Anda di halaman 1dari 49

Panduan Bagi

Orang Tua Dan Guru

MINDFUL PARENTING
Untuk Anak Usia Sekolah Dasar

Siti Fadjryana Fitroh, S.Psi., M.A


Eka Oktavianingsih, S.Pd., M.Pd
Dinda Rizki Tiara, S.Pd., M.Pd
KATA PENGANTAR
Anak pada usia – usia sekolah dasar, merupakan masa yang lebih sering
disebut sebagai periode intelektual, dibuktikan dengan bertambahnya pengetahuan
dan keterampilan disaat bertambahnya usia. Peran orangtua dalam pelaksanaan
pengasuhan sangat penting dan dapat mempengaruhi kondisi anak selanjutnya.
Orangtua harus memiliki bekal dan pengetahuan yang cukup bagaimana
memberikan pengasuhan yang tepat bagi anak di usia ini agar anak dapat
bertumbuh dan berkembang dengan optimal dan memiliki pengalaman yang baik.
Maka orangtua harus secara sadar memahami perannya dan sadar atas apa yang
dilakukan kepada anak.

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bagian 1 : Siapa itu Anak Usia SD
Bagian 2 : Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah
Bagian 3 : Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Tinggi
Bagian 4 : Cara Komunikasi Efektif Dengan Anak Sekolah Dasar
Bagian 5 : Pentingnya Keterilibatan Orangtua dalam Pendidikan Anak
Bagian 6 : Manfaat Keterilibatan Orangtua dalam Pendidikan Anak
Bagian 7 : Bentuk Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan Anak di Sekolah
Bagian 8 : Bentuk Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan Anak di Rumah
Bagian 9 : Bentuk Permasalahan Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Bagian 10 : Tindakan Preventif Permasalahan Anak

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAGIAN 1

Siapa Itu
ANAK USIA SD
Masa peralihan masa kanak – kanak awal ke masa
kanak – kanak akhir hingga menuju masa pra pubertas.

Anak usia sekolah dasar dibagi menjadi dua kelas.


 Kelas usia rendah (6 – 9 tahun)
 Kelas usia tinggi (9 – 12 tahun)
BAGIAN 2

KARAKTERISTIK ANAK
SEKOLAH DASAR KELAS
RENDAH
HUBUNGAN KUAT ANTARA
KEADAAN JASMANI DAN
PRESTASI SEKOLAH
Keadaan jasmani anak banyak memperngaruhi kegiatan
yang anak dapat lakukan, sehingga akan berhubungan
tingkat prestasi anak.

SUKA MEMUJI DIRI SENDIRI


Masa transisi usia anak dari dini ke masa pubertas
menjadikan anak masih lekat dengan beberapa karakteristik
anak usia dini, salah satunya egosentris, dimana anak melihat
dari sudut pandang dirinya sendiri.
MENGANGGAP TIDAK PENTING
PADA HAL YANG TIDAK BISA
DISELESAIKAN
Anak yang terbiasa diperhatikan aktivitasnya pada masa
pendidikan anak usia dini, memerlukan waktu untuk
memahami hal – hal yang menjadi kewajibannya.

ANAK SUKA MEMBANDINGKAN


DIRINYA DENGAN TEMANNYA
Anak suka membandingkan dirinya dengan temannya jika dia
berada pada kondisi yang lebih baik, dan hal itu bisa
membawa keuntungan untuk dirinya.
SUKA MEREMEHKAN ORANG
LAIN
Meremehkan orang lain biasa dilakukan anak ketika mereka
merasa dalam keadaan kurang baik dan hal itu menjadi
luapan emosi agar bisa memanipulasi perasaan
terancamnya.
BAGIAN 3

KARAKTERISTIK ANAK
SEKOLAH DASAR KELAS
TINGGI
PERHATIAN TINGGI PADA KEHIDUPAN
PRAKTIS SEHARI - HARI
Anak – anak yang telah beranjak menuju pra pubertas
memiliki perhatian lebih pada cara – cara melakukan
aktivitas sehari – hari, seperti ingin mencoba memasak,
memperbaiki barang rusak dan sebagainya.

MEMILIKI RASA INGIN TAHU,


BELAJA DAN REALISTIS YANG
TINGGI
Anak usia ini mulai memiliki rasa ingin tahu pada hal – hal
nyata yang terjadi di sekitar anak, mereka mencoba
menghubungkan informasi satu dengan informasi lain.
MULAI MEMILIKI MINAT PADA
PELAJARAN KHUSUS
Setelah memperhatikan banyak hal di lingkungan anak,
anak mulai memiliki kecenderungan untuk lebih suka
melakukan kegiatan atau mengikuti pelajaran yang anak
sukai. Mereka sudah bisa mengetahui apa yang menarik dan
tidak menarik bagi mereka.

MEMANDANG NILAI SEBAGAI


UKURAN PRESTASI
Anak mulai memahami bahwa nilai merupakan ukuran
prestasi yang telah mereka raih. Pada poin ini lah orangtua
perlu memberikan arahan bahwa pemahaman lebih penting
dari sekadar angka.
SUKA BERKELOMPOK DENGAN TEMAN
SEBAYA UNTUK BERMAIN DAN
MEMBUAT PERATURAN TERSENDIRI
Anak suka berkelompok dengan temannya untuk melakukan
aktivitas bersama dan mereka pun mulai bisa membuat
peraturannya yang berlaku bagi kelompok mereka sendiri
dan sesuai dengan karakter kelompok itu.
BAGIAN 4

CARA KOMUNIKASI
EFEKTIF DENGAN ANAK
USIA SEKOLAH DASAR
 Pahami Situasi Anak
Saat berkomunikasi dengan anak perlu perhatikan situasi yang
ada pada anak. Tahanlah komunikasi dengan anak ketika mereka
merasa terlalu lelah, sedih atau takut. Komunikasilah pada situasi
anak yang tenang sehingga lebih mudah memahami maksud
pembicaraan orangtua.

Tatap Mata dan Kondisikan Posisi Sejajar


Dengan Anak Dan Pastikan Anak Nyaman
Saat Berkomunikasi
Posisikanlah diri orangtua sejajar dengan anak, tidak lebih tinggi
atau lebih rendah. Kesetaraan kondisi fisik ini akan membuat
anak merasa lebih nyaman untuk berkomunikasi dengan
orangtua.

 Lihat Ekspresi Wajah Anak


Ekspresi anak dapat memberikan tanda tentang apa yang anak
sedang rasakan saat itu juga. Ketika orangtua tahu apa yang
dirasakan oleh anak maka orangtua dapat menyesuaikan
komunikasi saat itu.

 Bertanya Apa Yang Terjadi


Orangtua wajib menanyakan apa yang terjadi pada anak,
meskipun orangtua sudah mengetahui yang terjadi. Hal ini
mendorong anak untuk terbuka dan menjelaskan hal yang
terjadi dari sisi anak, sehingga orangtua bisa menyesuaikan hal
yang perlu disampaikan pada anak.
 Bicara Dengan Suara Tenang Dan Pelan
Orangtua harus mengkondisikan keadaannya hingga tenang saat
akan berkomunikasi dengan anak meski sebelumnya sedang
dalam kondisi emosi yang tinggi. Bicara suara tenang membuat
anak lebih nyaman dalam berkomunikasi.

 Ajukan Pertanyaan Yang Membuat Anak


Bercerita Lebih Banyak
Saat berkomunikasi dengan anak, berilah mereka pertanyaan
yang memberikan kesempatan mereka untuk bercerita, seperti
proses kejadian, rencana kegiatan atau alasan melakukan sebuah
kegiatan tersebut.

 Hindari Pertanyaan Dengan Jawaban


Tertutup
Hindari pertanyaan yang dapat dijawab dengan kata – kata
“iya” atau “tidak”. Jawaban singkat tersebut akan memberikan
komunikasi yang kurang hidup dan mempersingkat intensitas
komunikasi dengan anak.

 Lakukan Kegiatan Bersama Yang


Memungkinkan Terjadi Komunikasi
Lakukanlah kegiatan dengan anak yang memungkinkan mereka
untuk bercerita dan saling tukar informasi. Hindari komunikasi
saat anak tidak bisa menjawab dan bercerita dengan baik,
seperti sedang bermain dengan teman, main gawai atau sedang
serius mengerjakan tugas.

 Hindari Memotong Pembicaraan Anak


Saat orangtua memotong pembicaraan anak, anak akan merasa
terkejut dan bisa memicu anak untuk tidak melanjutkan
pembicaraannya.

 Singkirkan Benda Atau Situasi Yang


Mengganggu
Orangtua perlu memperhatikan keadaan yang ada di sekitar anak.
Usahakan untuk bisa menatap anak secara langsung dan jelas
tanpa terhalangi benda. Selain itu hentikan dulu kegiatan yang
dapat mengganggu komunikasi, seperti menerima telepon atau
melakukan pekerjaan lain.

 Lebih Banyak Mendengarkan Anak


Tujuan kita berkomunikasi dengan anak adalah mengetahui
kondisi mereka dari sudut pandang mereka sendiri, sehingga
orangtua harus lebih banyak mendengar dan akhirnya bisa
memberikan tanggapan yang sesuai.

 Bercerita Pengalaman Orangtua Sendiri


Saat anak bercerita kejadian yang sedang dialaminya, orangtua
bisa memberikan contoh penyelesaiannya dengan bercerita
pengalaman orangtua pada kondisi yang sama, sehinga mereka
secara tidak langsung belajar.
 Tenang Dan Sabar
Tenang dan sabar adalah kunci dari berkomunikasi dengan anak.
Saat kita mengetahui adanya permasalahan yang terjadi pada
anak, kita tetap harus tenang dan sabar saat berbicara dengan
anak. Hal tersebut menjadi kesempatan anak untuk
menyampaikan masalah dan mendapatkan solusi dari orangtua.

 Gali Info Sebanyak Mungkin


Saat orangtua memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan
anak, jadikanlah waktu tersebut sebagai kesempatan untuk
mendapatkan informasi tentang mereka sebanyak mungkin. Info
dari anak bisa menjadi penjelasan keadaan yang sesungguhnya
yang terjadi.

 Ajukan Berbagai Topik Pembicaraan


Ajukan berbagai topik pembicaran dengan anak untuk
mengetahui berbagai kondisi anak atau jika adanya kesulitan
yang dirasakan pada anak. Jika anak hanya membicarakan topik
tertentu, maka kita bisa mengetahui kondisi anak secara utuh dan
anak bisa menyembunyikan hal tersebut dari orangtua.
BAGIAN 5

PENTINGNYA
KETERLIBATAN ORANGTUA
DALAM PENDIDIKAN ANAK
SEKOLAH DASAR
OPTIMALISASI HASIL BELAJAR
ANAK
Orangtua memiliki peran yang penting untuk mendukung
anak saat sedang belajar baik di rumah maupun di
sekolahsehingga hasil belajar anak lebih optimal.

MEMPENGARUHI
PENDIDIKAN ANAK
Pemilihan sekolah anak yang didasarkan
pemikiran dan keputusan dari orangtua
secara otomatis mempengaruhi
pendidikan anak.
PENDUKUNG PERKEMBANGAN
ANAK
Orangtua sebagai sumber pertama dalam perkembangan
anak dalam aspek apapun. Hal ini meliputi perkembangan
anak secara fisik, sosial emosional, bahasa hingga hal yang
berkaitan dengan moral anak, baik sebagai contoh maupun
memenuhi kebutuhan anak.
BAGIAN 6

MANFAAT KETERLIBATAN
ORANGTUA DALAM
PENDIDIKAN ANAK
SEKOLAH DASAR
MANFAAT UNTUK ANAK

 Memotivasi Akademik Anak


 Memiliki Kebiasaan Dan Perilaku Yang
Lebih Baik
 Keaktifan Anak Di Sekolah Meningkat
 Prestasi Anak Yang Baik
 Dapat Mendukung Perkembangan Anak
Yang Optimal
MANFAAT UNTUK ORANGTUA ATAU
KELUARGA
Mengetahui Perkembangan Anak Dengan
Baik
Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan
Tingginya Kepercayaan Diri Sebagai
Pendukung Anak
Lebih Mudah Meningkatkan Motivasi Anak
Untuk Sekolah
MANFAAT UNTUK GURU
 Lebih memahami ekologi anak
 Meningkatkan kepercayaan orangtua
dan guru
 Meningkatakan profesionalisme guru
 Memudahkan komunikasi guru pada
orangtua

BAGIAN 7
BENTUK KETERLIBATAN
ORANGTUA DALAM
PENDIDIKAN ANAK DI
SEKOLAH
 Menghadiri Dan Mengatur Pertemuan Antara
Guru Dan Orangtua
Menghadiri pertemuan orangtua dengan guru di sekolah dapat
memberikan informasi kepada orangtua terkait dengan rencana
kegiatan anak maupun perkembangan anak selama di sekolah.

 Mengatur Acara Informal Sekolah


(Merencanakan Acara Sekolah, Outing Class)
Orangtua dapat membantu guru untuk merencakaan kegiatan
informal sekolah anak. Orangtua bisa ikut serta dalam proses
perencanaannya atau memberikan masukan terkait dengan
pelaksanaan kegiatan. Selain itu guru juga perlu untuk
menawarkan secara terbuka pelibatan orangtua dalam kegiatan
anak.
 Memastikan Kesuksesan Acara Informal
(Mengundang, Memfasilitasi Para Hadiran)
Orangtua bisa terlibat dalam kegiatan informal di sekolah anak
dengan memastikan kesuksesan dari acara tersebut. Mudahnya
bagi orangtua bisa ikut menyebarkan undangan kepada wali
murid lainnya atau juga bisa ikut memfasilitasi sesuai dengan
kemampuan orangtua.
 Membangun Komunikasi Dengan Guru
(Komunikasi Langsung Dan Tertulis)
Komunikasi dengan guru merupakan kunci penting dalam
keterlibatan orangtua di sekolah. Komunikasi dapat terjadi bila
guru maupun orangtua sama – sama terbuka dan berkomitmen
untuk saling memberikan informasi tentang anak, sehingga
pendidikan yang diberikan pada anak betul – betul sesuai dengan
keadaan yang dibutuhkan anak.
 Ikut Serta Berpartisipasi Dalam Pembelajaran
Atau Sebagai Sumber Belajar
Jarang sekali orangtua ikut serta di dalam pembelajaran di
sekolah sebagai sumber belajar anak. Namun sebenarnya guru
dan orangtua bisa merancang kegiatan dimana orangtua bisa
menjadi sumber belajar anak, sehingga anak memiliki motivasi
yang tinggi dalam belajar. Orangtua bisa menjelaskan hal yang
berkaitan dengan pekerjaannya, atau keahlian orangtua lainnya.
 Ikut Dalam Pengambilan Keputusan
Ikut serta dalam pengambilan keputusan pada hal yang berkaitan
dengan anak merupakan salah satu cara terlibat dalam pendidikan
anak. Orangtua dapat memberikan masukan hal yang baik untuk
anak maupun bisa ikut mengkritisi keputusan yang kurang sesuai
dengan anak. Guru dan pihak sekolah harus terbuka dengan
pandangan dari orangtua dan menjadikannya sebagai bahan
pertimbangan.
 Mengadakan Homevisit
Kunjugan guru ke sekolah saat ini makin jarang dilakukan,
padahal hal tersebut sangat penting untuk guru agar dapat
mengetahui kondisi lingkungan anak. Orangtua dan guru dapat
membuat kesepakatan tentang pelaksanaan homevisit, mulai dari
kesediaan waktu kepentingan serta pemberian informasi yang
sesuai dengan kebutuhan, dan kedua pihak pun harus memahami
kondisi satu sama lain. Hal ini menjadikan kedekatan antara
guru, orangtua serta anak menjadi lebih baik dan pendidikan pun
bisa dilakukan selaras dan saling mendukung.
BAGIAN 8

BENTUK KETERLIBATAN
ORANGTUA DALAM
PENDIDIKAN ANAK DI
RUMAH
 Mengarahkan Kegiatan Pada Anak
Jika di sekolah kegiatan anak dirancang oleh
para guru, maka jika anak di rumah perancang
kegiatan mereka adalah orangtua. Orangtua
dapat mengarahkan dan menyediakan media
yang tepat untuk anak berkegiatan baik.

 Memperhatikan gizi dan keamanan


anak
Salah satu hal yang sering dilupakan oleh
orangtua adalah memperhatikan asupan gizi sang
anak. Orangtua terlalu sibuk sehingga lebih
memilih makanan yang mudah dan akan disukai
oleh anak.
 Komunikasi Dengan Anak Tentang
Pembelajaran Di Sekolah
Selain bertanya langsung pada guru, orangtua dapat
mendengarkan dan memberikan tanggapan pada cerita anak
terkait dengan pembelajaran anak. Komunikasi ini akan
memudahkan anak menjelaskan kondisi sesungguhnya dan
orangtua bisa mengetahui dengan pasti hal yang perlu dilakukan.

 Membantu Anak Menyelesaikan Tugas Rumah


Membantu anak dalam menyelesaikan tugas rumah, bukan
berarti kita dapat mengambil alih tugas mereka secara utuh.
Orangtua perlu mengetahui hal apa saja yang perlu orangtua
bantu dan sejauh mana bantuan tersebut diberikan sehingga anak
tetap mengetahui kewajiban dan merasakan peran orangtua
secara bersamaan.
 Menemani Anak Saat Beraktivitas
Menemani anak saat beraktivitas memang tidak mudah, apalagi
bagi orangtua yang bekerja. Namun mengingat pentingnya
kegiatan tersebut, orangtua dapat secara bergantian mendampingi
anak dalam beraktivitas. Kegiatan tersebut tidak hanya untuk
membantu anak jika kesulitan, namun juga sebagai waktu
orangtua untuk mengarahkan, berkomunikasi dan juga
mengembangkan kemampuan anak.

 Memberikan Dukungan Motivasi


Pemberian dukungan untuk motivasi bisa dilakukan oleh
orangtua saat anak membutuhkan. Dukungan motivasi ini dapat
berupa perilaku, perkataan atau tindakan nyata untuk anak.
Jelaskan pula pada anak bahwa orangtua selalu mendukung
ketika hal yang dilakukan adalah hal positif.
BAGIAN 9

BENTUK PERMASALAHAN
PADA ANAK USIA SEKOLAH
DASAR
 Kesulitan belajar
 Bullying
 Banyaknya kasus pornografi
 Permasalahan perkembangan fisik
 Banyaknya anak yang tidak lulus
sekolah dasar
 Kekerasan dan penganiayaan anak
 Kasus kesehatan pada anak
BAGIAN 10

TINDAKAN PREVENTIF
PERMASALAHAN ANAK
 Memantau Perkembangan Anak
Permasalah besar pada ana usia dini banyak
diakibatkan oleh tidak perhatiannya orang tua atas
perkembangan anak. Orangtua bisa merasa tidak ada
yang salah dengan anak mereka karena tidak
mengetahui tahapan perkembangan anak mereka secara
umum.

 Memperhatikan Perilaku Anak


Adanya masalah dengan anak dapat dilihat melalui
perubahan perilaku anak. Orangtua dapat segera
mencari tahu penyebab perubahan perilaku pada
anaknya agar lebih cepat menyeselesaikan
permasalahan yang ada.
 Berkomunikasi Dengan Anak
Orangtua dengan komunikasi yang sedikit dengan anak akan sulit
mengetahui permasalahan yang terjadi. Anak tidak merasa dekat
dengan orangtuanya sehingga anak tidak memberitahukan
perasaan atau hal yang sedang dialami. Maka perbanyak
komunikasi dengan anak untuk dapat mengetahui kondisi anak
sebenarnya.

 Berkomunikasi Dengan Guru


Tidak ada salahnya orangtua menanyakan kondisi anak pada guru.
Guru dapat mengetahui hal yang terjadi selama anak ada di
sekolah. Selain itu orangtua juga bisa memberikan informasi pada
guru tentang kondisi anak. Hal ini memunculkan lingkungan
bekerjasama untuk menjaga kondisi anak.
 Menjelaskan Hak Dan
Kewajiban Anak
Peralihan masa kanak – kanak menuju pra pubertas ini
memberikan banyak perubahan pada anak, salah
satunya adalah anak dituntut memahami hak dan
kewajiban. Anak memiliki hak untuk merasa aman
baik secara fisik maupun psikologi mereka. Selain itu
anak mememiliki kewajiban untuk menyampaikan jika
terjadi hal – hal yang dapat mengurangi hak anak
tersebut.
 Berikan Kesempatan Anak
Untuk Mengisi Waktu Luang
Dengan Hal Baik
Banyak sekali kejadian pada anak yang disebabkan
kurang tepatnya pencurahan waktu dan tenaga anak.
Orangtua tidak memberikan kesempatan anak untuk
melakukan hal baik dalam waktu luangnya, anak
dibiarkan memilih kegiatannya sendiri tanpa adanya
control. Hal ini menjadikan anak memiliki banyak
kesempatan untuk melakukan hal – hal yang mereka
anggap menyenangkan namun tidak tepat.
PENUTUP

Melalui penjelasan singkat dalam buku ini, orangtua


diharapkan dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Mindful
Parenting Anak Usia Sekolah Dasar.
Dengan pemahaman ini diharapkan pengasuh (orang tua)
lebih terlibat dalam pendidikan anak baik di rumah maupun di sekolah.
Orang tua hebat adalah orang tua yang terlibat.
Ciptakan pengasuhan yang bertujuan membimbing anak-anak
dengan ketulusan, kasih sayang, keikhlasan, perhatian dan rasa cinta.
TENTANG PENULIS

Siti Fadjryana Fitroh, S.Psi., M.A


 Dosen di Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura
 Aktif Sebagai Pembicara Kegiatan parenting, Konselor pendidikan, peneliti
dan penulis.
Eka Oktavianingsih, S.Pd., M.Pd
 Dosen di Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura
 Aktif sebagai pembicara dan praktisi PAUD, penulis dan peneliti di bidang
PAUD
Dinda Rizki Tiara, S.Pd., M.Pd
 Dosen di Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura
 Aktif sebagai praktisi PAUD, penulis dan peneliti di bidang PAUD
DAFTAR PUSTAKA

 Hornby, Garry. 2011. Parental Involvement in Childhood Education. New


York: Spinger Science
 Mustadi, dkk. 2018. Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Yogyakarta:
UNY Press
 Patrikakou, dkk. 2005. School – Family Partnership for Children’s Succes.
New York: Columbia University
 Sabani, Fatmaridha Sabani. 2019. Perkembangan Anak – anak Selama Masa
Sekolah Dasar. Didaktika: Jurnal Kependidikan. Vol 8, No 2. Hal 89 - 100
 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2017. Seri Pendidikan Orang Tua: Komunikasi Efektif dengan
Anak Usia SD.
 Yulianti, dkk. Indonesian Parents’ Involvement in Their Children’s
Education: A Study in Elementary Schools in Urban and Rural Java,
Indonesia. School Communitiy Journal. Vol 29. No.1.
SAMPUL BELAKANG

Usia sekolah dasar, terkadang dijadikan orangtua sebagai tolok ukur bahwa anak
mereka sudah mulai besar dan dapat berkembang sesuai dengan harapan orangtua.
Namun dibalik laju usia anak, usia anak sekolah dasar masih membawa karakter
dari masa usia dini mereka. Tidak sedikit orangtua yang merasa sulit dalam
mengarahkan anak atau bahkan untuk berkomunikasi dengan baik. Maka perlu bagi
orangtua untuk mengetahui karakteristik anak usia sekolah dasar agar mampu
menyesuaikan tindaka yang diberikan kepada anak sebagai bentuk pengasuhan.
Selain itu cara efektif untuk berkomunikasi dengan anak juga perlu diterapkan
sehingga orangtua dan anak mampu saling memahami satu sama lain. Hal – hal
yang perlu dipertahikan dalam kegiatan mindful parenting tersebut dibahas dalam
buku ini secara ringkas dan aplikatif, sehingga para orangtua maupun guru mampu
memberikan pengasuhan yang dibutuhkan oleh anak.

Anda mungkin juga menyukai