Anda di halaman 1dari 5

ANGGAPLAH ROMADHON INI SEBAGAI

ROMADHON TERAKHIRMU
Oleh: Ust. Abdulloh Zein, Lc., MA
-KHUTBAH PERTAMA-

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumulloh……………

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada allah subhanahu wa ta'ala dengan
ketakwaan yang sebenar-benarnya yaitu dengan mengamalkan Apa yang diperintahkan oleh Allah
subhanahu wa taala dan oleh rasulnya shallallahu alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang
oleh Allah Azza wa Jalla dan oleh rasulnya shallallahu alaihi wa sallam,

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumulloh……………

Apa Kiranya yang akan kita lakukan jika kita diberi tahu jika seorang ulama besar, atau
pejabat negara, atau Tamu Istimewa lainnya akan berkunjung ke rumah kita. Pasti kita akan
mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangannya. Mulai dari hidangan, tempat
persinggahan, ataupun segala sesuatu yang bisa membuat tamu tersebut merasa betah selama
kunjungannya di tempat kita. Persiapan itu tentunya akan lebih istimewa dan lebih serius. Apabila
kita tahu bahwa kunjungan itu adalah kesempatan terakhir dan satu-satunya yang kita miliki. Baru
kemarin rasanya Kita menyambut Romadhon tahun lalu, ternyata sekarang Tamu Istimewa tersebut
telah datang kembali belum lepas dari ingatan hari-hari romadhon yang kita lalui, keikhlasan,
muraqabah, pengagungan Allah, puasa, tarawih, tilawah al quran menghadiri kajian dan sedekah.
Ternyata berbagai ibadah mulia tersebut, sekarang sudah kembali berada di depan mata.

Itulah waktu…! Pergantian siang dan malam, pertukaran detik ke detik, menit ke menit, jam
ke jam seakan saling mengejar tanpa hentinya. Perputaran matahari dan peredaran bulan adalah
lingkarannya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

١٩٠ :‫ﭐﱡﭐﱹﱺ ﱻﱼﱽﱾﱿﲀﲁ ﲂﲃﲄﱠ آل عمران‬


“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”. (QS: Al-Imran 190)

Sidang Jumat yang berbahagia……………

Nabi kita yang mulia Muhammad shallallahu alaihi wasallam selalu menyambut kedatangan
bulan suci Romadhon dengan sukacita. Tak lupa beliau menyampaikan kabar gembira mengenai
kedatangan Nya kepada para sahabat. Beliau bersabda:

‫َأَتاُك ْم َر َم َض ان َش ْهٌر ُمَباَر ٌك‬


“Telah datang kepada kalian romadhon, bulan yang penuh berkah“ (Hadits riwayat An
Nasa'i dinyatakan shahih oleh syaikh albani).

Para hadirin rahimakumulloh……………


Tidak ada yang menjamin….! Tidak ada yang menjamin bahwa kita masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan Ramadan tahun ini. Apa lagi Bisa menjumpai romadhon di tahun-tahun yang
akan datang, sebab tidak ada diantara kita yang mengetahui secara pasti. Berapakah sisa jatah usia
kita di alam yang fana ini. Hanya manusia bijak yang memanfaatkan apa yang ada dihadapannya
dengan baik serta tidak menggantungkan angan-angannya terhadap sesuatu yang belum pasti
kedatangannya, maka Anggaplah Ramadhan tahun ini adalah Ramadan terakhir kita. Sebelum
menghadap kepada yang maha kuasa. Dengan demikian kita akan terpacu untuk memaksimalkan
waktu di dalamnya guna mengumpulkan pundi-pundi pahala sebanyak mungkin sekaligus
membersihkan dosa dosa yang tak terhitung jumlahnya.

Jamaah salat Jumat yang kami hormati……………

Anggaplah ramadhan tahun ini adalah Romadhon terakhir kita. sehingga kita terdorong
untuk berpuasa dengan sebaik mungkin dalam arti mengikhlaskan ibadah ini hanya mengharap ridho
dan pahala dari Allah ‘azzawajal. bukan sekedar karena ikut-ikutan masyarakat sekitar atau karena
tidak enak dengan rekan kerja yang kebetulan seluruhnya berpuasa, atau bahkan hanya untuk
mencari remeh-temeh kedudukan sosial, atau jabatan politik yang hanya bersifat sementara. jangan
lupa lindungi puasa dari perbuatan perbuatan yang bisa mengikis habis pahala puasa tersebut.
seperti orang yang berpuasa tapi tetap mengumbar bebas pandangan matanya, atau membiarkan
telinga dimasuki suara-suara yang tidak layak untuk didengar, atau membebaskan lisannya untuk
menggunjing, berdusta, mengadu domba, dan perilaku buruk lainnya. Puasa model diatas
dikawatirkan tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala , sehingga para pelakunya
terancam akan masuk ke dalam golongan yang telah disindir oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam dalam sabdanya:

‫ُرَّب َص اِئـٍم َح ُّظُه ِم ْن ِصَياِمِه الُجْو ِع َو الَع َطِش‬


“betapa banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan dari puasanya kecuali
rasa haus dan rasa lapar”. (Hadits riwayat Ahmad dinyatakan shahih oleh Imam Ibnu khuzaimah
dan Syaikh Al Albani.)

Ma’asyirol muslimin rohimani wa rahimakumulloh……………

Anggaplah romadhon tahun ini adalah romadhon terakhir kita. sehingga kita berusaha untuk
menjaga ibadah shalat, terutama shalat fardhu sebelum salat Sunnah, menegakkan salat lima waktu
sebelum salat tarawih. Jangan sampai kita termasuk golongan yang gemar meramaikan masjid-
masjid saat salat tarawih. Tapi enggan untuk menunaikan shalat dzuhur, shalat ashar dan shalat
fardhu yang lainnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengingatkan :

‫َو َم ا َتَقَّر َب ِإَلَّي َع ْبِد ْي ِبَش يٍء َأَح َّب ِإَلَّي ِمَّم ا اْفَتَر ْض ُتُه َع َلْيِه‬
“Tidak ada sebuah amalan yang dilakukan oleh seorang hamba yang melebihi kecintaanku
padanya dibandingkan amalan yang aku wajibkan untuknya”. (Hadits riwayat Bukhari).
Setelah salat wajib dijaga dengan baik, baru iringilah dengan menghidupkan malam-
malam Ramadan dengan salat tarawih, terutama secara berjamaah di Masjid. Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan motivasi:
‫ِإَّنُه َم ْن َقاَم َم َع اِإل َم اِم َح َّتى َيْنَص ِر َف ُك ِتَب َلُه ِقَياُم الَّلْيَلِة‬
“Orang yang salat bersama Imam sampai selesai maka dia akan mendapatkan pahala salat
semalam suntuk”. (Hadits riwayat Tirmidzi dan beliau menyatakan hadits ini Hasan Shahih).

Sidang Jumat yang kami hormati……………


Anggaplah Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir kita. sehingga kita terpacu
untuk mengasah kepedulian sosial dan empati terhadap sesama. Sebab salah satu hikmah
disyariatkannya puasa di bulan Ramadan adalah agar kita bisa merasakan apa yang dirasakan
oleh saudara-saudara kita kaum miskin dan papa. Lalu kita senantiasa terbuka untuk
mengulurkan tangan bantuan kepada mereka. Adapun orang-orang yang melalui bulan Ramadan
akan tetapi penyakit pelit tidak juga terkikis dari hatinya, sungguh sangat merugi mereka. Sebab
puasanya kosong dari makna. Contohlah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang
di bulan Ramadhan beliau melejitkan sifat kedermawanan Sampai Ke puncaknya.
‫ َو َك اَن َأْج َو ُد َم ا َيُك وُن ِفي َر َم َض اَن‬،‫َك اَن َر ُسْو ُل ِهللا َص َّلى هللا َع َليِه َو َس َّلم َأْج َو َد الناِس‬
“ Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah manusia yang paling dermawan dan
kalau beliau sudah masuk ke bulan Ramadan maka kedermawanan beliau akan dinaikkan
Sampai Ke puncaknya”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Dikisahkan suatu hari di bulan Ramadan menjelang berbuka puasa datanglah seorang
pengemis ke rumah Imam Ahmad bin hambal rahimahullah, Imam Ahmad mengecek isi
rumahnya, ternyata di dalam rumahnya tidak tersisa makanan kecuali hanya dua potong roti
kering, yang satu beliau siapkan untuk berbuka dan roti kering yang satunya beliau siapkan untuk
bersahur.
Apa yang beliau lakukan jamaah…?. Beliau berikan dua-duanya untuk sang pengemis.
Bagaimana beliau berbuka dan bagaimana beliau bersahur…..?. Beliau berbuka Hanya dengan
segelas air putih dan beliau bersahur keesokan harinya Hanya dengan segelas air putih.
Subhanallah……………

Para hadirin rahimakumullah ……………


Anggaplah Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir kita. Sehingga kita berusaha
untuk memaksimalkan waktu guna membaca kitab suci Alquran. Sebab bulan Ramadan adalah
bulan Alquran, di dalamnya Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan Alquran dan nabi kita
Muhammad shallallahu alaihi wasallam memanfaatkan bulan ini untuk mengecek hafalan
Alqurannya kepada Malaikat Jibril alaihissalam.
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma menuturkan :

‫َو َك اَن ِج ْبِر يُل َع َلْيِه الَّساَل م َيْلَقاُه ُك َّل َلْيَلٍة ِفي َر َم َض اَن َح َّتى َيْنَسِلَخ َيْع ِر ُض َع َلْيِه الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم اْلُقْر آَن‬
“Bahwasanya Malaikat Jibril alaihi salam menemui nabi kita Muhammad sallallahu
alaihi wasallam setiap malam di bulan Ramadan sampai Ramadan selesai. Nabi sallallahu
alaihi wasallam mengecek hafalan Alqurannya kepada Malaikat Jibril”. (Hadits Riwayat
Bukhari).

karena itu para ulama kita dahulu menghabiskan waktunya untuk membaca dan
mengkaji Alquran di bulan Ramadan. Banyak di antara mereka yang menghantamkan Alquran
sekali dalam 10 hari, ada yang menghatamkan sekali dalam tujuh hari, bahkan ada yang
menghantamkan sekali dalam 3 hari. Imam Az-Zuhri rahimahullah menyampaikan petuahnya :

‫ ِإَّنَم ا ُهَو ِقَر اَء ُة الُقْر آِن َو ِإْطَع اُم الَّطَع اِم‬: ‫َك اَن الُّز ْهِر ُّي ِإَذ ا َد َخ َل َر َم َض ان َيُقْو ُل‬
“kalau sudah masuk bulan Ramadan, maka prioritas kita adalah membaca Alquran
dan memberi makan kepada fakir miskin”.

Mari kita teladani Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kita teladani para sahabat nabi
shallallahu alaihi wasallam, kita teladani para ulama Islam. Dengan mengisi waktu kita dengan
membaca Alquran dan akan lebih baik lagi apabila kita berusaha untuk memahami kandungan
yang ada di dalamnya dan meresapi maknanya.

٢٩ :‫ﱡﭐﱢﱣﱤﱥﱦﱧﱨﱩ ﱪﱫﱠ ص‬
“Alquran yang kami turunkan kepadamu wahai Muhammad penuh dengan berkah agar
mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat
pelajaran darinya”. (QS : Shad 29).

-KHUTBAH KEDUA-

Sidang Jumat yang kami hormati……………


Bulan Ramadan adalah masa yang sangat terbatas, bulan Ramadan hanya terdiri dari
beberapa hari saja, sebagaimana yang telah Allah Ingatkan dalam FirmanNya:
١٨٤ :‫ﭐﱡﭐﱢﱣﱤﱠ البقرة‬
“(Romadhon) cuman beberapa hari saja” (QS: Al-baqarah 184).

Namun siapapun yang berhasil memanfaatkan dengan baik waktu yang sangat singkat
ini. Niscaya dia akan beruntung. Bagaimana tidak ….? sedangkan dalam satu malam saja yakni
ketika Lailatul Qadar kita bisa mendulang pahala sepadan dengan ibadah selama 83 tahun 4
bulan nonstop, bahkan lebih dari itu. Semakin besar pahala suatu amalan maka akan semakin
besar godaan yang memalingkan hamba dari amalan tersebut. setan pun juga akan semakin
bersemangat untuk menyibukkan hamba dengan hal-hal yang remeh untuk menghalanginya .
Maka jangan heran apabila kita dapatkan disaat kaum mukminin sibuk bertaqorrub
kepada Allah di malam-malam Ramadan, duduk bersimpuh menghibah dan memohon ampunan
kepada yang maha pengampun. ternyata di waktu yang sama tidak sedikit diantara manusia yang
begadang menghabiskan waktunya ngobrol ngalor ngidul dengan teman-temannya, orang lain
menangisi dosa-dosanya yang menumpuk, sedangkan dia malah meneteskan air mata karena
terharu terbawa aluran cerita fiksi sinetron yang dia tonton. orang lain tersenyum bahagia
menjemput ampunan Allah, sedangkan dia tertawa terbahak-bahak dengan lawakan yang
disiarkan di layar kaca.
Sungguh merugi…! orang-orang yang menjumpai Ramadhan kemudian dia berpisah
dengan Ramadhan dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni. Malaikat Jibril berkata:

‫ َرِغ َم َأْنُف َع ْبٍد َد َخ َل عليه َر مضاُن َلـْم ُيْغ َفْر َلُه‬: ‫َقاَل ِج ْبِرْيُل‬

“Celaka….! Rugi….! Manusia yang bertemu bualan romadhon akan tetapi tidak diampuni dosa-
dosanya”.
Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam yang ada saat itu Beliau berkata: Amiiiin…. “Ya Allah
kabulkanlah doa Malaikat Jibril tadi”. (Hadits riwayat Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad dan
dinyatakan shahih oleh Imam Ibnu khuzaimah rahimakumullah dan syaikh al albani).

Anda mungkin juga menyukai