Bersama dengan ilmu dari pendidikan yang diberikan orangtua kepada anak, maka
kehidupannya akan terangkat.
Ia akan tumbuh menjadi pribadi berkarakter.
Anak yang kehadirannya dinantikan, akan membalas penghargaan itu dengan kasih
sayang dan rasa rindu untuk kedua orangtuanya.
Anak yang dididik dengan kebaikan, akan menyebarkan kebaikan untuk lingkungannya.
Sedangkan, kita mengenal anak sebagai manusia yang masih dalam tahap
perkembangan mulai dari bayi hingga masa pubertas.
Justru, Anda membutuhkan feedback dari anak untuk introspeksi diri dan menelaah
pola asuh yang Anda terapkan.
Sehingga, pengetahuan Anda terus terbaharui guna mendukung tumbuh kembang
anak.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”(QS. 66:6)
Ayat ini menggambarkan bahwa pendidikan itu dimulai dari rumah.
Suami dan istri harus saling membantu menciptakan suasana harmonis dalam keluarga,
menunjukkan kebaikan kepada anak melalui perilaku positif dan saling menjaga agar
terhindar dari keburukan.
Dalam ayat tersebut, secara langsung Allah menyebutkan bahwa tujuan pendidikan anak
di dalam keluarga adalah untuk menciptakan manusia yang taqwa kepada Allah
SWT.
Dengan senantiasa introspeksi, kita akan melihat berbagai kekurangan dalam diri.
Sehingga, muncullah sikap gemar meningkatkan nilai diri dengan cara memperluas ilmu.
Yakni, mendidik keturunannya dengan sebaik-baik cara agar potensi fitrah yang telah
Tuhan berikan tidak terbuang sia-sia.
Jadi, contohkan kebaikan (menjadi contoh) pada anak melalui perilaku kita sehari-hari.
Dengan melimpahkan perhatian dan kasih sayang pada anak, maka kebutuhan dasar
mereka akan terpenuhi.
Inilah penyebab utama gangguan mental pada manusia yang selanjutnya juga akan
menggerogoti fisik.
3. Menjalankan fungsi pendidik
Tidak hanya sebatas melahirkan dan menyediakan sandang pangan.
Orangtua wajib memberikan pendidikan untuk anaknya agar tumbuh menjadi manusia
berkualitas.
Intinya, pendidikan yang Anda sediakan bagi anak harus mampu menjadi bekal bagi
mereka untuk bertahan dan berproses dalam hidup.
Misalnya, menyediakan lingkungan fisik yang sehat agar tubuh anak tumbuh secara
optimal.
Fungsi keluarga dalam pendidikan anak ini harus Anda jalankan sejak anak masih di
dalam kandungan.
Metode adalah alat yang Anda gunakan untuk mencapai sebuah tujuan.
Kaitannya dengan pendidikan anak dalam lingkungan keluarga, ada beberapa metode
yang bisa dimanfaatkan.
1. Metode Keteladanan
Perilaku memiliki kekuatan 2x lebih besar daripada kata-kata.
Jadi, sangat penting bagi orangtua untuk menampilkan perilaku positif baik di rumah
maupun di luar rumah.
Karena membiasakan perilaku positif untuk diri sendiri sama dengan memberikan
pendidikan kebaikan pada anak.
Orangtua sering mengeluhkan sikap anaknya yang bandel dan suka membantah.
Nasihat yang tidak masuk biasanya disebabkan oleh orangtua yang tidak
menyeimbangkan ucapan dengan tindakan.
2. Metode Pembiasaan
Di dunia entertainment, kita sering melihat iklan produk tertentu diulang sampai 3x.
Tahukah Anda, apa fungsi dari pengulangan tersebut?
Ya . .
Pengulangan bertujuan untuk memperkuat daya ingat Anda tentang suatu produk.
Agar pendidikan yang diterima anak tertanam secara otomatis, maka Anda perlu
menjadikannya sebagai kebiasaan.
Cara paling mudah untuk menjadikan perilaku sebagai kebiasaan adalah dengan
melakukannya secara teratur.
3. Metode Nasihat
Anak-anak kita bukannya tidak suka dengan nasihat.
Saat kenyamanan itu tercipta, anak pasti mau berbicara dengan Anda.
Jika ia masih diam, artinya Anda belum bisa memberikan kenyamanan bagi mereka.
Jadi, metode yang paling tepat untuk ini adalah terus melatih anak untuk praktik.
Supaya aturan ini berhasil ditaati, Anda harus melibatkan anak dalam membuat aturan.
Larangan apa yang memberatkannya atau perintah apa yang sulit dipatuhi.
Tanpa diskusi dengan anak, tanpa penjelasan kenapa Anda melarangnya melakukan ini
dan itu, anak hanya akan mengalami kebingungan.
Namun, bukan berarti Anda bisa meloloskan mereka saat melakukan kesalahan.
7. Metode Mendongeng
Anak-anak paling suka dibacakan dongeng atau mendengarkan kisah.
Kemudian ceritakan pada anak-anak bahwa kebaikan para nabi dan rasul ini harus kita
terapkan di dunia.
Tanpa adanya kesalahan, justru anak tidak akan mengenal mana hal yang benar.
Banyak diantara kita yang malu dan gengsi untuk menunjukkan kesalahan
ataupun kekurangan.
SD AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH