan ia skill penting dalam hidup sejak dini.
Rasa takut akan muncul jika anak tidak terbiasa mengambil risiko dan melakukan hal yang
mungkin saja merupakan langkah terbaik dan perlu dilalui. Ketika Anda mendorong anak untuk
gagal sejak dini, rasa takut ketika ia dewasa dalam menghadapi persoalan hidup akan berkurang.
Nah selain dari stimulasi, Bunda juga harus meneruskan pemenuhan nutrisi si Kecil, terutama
nutrisi untuk perkembangan otaknya.
Sebab, perkembangan otak yang optimal merupakan fondasi penting untuk mendukung
kemampuan belajar si Kecil. Namun, masih banyak Bunda yang tidak menyadari bahwa 90%
perkembangan otak si Kecil tercapai di usia 5 tahun.
Maka itu, penting untuk Bunda terus melanjutkan pemberian nutrisi optimal untuk mendukung
perkembangan otak si Kecil yang pesat dan kesiapan belajarnya memasuki usia pra-sekolah (usia
3-5 tahun) ini.
Yuk, teruskan nutrisinya dengan SGM Eksplor 3+, satu-satunya dengan IronC™ untuk dukung
2x penyerapan nutrisi penting, yang juga dilengkapi DHA, Minyak Ikan Tuna, Omega 3&6 serta
nutrisi penting lainnya untuk mendukung perkembangan kognitif si Kecil & siapkan prestasinya.
Jangan lupa daftarkan diri Bunda di Klub Generasi Maju untuk dapatkan akses ke banyak fitur-
fitur menarik lainnyal. Gratis

Pentingnya Pendampingan Terhadap Anak. Pendampingan terhadap anak yang


efektif dari orangtua sangat penting. Melalui pendampingan, orangtua dapat
memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan dukungan dan bimbingan yang
mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat. Orangtua dapat
membantu anak-anak mereka memahami dan menavigasi dunia di sekitar mereka,
memberikan mereka alat yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan, dan
membantu mereka menjadi individu yang bertanggung jawab, empatik, dan penuh
kasih.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, dan
pendekatan yang efektif bagi satu anak mungkin tidak efektif bagi yang lain. Oleh
karena itu, dalam mempraktikkan pendampingan, penting bagi orangtua untuk
memahami kebutuhan, minat, dan kepribadian unik anak mereka, dan menyesuaikan
pendekatan mereka sesuai dengan ini.

Pendampingan Anak dalam Islam

Mendampingi dan membesarkan anak adalah tanggung jawab yang mengharuskan


orangtua untuk menghadirkan pendekatan yang tepat pada setiap tahap
perkembangannya. Dalam konteks ini, pendekatan Ali bin Abi Tholib, tokoh penting
dalam sejarah Islam, memberikan panduan berharga. Ali Karamallahu Wajhah
menggambarkan bagaimana memperlakukan anak dalam tiga fase yang berbeda
berdasarkan usia mereka.

1. Perlakukan Anak sebagai Raja (Usia 0-7 tahun). Pada tujuh tahun pertama
kehidupannya, anak harus diperlakukan sebagai raja. Pada fase ini, anak benar-benar
tergantung pada orangtuanya. Orangtua perlu memenuhi kebutuhan dasar anak,
memastikan mereka merasa aman, dicintai, dan dihargai. Peran orangtua adalah
menciptakan lingkungan yang aman dan mendorong untuk pertumbuhan dan
eksplorasi anak. Dengan cara ini, anak merasa bebas untuk bereksplorasi dan belajar
dari lingkungan mereka dengan rasa aman.

2. Perlakukan Anak sebagai Tawanan (Usia 8-14 tahun). Saat memasuki tujuh
tahun berikutnya, Ali RA menyarankan agar anak diperlakukan sebagai "tawanan".
Istilah ini bukan dalam arti negatif, melainkan memahami bahwa anak pada tahap ini
memerlukan struktur dan disiplin. Anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu dan
kemandirian yang lebih besar, dan orangtua harus menjadi panduan kuat untuk
membimbing mereka melalui masa ini. Tujuan dari fase ini adalah membantu anak
memahami konsekuensi tindakan mereka dan mengembangkan rasa tanggung jawab.

Baca juga: Inilah Obat Cemas dan Galau

3. Perlakukan Anak sebagai Sahabat (Usia 15-21 tahun). Pada tujuh tahun ketiga
dan terakhir, Ali RA menyarankan orangtua untuk memperlakukan anak mereka
sebagai sahabat. Di fase ini, anak mulai bertransisi ke masa dewasa. Mereka mulai
mengambil keputusan sendiri dan menghadapi tantangan hidup yang lebih kompleks.
Sebagai sahabat, orangtua harus berada di sana untuk mendengarkan, memberi
nasihat, dan mendukung anak mereka dalam perjalanan mereka menuju kemandirian.

Pendekatan Ali RA memberikan gambaran tentang bagaimana pendampingan anak


dapat disesuaikan dengan tahapan perkembangan mereka. Dengan mengikuti prinsip
ini, orangtua dapat mendukung anak mereka dalam pertumbuhan dan perkembangan
mereka, memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pemahaman yang
mereka butuhkan untuk sukses di setiap tahap kehidupan mereka. Sehingga,
pentingnya pendampingan anak sangat jelas dalam mempersiapkan anak untuk hidup
dalam masyarakat dan membantu mereka menjadi individu yang sehat, bahagia, dan
produktif.

Peran Penting Orangtua dalam Mendampingi Anak

Dalam proses pembesaran anak, orangtua memegang peran penting sebagai


pendamping dalam berbagai aspek kehidupan anak, mulai dari belajar, bergaul,
mengerjakan tugas, hingga menggunakan gadget. Pendampingan orangtua merupakan
unsur kunci dalam membentuk karakter anak dan mempersiapkan mereka untuk
menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

1. Pendampingan dalam Belajar. Pada usia dini, anak mulai mengeksplorasi dunia
dan belajar dari pengalaman mereka. Sebagai pendamping, orangtua bertugas
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan membantu anak dalam
proses pembelajaran. Mereka dapat membantu anak memahami konsep yang sulit,
mengajarkan strategi belajar yang efektif, dan memberikan dukungan emosional saat
anak merasa frustasi atau bingung. Orangtua juga perlu membantu anak
mengembangkan etos kerja yang kuat dan menanamkan nilai penting belajar seumur
hidup.

Baca juga: Pendidikan Kunci Terhindar Kejahiliyahan

2. Pendampingan dalam Bergaul. Seiring bertambahnya usia, anak akan mulai


memperluas lingkaran sosial mereka dan berinteraksi dengan berbagai orang. Dalam
hal ini, orangtua perlu membimbing anak dalam menjalin hubungan sosial yang sehat
dan mengajarkan mereka cara berinteraksi dengan orang lain dengan sopan dan
hormat. Orangtua juga perlu membantu anak mengenali dan menghadapi situasi sosial
yang sulit, seperti penolakan, konflik, atau tekanan sebaya.
3. Pendampingan dalam Mengerjakan Tugas. Tugas, baik itu dari sekolah atau
tanggung jawab rumah tangga, adalah bagian penting dalam kehidupan anak. Melalui
tugas, anak belajar tentang tanggung jawab, manajemen waktu, dan pentingnya kerja
keras. Sebagai pendamping, orangtua perlu membantu anak dalam menyelesaikan
tugas mereka, baik dengan membimbing mereka melalui proses atau dengan
memberikan bantuan ketika mereka menghadapi kesulitan. Namun, penting bagi
orangtua untuk memastikan bahwa anak tetap memiliki kesempatan untuk belajar dan
tumbuh dari pengalaman mereka sendiri.

4. Pendampingan dalam Menggunakan Gadget. Di era digital ini, anak-anak


semakin dini berinteraksi dengan teknologi. Meskipun gadget dapat menjadi alat
pembelajaran yang berharga, mereka juga bisa menimbulkan risiko, seperti paparan
konten yang tidak pantas atau cyberbullying. Sebagai pendamping, orangtua perlu
memonitor penggunaan gadget oleh anak, mengajarkan mereka tentang internet dan
media sosial yang aman, dan memastikan bahwa mereka menjaga keseimbangan yang
sehat antara waktu layar dan aktivitas offline.

Secara keseluruhan, pendampingan yang efektif adalah tentang lebih dari sekadar
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anak. Ini tentang membantu anak-anak
mereka memahami dunia di sekitar mereka, belajar dari pengalaman mereka, dan
berkembang menjadi individu yang penuh rasa hormat, bertanggung jawab, dan
berbudi pekerti. Ini tentang membentuk hubungan yang mendukung dan memperkaya,
yang memberdayakan anak-anak mereka untuk tumbuh dan berkembang menjadi
versi terbaik dari diri mereka. Ini adalah peran orangtua dalam kehidupan anak-anak
mereka, dan itu adalah peran yang sangat penting dan berharga.

2. MENGINTEGRASIKAN OTAK KIRI DENGAN OTAK KANAN

a. Kiri + Kanan = kejelasan dan pemahaman : bantu anak anda menggunakan otak kiri yang logis dan
otak kanan yang emosional sebagai satu tim.

b. Yang dapat anda lakukan:

1. Menyambung dan mengarahkan: Ketika anak Anda kesal, jalin koneksi secara emosi lebih dulu, otak
kanan dengan otak kanan. Kemudian, begitu anak Anda sudah lebih terkendali dan reseptif, hadirkan
pelajaran dan disiplin dari otak kiri. 2. Menamai untuk menjinakkan: Saat emosi-emosi hebat dari otak
kanan mengamuk tak terkendali, bantu anak Anda menyampaikan cerita tentang apa yang
menggelisahkan mereka, sehingga otak kiri mereka dapat membantu mengartikan pengalaman mereka
dan mereka bisa merasa lebih memegang kendali.8 8 Ibid.,hal 291 11 3

. MENGINTEGRASIKAN OTAK ATAS DENGAN OTAK BAWAH a. Mengembangkan otak bagian atas:
Perhatikan cara- cara untuk membantu membangun otak bagian atas yang canggih, yang berada dalam
"proses konstruksi" sepanjang masa kanak-kanak dan remaja, serta dapat “di bajak” oleh otak bagian
bawah, terutama pada situasi yang sangat emosi b. Yang anda dapat lakukan: 1. Membujuk, bukan
memarahi : pada situasi-situasi saat emosi, bujuk otak bagian atas anak anda, alih-alih menyulut otak
bagian bawahnya. Jangan langsung mengluarkan kartu “ pokoknya itu perintah ayah/ibu”. Justru, ajukan
prtanyaa, minta alternatife bahkan negosiasilah. 2. Gunakan agar tidak hilang : berikan banyak peluang
untuk melatih otak bagian atasnya. Mainkan permainan “Apa yang akan kau lakukan”?, dan hindari
menyelamatkan anak dari keputusan-keputusan yang sulit. 3. Gerakkan agar tidak hilang : saat anak
kehilangan hubungan dengan otak bagian atasnya, bantu dia mengembalikan keseimbangan dengan
memintanya menggerakaan tubuhnya.9 4. MENGINTEGRASIKAN MEMORI a. Ubah yang implisit eksplisit:
Bantu anak-anak Anda mengubah memori implisit mereka menjadi eksplisit. agar pengalaman-
pengalaman masa lalu mereka tidak akan memengaruhi mereka dengan cara-cara yang melemahkan. b.
Yang anda dapat lakukan: 1. Gunakan remote pikiran: Saat seorang anak enggan menceritakan sebuah
kejadian yang menyakitkan, remote internal memungkinkan dirinya untuk mene- kan tombol pause,
mengulang. dan mempercepat sebuah kisah selagi dia menyampaikannya, agar dia dapat memegang
kendali terhadap seberapa banyak yang dia saksikan.

Anda mungkin juga menyukai