Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGERTIAN DAN BAHAYA HIV/AIDS

DISUSUN OLEH:

FATIMAH AZZAHRA

KELAS XI IPA 2

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 3

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 4

2.1 Pengertian HIV/AIDS........................................................................................ 4

2.2 Bahaya HIV/AIDS.............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 8

3.2 Saran ................................................................................................................... 8


DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mendengar kata virus mungkin yang ada di pikiran kalian adalah sesuatu yang membahayakan, apalagi
mendengar virus HIV/AIDS. Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita menyeramkan
tentang HIV/AIDS, apalagi penyebaran HIV/AIDS ini berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang
sudah ada di sekitar kita.

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981 di Amerika Serikat
dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1). AIDS adalah suatu kumpulan gejala
penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi diddapat dari hasil
penularan. penyakit ini merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang sangat penting di beberapa
negara dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat internasional dengan angka moralitas yang
peresentasenya di atas 80 pada penderita 3 tahun setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS. Pada tahun
1985 Cherman dan Barre-Sinoussi melaporkan bahwa penderita AIDS di seluruh dunia mencapai angka
lebih dari 12.000 orang dengan perincian, lebih dari 10.000 kasus di Amerika Serikat, 400 kasus di
Francis dan sisanya di negara Eropa lainnya, Amerika Latin dan Afrika. Pada pertengahan tahun 1988,
sebanyak lebih dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnya sebagai AIDS di Amerika Serikat telah
dilaporkan pada Communicable Disease Centre (CDC) dan lebih dari setengahnya meninggal. Kasus-
kasus AIDS baru terus-menerus di monitor untuk ditetapkan secara pasti diagnosisnya. Ramalan baru-
baru ini dari United States Public Health Service menyatakan, bahwa pada akhir tahun 1991, banyaknya
kasus AIDS secara keseluruhan di Amerika Serikat doperkirakan akan meningkat paling sedikit menjadi
270.000 dengan 179.000 kematian. Juga telah diperkirakan, bahwa 74.000 kasus baru dapat di diagnosis
dan 54.000 kematian yang berhubungan dengan AIDS dapat terjadi selama tahun 1991 saja. Sebagai
perbandingan dapat dikemukakan, kematian pasukan Amerika selama masa perang di Vietnam
berjumlah 47.000 korban.

Selain itu, berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-September 2006 secara
kumulatif tercatat pengidap HIV positif di tanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang.
Menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologis
terutama pada penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan disekeliling penderita.

Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya. Jika ditambah dengan stress
psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi HIV, maka akan mempercepat
terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka kematian. Menurut Ross (1997), jika stress mencapai
tahap kelelahan (exhausted stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi system imun yang
memperparah keadaan pasien serta mempercepat terjadinya AIDS. Modulasi respon imun penderita
HIV/AIDS akan menurun secara signifikan, seperti aktivitas APC (makrofag); Thl (CD4); IFN ; IL-2;
Imunoglobulin A, G, E dan anti-HIV. Penurunan tersebut akan berdampak terhadap penurunan jumlah
CD4 hingga mencapai 180 sel/ l per tahun.

Pada umumnya, penanganan pasien HIV memerlukan tindakan yang hampir sama. Namun berdasarkan
fakta klinis saat pasien control ke rumah sakit menunjukkan adanya perbedaan respon imunitas (CD4).
Hal tersebut menunjukkan terdapat factor lain yang berpengaruh, dan factor yang diduga sangat
berpengaruh adalah stress.

Stress yang dialami pasien HIV menurut konsep psikoneuroimunologis, stimulusnya akan melalui sel
astrosit pada cortical dan amigdala pada system limbic berefek pada hipotalamus, sedangkan hipofisis
akan menghasilkan CRF (Corticotropin Releasing Factor). CRF memacu pengeluaran ACTH (Adrenal
corticotropic hormone) untuk memengaruhi kelenjar korteks adrenal agar menghasilkan kortisol.
Kortisol ini bersifatimmunosuppressive terutama pada sel zona fasikulata. Apabila stress yang dialami
pasien sangat tinggi, maka kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol dalam jumlah besar sehingga
dapat menekan system imun (Apasou dan Sitkorsky,1999), yamg meliputi aktivitas APC (makrofag); Th-1
(CD4); sel plasma; IFN ; IL-2;IgM-IgG, dan Antibodi-HIV (Ader,2001).

Perawat merupakan factor yang berperan penting dalam pengelolaan stress, khususnya dalam
memfasilitasi dan mengarahkan koping pasien yang konstruktif agar pasien dapat beradaptasi dengan
sakitnya. Selain itu perawat juga berperan dalam pemberian dukungan social berupa dukungan
emosional, informasi, dan material (Batuman, 1990; Bear, 1996; Folkman Dan Lazarus, 1988).

Salah satu metode yang digunakan dalam penerapan teknologi ini adalah model asuhan keperawatan.
Pendekatan yang digunakan adalah strategi koping dan dukungan social yang bertujuan untuk
mempercepat respon adaptif pada pasien terinfeksi HIV, meliputi modulasi respon imun (Ader, 1991 ;
Setyawan, 1996; Putra, 1990), respon psikologis, dan respon social (Steward, 1997). Dengan demikian,
penelitian bidang imunologi memilki empat variable yakni, fisik, kimia, psikis, dan social, dapat
membuka nuansa baru untuk bidang ilmu keperawatan dalam mengembangkan model pendekatan
asuhan keperawatan yang berdasarkan pada paradigm psikoneuroimunologi terhadap pasien HIV
(Nursalam, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


· Apa pengertian HIV/AIDS ?

· Apa bahaya HIV/AIDS ?

1.3 Tujuan Masalah

· Mendeskripsikan pengertian HIV/AIDS.

· Mendeskripsikan bahaya HIV/AIDS.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel darah putih
manusia yang merupakan bagian terpenting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini hidup di
dalam darah penderita HIV, virus ini juga tidak memandang usia, warna kulit, orientasi seksual, agama
maupum faktor pembeda lainnya. Sekali saja HIV hidup dalam tubuh kita, itu artinya kita sudah
terinfeksi virus ini, dan sejauh ini belum ada obat untuk memusnahkan virus HIV ini, namun masih
banyak upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk menghindari virus HIV.

Dengan demikian sel-sel darah putih melindungi seseorang dari jatuh sakit. Inilah yang disebut
kekebalan tubuh manusia, yang merupakan daya tahan tubuh seseorang. Seseorang yang terinfeksi oleh
HIV, maka virus ini akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya akan merusak dinding sel darah putih
untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang peranan pada kekebalan tubuh. Sel
darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi lemah dan tidak lagi mampu melawan kuman-kuman
penyakit. Lambat-laun sel darah putih yang sehat akan sangat berkurang. Akibatnya, kekebalan tubuh
orang tersebut menjadi menurun dan akhirnya sangat mudah terserang penyakit. Seseorang yang
terinfeksi oleh HIV, berarti mengidap HIV di dalam tubuhnya, disebut “HIV+” (baca: HIV positif) atau
pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan
gejala apapun. Sehingga secara fisik kelihatan tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. Namun dia
mempunyai potensi sebagai sumber penularan, artinya dapat menularkan virus kepada orang lain.
Setelah periode 7 hingga 10 tahun, atau jika kekebalan tubuhnya sudah sangat melemah karena
berbagai infeksi lain, seorang pengidap HIV mulai menunjukkan gejala-gejala dan tanda- tanda
bermacam-macam penyakit yang muncul karena rendahnya daya tahan tubuh. Pada keadaan ini orang
tersebut disebut sebagai penderita AIDS.

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Syndrome yang bahasa Indonesia-nya
adalah Sindroma, merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia
berarti kekurangan. Immune berarti kekebalan, sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat.
Dalam hal ini, “diperoleh” mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. Seseorang
menderita AIDS bukan karena keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena terjangkit atau terinfeksi
virus penyebab AIDS. Oleh karena itu, AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit
akibat hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. AIDS merupakan fase terminal
(akhir) dari infeksi HIV.

Telah disebutkan bahwa seorang pengidap HIV daya tahan tubuhnya terganggu sehingga mudah
terserang penyakit, bahkan serangan sesuatu penyakit yang untuk orang lain dapat digolongkan sebagai
penyakit ringan, bagi seorang pengidap HIV atau penderita AIDS penyakit tersebut dapat menjadi berat,
bahkan dapat menimbulkan kematian. Misalnya penyakit influensa, pada orang sehat penyakit ini, akan
sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang lebih satu minggu, meskipun tidak diobati sama sekali
asalkan penderita makan, tidur dan istirahat yang cukup. Pada pengidap HIV dan penderita AIDS,
penyakit influensa ini akan menetap lebih lama bahkan semakin parah pada waktu tertentu. Seorang
penderita AIDS dapat meninggal oleh penyakit infeksi lain yang menyerang dirinya akibat kekebalan
tubuhnya yang terganggu (disebut infeksi oportunistik).

Dalam proses perkembangan virus HIV dari infeksi menjadi penyakit AIDS ada 4 fase, yaitu:

Fase 1 : Fase ini dimulai tepat setelah infeksi, dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ditandai
dengan tidak enak badan seperti flu, meski pada 20% penderita mengalami flu yang parah, namun tes
HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa penderita tidak terinfeksi HIV.

Fase 2 : Fase ini adalah tahap terpanjang diantara fase lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga 10
tahun. Pada fase ini gejala pada penderita hampir tidak terlihat, padahal sebenarnnya pada fase inilah
virus sedang berkembang. Secara perlahan HIV menghancurkan sel-sel CD-4 yang berjumlah banyak
untuk melawan penyakit, dengan sedikitnya sel-sel CD-4 yang penderita miliki, sistem kekebalan tubuh
penderita akan terus menurun, walaupun tubuh akan mengganti sel CD-4 yang rusak sebanyak mungkin,
namun tetap saja sel CD-4 akan kalah dengan perkembangan virus HIV yang berkembang sangat cepat.

Fase 3 : Fase ini dimulai ketika sel CD-4 dalam tubuh sudah dikuasai virus HIV. Ketika sistem kekebalan
tubuh sudah gagal, penyakit-penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh penderita, dan ironisnya
penyakit ini mengendalikan tubuh penderita dan berbagai gejala penyakitpun berkembang. Pada
awalnya terjadi gejala-gejala ringan seperti: lelah, diare, inveksi jamur, demam, berkeringat pada malam
hari , berat badan terus menurun, pembengkakkan elenjar limpa, sariawan terus menerus. Tetapi seiring
dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh, gejala-gejala ini akan semakin parah.
Fase 4 : Pada fase ini, ketika gejala-gejala penyakit seperti Tuberculosis (Kanker) menjadi semakin parah,
selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan anti virus hanya bisa
memperlambat perkembangan virus HIV saja

2.2 Bahaya Besar Penyakit HIV/AIDS

Bahaya Besar Penyakit HIV/AIDS yaitu:

1. Tidak ada obat.

AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang mudah menular dan
mematikan. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia, dengan akibat
turunnya/hilangnya daya tahan tubuhnya sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit
infeksi, kanker lainnya. Dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya atau obat untuk
penyembuhannya.

2. Kematian.

Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di seluruh dunia terkena infeksi virus AIDS
setiap menitnya. Dan yang mengerikan adalah jumlah penderita 70% adalah kalangan pemuda/usia
produktif.

3. Serangan Bagi Anak Muda.

Kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit bahaya ini adalah homoseksual, heteroseksual,
promiskuitas, penggunaan jarum suntik pecandu narkotik dan free sex serta orang-orang yang
mengabaikan nilai- nilai moral, etik, dan agama (khususnya para remaja/generasi muda usia 13-25
tahun).

4. Tidak Bermoral.

Pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan perubahan-perubahan nilai kehidupan yang cenderung
mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama, termasuk nilai-nilai hubungan seksual antar individu.

5. S-e-k-s Bebas
Permasalahan lain yang berdampak sangat tinggi bagi penularan virus AIDS adalah remaja yang
meninggalkan rumah/minggat menjadi anak jalanan, dan tuna susila yang melakukan seksual aktif dan
pecandu narkoba secara bebas dan tidak terjaga kebersihan/kesehatannya.

6. Bunuh Diri

Jika seseorang menderita penyakit ini, maka akan menimbulkan depresi yang mendalam, semangat
hidup rendah dan hilang kepercayaan diri. permasalahan ini telah banyak memakan korban jiwa, sebab
dari mereka-mereka yang terjangkit penyakit ini selalu mengakhiri penyakit yang di deritanya dengan
bunuh diri.

7. Gila

Orang yang Hilang kepercayaan diri, banyak dijahui orang karena penyakit yang dideritanya ini akan
menimbulkan stress yang begitu berat, jika Stress yang diderita terus dibiarkan maka akan
menyebabkan kegilaan alias tidak mempunyai kesadaran normal.

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan
– kesempatan berikutnya

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah di atas itu, bawasannya kita harus Waspada terhadap Virus HIV AIDS. Di
atas juga menjelaskan tentang pengertian HIV AIDS, asal usul-nya, cara penularannya, masa inkubasinya,
gejalanya hingga yang beriso tinggi terkena HIV AIDS.

Anda bisa membacanya dengan lebih lengkap lagi di atas yang telah saya susun dengan rapi. Kita
sebagai orang yang sehat harus waspada terhadap virus tersebut, kalau bisa kita juga jangan sampai
terlibat/terkena virus HIV AIDS.

3.2 Saran

Saran saya kepada si pembaca jangan mendekatlah dengan virus HIV AIDS agar kita tidak
terjerumus k dalam virus tersebut, biasanya orang yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko
tinggi (heteroseksual) biasanya banyak terjadi pada kaum perempuan yang selalu gonta ganti pasangan.
Itulah saran dari saya, terutama kepada kaum perempuan yang suka gonta ganti pasangan.

Anda mungkin juga menyukai