Anda di halaman 1dari 11

23

3. Sehat, yaitu bisa dengan kita kenalkan murid akan makanan sehat dan

makanan tidak sehat yang terdapat dan mudah ditemukan disekitar

lingkungan murid, seperti makanan empat sehat lima sempurna. Kita juga

bisa melakukan kontak ataupun mengkomunikasikan.

Tujuan umum adalah tujuan yan akan dicapai dengan semua pendidikan

baik dengan pengajaran atau dengan yang lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek

kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, dan kebiasaan.

b. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya

terdapat pada waktu hidup di dunia ini.

‫ق هّٰللا َ اتَّقُوا ٰا َمنُ ۡوا الَّ ِذ ۡينَ ٰۤيـاَيُّهَا‬


َّ ‫ُّم ۡسلِ ُم ۡونَ َواَ ۡنـتُمۡ اِاَّل تَ ُم ۡوتُ َّن َواَل تُ ٰقتِ ٖه َح‬

Artinya :Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-

benar takwa kepada-Nya dan janganlahsekali-kali kamu mati kecuali dalam

keadaan beragama Islam.

B. Konsep Parenting

1. Pengertian Parenting

Parenting adalah pekerjaan dan ketrampilan orangtuadalam mengasuh

anak.

Menurut Jerome Kagan (dalam Berns, 1997),17 beliau adalah seorang


psikologi perkembangan, yang mendefinisikan pengasuhan sebagai serangkaian
keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan
oleh orangtuaagar anak mampu bertanggung jawab dan memberikan
24

17
Okvina Nur Alvita, ”Konsep Pengasuhan (Parenting)”, diakses dari
https://okvina.wordpress.com/2009/02/18/konsep-pengasuhan-parenting, pada tanggal 13 Juli
2020 pukul 10.55
konstribusi sebagai anggota masyarakat. Jadi pengasuhan disini bagaimana orang
tua harus menjelaskan kepada anak bagaimana anak bisa mempunyai tanggung
jawab yang tinggi terhadap semua hal yang dilakukan. keluarga harus selalu
mendukung kegiatan yang dilakukan anak selagi itu merupak hal yang baik untuk
dilakukan.
Banyak program parenting saat ini yang bisa diikuti oleh orangtua.

Program parenting adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pola asuh

orang tua guna membangun karakter positif pada anak. Parenting adalah

bagaimana cara mendidik orangtuaterhadap anak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Parenting menyangkut semua perilaku orangtuasehari-hari baik

yang berhubungan langsung dengan anak maupun tidak, yangdapat ditangkap

maupun dilihat oleh anak-anaknya, dengan harapan apa yang diberikan kepada

anak (pengasuhan) akan berdampak positif bagi kehidupannya terutama bagi

agama, diri, bangsa, dan juga negaranya. Tugas utama mencerdaskan anak.

Tetaplah ada pada orangtuameskipun anak telah dimasukkan ke sekolah

agama. Peran orangtuadalam mendidik dan mengasuh anak sangatlah penting

dalam mengembangkan potensi anak.

2. Tujuan Parenting

Melalui program parenting sebagai wadah komunikasi antar orangtua,

disamping untuk memberikan sosialisasi terhadap program-program yang

diselenggarakan oleh Lembaga/ PAUD. Secara umum tujuan program parenting,

adalah mengajak para orangtuauntuk bersama-sama memberikan yang terbaik

untuk anak-anak mereka.Menurut Pedoman PendidikanKarakter pada Pendidikan

Anak Usia Dini, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Ditjen
25

PAUDNI, Kemendiknas 2011, secara tujuan pengembangan program parenting

adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtuadalam melaksanakan

perawatan, pengasuhan, dan pendidikan anak di dalam keluarga sendiri

dengan landasan dasar-dasar karakter yang baik.

b. Mempertemukan kepentingan dan keinginan antara pihak keluarga dan pihak

sekolah guna mensikronkan keduanya sehingga pendidikan karakter yang

dikembangkan di lembaga PAUD dapat ditindak lanjuti di lingkungan

keluarga.

c. Menghubungkan antara program sekolah dengan program rumah.

C. Kiat-kiat membentuk Karakter Anak Sejak Usia Dini

1. Bersikap Konsisten

Ketika anda menjadi orang tua dan anak cenderung melihat apa yang anda

lakukan, pembangunan karakter bisa dimulai dari sikap konsisten yang anda

tunjukkan dan lakukan, seperti jangan memakan benda asing, jangan duduk

sembarangan, atau jangan membuang mainan sembarangan.

Namun ada hal yang mengganjal mereka dimana anda tidak konsisten

dalam mendidik atau memberikan nasihat dan pepatah, misalnya karena anda

malas. Seperti membuang sesuatu sembarangan dan mereka melihat, maka

pendidikan karakter anda gagal.atau misal anda tidak memarahi mereka akan hal

yang salah, namun besoknya anda kembali memarahinya, hal seperti ini membuat

anak bingung dan justru menganggap konsep dan pola pikir diri mereka akan hal

yang salah dan benar.


26

18
Didi Supardi, “Pelatihan Taman Posyandu PAUD Terintegrasi”, (Sukabumi : Workshop,
2013)

2. Pendidikan Agama

Dimanapun anda berada dan apapun agama yang dianut, pendidikan takut

mengenai Tuhan, bagaimana anda beribadah dan berkeyakinan harus ditanamkan

dari kecil, mengajak mereka ke mesjid, gereja dan yang lainnya.

Semakin dini anda menanam hal ini pada seorang anak maka akan

semakin kuat iman mereka, terutama mereka sudah mengalaminya.

3. Input yang diterima

Kebiasaan merupakan hal yang paling dianggap sepele padahal penting

dan juga riskan, dimana anda harus tahu bahwa anak yang sudah dididik sejak

kecil dengan kebiasaan yang baik, ketika besar mereka akan terbiasa dengan

pendidikan tersebut. Jika memang mereka menyimpang dan melakukan perilaku

abnormal biasanya alam bawah sadar atau psikologis mereka merasa ada yang

salah.

Maka, pada akhirnya, mereka akan kembali ke kebiasaan mereka, inilah

yang menjadi kunci para orang tua untuk menerapkan kebiasaan sejak dini ke

jalur yang baik. Mislanya dengan makan menggunakan tangan kanan, berbicara

sopan dan perlahan, serta duduk dengan teratur. Hal kecil ini akan mempengaruhi

tata krama mereka ketika besar.

Untuk orang tua penting memberikan media yang tepat pada anak-anak,

apa yang mereka tonton, bagaimana lingkungan sekolah dan rumahnya. Bisa

menjadi cara yang tepat untuk membentuk karakter yang memang benar sejak
27

18
Didi Supardi, “Pelatihan Taman Posyandu PAUD Terintegrasi”, (Sukabumi :
Workshop, 2013)

awal. Apabila sang anak memiliki kakak, sang kakak juga perlu mencontohkan

yang baik terhadap adiknya. Karena adik cenderung lebih mengikuti apa yang

telah dilakukan sang kakak.

Hal ini dikarenakan pemikiran mereka bahwa sang kakak telah diberi

ajaran terlebih dahulu oleh orang tua sehingga apa yang dilakukan sang kakak

dianggap benar.

4. Tidak memanjakan

Siapa orang tua yang tidak memanjakan anak? Bagai meraka anak adalah

harta yang berharga dan apapun yang mereka inginkan dan membuatnya bahagia

bisa membuat anda bahagia. Salahnya teori ini berdampak pada sikap dan sifat

anak-anak baik ketika masih kecil maupun sudah beranjak remaja hingga dewasa.

Mereka yang hanya taahu merengek dan terkabul keinginannya akan

menjadi karakter yang lemah, cepat putus asa, dan memiliki ego yang besar.

5. Lakukan hal kecil

Tahukah anda bahwa hal kecil bagi anda belum tentu kecil bagi mereka.

Layaknya terbiasa mengatakan hallo terima kasih dan maaf merupakan cara

sederhana untuk membentuk karakter sejak dini. Mereka akan terbiasa untuk

menggunakan komunikasi ke sesama manusia dengan cara yang benar.


28

Bukan seenaknya saja dan jika anda membiarkan mereka menganggap

anda memperbolehkannya. Keras bukan berarti galak dan lembut bukan berarti

lemah. Seperti yang diberitahukan diatas bahwa anak adalah peniru yang ulung.

18
Didi Supardi, “Pelatihan Taman Posyandu PAUD Terintegrasi”, (Sukabumi : Workshop,
2013)
Oleh karena itu, pembiasaan melakukan hal kecil sejak dini akan

berdampak kepada anak dalam kurun waktu yang lama hingga ia beranjak remaja.

6. Berbagi itu penting

Apakah anda merasa bahwa dengan alasan mereka masih anak-anak anda

melalaikan tugas untuk membentuk karakter yang satu ini? Jawabannya adalah

salah. Dimana anak-anak yang dibiasakan untuk tidak berbagi dan meminta

pengalahan dari teman yang lain membuat mereka menjadi pribadi yang pelit dan

tidak menghargai orang lai. Dampaknya? Tentu saja kehidupan dewasa mereka

yang akan berisi dengan karakter negatif.

Kemudian, efek samping dari tidak diterapkannya bagaimana berbagi

kepada orang lain adalah anak tersebut akan tumbuh menjadi mudah meremehkan

orang lain, menganggap orang lain tidak selevel dengannya, bahkan mungkin bisa

menjadi anti sosial. Akibatnya, bisa jadi anak tersebut dikucilkan oleh

lingkungannya.

7. Nyatakan salah jika memang salah

Apa anda tahu bahwa dengan membela anak yang salah anda telah sengaja

membuat anak menjadi seseorang yang pengecut? Apa anda mau ketuika besar

nanti akan banyak orang yang mengatakan bahwa anak anda adalah seorang yang
29

buruk. Tentu saja tidak, anda pasti merasa sedih jika mendengar orang lain

berkata burutk akan anak anda.

Namun ketika mereka salah dan anda membelanya mati-matian hal

18
Didi Supardi, “Pelatihan Taman Posyandu PAUD Terintegrasi”, (Sukabumi : Workshop,
2013)
tersebutpun salah. Bagaimana anda ingin membentuk karakter dengan baik, jika

anda membenarkan hal yang salah. Untuk itu jika anda masih melakukannya stop

sekarang juga. Hal ini apabila dibiarkan, akan memberikan efek negatif pada anak

yang cenderung meberikan sesuatu yang salah bahkan setelah ia mulai

bersosialisasi di masyarakat.

Anak anda sudah tidak lagi begini? Atau anda merasa bahwa ia sudah

cukup mengerti apa yang anda ajarkan. Lantas anda berhenti begitu saja mendidik

dan menanamkan karakter pada mereka? Jawabannya tentu saja salah. Dimana

mendidik anak-anak haruslah berkelanjutan hingga mereka dewasa.

Mereka sudah mengerti akan salah dan benar saja, pengawasan anda

sebagai orang tua tidak pernah boleh lepas. Hingga mereka menikah dan

bertanggung jawab akan hidunpnya sendiri. Apalagi jika anak anda masih

tergolong anak usia dini.

Ketika anda memutuskan untuk menjadi orang tua, maka jalankan

tanggung jawab tersebut dan jangan biarkan anak anda lepas dari pengawasan.

Mereka akan menjadi karakter yang terbentuk secara tidak sempurna, mereka bisa

menjadi fobia sosial, dan hal lainnya yang dianggap bermasalah secara psikologis

karena pendidikan karakter yang tanggung.


30

8. Tanamkan pada semua anak

Problem ini bisa muncul pada orang tua yang memiliki anak lebih dari

dua. Dimana anda harus mengawasi anak yang berbeda sifat dan karakter namun

18
Didi Supardi, “Pelatihan Taman Posyandu PAUD Terintegrasi”, (Sukabumi : Workshop,
2013)
harus bisa mendidik mereka semua. Hal ini bisa anda kerjakan sama-sama dengan

pasangan anda. Tak jarang pendidikan karakter melibatkan anak yang lebih

dewasa untuk mengajarkan adinknya. Hal ini terjadi agar semua anak terbentuk

karakternya secara merata, meskipun tingkat tantangannya berbeda.

Misalnya anak sulungyang pendiam, anak kedua yang kritis dan anak

ketiga yang tidak suka dikekang. Terlepasa dari seperti apa mereka, ketika mereka

melihat peraturan dan pembentukan karakter yang direalisasikan sama ke semua

anak. Maka mereka akan paham dan terbiasa akan cara baru anda mendidik

mereka.

Beberapa negara maju layaknya Jepang sudah menerapkan pendidikan

karakter sejak lama. Bagi mereka mengajarkan anak-anak hitung atau membaca

sangat mudah, karena otak mereka yang masih bisa berkembang dengan baik.

Namun karakter merupakan pelajaran yang harus diaplikasikan sejak lama.

Karena dengan begitu anda mengerti bahwa anak anda harus dibentuk dan

dididik hal yang baik dan mengenalkan hal yang buruk agar bisa mereka hindari,

hal ini termasuk dianggap sebagai kecerdasan emosional anak tersebut.


31

Kedelapan cara diatas bisa anda terapkan perlahan-lahan dan jangan

memaksa. Karena hakikatnya anak-anak tidak boleh dipaksa dan dibiarkan saja

bebas. Selama mereka masih didalam batas dan sesuai perkembangannya.

D. Manfaat Pendidikan Parenting

Dunia pendidikan adalah dunia yang melibatkan banyak pihak

didalamnya. Banyak hal terkait dengannya. Banyak faktor penentunya. Banyak

halangan dan rintangannya. Dunia pendidikan akan maju dan berkembang, jika

banyak pihak yang ikut andil dalam mensukseskannya. Orang tua, guru,

pemerintah dan masyarakat.

Semuanya itu merupakan kmponen penting dalam pendidikan, semua

pihak harus membangun komunikasi yang baik untuk kemajuan pendidikan.

Karena majunya pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru atau sekolah

semata, melainkan tanggung jawab kita bersama.

Ada tradisi yang baik di masyarakat kita setiap hendak memasuki tahun

pelajaran baru. Tradisi baik itu adalah pertemuan para orang tua wali murid baru

dengan guru dan pihak sekolah atau lebih popular dengan istilah parenting.

Hal ini merupakan halyang baik dan awal positif sebelum KBM tahun

ajaran baru dimulai. Pertemuan antara orang tua dan guru biasa dijadikan saran

untuk sharing terkait rencana program dan tujuan yang ingin dicapai bersama

antara pihak sekolah maupun orang tua.

Banyak manfaat yang didapat dan adanya pertemuan antara orang tua dan

guru, antara lain : 1. Lebih terjalinnya hubungan silaturahmi dan kedekatan antara

orang tua dan guru. 2. Membuka ruang diskusi atau sharing antara orang tua dan
32

guru. 3. Orang tua biasa mendapatkan informasi yang utuh mengenai program

pendidikan anak-anaknya. 4. Orang tua terbuka. 5. Para guru mendapat banyak

masukan yang bisa dijadikan perimbangan dalam menjalankan tugasnya sebagai

pendidik.

Jika orang tua mengerti dengan baik bagaimana cara mendidik, mengasuh

serta membimbing anak maka anakpun akan tumbuh dengan baik. Mindetnya

tertata rapih, perilakunya terjaga, tidak melenceng dari aturan, dan berbakti

kepada kedua orang tuanya.

Lalu bagaimana jika orang tua tidak mengerti cara mendidik anaknya?

Apakah anak itu akan tumbuh dengan baik? Apakah anak itu akan lebih baik

daripada anak yang dididik dengan baik? Tentunya anak yang terdidik baiklah

yang akan lebih baik.

Generasi penerus kita selanjutnya haruslah dijaga dengan baik, dididik

dengan baik, diperhatikan dan dibimbing agar tidak keluar dari jalur (aturan).

Setiap anak pastinya membutuhkan perhatian, kasih sayang, serta

bimbingan dari kedua orang tuanya. Karena bimbingan dari orang tua berbeda

dengan bimbingan dari guru ataupun orang lain disekitarnya. Orang tua sangat

berperan penting bagi perkembangan anaknya baik cara berpikirnya, jiwa

sosialnya maupun kepribadiannya. Maka dari itu parentign sangatlah penting

untuk dipelajari oleh siapapun yang akan menjadi orang tua atau bagi yang sudah

menjadi orang tua.

Orang tua bisa bertindak tegas dan otoriter di waktu tertentu, namun

diwaktu lain bisa membiarkan si anak atau mengajak anak berdiskusi sebelum
33

memutuskan sesuatu. Hubungan orang tua dan anak akan semakin akrab, anak

secara tidak langsung sudah diajarkan bagaimana memahami dan mengatur

perilaku, dan kemampuan kognitifnya berkembang.

Menyesuaikan pola asuh sesuai kondisi, tempat dan karakter anak cocok

diterapkan untuk anak pertama, dan bisa diterapkan untuk anak selanjutnya.

Orang tua wajib mendapatkan banyak masukan terkait pola asuh.

Anda mungkin juga menyukai