Anda di halaman 1dari 4

Tidak Sah Shalat

Tarawih yang Ngebut


dan Tidak Tuma’ninah
oleh dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

3 November 2023

di Ramadan
1
Hendaknya shalat tarawih dilakukan dengan tuma’ninah dan tidak
ngebut. Di beberapa tempat (alhamdulillah, sebagian kecil) didapati
masjid yang melakukan shalat tarawih dengan sangat cepat dan tidak
ada tuma’ninah. Pendapat terkuat tuma’ninah adalah rukun dari
shalat, sehingga apabila ditinggalkan baik secara sengaja atau tidak
sengaja, maka shalatnya tidak sah. Hal ini berdasarkan hadits yang
sudah jelas dan masyuhur yaitu hadits Al-Musi’ fi Shalatih (orang
yang shalatnya salah/jelek). Dalam hadits tersebut dikisahkan ada
seseorang yang shalat sangat cepat dan tidak tuma’ninah, lalu Nabi
shallallahu ‘alahi wa sallam menyuruhnya untuk mengulangi
shalatnya karena shalatnya tidak sah. Beliau bersabda pada orang
tersebut,
‫اْر ِج ْع َف َص ِّل َف ِإَّن َك َلْم ُتَص ِّل‬
“Kembalilah dan shalatlah! karena sesungguhnya engkau belum
melakukan shalat.” [HR. Bukhari & Muslim]
Baca Juga: Shalat Tarawih Lebih Baik Di Awal Malam Bersama
Imam
Dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah dijelaskan bahwa mazhab
Syafi’iyyah dan Hanabilah berpendapat bahwa tuma’ninah adalah
rukun shalat.
‫ﻓﺬﻫﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﻭﺃﺑﻮ ﻳﻮﺳﻒ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﺤﺎﺟﺐ ﻣﻦ‬
‫ ﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﻤﺴﻲﺀ‬، ‫ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﻄﻤﺄﻧﻴﻨﺔ ﺭﻛﻦ ﻣﻦ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺼﻼﺓ‬
‫ﺻﻼﺗﻪ‬
“Ulama Syafi’iyyah dan Hanbilah, Abu Yusuf al-Hanfiyyah dan Ibnu
Hajib Al-Malikiyyah berpandapat bahwa tuma’ninah adalah rukun
shalat berdasarksan hadits Al-Musi’ fi Shalatih.” [Al-Mausu’ah Al-
Fiqhiyyah 30/96]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan agar tuma’ninah
pada gerakan shalat, beliau bersabda,
‫ِإَذ ا ُقْم َت ِإَلى الَّص اَل ِة َفَك ِّبْر ُثَّم اْق َر ْأ َم ا َت َي َّس َر َمَعَك ِم ْن اْل ُقْر آِن ُثَّم اْر َك ْع‬
‫َح َّت ى َت ْط َم ِئَّن َر اِكًعا ُثَّم اْر َف ْع َح َّت ى َت ْع َت ِد َل َق اِئًما ُثَّم اْس ُج ْد َح َّت ى َت ْط َم ِئَّن‬
‫َس اِج ًد ا ُثَّم اْر َف ْع َح َّت ى َت ْط َم ِئَّن َج اِلًسا ُثَّم اْف َع ْل َذ ِلَك ِفي َص اَل ِتَك ُك ِّلَه ا‬
Jika engkau berdiri hendak melakukan shalat, maka bertakbirlah,
kemudian bacalah ayat al-Qur’an yang mudah bagimu. Setelah itu,
ruku’lah sampai engkau benar-benar ruku’ dengan thuma’ninah.
Kemudian, bangunlah sampai engkau tegak berdiri, setelah itu,
sujudlah sampai engkau benar-benar sujud dengan thuma’ninah.
Kemudian, bangunlah sampai engkau benar-benar duduk dengan
thuma’ninah. Lakukanlah itu dalam shalatmu seluruhnya!”. [HR.
Bukhari & Muslim]
Baca Juga: Inilah Hadits Palsu 30 Keutamaan Shalat Tarawih
Imam Bukhari membuat bab dalam shahihnya dengan judul:
‫َب اُب َأْم ِر الَّن ِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم اَّلِذي َال ُيِتُّم ُر ُك وَع ُه ِباِإلَع اَدِة‬
“Bab: perintah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi shalat
kepada orang yang tidak menyempurnakan rukuknya.”
Apabila shalat dilakukan dengan gerakan sangat cepat, dikhawatirkan
sebagaimana hadits yaitu seburuk-buruknya pencuri yaitu pencuri
dalam shalat. Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
،‫ َي ا َر ُسوَل ِهَّللا‬:‫ َقاُلوا‬،‫َأْس َو ُأ الَّن اِس َس ِر َقًة اَّلِذى َي ْس ِر ُق ِم ْن َص الِتِه‬
‫ “َال ُيِتُّم ُر ُك وَع َه ا َو َال ُسُجوَد َه ا‬: ‫َو َك ْي َف َي ْس ِر ُق ِم ْن َص َالِتِه؟ َق اَل‬
“Pencuri yang paling jelek adalah orang yang mencuri shalatnya.”
Setelah ditanya maksudnya, beliau menjawab: “Merekalah orang
yang tidak sempurna rukuk dan sujudnya.” (HR. Ibn Abi Syaibah,
dishahihkan Ad-Dzahabi).
Apabila hal ini dilakukan terus-menerus (yaitu shalat dengan sangat
cepat), dikhawatirkan juga mati tidak di atas fitrah ajaran Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari sahabat Hudzifah radhiyallahu
‘anhu bahwa beliau pernah melihat ada orang yang tidak
menyempurnakan rukuk dan sujud ketika shalat, dan terlalu cepat.
Setelah selesai, ditegur oleh Hudzaifah, “Sudah berapa lama anda
shalat semacam ini?” Orang ini menjawab: “40 tahun.” Hudzaifah
mengatakan: “Engkau tidak dihitung shalat selama 40 tahun.” (karena
shalatnya batal). Hudzaifah berkata melanjutkan:
‫َو َلْو ِم َّت َو َأْن َت ُتَص ِّلي َه ِذِه الَّص اَل َة َلِم َّت َع َلى َغ ْي ِر ِفْط َر ِة ُم َح َّمٍد َص َّلى‬
‫ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬
“Jika kamu mati dan model shalatmu masih seperti ini, maka engkau
mati bukan di atas fitrah (ajaran) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam.” [HR. Ahmad & Bukhari]
Baca Juga: Cara Shalat Malam Lagi Setelah Tarawih
Bagaimana batasan tuma’ninah? Dijelaskan oleh Ibnu Hajar Al-
Asqalani ada dua poin:
‫ أدنى سكون بين حركتي الخفض والرفع‬:‫وقدر الطمأنينة المفروضة‬
‫ وأحد الوجهين ألصحابنا‬، ‫عند أصحاب الشافعي‬.

‫ أنها مقدرة بقدر تسبيحة واحدة‬:‫والثاني ألصحابنا‬


Pertama: Berdiam sejenak di antara gerakan naik dan turun (walaupun
sebentar)

Sumber: https://muslim.or.id/46857-tidak-sah-shalat-
tarawih-yang-ngebut-dan-tidak-tumaninah.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai