Anda di halaman 1dari 11

REMAJA

Masa transisi usia di mana seseorang belum


dewasa tetapi bukan lagi anak-anak.
Berpikir dan bertindak masih di antara anak-anak dan
dewasa.
Remaja memiliki preferensi komunikasi yang sangat
berbeda dengan orangtua
Komunikasi yang baik dengan remaja adalah dasar
pola Asuh yang baik.
Remaja cenderung menggunakan lebih sedikit kata,
mengandalkan isyarat non-verbal, di mana
keheningan dan jeda dalam komunikasi sangat
penting.
Kapasitas emosional dan kognitif akan
bervariasi dari remaja ke remaja dan dari situasi
ke situasi.
Mempertimbangkan strategi komunikasi
Menyampaikan penerimaan, kejujuran, dan rasa
hormat.
Hindari berbicara dengan remaja sebagai seorang
anak, karena ini sering ditafsirkan sebagai
merendahkan.
Beberapa remaja cukup dewasa untuk membuat
keputusan sendiri mengenai beberapa aspek
perawatan kesehatan mereka
Hubungan remaja dengan orang tua terjadi perubahan yang
signifikan, terutama di tingkat sekolah menengah.
Praremaja seringkali merasa terasing di tingkat sekolah menengah
akibatnya, mereka kurang memercayai orang tua mereka dan
Hasil penelitian menemukan bahwa komunikasi menurun sekitar
empat kali lipat.
Remaja yang merasa terasing juga ditemukan kehilangan lebih
banyak kepercayaan pada ibu mereka daripada ayah dan
akibatnya, lebih cenderung memiliki tingkat kecemasan dan
depresi yang lebih tinggi pada kelas 12.
Prinsip dalam komunikasi remaja
Berikan jawaban yang
tepat
Berikan informasi tanpa
saran
Jawablah dengan tepat
dan relevan
Gunakan bahasa yang
sederhana dan jelas
Sikap Terapeutik
Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada
mereka untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan sikapnya.
Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran, dan
sikapnya.
Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau
berespons berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional
.
Memberikan dukungan terhadap segala masalah yang dihadapi
remaja, mendiskusikannya serta membantu menyelesaikan
masalahnya.
Perawat, orangtua, serta orang dewasa lain harus mampu menjadi
sahabat buat remaja dan tempat berbagi cerita baik suka maupun
duka.
Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol, dan
bercengkerama serta sering melakukan makan bersama.
Aktif Listening
Mendengarkan adalah satu-satunya hal terbaik yang dapat dilakukan untuk
membangun komunikasi yang baik. Mendengarkan terdengar sederhana,
tetapi seringkali tidak.
• Biarkan anak usia remaja menyelesaikan pikirannya.
• Biarkan dia menceritakan keseluruhan cerita.
• Jangan mencoba untuk secepatnya memperbaiki situasi.
• Ingatlah bahwa mendengarkan tidak selalu berarti setuju dengan semua
yang dia katakan.
Terkadang remaja hanya perlu berbicara dan tahu bahwa perawat cukup
peduli untuk mencoba mengerti. Tidak perlu menyela, setuju atau tidak setu
ju, atau memberikan solusi langsung untuk masalahnya. Sebagai permulaan,
perawat hanya perlu mendengarkan. Berikut ini adalah beberapa hal untuk
mendengarkan :
Berikan perhatian
Fokus pada apa yang dikatakan remaja, hindari gangguan (noise) agar
perawat, orangtua, atau orang dewasa lain dapat mendengarkan dengan baik.
Mengulang
Kita dapat menyatakan kembali hal-hal yang telah dikatakan oleh remaja
untuk memastikan bahwa kita melakukannya dengan benar. Hal ini membantu
kita untuk memahami, dan juga menunjukkan bahwa kita mendengarkan.
Ajukan Pertanyaan Sesekali
Mengajukan pertanyaan sesekali menunjukkan bahwa kita mendengarkan dan ter
tarik dengan yang diceritakan oleh remaja. Berhati-hatilah untuk tidak mengaju
kan terlalu banyak pertanyaan atau mengambil alih percakapan dengan sering
bertanya.
Dengarkan Tanpa Menghakimi
Ketika remaja berbicara kepada kita tentang kekhawatiran atau masalahnya,
cobalah untuk tidak menghakimi atau mengkritiknya saat kita sedang mendengar
kan. Tahan diri dulu untuk memberikan pendapat sampai remaja menyelesaikan
ceritanya.
Mengerti dan memahami
Tunjukkan bahwa kita mencoba memahami perasaan remaja. Bahkan jika kita
tidak selalu setuju dengan apa yang dikatakan oleh remaja, tetaplah untuk
menempatkan diri kita pada posisi remaja dan sampaikan bahwa kita memahami
perasaannya.
Gunakan "Door openers" daripada "Door closers" dalam Berkomunikasi
“Door openers” : Mendorong remaja untuk berbicara secara terbuka.
"Ceritakan padaku apa yang terjadi." "Menurutmu apa yang harus dilakukan?“
“Bagaimana perasaanmu tentang hal itu?” "Apa yang terjadi selanjutnya?“
"Itu pertanyaan yang bagus."
Door Closers : Membuat remaja enggan membuka diri.
"Aku tidak ingin mendengar pembicaraan seperti itu." "Terus?" "Aku akan memb
eritahumu apa yang harus kamu lakukan ..." "Mengapa kamu bertanya padaku?"
"Jangan datang menangis padaku jika kamu berakhir berantakan."

Anda mungkin juga menyukai