ORANG SAKIT
صلي من أجل المرضى
NAMA ANGGOTA
َو َأِقيُم وا الَّص اَل َة َو آُتوا الَّزَك اَة َو اْر َك ُع وا َم َع الَّراِكِع يَن
1.) Orang yang sakit tetap wajib mengerjakan shalat pada waktunya
dan melaksanakannya menurut kemampuannya, sebagaimana
diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:
َف اَّتُق وا َهّٰللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم
َك اَنْت ِبي َبَو اِس يُر َف َس َأْلُت الَّنِبَّي َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َع ْن الَّص اَل ِة َف َق اَل َص ِّل َق اِئًم ا َف ِإْن َلْم َتْس َتِط ْع
َف َق اِع ًدا َف ِإْن َلْم َتْس َتِط ْع َف َع ىَل َجْن ٍب
َجَم َع َرُس وُل ِهَّللا َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َبْي َن الُّظ ْه ِر َو اْلَع ْص ِر َو اْلَم ْغ ِرِب َو اْلِع َش اِء ِباْلَم ِديَنِة ِفي َغ ْي ِر َخْو ٍف
َو اَل َم َط ٍر َق اَل (َأُبْو ُكَرْيٍب ) ُقْلُت اِل ْبِن َع َّباٍس ِلَم َف َع َل َذ ِلَك َق اَل َك ْي اَل ُيْحِرَج ُأَّم َت ُه
3). Orang yang sakit tidak boleh meninggalkan shalat wajib dalam
segala kondisi apapun selama akalnya masih baik.
4). Orang sakit yang berat shalat jama`ah di masjid atau ia khawatir
akan menambah dan atau memperlambat kesembuhannya jika shalat
dimasjid, maka dibolehkan tidak shalat berjama’ah[5]. Imam Ibnu al-
Mundzir rahimahullah menyatakan: Tidak ada perbedaan pendapat di
antara ulama bahwa orang sakit dibolehkan tidak shalat berjama’ah
karena sakitnya. Hal itu karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika sakit tidak hadir di Masjid dan berkata:
ُم ُروا َأَبا َبْك ٍر َفْلُيَص ِّل ِبالَّناِس
KAIDAH
SHOLAT BAGI ORANG SAKIT
shalat sesuai
kondisi tubuh
ketika sakit
TATA CARA SHOLAT KETIKA SAKIT
sebagaimana sabda bin Imran 'kepada صلي هلال عليه وسلمNabi Hushain:
“Shalatlah kamu sambil berdiri, dan jika kamu tidak mampu, maka
sambil duduk, dan jika tidak mampu, maka dengan berbaring” (HR.
Bukhari).
« َف ِإْن َلْم َتْس َتِط ْع َف َع ىَل، َف ِإْن َلْم َتْس َتِط ْع َف َق اِع ًدا،َص ِّل َق اِئًم ا
»َجْن ٍب
“Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka duduk, jika tidak
mampu maka dengan berbaring”. ([16])
kelompok 18