Anda di halaman 1dari 12

Kemungkaran-kemungkaran dalam pernikahan

FIQH

Dosen Pembimbing:
Era Budianti, M.Pd. I
Kelompok 2
Pendidikan Agama Islam (F)
Disusun oleh:
Nama NPM
Yessy Lestary 1511010395
Indri Satrianti 1511010280
Gilang Pratiwi Aji 1511010272
Martatia Saputri 1511010301

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Assalamu’alaikum. Wr.wb
A. Kemungkaran-Kemungkaran dalam Pernikahan
ketahuilah bahwa pernikahan merupakan sunnah para Rasul
sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum
kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan
keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan
suatu ayat (mu’jizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap
masa ada kitab (yang tertentu). (Ar-Ra’du: 38)
1. Kemungkaran-Kemungkaran sebelum pernikahan
a. Kebiasaan membujang
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ْ َ ْ‫ص ِر َوَأح‬
َ َ‫ض لِ ْلب‬
ُّO ‫َ ْليَتَ َز َّوجْ فَِإنَّهُ َأ َغ‬O‫ب َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ْالبَا َءةَ ف‬
ِ ‫يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
ِ ْ‫ص ُن لِلفَر‬
‫ج‬
Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu untuk
menikah, maka segeralah menikah, karena pernikahan itu lebih
menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. (HR. Bukhari
no. 1905, 5065, Muslim no. 1400)

b. Menunda Pernikahan Para Putri Dan Saudari


Allah Azza wa Jalla berfirman:
Yang artinya:
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui. (An-Nuur: 32)
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Dalam ayat ini
Allah menganjurkan untuk menikahkan para wanita baik
budak maupun merdeka dan Allah menjamin kecukupan rizqi
bagi mereka. Al-Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau
senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia
(dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima
(lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan
kerusakan yang luas” ( H.R. At-Turmidzi)
2. Kemungkaran disaat Lamaran
a. Tidak melihat calon isteri
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh berkata: “Disunahkan bagi
pelamar untuk melihat apa yang biasa nampak pada wanita, seperti
wajah dan telapak tangan, memperhatikanya dan memperhatikan apa
yang mendorong dirinya untuk menikahinya, berdasarkan sabda Nabi
kepada salah seorang sahabat yang hendak menikah:
‫فَا ْنظُرْ ِإلَ ْيهَا‬
Artinya: “Lihatlah dia.” (HR. Muslim No. 1425)
Imam Ahmad juga meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ت‬ ْ ‫ ِخ‬Oِ‫ان ِإنَّ َما يَ ْنظُ ُر ِإلَ ْيهَا ل‬
ْ َ‫طبَتِ ِه َوِإ ْن َكان‬ َ ‫ب َأ َح ُد ُك ُم ا ْم َرَأةً فَالَ ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َأ ْن يَ ْنظُ َر ِإلَ ْيهَا ِإ َذا َك‬
َ َ‫ِإ َذا َخط‬
‫الَ تَ ْعلَ ُم‬
Apabila salah seorang diantara kalian melamar seorang wanita, maka
tidak mengapa baginya untuk melihat si wanita tersebut, jika memang
melihatnya dengan tujuan melamar, sekalipun si wanita tidak
mengetahui.
b. Menuntut Mahar Yang Sangat Tinggi
Fakta membuktikan bahwa memahalkan mahar sangat
berdampak negatif, lihatlah betapa banyak kaum lelaki dan
wanita yang tertunda pernikahannya disebabkab ini semua,
Bahkan lelaki sampai bekerja bertahun-tahun lamanya, tertunda
menikah disebabkan belum mencukupi maharnya. Adapun
dampak dari memahalkan mahar yaitu:
1. Menghambat kebanyakan kaum laki-laki dan wanita untuk
menikah.
2. Para wali wanita menjadi buta dengan mahar.
Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang
paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al
Baihaqi dengan sanad yang shahih).
c. Mengadakan ritual saling mengikat antara seorang lelaki
dan wanita sebelum pernikahan, yang ini sering dikenal
dengan ritual ‘tunangan’

d. Mondar-mandirnya seorang lelaki ke rumah wanita yang


sudah dia lamar, berduaan dengannya dan keluar bersamanya.

e. Seorang lelaki mengunjungi wanita yang telah dia


lamar/tunangannya dengan alasan mau mengajarinya Al-
Qur`an atau ilmu-ilmu agama lainnya.
3. Kemungkaran saat dalam pesta pernikahan
a. Ikhtilath (Campur Baur Laki-Laki Dan Perempuan).
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka
menahan pandangannnya, dan memelihara kemaluannya’. Yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An Nuur: 30)
b. Memakai Gaun Pengantin
Maksudnya pengantin perempuan memakai pakaian yang serba
putih, bajunya, kaos kaki dan tanganya. Bahkan biasanya
pakaian tersebut besar dan panjang hingga si pengantin tidak
dapat berjalan kecuali dengan dibantu oleh para pendampingnya
dari kalangan wanita dan anak-anak.
Artinya: “Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” (Al-A’raaf: 31)
c. . Pajangan Pengantin
Syaikh Abdul Aziz Ibnu Abdillah Ibnu Baz rahimahullah : “Termasuk kemungkaran-
kemungkaran yang diadakan manusia, ialah menjadikan tempat pajangan pengantin
laki-laki dan perempuan, yang biasanya didampingi para dayang pesolek dan
bertabarruj. Tidak syak lagi bagi orang yang masih mempunyai fitrah yang suci dan
kecemburuan dalam agamanya, bahwa perbuatan ini temasuk kemungkaran yang
amat besar kerusakkannya, karena kaum pria dengan bebas dapat melihat para wanita
pesolek itu. Sungguh semua ini dapat menghantarkan jalan keburukkan, maka wajib
bagi setiap muslim agar mewaspadainya dan berusaha menutup celah-celah
kesesatan yang dapat menjaga para wanita dari segala hal yang bertentangan dengan
syari’at yang mulia.” (Ar-Rasail wa Ajwibah An-Nisa’iyyah: 44).

d. Keluarnya Wanita Dengan Memakai Parfum


Di antara kemungkaran pesta pernikahan adalah keluarnya kaum wanita dengan
memakai parfum (minyak wangi), padahal mereka berpapasan atau melewati kaum
lelaki, tidak syak lagi ini merupakan keharaman, berdasarkan hadits Abu Musa Al-
Ats’ary Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Artinya: Wanita mana yang yang memakai parfum lalu melewati kaum lelaki agar
dicium baunya maka dia adalah pezina. (HR. Tirmidzi No. 2786, Abu Daud No.
4173, Nasa’i no. 5141, dengan sanad hasan, lihat “Al-Misykah” no. 1065)
4, Kemungkaran dalam walimah
a. Boros Dan Berlebih-Lebihan
Allah Azza wa Jalla telah menerangkan dalam Al-Quran Di antaranya
adalah , Allah Azza wa Jalla berfirman:
Artinya: “Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raaf: 31)
Yang Artinya:
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.” (Al-Furqan:67)

b. Mengundang orang-orang khusus dari kalangan berpangkat dan kaya raya


tanpa mengundang orang-orang miskin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Artinya: Sejelek-jelek makanan walimah adalah makanan yang hanya orang-
orang kaya yang diundang tanpa orang-orang miskin, dan barangsiapa yang
tidak memenuhi undangan maka dia telah bermaksiat kepada Allah dan
RasulNya.(HR. Bukahari no. 5177, Muslim no. 107, 110)
c. Mengundang Para Artis Dan Biduan
Pelaksanaan hiburan yang melanggar syariat dalam pesta perkawinan dimana
biduan dalam menyanyi tidak berpakaiaan muslim. Bercampur baur antara pria
dengan wanita yang bukan muhrim, bahkan ada yang menari antara wanita dan pria
yang berpegangan tangan dan bersentuhan badan yang melanggar adat dan syariat.
Hal ini sangat di benci oleh Islam sebagaimana sabda Nabi riwayat Muslim dalam
Shahih-nya, dari abu Hurairah, ia mengatakan: “Rasullulah bersabda:
Artinya: “Ada dua golongan. penghuni neraka yang aku belum pernah melihat
keduanya; kaum yang mempunyai cemeti seperti ekor sapi, mereka mencambuk
manusia denganya dan kaum wanita yang berpakaian tapi telanjang yang
mengoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok dan kepala mereka
seperti pnuk unta yang condong (HR. Muslim no.2128) mereka tidak masuk surga
dan tidak pula mencium baunya.Padahal bau Surga dapat dicium dari jarak sekian
dan sekian. (HR. Ahmad no. 6078).

Dan diantara manusia ( ada ) yang mempergunakan ucapan yang tidak berguna “
( QS.Luqman: 6 )
Kesimpulan

Kemungkaran yang terjadi dalam pelaksanaan pesta perkawinan


sangat bertentangan dengan norma budaya dan agama.
Di dalam penyelenggaraan acara pernikahan dilingkungan kaum
muslimin di negeri ini , sudah banyak menyalahi aturan-aturan
yang digariskan dalam syari’at islam, baik dalam bentuk
dilakukannya beragam kemunkaran

Anda mungkin juga menyukai