Anda di halaman 1dari 13

https://www.nutriclub.co.

id/artikel/pola-asuh-anak/3-tahun-atas/peran-orang-tua-
dalam-pembentukan-karakter-anak
Mengajarkan Growth Mindset
Selain mengajarkan sikap tangguh, Mama juga perlu menanamkan growth mindset.

Growth mindset adalah cara berpikir yang membuat anak percaya bahwa kecerdasan dan bakat dapat terus
berkembang dengan usaha, kerja keras, dan dedikasi yang tidak pernah putus untuk belajar dan menikmati
tantangan baru. Jadi artinya, anak percaya usaha dan kerja keras yang ia lakukan akan selalu membuahkan
hasil, tidak pernah sia-sia.

Dengan begitu si Kecil dapat tumbuh menjadi sosok berkarakter adaptif, gigih, berani, banyak akal,
adaptif, dan tidak memandang diri secara negatif saat menghadapi kegagalan.

Apa yang dapat Mama lakukan untuk memupuk growth mindset?

 Mengajarkan anak bahwa kesalahan dan kegagalan adalah hal yang wajar dalam proses belajar.

 Ajak anak untuk mencoba berbagai hal baru.

 Ajak anak untuk berdiskusi dan merefleksikan proses yang telah ia lalui.

 Mengoreksi atau menegur si Kecil dengan bahasa secara apa adanya. Gunakan bahasa yang tegas
namun dibalut dengan nada yang lembut. Hindari terlalu banyak sugar coating, Ma.

 Ajak si Kecil memahami emosi yang muncul saat proses belajar berlangsung.

 Memfokuskan pujian pada proses belajar daripada hasil.

5. Mengajarkan Kejujuran
Kejujuran sangat dibutuhkan si Kecil agar kelak ia bisa menjalin hubungan yang penuh kepercayaan baik
dalam persaudaraan, pertemanan, binis, dan lain sebagainya .

Untuk mendidik anak menjadi seseorang berkarakter jujur, Mama perlu menjadi contoh nyata terlebih
dahulu.

Misalkan ketika telat menjemput si Kecil, Mama bisa berkata jujur kalau Mama lupa waktu. Tidak usah
membuat alasan lain seperti sedang ada meeting penting atau mobil mogok. Setelah itu minta maaf dengan
tulus pada si Kecil dan berusaha tidak mengulangi hal yang sama.

Dengan melihat hal tersebut, si Kecil akan termotivasi untuk jujur di hadapan Mama. Ia tidak takut akan
dimarahi karena melakukan kesalahan. Justru dengan berkata jujur, si Kecil bisa memperoleh bantuan yang
diperlukan dari Mama.

Selain dengan memberikan contoh nyata, Mama dapat bantu si Kecil untuk memiliki karakter jujur melalui
buku cerita. Bacakan kisah-kisah tentang kejujuran. Tunjukkan bagian cerita yang menunjukkan sikap
jujur dan tidak jujur.

Baca juga: Apa Saja yang Harus Diajarkan pada Anak di Usia 1 Tahun?

6. Mengajarkan Kepedulian
Untuk anak usia dini, kepedulian bisa terlihat dalam bentuk memberikan pelukan kepada teman yang
sedang sedih, mengusap kulit Mama yang bentol karena digigit nyamuk, atau membagi biskuit favoritnya
kepada Kakak.

Mama dapat bantu si Kecil menumbuhkan karakter compassion dengan cara menguatkan kemauannya
untuk bersikap baik dan membantu orang lain.

Misalkan si Kecil meniup-niup jari Mama yang sedang diplester karena terkena pisau. Setelah si Kecil
selesai, Mama bisa mengatakan, “Jari Mama tadi rasanya perih. Setelah Adik tiup-tiup, perihnya jadi
berkurang. Terima kasih ya, Nak.”

Atau setelah si Kecil berbagi mainan di playground, Mama bisa mengatakan, “Wah, kamu tadi berbagi
mainan dengan teman, ya? Itu adalah perbuatan yang baik sekali dan pasti membuat teman merasa
senang.”

Baca juga: 8 Cara Mudah Meningkatkan Daya Ingat Anak

7. Mengajarkan si Kecil untuk Bersyukur


Konsep bersyukur memang sangat rumit, terlebih lagi bagi anak usia dini. Oleh karena itu, Mama perlu
mengenalkan sikap ini secara perlahan menggunakan contoh nyata.

Contohnya sebelum makan, Mama dapat mengajak si Kecil bersyukur dengan berdoa atau mengucapkan
terima kasih atas makanan yang tersedia.

Mama juga dapat memberikan contoh sikap bersyukur dengan cara berterima kasih pada orang-orang yang
sudah membantu Mama. Tunjukkan bahwa kehadiran orang-orang tersebut sangat berarti.

Misalkan pada Bapak Satpam yang sudah menjaga keamanan rumah, pada Bibi yang sudah
menghidangkan makanan lezat, atau pada Ibu Dokter yang sudah membantu membersihkan gigi.

Selain itu, Mama juga dapat mengajak si Kecil bercerita sebelum tidur mengenai hal-hal baik yang terjadi
hari itu. Mama dapat mulai dengan mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang membuat Adik merasa
senang hari ini?”

Hal itu akan membuat si Kecil menyadari hal apa saja yang dapat ia syukuri setiap harinya dan belum tentu
dapat dirasakan oleh anak lain.

8. Mengajarkan Tanggung Jawab


Agar si Kecil tumbuh menjadi sosok berkarakter terpuji, Mama dapat membekalinya dengan sikap
tanggung jawab.

Jadi, di masa depan ia tidak akan terlalu kesulitan untuk bersikap mandiri, membuat keputusan berdasarkan
pemikiran matang, dan berani menghadapi risiko dari keputusannya.

Mama dapat mulai memupuk sikap tanggung jawab anak dari hal-hal sederhana seperti meminta si Kecil
memasukkan mainan ke dalam kotak setiap kali selesai digunakan atau meletakkan sepatu di rak setelah
jalan-jalan di taman.

Baca juga: 18 Cara Melatih Fokus Anak yang Efektif Diterapkan di Rumah

9. Menjalin Komunikasi yang Baik


Mama, kualitas komunikasi antara orang tua dan anak sangat berpengaruh pada self-concept si Kecil.
Apabila komunikasi di dalam rumah terjalin dengan baik si Kecil juga akan memiliki self-concept yang
positif. Ia merasa kehadirannya di tengah keluarga sangat dihargai dan diterima sehingga ia tumbuh
menjadi anak yang percaya diri.

Untuk memastikan komunikasi Mama dan si Kecil berjalan dengan baik, Mama perlu:

 Mendengarkan si Kecil berbicara dengan sungguh-sungguh.

 Tanggapi ucapan si Kecil dengan bahasa yang sederhana.

 Hindari menggunakan kata-kata yang menghakimi.

 Menatap mata si Kecil dan menyamakan level tubuh saat berbicara.

 Jangan hindari topik pembahasan yang tidak menyenangkan.

10. Tunjukkan Kasih Sayang


Menunjukkan kepada anak bahwa kasih sayang Mama dan Papa tidak bersyarat akan membantu
membentuk karakter yang baik dalam diri mereka.

Ketika anak merasakan bahwa cinta dari orang tua tidak tergantung pada prestasi atau kesalahan mereka,
mereka akan merasa diterima dan dicintai apa adanya. Hal ini memungkinkan mereka untuk tumbuh
dengan rasa percaya diri yang kuat dan empati terhadap orang lain.

Dengan kasih sayang tanpa syarat, anak akan belajar untuk mengembangkan hubungan yang sehat dan
memahami nilai-nilai kejujuran, kebaikan, dan pengampunan.

Mereka akan merasa nyaman untuk berbagi perasaan dan pikiran dengan orang tua, sehingga membuka
jalur komunikasi yang baik. Kasih sayang tanpa syarat juga mengajarkan anak untuk menghargai diri
mereka sendiri dan orang lain, membantu membentuk kepribadian yang baik dan sikap yang positif dalam
kehidupan mereka.

Baca juga: Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Tips Stimulasinya

Demikianlah ulasan mengenai cara membentuk karakter baik pada anak yang dapat Mama dan Papa
terapkan di rumah. Semangat terus ya, Ma, Pa!

Mama juga dapat mengunduh E-Book Activity Playbook Eksklusif untuk dapatkan rekomendasi stimulasi
yang tepat guna mendukung si Kecil jadi pemenang sambil terus memberikan susu pertumbuhan
terfortifikasi seperti Nutrilon Royal 3.

Susu Nutrilon Royal 3 adalah bekal terbaik yang bisa Mama berikan untuk si Kecil Menang, karena
dilengkapi dengan dengan formula ACTIDUOBIO+, yaitu perpaduan FOS:GOS rasio 1:9 paling tinggi dan
teruji klinis serta omega 3 & 6, zat besi, dan DHA yang bantu mendukung tumbuh kembang dan daya
tangkap anak.
PERUMUSAN NO 3
PENGARUH LONGKUNGAN DAN PENDIDIKAN PADA KARAKTER ANAK
https://www.kompasiana.com/www.bsaja/55107a8ea333117c39ba844a/
pengaruh-lingkungan-terhadap-karakter-anak
Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila anak berada pada
lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan
karakter anak, dan begitu juga sebaliknya lingkungan yang tidak baik juga dapat memberikan
pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan karakter anak. Anda sebagai orangtua harus jeli dan
pintar-pintar memilihkan lingkungan yang baik bagi anak Anda, karena akan menentukan
perkembangan karakter anak Anda. Lingkungan ini dapat dimisalkan seperti lingkungan tempat Anda
tinggal, lingkungan bermain anak Anda, ataupun lingkungan sekolah anak Anda.

Sebagai makhluk sosial, sejak dini memang sebaiknya anak kita kenalkan pada lingkungan
masyarakat. Nah, karakter tiap-tiap kelompok masyarakat itu sendiri berbeda-beda, pasti ada yang
baik dan ada yang buruk. Karena anak tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, maka tugas Anda sebagai orangtualah yang mengarahkannya dan mendidiknya. Artinya, Anda
harus tahu benar apakah lingkungan tempat anak Anda bergaul benar-benar steril untuk
perkembangan karakternya atau tidak.

Dalam proses perkembangan anak, lingkungan merupakan faktor yang sangat penting setelah
pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari faktor lingkungan maka proses perkembangan dalam
mewujudkan potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata tidak akan terjadi. Oleh karena itu
fungsi atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat dikatakan sebagai faktor ajar,
yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik, sebab
pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat
menunjang perkembangan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak
baik dan akan menghambat/merusak perkembangan.

Oleh karena itu, sudah menjadi tugas utama seorang pendidik untuk menciptakan atau menyediakan
lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan si anak dan berusaha untuk
mengawasi dan menghindarkan pengaruh faktor lingkungan yang negatif yang dapat menghambat
dan merusak perkembangan sang anak.

Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat bisa juga disebut sebagai lingkungan sosial, lingkungan dimana Anda tinggal
dan lingkungan dimana anak Anda berinteraksi denga orang lain yang lebih luas lagi. Anak Anda
adalah bagian dari masyarakat yang salingberinteraksi satu sama lain dimana anak Anda dapat
memberikan pengaruh pada lingkungannya tapi sebaliknya, anak Anda juga dapat menerima
pengaruh dari lingkungan masyarakat tersebut.

Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak Anda. Misalnya lingkungan
tempat tinggal di asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal disana cenderung lebih berani
karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya. Mereka juga besikap lebih semena-mena
kepada teman-temannya yang lain. Lingkungan yang seperti ini akan membentuk karakter anak
menjadi keras, pribadi yang galak, apa yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan
memilih tinggal di tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu
sama lain, lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik juga pada anak
Anda, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak memerlukan orang lain
dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat terlihat.

Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik bagi anak Anda.
Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Yang di lingkungan
tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar
agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan
menjadi hidup, dinamis, agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di
lingkungan tersebut. Anak-anak Andapun terbentuk karakter yang sopan santun, beradaptasi,
berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial.

Lingkungan Sekolah

Sama halnya seperti lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua
setelah keluarga, tentu saja jika anak Anda sudah pada masa sekolah. Oleh karena itu, Anda harus
benar-benar jeli dalam memilih tempat sekolah untuk Anak. Jangan gegabah atau asal-asalan.
Bagaimanapun, lingkungan sekolah akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak
Anda.

Dalam memilih sekolah, hendaknya Anda memperhatikan 5 hal penting, yaitu spiritual, emosional,
jasmani, intelektual dan sosialnya. Beberapa tips dalam memilih sekolah untuk anak adalah:

·Pilihlah sekolah yang tertib, teratur dan bersih. Tujuannya, selain untuk memperlancar proses
belajar mengajar, hal ini juga akan membiasakan anak untuk hidup secara tertib dan disiplin. Jika di
sekoah anak terbiasa tertib, maka di rumah anak pun juga akan tertib. Bukankah anak adalah
makhluk dengan pembiasaan?

·Lihat output dari sekolah yang hendak Anda pilih. Carilah informasi sebanyak-banyaknya, lulusan
atau alumnus dari sekolah yang hendak Anda pilih itu mampu masuk di sekolah unggulan tidak?
Karena banyaknya lulusan yang bisa masuk sekolah unggulan berarti sekolah tersebut mempunyai
sistem pembelajaran yang bagus.

·Jalin kerjasama yang baik dengan guru. Dengan kerjasama yang baik, Anda akan lebih mudah
mengontrol anak Anda selama di sekolah.

·Pastikan bahwa lingkungan sekolah yang hendak Anda pilih aman dan baik, termasuk kualitas
guru/pendidiknya. Pastikan bahwa mereka adalah tenaga pendidik yang berpengalaman dan
memiliki kepribadian yang baik yang patut untuk dicontoh oleh muridnya.

·Pertimbangkan jarak sekolah dari tempat Anda. Sebaiknya pilih sekolah yang tidak terlalu jauh
dengan tempat tinggal. Karena, selain akan menghemat biaya transport, hal ini juga memungkinkan
anak masih mempunyai waktu yang cukup untuk berkumpul dengan keluarga, dan bermain dengan
orangtua.

REFRENSI KE DUA
https://lombokfokus.com/pengaruh-lingkungan-terhadap-karakter-anak/

Linkungan dapat mempengaruhi bahkan sangat mempengaruhi karakter anak.


Lingkungan yang baik dapat membentuk karakter anak menjadi baik begitupula
sebaliknya lingkungan yang kurang baik dapat membentuk, karakter kurang baik
pada anak. Sehingga sebagai orang tua atau guru sebaiknya memilih lingkungan
yang baik untuk anak agar perkembangan karakter anak baik, dilingkungan
masyarakat juga sebaiknya memberikan contoh yang baik terhadap anak.
Lingkungan yang baik akan mempengaruhi karakter yang baik pada anak
karena, anak belum bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik
untuk diri nya.

Dalam bahasa inggris character berarti watak, sifat, peran dan huruf. Secara
istilah karakter dapat diartikan sebagai sifat, tabiat, akhlak dan kepribadian
manusia. Menurut Martin Luther King dalan Novan Ardi (2012:20) yang dikutip
dari buku Membentuk Karakter Baik pada Diri Anak, mengatakan bahwa “
intelligence plus character that is the goal of true education”. Karakter berasal
dari bahasa yunani charassein yang berarti mengukir. Karakter dibaratkan
mengukir batu permata atau permukaan besi yang keras. Donni Koesoema A
menyeburkan karakter sama dengan kepribadian. Sedangkan menurut Mansur
Muslich, karakter berkaitan dengan kekuatan moral, berkotonasi positif, bukan
netral.
Lickona (1992) menekankan pentingnya tiga komponen baik karakter, yaitu:

Moral Knowing berkaitan erat dengar kesadaran moral, pengetahuaan nilai


moral dan penentuan sudut pandang.

Moral Feeling berkaitan erat dengan kesadaran jati diri,harga diri, empatu,
mencintai kebenaran dan humility.

Moral Action merupakan perbaduan antara Moral Knowing dan Moral Feeling
yang diwujudkan dalan bentuk kopetensi, keinginan dan kebiasaan.

Lingkungan tidak hanya diartikan sebagai wilayah, daerah asal tempat tinggal,
namun menurut Encylopedia of Science and technology (1960) menyatakan
bahwa “lingkungan adalah sejumlah kondisi diluar dan mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan organisme-organisme” . Imam Supardi juga
menyatakan bahwa “ lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati
serta seluruh kondisi yang ada didalam ruangan yang kita tempati”.

Menurut Sertain seperti dikutip oleh Ngalim membedakan dalam tiga jenis
lingkungan yaitu:

a. Lingkungan fisik (physical emvironmental), yaitu segala sesuatu di sekitar


Manusia yang berbentuk benda mati, rumah, kendaraan, gunung, air, dan
Sebagainya.

b. Lingkungan biologis (biological inviromental) yaitu segala sesuatu yang berada


disekitar manusia yang berupa organisme hidup selain dari Manusianya itu
sendiri seperti binatang-binatang mulai dari besar sampai kecil, tumbuh-
tumbuhan dari yang besar sampai yang terkecil.

c. Lingkungan sosial/ masyarakat (social enverimental), yaitu semua orang/


manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan social itu ada yang
kita terima secara langsung seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang
lain yang tidak langsung melalui radio dan televisi, dengan membaca buku,
majalah dan berbagai cara yang lain.

Ngalim Purwanto menyatakan, “lingkungan pendidikan yang ada dapat


digolongkan menjadi tiga yaitu:

1. Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama.

2. Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua.


3. Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga.

Lingkungan keluarga merupakan tempat bersosialisasi pertana kai bagi anak,


kesuksesan keluarga dalam membentuk karakter anak ter gantung pada cara
atau metode yang digunakan dalam mengasuh. Dari usia bayi hingga remaja
anak masih butuh arahan dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua.
Keluarga yang harmonis dapat berdampak baik pada perkembangan karakter
anak jika sebaliknya yang akan terjadi maka kan berimbas pada pembentukan
karater anak yang menjadi kurang baik. Dampak dari lingkungan keluarga yang
harmmonis ataupun kurang harmonis bisa diberakibat pada karakter anak
ketika ia remaja atau pun mulai dewasa nanti. Misalkan jika keluarga yang
kurang harmonis kelak ketika ia mulai dewasa anak tersebut memiliki karakter
atau kepribadian yang kurang baik, menjadi pribadi yang pendendam atau pun
memiliki jiwa yang psikopat dan hal tersebut dapat mempermalukan keluarga.
Dengan demikian memilih metode atau pun cara mengasuh sangat penting
karena dapat mempengaruhi karakter anaak dan juga linkungan keluarga yang
baik dapat membentuk karakter atau jiwa yang baik kepada anak. Ingat lah para
orang tua, anak merupakan anugrah terindah yang allah SWT titip kepada anda
untuk anda rawat dan didik menjadi manusia yang baik.

setiap anak dilajirkan dalan keadan fitrah. Kemudian kedua orang tua nya lah
yang menjadi kan anak itu menjadi yahudi, nasrani, atau majusi. Sebagaimana
binatang ternak melahirkan binatang ternak dengan sempurna . apakah kalian
melihat ada cacat pada nya?” (HR. Muslim No. 4803).

Lingkungan sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat terjadi


belajar mengajar antara siswa dan guru dan tempat terjadinya pembentukan
karakter anak. Sekolah juga merupakan lanjutan pola asuh atau pendidikan
karakter anak dari keluarga, dimana jika berada disekolah guru lah yang akan
menjadi pengganti orang tua mendidik anak. Guru tidak hanya semata – mata
mengajarkan atu memberikan pelajaran akan tetapi guru mau pun seluruh
warga yang ada disekolah dapat mempengaruhi perkembangan karakter anak.
Menurut 0uhibbin Syahsekolaj terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan social
dan lingkuan non social. Lingkungan social sekolah seperti guru dan teman
sekelas. Lingkungan non social sekolah seperti gedung sekolah, alat – alat yang
digunakan ketika belajar dan lain sebagainya.

Lingkungan masyarakat merupakan tempat anak bersosialisai selain keluarga


dan sekolah. Linkungan masyarakat tempat Saling beriintraksi dan saling
mempengaruhi, anak dapat memberikan pengaruh ter hadap lingkungan
sekitarnya dan juga dapat di pengaruhi. Lingkungan masyarakat juga dapat
memberikan pengaruh baik dan tidak baik terhadap perkemabangan karakter
anak. Sebagai masyarakat kita perlu dan sudah seharusnya menciptakan suasan
lingkungan yang baik, nyaman, aman dan damai. Lingkungan masyarakat dapat
memberikan pendidikan karakter terhadap anak, baik atau buruknya prilaku
anak ter gantung terhadap lingkungan sekitarnya.

Ada berbagai cara atau metode untuk membentuk karakter anak, sebagaimana
yang telat di paparkan dan di jelaskan dalam buku tentang pendidikan karakter
anak. Berikut ini metode menurut An-Nahlawi:

Metode Hiwar merupakan metode percakapan yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih.

Metode Qishah merupakan metode cerita

Metode uswah atau metode keteladanan

Metode Pembiasaan.

Menurut Doni Koesoema dalam Jamal Makmur (2011:16), metode pendidikan


karakter yaitu:

Penajaran

Keteladanan

Menentukan prioritas

Praktis prioritas

PERURMUZSN KE 4 Kurangnya Peran Orang Tua


Terhadap Pendidikan Anak
Posted on June 3, 2022 by Mimin

https://psikologi.uma.ac.id/kurangnya-peran-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak/

Pada dasarnya orang tua merupakan lingkungan pertama bagi anak untuk mendapatkan
pendidikan. Pendidikan yang di terima anak dalam lingkungan keluarga sangat penting bagi
masa depan anak itu sendiri, karena akan menentukan sifat dan karakter anak pada masa yang
akan datang. keterlibatan orang tua pada pendidikan sangat penting, hal ini terbukti dari
banyaknya dampak positif bagi anak. Dalam keluargalah anak dipersiapkan untuk
membangun pengetahuan tentang perkembangan sebelum memasuki tingkatan-tingkatan
perkembangannya dunia lainnya seperti dunia orang dewasa, bahasa, adat istiadat dan
kebudayaan. Disamping keluarga, masyarakatpun menjadi tempat pendidikan yang pertama
bagi anak.

Keluarga merupakan pendidikan yang pertama yang membangun kreatifitas anak itu sendiri,
jika sejak kecil anak kurang mendapat pendidikan dari keluarga, akan timbul berbagai
dampak negatif bagi anak seperti kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial, pada saat
memasuki bangku sekolah anak akan mengalami kesulitan untuk menerima pelajaran karena
kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua. Karena itulah orang tua dituntut untuk
memberikan pendidikan sedini bagi anak, mungkin saat anak sudah mulai beradaptasi
dengan dunia luar anak tidak akan mudah terbawa kedalam hal-hal negatif yang banyak
terjadi dilingkungan sosial, namun demikian masih banyak juga keluarga yang tidak terlalu
memikirkan pendidikan bagi anak-anaknya, sehingga tidak sedikit orang tua yang melalaikan
tanggung jawab mereka untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan sedini mungkin
kepada anak, dalam hal ini banyak faktor yang membuat orang tua melalaikan tanggung
jawab mereka untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan pada anak.

Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya peran orangtua dalam memberi pendidikan bagi
anak:

Orangtua terlalu sibuk pada pekerjaannya


salah satu faktor kelalaian tersebut adalah kesibukan orang tua dan kurang harmonisnya
keadaan keluarga. Keadaan ini dapat mengakibatkan anak terjerumus kedalam hal-hal yang
tidak baik, serta pendidikan anak menjadi terabaikan.

broken home
Merupakan salah satu faktor yang banyak terjadi dan mengakibatkan orang tua kurang
perhatian terhadap anaknya. Sehingga pendidikan anak pun ikut terpengaruhi.

Kondisi ekonomi kurang


Pendidikan bagi anak sangatlah penting, akan tetapi ekonomi yang kurang mendukung juga
menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab orang tua kurang memberikan pendidikan
pada anaknya.

Kurang kesadaran orang tua terhadap pendidikan


Sampai saat ini, masih banyak orang tua yang kurang perhatian terhadap pendidikan anaknya.
Padahal dukungan terhdapat pendidikan anak sangatlah penting dan merupakan hal utama
yang harus di perhatikan oleh orang tua.

PERUMUSAN TERAKHIR
https://telemed.ihc.id/artikel-detail-597-Dampak-Buruk-
Anak-Yang-Kurang-Perhatian-Orang-
Tua.html#:~:text=Dampak%20selanjutnya%20dari
%20kurangnya%20perhatian,cukup%20berkaitan
%20dengan%20dampak%20sebelumnya
Anak tidak hanya membutuhkan asupan makanan bergizi, rumah yang
nyaman, pakaian yang bagus, fasilitas hidup yang memadai ataupun uang
jajan yang cukup. Sejatinya anak membutuhkan perhatian dan kedekatan
emosional dari orang tuanya. Memang, mendidik anak agar bisa hidup
mandiri harus diterapkan. Akan tetapi, orang tua juga harus meluangkan
waktu untuk bercengkrama memberikan kasih sayang dan perhatian kepada
anak.

Di sisi lain, sibuknya urusan pekerjaan yang dihadapi orang tua seringkali
menyebabkan hilangnya waktu untuk buah hatinya. Sehingga anak menjadi
kurang perhatian dan kurang kasih sayang dari orang tuanya. Sejatinya, anak
yang kurang perhatian dari orang tuanya, mampu memberikan dampak buruk
bagi tumbuh kembangnya.

Berikut dampak negatif yang dapat dialami anak bila kurang perhatian dari
orang tuanya:

1. Emotional bonding antara anak dan orang tua tidak terjalin dengan baik

Perhatian, komunikasi atau sikap yang baik sangat dibutuhkan dalam


mempererat emotional bonding antara anak dengan orang tuanya. Hal
tersebut sangat bermanfaat dalam menunjang perkembangan emosional,
sosial, serta kognitif anak. Jadi, meluangkan waktu untuk anak tidak hanya
sekadar menemani anak bermain atau belajar, namun lebih dari itu.

Bila anak kurang perhatian dari orang tuanya, tidak menutup kemungkinan
hubungan antara anak dan orang tuanya menjadi renggang. Hubungan yang
renggang antara anak dan orang tua dapat mengakibatkan anak sulit untuk
mencari tempat mencurahkan isi hatinya atau menceritakan kejadian yang
dialami sehari-hari. Sehingga anak cenderung menjadi pendiam bahkan
menjadi pemurung.

2. Hilangnya rasa percaya diri

Dampak selanjutnya dari kurangnya perhatian pada anak adalah anak akan
kehilangan rasa percaya dirinya secara perlahan, hingga mengganggap
dirinya kurang berharga bila dibandingkan dengan teman-temannya.

Hilangnya rasa percaya diri ini cukup berkaitan dengan dampak sebelumnya.
Anak dapat kehilangan rasa percaya dirinya bila orang tuanya kurang
meluangkan waktu untuk anaknya. Anak akan sulit untuk bercerita tentang
apa yang dialaminya, baik hal baik ataupun hal buruk. Kemudian anak akan
merasa tidak adanya apresiasi dari orang tua terhadap dirinya akan
pencapaian atau prestasi apa yang telah diraih. Hal tersebut dapat
menyebabkan anak merasa tidak diperhatikan, tidak diakui, tidak dihargai
hingga merasa tidak dicintai. Sehingga anak akan merasa rendah diri bahkan
merasa minder ketika hendak melakukan sesuatu terutama di depan orang
banyak.

Gangguan mental

Pada tubuh, terdapat hormon serotonin yang berfungsi dalam memperbaiki


suasana hati. Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya tidak menutup
kemungkinan memiliki kadar serotonin yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan anak yang mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tuanya.

Tak hanya itu, anak dengan hormon serotonin yang rendah cenderung lebih
mudah marah dan tertekan karena meningkatnya hormon kortisol. Kondisi
tersebut dapat mengakibatkan anak memiliki risiko yang lebih tinggi
mengalami gangguan mental, seperti stres, gangguan kecemasan hingga
depresi.

4. Kesulitan dalam menjalin hubungan

Siapa sangka, bila anak yang kurang perhatian dari orang tuanya dampat
berdampak buruk bagi kemampuan anak dalam menjalin hubungan yang
sehat dengan orang lain. Bila sedari kecil anak tidak memiliki hubungan erat
yang baik dengan orang tuanya, anak tersebut juga akan kesulitan dalam
menjalin hubungan pertemanan. Hal ini tentunya bisa mempengaruhi
kehidupan dan masa depan anak bila ia telah beranjak dewasa, karena tidak
menutup kemungkinan anak akan kesulitan dalam menjalin hubungan dalam
pekerjaan atau hubungan dengan pasangannya.

5. Perkembangan kognitif terganggu

Perhatian yang diberikan orang tua dalam bentuk sentuhan kasih sayang
seperti pelukan, belaian dan kecupan dapat menunjang perkembangan
kognitif anak. Sehingga, anak yang kekurangan stimulasi tersebut mampu
mengakibatkan anak mengalami masalah intelektual, seperti keterlambatan
dalam bicara ataupun masalah dalam akademis.

6. Gangguan perilaku

Anak berpotensi memiliki perilaku menyimpang bila kurang mendapatkan


perhatian dari orang tuanya. Perilaku menyimpang dapat berupa suka
mencuri, membuat onar atau melakukan perilaku bullying. Anak akan
melakukan perilaku negatif tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah untuk
mendapatkan perhatian orang tuanya ataupun orang-orang disekitarnya.
Jangan pernah anggap sepele dampak yang akan dialami bila anak kurang
mendapatkan perhatian. Karena dampak buruk tersebut dapat berlanjut
hingga dewasa. Oleh karena itu, sebisa mungkin orang tua harus meluangkan
waktu untuk buah hatinya sesibuk apapun aktivitas orang tua, dengan tujuan
agar anak merasa diperhatikan disayang dan tidak diabaikan.

Rubah dan atur kembali waktu untuk bekerja dan waktu quality time untuk
anak. Tidak ada kata terlambat untuk para orang tua dalam memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anak. Jangan ragu untuk berkonsultasi
dengan psikolog bila membutuhkan solusi dan anjuran dalam memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anak yang tepat. Download aplikasi IHC
Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi
langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat
dalam genggaman.

Anda mungkin juga menyukai