Anda di halaman 1dari 63

Shalat Sebagai

Kewajiban Dasar Muslim

Hukum Meninggalkan Shalat



Perjanjian antara kami dengan mereka adalah
shalat. Siapa yang meninggalkan shalat maka
telah kafir.
(HR. Tirmizy)



Antara seseorang dan kekafiran adalah shalat (HR.
Muslim)



Para shahabat Rasulullah SAW tidak memandang
suatu perbutan yang bila ditinggalkan menjadikan
kafir kecuali shalat.

dosa besar

meyakini
kewajiban

kafir

mengingkari kewajiban

UKHRA
WI

HUKUM
MENINGGALKAN
SHALAT

bunuh
hanafi
penjara - pukul
DUNIAWI

maliki
syafii

bunuh

hambali

bunuh

Haidh Nifas

DICABUT TOTAL

Belum Baligh
Orang Gila
Orang Kafir
Sakit Parah

UDZUR
MENINGGALK
AN SHALAT

WAJIB
MENGGANTI

Tidur
Pingsan
Kesurupan
Ragu Najis
Tidak ada air
Bisa Dijamak

TIDAK SYARI

Bisa Diqadha
Macet
Pernikahan
Tontonan

Mensiasati waktu
shalat
Shalat tidak harus di
masjid
UDZUR
MENINGGALK
AN SHALAT

Menjama Shalat

Shalat di Kendaraan

Shalat Qadha

Shalat Musafir

niat safar
tujuan tertentu
SYARAT SAFAR

keluar rumah
jarak minimal
tidak membatalkan safar

Maliki
Syafii
Hanbali

2 hari
16 farsakh
88,704 km
3 hari

JARAK
SAFAR

Hanafi

24 farsakh
135 km

Dzahiri

mutlak
safar

4 bard

SAFAR VERSI PERTAMA

musafir

bukan musafir
musafir
RUMAH
iqamah
bukan musafir

musafir

TUJUAN
bukan iqamah

SAFAR VERSI KEDUA

bukan musafir

bukan musafir
musafir

RUMAH
iqamah
bukan musafir

musafir

TUJUAN
iqamah

SAFAR VERSI KETIGA

bukan musafir

bukan musafir
musafir

RUMAH
iqamah
bukan musafir

musafir

TUJUAN
bukan iqamah
lebih dari

satu tempat tinggal

TEMPAT
BERMUQIM

tempat tinggal lebih dari


satu

melewati batas
sementara

pulang ke rumah

BERHENTINYA
SAFAR

tiba di tempat muqim lain

melewati batas
sementara

Shalat di Kendaraan

DALIL SHALAT DI ATAS


KENDARAAN




Ketika Nabi SAW mengutus Ja'far bin Abi Thalib radhiyallahuanhu ke Habasyah, memerintahkan untuk
shalat di atas kapal laut dengan berdiri, kecuali bila takut tenggelam. (HR. Al-Haitsami dan Al-Bazzar)

Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan shalat witir di atas untanya. (HR. Bukhari)

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orangorang yang beriman. (QS. An-Nisa : 103)




Nabi SAW shalat di atas kendaraannya menuju ke arah Timur. Namun ketika beliau mau shalat
wajib, beliau turun dan shalat menghadap kiblat. (HR. Bukhari)

menghadap kiblat
fardhu

syarat

berdiri
rukun
ruku sujud

KETENTUAN
SHALAT
tidak harus menghadap kiblat
sunnah

tidak harus berdiri boleh duduk


ruku sujud dengan
membungkuk

mobil
pribadi

sepeda motor

turun dari
kendaraan

unta
JENIS
KENDARAA
N

kapal laut

umum

kereta api
bus umum
pesawat
terbang

shalat di
kendaraan

sebelum-sesudah
hindari
kendaraa
n

turun

manfaatkan jama
SKALA
PRIORITA
S

dimana saja

syarat

kiblat

penuhi syarat
rukun
terpaksa di
kendaraan

berdiri
ruku sujud

syarat rukun tidak


mungkin
shalat hormat
qadha
waktu
ya
ya
ya
tidak
tidak
ya
tidak
tidak

Al-Syafiiyyah
Al-Hanabilah
Al-Hanafiyah
Al-Malikiyah

Sholat Harus di
Masjid/Musholla
Berwudhu Harus Dengan Air
Banyak
Asumsi Yang
Keliru

Sholat Harus Makai


Kostum
Malu Jika Sholat Depan
Umum
Alasan Darurat

Menjama Shalat

safar
haji
.

SYARAT JAMA

hujan
sakit
darurat

Insidentil
Memaksa

Di waktu
Dzhuhur

dzhuh
ur

ashar

Di waktu
Maghrib

maghr
ib

isya

TAQDIM

Di waktu Ashar

TAKHIR
Di waktu Isya

dzhuh
ur

ashar

afdhal

ashar

dzhuh
ur

boleh

maghr
ib

isya

afdhal

maghr
ib

boleh

isya

Niat sejak shalat pertama

Tertib dan urut


SYARAT JAMA
TAQDIM

Tidak terputus

Masih musafir

Niat sejak shalat pertama

SYARAT JAMA
TAKHIR

Masih musafir

JAMA SHALAT JUMAT dan


ASHAR

Jumhur Ulama = Boleh

Al-Hanabilah = Tidak Boleh

Tidak ada nash yang melarang

Tidak ada yang membolehkan

Ittihad al-waqt (pesatuan waktu

Jumat bukan Zuhur

Qiyas dengan . Zuhur

Tidak ada Qiyas dalam Ibadah

Prinsip Keringanan
Jama = Menyatukan waktu

Mengqadha Shalat

Shalat Jumat
Tidak
Diqadha

Shalat Mutlak
Haidh Nifas

IBADAH

Dari Aisyah r.a berkata : Di zaman Rasulullah SAW


dahulu kami mendapat haidh lalu kami diperintahkan
untuk mengqadha puasa dan tidak diperintah untuk
mengqadha salat (HR. Shalat
Jamaah). 5 waktu

Kapan Saja

qurban
Diqadha
Shalat Ied
Tertentu
Haji




Siapa yang lupa sholat (dan meninggalkannya), atau tertidur, maka
kafaratnya ialah ia harus mengerjakannya ketika ia ingat (HR Muslim)

Al-Hanafiyah
Al-Malikiyah
Al-Syafiiyyah

Semua Shalat
Yang Terlewat

Al-Hanabilah
Zohiriyah

Hanya untuk
Orang Lupa dan
Tidur

Wajib Qadha
Shalat


:
.









Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari ayahnya berkata,Kami pernah berjalan
bersama Nabi SAW pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, Wahai
Rasulullah, sekiranya anda mau istirahat sebentar bersama kami? Beliau
menjawab: Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan shalat. Bilal
berkata, Aku akan membangunkan kalian. Maka mereka pun berbaring,
sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggangannya. Namun ternyata rasa
kantuk mengalahkannya dan akhirnya Bilal pun tertidur. Ketika Nabi SAW
terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: Wahai
Bilal, mana bukti yang kau ucapkan! Bilal menjawab: Aku belum pernah
sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya. Beliau lalu bersabda:
Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai
kehendak-Nya dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-Nya pula.
Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk
shalat! kemudian beliau SAW berwudhu, ketika matahari meninggi dan tampak
sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan shalat. (HR. Al-Bukhari)

Wajib Qadha
Shalat




Bahwa Umar bin Al Khaththab radhiyallahuanhu datang pada
hari peperangan Khandaq setelah matahari terbenam sambil
memaki-maki orang-orang kafir Quraisy dan berkata, Wahai
Rasulullah, Aku belum melaksanakan shaat Ashar hingga
matahari hampir terbenam! Nabi SAW menjawab, Demi Allah,
Aku sendiri juga belum melaksanakannya. Kemudian kami
berdiri menuju Bath-han, beliau berwudlu dan kami pun ikut
berwudlu, kemudian beliau melaksanakan shalat Ashar setelah
matahari terbenam, dan setelah itu dilanjutkan dengan shalat
Maghrib. (HR. Al-Bukhari)

Shalat Orang Sakit

Haidh Nifas
Belum Baligh

DICABUT
Orang Gila
Orang Kafir

UDZUR
SHALAT

DIRINGANKA
N

Orang Sakit

Dan bertaqwalah kepada Allah


semampu yang kamu bisa (QS.
At-Taghabun : 16)


Apa yang aku larang, Jauhilah!


Dan apa yang aku perintah untuk,
maka kerjakannya semampu yang
bisa kamu lakukan. (HR. Muslim )


:
Dari Imran bin Hushain berkata,Aku menderita wasir, maka aku bertanya kepada
Rasulullah SAW. Beliau bersabda,Shalatlah sambil berdiri, kalau tidak bisa, maka
shalatlah sambil duduk. Kalau tidak bisa, shalatlah di atas lambungmu. (HR. Bukhari)





Bila kamu mampu untuk sujud di atas tanah, maka lakukanlah. Namun bila tidak,
maka anggukan kepala. Jadikan sujudmu lebih rendah dari rukumu. (HR. AthThabrani)

Tayammum
Tidak Wajib
Berjamaah
Gugur Shalat Jumat

Keringanan

Boleh Duduk
Boleh Berbaring
Ruku - Sujud

SHALAT
ORANG SAKIT

Jama

Jumhur : Tidak
Boleh
Hanbali : Boleh

Menghadap Qiblat

Ketentuan

Tidak Ada Qashar


Qadha Yang Terlewat
Tidak Boleh Jadi
Imam

Bagian Kedua

Shalat Berjamah
Bab 1 : Shalat Berjamaah
Bab 2 : Imam Shalat
Bab 3 : Makmum

Shalat Berjamaah

Shalat Jumat
Syarat Sah

Shalat Idul Fitrh


Shalat Idul Adha
Shalat Tarawih

HUKUM
SHALAT
JAMAAH

Sunnah

Shalat Gerhana
Shalat Istisqa
Shalat Tahajjud

Boleh

Shalat Qabliyah
Badiyah
Shalat Tahiyatul Masjid

Muslim
Aqil

Pelaku

Baligh
Laki-laki
Muqim
Sehat

Fardhu Kifayah

SHALAT
LIMA WAKTU

Sunnah Muakkadah

Syafii

Fardhu Ain

Hanbali

Syarat Sah

Ibnu Taimiyah
Ibnul Qayyim

Hukum

Di Masjid

Bentuk

Awal Waktu
Bersama Imam
Rawatib

Imam Shalat

Muslim
Berakal
Mumayyiz
Laki

SYARAT
IMAM

Benar Bacaan Quran


Tidak Sakit Udzur
Semua Rukun Shalat
Tidak Kehilangan Syarat
Sah
Haruskah Niat Jadi Imam

Lebih Faqih

YANG
LEBIH
BERHAK

Lebih Fasih

Pemilik Wilayah

Yang menjadi imam bagi suatu kaum adalah orang yang lebih aqra' pada kitabullah.
Bila peringkat mereka sama dalam masalah qiraat, maka yang lebih paham dengan
sunnah. Bila peringkat mereka sama, maka yang lebih dahulu berangkat hijrah. Bila
peringkat mereka sama, maka yang lebih banyak usianya. Namun janganlah seorang
menjadi imam buat orang lain di wilayah kekuasaan orang lain itu, jangan duduk di
rumahnya kecuali dengan izinnya. (HR. Muslim)

Beri Izin Adzan - Iqamat


Periksa Barisan

TUGAS &
WEWENAN
G

Beri Informasi Sebelumnya

Meringankan Shalat
Menunggu Masbuk
Istikhlaf

Makmum

Niat Jadi Makmum

imam tidak harus niat


nama

Jumhur

hukum
waktu

Shalat Yang Sama

gerakan dasar

Syafii

SYARAT
MAKMUM

rakaat

Tidak Melewati
Imam

Tempat Yang Sama

shaf
tersambung

terpisah

dengar
lihat

Ikut Gerakan Dasar

satu

Makmum laki

Imam Laki

satu

Makmum wanita

Makmum campur

Posisi
Makmum

Imam
Wanita

lebih

Makmum wanita

lebih
satu
lebih

satu
lebih

Konfigurasi Barisan Shalat Berjamaah

ima
m
posisi makmum dewasa laki
posisi makmum anak-anak laki

posisi makmum anak-anak wanita


posisi makmum dewasa wanita

Proses Pembentukan Barisan


imam

13

11

10

12

26

24

22

20

18

16

14

15

17

19

21

23

25

38

36

34

32

30

28

27

29

31

33

35

37

39

sendiri dalam shaf


imam

13

11

10

12

26 2624 2422 2220 2018 1816 1614 1415 1717 1919 2121 2323 2525

27
Dari Washibah bin Ma'bad ra berkata bahwa Rasulullah SAW melihat
seseorang shalat di belakang shaf sendirian. Maka beliau
memerintahkannya untuk mengulangi shalatnya.
(HR Ahmad, Abu Daud, At-Tirmizy dan Ibnu Hibban menshahihkannya)

Berhenti jadi makmum di tengah shalat


Haram

Tanpa sebab
Terlalu panjang bacaan

Syafii

Boleh

Tidak qunut - tahiyat


awal
sakit

Mufaraqah

ngantuk

Hanbali

kebelet
takut
Sendiri di shaf

Wajib

Batalnya imam

Bagian Ketiga

Ikhtilaf dalam Shalat


1. Melafadzkan Niat
2. Posisi Tangan Ketika Shalat
3. Bacaan Makmum di
Belakang Imam
4. Basamalah, Al-Fatihah atau
bukan?
5. Sujud, Mana Duluan?
6. Menggerak Jari Ketika

Nabi Shalat Berbeda


Sebab
Perbedaan

Istinbath Berbeda
Perbedaan Menghukumi
Hadits

Melafadzkan Niat
Madzhab alHanafiyah

Dan yang menjadi pendapat pilihan (madzhab) ialah (melafadzkan niat itu)
mustahabb (disukai), dan ini tidak berlaku untuk beberpa masalah, seperti
nadzar. Karena nadzar tidak cukup hanya niat tapi justru harus melafadzkan
(Al-Asybah wa Al-Nazoir 41)

Madzhab alMalikiyah

Itu menyelisihi yang lebih utama (utamanya tidak dilafadzkan),


akan tetapi dikecualikan bagi mereka yang peragu, baginya itu
justru lebih baik dilafadzkan agar hilang keragu-raguannya.
(Hasyiyah
Al-Dusuqi 1/234)
Madzhab
al-

Syafiiyyah

Dan tidak disunnahkan (tidak disukai) melafadzkan


niat dari 2 pendapat (sunnah dan tidak sunnah) yang
ter-manshush dari Imam Ahmad. (Al-Inshof 1/110)

Madzhab alHanabilah
) (

(Dan disunnahkah melafadzkan) apa yang diniatkan (sebelum


takbir) untuk lisan membantu hati dan itu juga berguna untuk
menjauhkan keragu-raguan (was-was). (Mughni Al-Muhtaj 1/150)

BERSEDEKAP BUKAN RUKUN SHALAT



Dalam kaitan dimana tangan diletakkan saat shalat, tidak ada hadits yang berstatus shahih dari
Nabi. Silahkan letakkan diatas atau dibawah pusar. (Ibn Mundzir w. 319 H, al-Ausath fi as-Sunan
wa al-Ijma wa al-Ikhtilaf, h. 3/ 94)

Makruh

al-Malikyah

Di bawah Pusar

Al-Hanafiyah dan alHanabilah

Antara Pusar
dan Dada

Al-Syafiiyyah

Di Atas Dada

Imam Shananiy

Bersedekap

Jumhur

Rukun Shalat

Hanafi

Bukan rukun - wajib

kedudukan

Maliki Hambali

ALFATIHAH

makmu
m

Hanafi

Syafii

Siriyah : baca
Jahriyah :
tidak
Siriyah : tidak
Jahriyah :
tidak
Siriyah : baca
Jahriyah :
baca

Hanafi

Sunnah : sir
Bukan fatihah

basmala
h

Maliki

Haram

Syafii

Wajib : Jahr
Ayat 1 fatihah

Hambali

Wajib : sir

Posisi

Bila kamu sujud janganlah seperti duduknya unta.


Hendaklah kamu meletakkan kedua tangan terlebih
dahulu kemudian kedua lutut. (HR. Ahmad, Abu Daud,
Nasai dan Tirmizy)

tangan

SUJUD

Proses
Lutut

Bekas Sujud

Dari Wail Ibnu Hujr berkata,"Aku melihat


Rasulullah SAW bila sujud meletakkan kedua
lututnya sebelum kedua tangannya. Dan bila
bangun dari sujud beliau mengangkat tangannya
sebelum mengangkat kedua lututnya. (HR.
Khamsah kecuali Ahmad)
Tanda-tanda mereka tampak pada wajah mereka
dari bekas sujud . (QS. Al-Fath : 29)

Menggerakkan Telunjuk Ketika


Tasyahhud
Tinjauan Hadits
1

-

-





Dari Ibn Umra r.a. Nabi s.a.w. jika ia duduk dalam shalat, ia
melettakan tangannya di lututnya, dan mengangkat jarinya
yang di sebelah jempol, lalu berdoa, dan tangan kirinya di
)atas paha kiri terbuka jari-jarinya. (HR. Muslim

-
-


Dari Wail bin Hujr r.a.: Nabi s.a.w. meletakkan siku kanannya di
atas paha kanan kemudian menggenggam kelingkin dan jari
setelahnya lalu membuat lingkaran dengan jari tengah dan
jempol, dan mengangkat telunjuk memberi isyarat (HR. Abu
)Daud dan Ahmad

Menggerakkan Telunjuk Ketika


Tasyahhud
Tinjauan Hadits
3

-
-

.


Dari Abdullah bin Zubair r.a. Nabi s.a.w. memberikan isyarat
ketika berdoa (tsyahhud) dan ia tidak menggerak)gerakkannya. (HR. Abu Daud dan an-Nasai




"

Dari Wail bin Hujr r.a. ketika menceritakan shalatnya Nabi s.a.w:
Nabi s.a.w. duduk dan membaringkan kaki kirinya, lalu menaruh
telapak tangan kirinya di atas paha dan lututnya dan menjadikan
siku tangan kanannya di atas paha kanannya, lalu
menggenggam 2 jarinya dan membuat lingkaran kemudian
mengangkat jarinya dan aku melihat ia menggerak-gerakkannya
)sambil berdoa (HR. Abu Daud dan Ahmad

Menggerakkan Telunjuk Ketika


Tasyahhud
Pendapat Madzhab
Al-Hanafiyah

:
.
(1/509 - )
dalam madzhab kami hanya ada 2 pendapat:
[1] meregangkan jari-jari tanpa memberi isyarat, [2]
merenggangkan jari-jari sampai syahadat lalu
menggenggamnya dan mengangkat telunjuk ketika nafiy
(laa illallah) dan menurunkannya lagi ketika itsbat (illa
Allah). (Ibn Abidin dalam Radd al-Muhtar 1/509)

Al-Malikiyah

( ( )( )
)

- )

(251 1/250
Dan disunnahkan menggerak-gerakkan jari telunjuk ke
kanan dan ke kiri seterusnya selama tasyahhud. Adapun
tangan kiri, direnggangkan jari-jarinya di atas paha kiri
(al-Dardir dalam al-Syarh al-Kabir 1/250-251)

Menggerakkan Telunjuk Ketika


Tasyahhud
Pendapat Madzhab
AlSyafiiyyah


(28 - )
:

Al-Hanabilah

dan menggenggam kelingking serta jari manis tangan


kanannya begitu juga jari tengah menurut pendapat yang
masyhur dalam madzhb ini dan menjulurkan telunjuk lalu
mengangkatnya ketika perkataan illallah dan tidak
menggerakkannya. (Ian-Nawawi dalam Minhaj al-Thalibin
hal. 28)

( ) ( )
(84 )

Dan memberi isyarat dnegan telunjuk tanpa menggerak-gerakkan


ketika tasyahhud dan doa dalam shalat atau selainnya ketika
menyebut Allah taala sebagai bentuk kesadaran akan tauhid. (alBuhuti dalam al-Raudh al-Murbi hal. 84)

Anda mungkin juga menyukai