Disusun oleh :
2021
ANALISIS WAWANCARA
: KIAT - KIAT POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA
A. Biodata Subyek
1. Nama : Lili Rosliana
2. TTL : Bogor, 23 Januari 1971
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Alamat : Kayumanis No. 8 RT 03/03 Kel. Kayumanis, Kec. Tanah
Sareal, Kota
Keluarga merupakan individu yang berinteraksi dengan subsistem yang berbeda yaitu
bersifat dyadic yang melibatkan dua orang dan polyadic yang melibatkan lebih dari dua
orang (Santrock, 2007, p. 158). Subsistem ini mempunyai pengaruh langsung maupun
tidak langsung terhadap satu sama lainnya. Orang tua harus memberikan pengasuhan
yang baik tanpa henti, dari sejak anak dalam kandungan, usia dini, remaja, hingga anak
sudah beranjak dewasa. Tak hanya itu saja, orang tua memiliki tanggung jawab penuh
untuk membimbing, mengawasi, dan melindungi anaknya untuk tumbuh dan berkembang
optimal. Ini tentu sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap anak agar kelak anak siap
dalam hidup kemasyarakatan.
Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola yang membebaskan anak untuk melakukan
apa yang ingin dilakukan tanpa mempertanyakan. Pola asuh ini tidak menggunakan aturan
yang ketat, bahkan bimbingan pun kurang diberikan sehingga tidak ada pengendalian atau
pengontrolan serta tuntutan kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan anak diizinkan
untuk
memberi putusan untuk dirinya sendiri. Anak berperilaku sesuai dengan keinginannya tanpa
adanya kontrol dari orang tua.
Untuk pola asuh otoriter, yakni ketika orang tua menerapkan aturan dan batasan yang mutlak
harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak
mematuhi akan diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan hilangnya
kebebasan pada anak, kurangnya inisiatif dan aktivitasnya, sehingga anak menjadi tidak
percaya diri pada kemampuannya.
Sedangkan pola asuh demokratis yaitu menanamkan disiplin kepada anak, dan menghargai
kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan
orang tua. Dari bimbingan itu memberi penjelasan secara rasional dan obyektif jika keinginan
dan pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola asuh ini bisa tumbuh rasa tanggung jawab pada
anak, dan pada akhirnya, anak mampu bertindak sesuai dengan norma yang ada.
: Analisis Wawancara
Ibu Lili merupakan seorang istri dan ibu rumah tangga dengan 3 anak. Beliau memiliki
anak – anak yang sukses dan sehat -sehat. Dan dari penglihatan saya, anak – anaknya cerdas
dan bisa selalu menjadi unggulan di sekolahnya.
Dari pernyataanya, beliau adalah tipe orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak
dengan didasari batasan – batasan yang sudah disepakati. Contohnya seperti yang dikatakan
Ibu Lili “missal anak saya pulang tidak sesuai aturan yang ditetapkan, saya sebagai orang tua
wajib menghubunginya dan memberikan ketegasan kepada anak saya.” Dan bagusnya cara
pola asuh Ibu Lili ini yaitu beiau tetap memberikan nasehat agar anaknya tidak mengulangi
kesalahannya.
Ibu Lili juga menjelaskan bahwa menurutnya faktor – faktor yang menyebabkan
pengalaman orang tua, pendidikan orang tua serta tipe pola asuh yang memengaruhi pola
asuh yaitu pengalaman orang tua, pendidikan orang tua serta tipe pola asuh yang diterapkan.
Karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap Tindakan yang dilakukan dan hasil dari
Tindakan tersebut. Komunikasi Ibu lili dan anak – anaknya juga sangat bagus. Hubungan
mereka selalu
bagus dan selalu cerita satu sama lain dan Bu Lili juga selalu memberikan apresiasi kepada hal
– hal yang dicapai anaknya.
Dari hasil wawancara yang sudah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa Ibu Lili
merupakan tipe orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis.Bisa dilihat bahwa anaknya
sangat nyaman dan selalu senang berada di lingkungan keluarganya dan selalu merasa
mendapatkan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya. Cara – cara Pola Asuh Ibu
Lili dapat kita contoh karena memberikan dampak positif di dalam keadaan juga hubungan
antar orang tua dan anak.
C. Instrumen Wawancara