oleh jutaan kaum muslimin. Semerbak ketaatan, khusyuknya ibadah, lembutnya kepedulian, dan hangatnya jalinan ukhuwah, serta semaraknya program kebaikan di bulan penuh berkah. Sungguh, kesejukan ibadah yang dirindukan oleh insan beriman. Allah Ta’ala berfirman, ٱَّلِذیَن َء اَم ُنو۟ا َو َت ۡط َم ِٕىُّن ُقُلوُبُهم ِبِذ ۡك ِر ٱِۗهَّلل َأاَل ِبِذ ۡك ِر ٱِهَّلل َت ۡط َم ِٕىُّن ٱۡل ُقُلوُب “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan zikir kepada Allah. Ingatlah, bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d : 28) Sebagaimana telah ditafsirkan oleh sebagian ulama terdahulu, bahwa hakikat dari zikir kepada Allah adalah segala bentuk ketaatan kepada-Nya. Sehingga barangsiapa yang taat kepada Allah, pada hakikatnya dia telah mengingat-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مثل الذي يذكر ربه والذي ال يذكر ربه مثل الحي والميت “Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak pernah mengingat Rabbnya itu seperti perumpamaan orang hidup dengan orang yang sudah mati.” (HR. Bukhari) Kehidupan hati hanya bisa diraih dengan ilmu, iman, dan ketaatan. Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Manusia jauh lebih banyak membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makan dan minum dibutuhkan dalam sehari cukup sekali atau dua kali. Adapun ilmu itu dibutuhkan sebanyak hembusan nafas.” Sebagaimana dinukil perkataan ini oleh Ibnul Qayyim dalam Miftah Daris Sa’adah.