Anda di halaman 1dari 3

Hukum Berjabat Tangan

dengan Wanita Tua


oleh Junaidi, S.H., M.H.

20 Maret 2024

di Fikih dan Muamalah


0
Sebagian orang berpandangan tidak masalah berjabat tangan dengan
wanita yang sudah lanjut usia karena tidak ada fitnah dan godaan di
sana. Padahal, tetap tidak boleh berjabat tangan dengan wanita yang
bukan mahram. Baik wanita muda maupun tua. Baik dengan pelapis
atau tanpa pelapis. Hal ini berdasarkan keumuman hadis yang
diriwayatkan dari Ma’qil bin Yassar radhiyallahu ‘anhu, dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam, beliau bersabda,
‫َأَلْن ُيْط َعَن ِفي َر ْأِس َأَح ِد ُك ْم ِبِم ْخ َي ٍط ِم ْن َح ِد يٍد َخ ْيٌر َلُه ِم ْن َأْن َيَم َّس‬
‫اْم َر َأًة اَل َت ِحُّل َلُه‬
“Sungguh ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, lebih
baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan
mahramnya.” [1]
Hadis di atas tidak membedakan apakah wanita muda atau tua,
memakai pelapis atau tidak. Maka, semuanya masuk ke dalam hadis
di atas. Hal ini didukung dengan perbuatan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam tatkala beliau membaiat para wanita dengan ucapan,
tidak dengan berjabat tangan, padahal beliau membaiat para laki-laki
dengan berjabat tangan. Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan
tentang hal ini,
‫ َغ ْي َر‬، ‫َو ِهللا َم ا َم َّس ْت َي ُد َر ُسوِل ِهللا َص َّلى ُهللا عليه وَس َّلم َي َد اْم َر َأٍة َقُّط‬
‫َأ‬
‫َّن ُه َب اَيَع ُهَّن ِبالَك اَل ِم‬
“Demi Allah, tangan beliau tidak pernah menyentuh tangan
perempuan sama sekali. Beliau membaiat para wanita dengan
perkataan (saja).” [2]
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda,
‫ِإِّن ي اَل ُأَص اِفُح الِّن َس اَء‬
“Sesungguhnya aku tidak berjabat tangan dengan wanita.” [3]
Hadis di atas bersifat pengabaran, tetapi memiliki makna larangan
secara hukum. Dan larangan tersebut mencakup beliau shallallahu
‘alaihi wassalam dan seluruh umatnya.
Di sisi lain, bersentuhan kulit saat berjabat tangan bisa menggerakkan
syahwat dan ini lebih berpotensi daripada hanya melihat. Sehingga,
bersentuhan bisa menimbulkan fitnah. Oleh karenanya, aneka godaan
dengan berbagai sebabnya dan motifnya sudah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam peringatkan sebelumnya,
‫َم ا َت َر ْك ُت َب ْع ِدي ِفْت َن ًة َأَض َّر َع َلى الِّر َج اِل ِم َن الِّن َس اِء‬
“Tidaklah aku tinggalkan sebuah fitnah yang lebih bahaya bagi laki-
laki daripada seorang wanita.” [4]
‫ َو ِإَّن َهللا ُمْس َت ْخ ِلُفُك ْم ِفيَه ا َفَي ْن ُظ ُر َك ْي َف َت ْع َم ُلوَن ؛‬،‫ِإَّن الُّد ْن َي ا ُح ْل َو ٌة َخ ِض َر ٌة‬
‫َفاَّتُقوا الُّد ْن َي ا َو اَّتُقوا الِّن َس اَء ؛ َفِإَّن َأَّو َل ِفْت َن ِة َب ِني ِإْس َر اِئيَل َك اَنْت ِفي‬
‫الِّن َس اِء‬
“Sungguh dunia itu manis dan hijau. Sungguh Allah telah menjadikan
kalian khalifah untuk mengelola apa yang ada di dalam dunia ini.
Dan Dia melihat bagaimana perbuatan kalian. Maka, waspadalah
pada dunia, waspadalah pada wanita, karena sungguh fitnah pertama
kali pada Bani Israil adalah wanita.” [5]
Maka, adanya keharaman berjabat tangan dengan wanita, meski dia
sudah tua sekalipun, adalah untuk menutup pintu-pintu fitnah dan
menghindarinya. Dan juga, sebagai bentuk pencegahan munculnya
keburukan dan kemaksiatan. Hal ini selaras dengan kaidah fikih,

‫َم ا َأَّد ى ِإَلى َح َر اٍم َف ُهَو َح َر اٌم‬


“Segala sesuatu yang bisa mengantarkan kepada keharaman, maka ia
pun haram.”

Sumber: https://muslim.or.id/92434-hukum-berjabat-
tangan-dengan-wanita-tua.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai