Anda di halaman 1dari 5

Hukum Wanita Bepergian Dengan Lawan

Jenis
 Post authorBy Suharyanto Arby
 Post dateJanuary 12, 2018

Dalam islam wanita tidak diperbolehkan bepergian dengan lawan jenis karena belum
menjadi muhrimnya. Apalagi jika sampai berganti – ganti pria yang membawanya,
sudah bisa dipastikan image nya akan buruk di pandangan masyarakat. Terlebih lagi
jika tinggal di lingkungan pedesaan. Baca juga mengenai muhrim dalam islam.

Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang
bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang
bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah
seorang yang mukmin.” (HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih)
Berbeda lagi dengan wanita yang sudah menikah dengan seorang pria, jika ia
bepergian dengannya tidak menjadi masalah karena sudah halal menurut syariat
agama Islam. Wanita muslimah yang baik tentu saja mampu menjaga dirinya dan
kehormatannya serta malu terhadap Allah Swt apabila tidak mengikuti perintah – Nya.

Menjadi wanita muslimah yang baik memang tidak mudah. Karena pasti akan banyak
godaan untuk menguji seberapa besar tingkat keimanan anda para kaum hawa kepada
Allah Swt. Karena wanita adalah dikatakan sebagai perhiasaan dunia, sudah
seharusnya anda sebagai wanita bisa menjaga perhiasaan tersebut. Seperti penjelasan
yang terdapat di dalam hadits di bawah ini :

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang
shalihah.” (HR. Muslim)
Hukum Wanita Bepergian Dengan Bukan Mahram

Sudah selayaknya anda sebagai seorang wanita menjaga diri dan tidak berperilaku
seenaknya sendiri bepergian dengan kaum adam sehingga bisa menimbulkan fitnah.
Jika anda sebagai wanita menolak apabila diajak bepergian atau pun tidak dengan
sengaja mengajak pria untuk bepergian, saya rasa hal seperti itu tidak akan terjadi.

Namun modern ini, banyak wanita yang dengan sengaja minta diantarkan kemana –
mana oleh seorng pria bahkan bisa juga berganti – ganti hanya untuk
memanfaatkannya saja. Padahal sudah jelas hal ini merupakan perilaku yang tidak
baik dan tidak sepantasnya dilakukan seorang muslimah sejati. Berikut hadits yang
berhubungan dengan kejadian tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan
ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang
memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan
wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan
melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak
akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah
tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Pada artikel kali ini saya bermaksud untuk membagikan sedikit ilmu yang saya punya
mengenai hukum wanita bepergian dengan lawan jenis. Jika sobat ingin lebih dalam
pemahamannya, bisa simak penjelasan di bawah ini bersama – sama.

 Haram Hukumnya Wanita dan Laki – Laki yang Belum Mukhrim Berduaan

Berduaan saja sudah diharamkan dan dilarang ya sobat, berarti anda bisa tau ya jika
bepergian dengan lawan jenis tentu saja dilarang. Berikut terdapat hadist yang
menguatkan masalah ini :

“Tidaklah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan kecuali


setan akan menjadi yang ketiga.” ((HR Tirmidzi 2165, Ahmad (1/26), dan
dishahihkan al-Albani)
Melihat ayat tersebut sudah sangat jelas bahwasannya, antara seorang wanita dan juga
seorang pria yang jalan berduaan tidak diperbolehkan dalam ajaran Islam karena
dikhawatirkan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan karena adanya hasutan dari
syaitan. Baca juga mengenai hukum wanita keluar malam dalam islam.

 Haram Hukumnya Wanita dan Laki – Laki Saling Bersentuhan Tanpa


Makhram

Sekedar bersentuhan tangan saja tidak diperbolehkan lo sobat, apalagi sampai


bepergian berdua dibawa kesana kemari. Mana kehormatan anda sebagai wanita
muslimah yang baik? Tanpa dijelaskan pun mungkin anda sudah paham jika saya
memberikan contoh ini kepada sobat.

Anda bisa pahami mengenai hukum berjabat tangan bukan muhrim dalam islam agar
anda bisa lebih jelas lagi. Berjabat tangan sama halnya dengan bersentuhan badan
antara satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang muslimah tentu saja anda
mempunyai kewajiban untuk memperhatikannya.

Jika dihubungkan dengan bepergian dengan seorang pria seperti contohnya dibonceng
sepeda motor, bisa anda bayangkan saat membonceng tanpa disengaja pasti anda akan
memegang bagian tubuh pria demi keselamatan pada saat berkendara. Sudah jelas
bukan apa yang saya maksudkan?
“Jika wanita mukminah berhijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mereka diuji dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Hai Nabi, apabila datang
kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia,
bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan
berzin.” (QS. Al Mumtahanah: 12)
‘Aisyah pun berkata, “Siapa saja wanita mukminah yang mengikrarkan hal ini, maka
ia berarti telah diuji.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri berkata ketika
para wanita mukminah mengikrarkan yang demikian, “Kalian bisa pergi karena aku
sudah membaiat kalian”. Namun -demi Allah- beliau sama sekali tidak pernah
menyentuh tangan seorang wanita pun.
Beliau hanya membaiat para wanita dengan ucapan beliau. ‘Aisyah berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menyentuh wanita sama
sekali sebagaimana yang Allah perintahkan. Tangan beliau tidaklah pernah
menyentuh tangan mereka. Ketika baiat, beliau hanya membaiat melalui ucapan
dengan berkata, “Aku telah membaiat kalian.” (HR. Muslim no. 1866)
Saking beresikonya bersentuhan dengan lawan jenis, sampai – sampai terdapat hadits
yang menjelaskan bahwa perbuatan tersebut bisa dibandingkan dengan penusukan
kepala menggunakan pasak besi akan jauh lebih baik. Coba anda lihat hadists di
bawah ini ya sobat.

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya
daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam
Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Haram Hukumnya Wanita dan Laki – Laki yang Tidak Saling Menjaga
Pandangan

Saat seorang muslimah (wanita) sedang bepergian dengan seorang muslim (pria), bisa
dipastikan akan sama – sama berpandangan antara satu dengan yang lainnya. Dalam
konteks ini berarti sangat beresiko menjerumus ke hal – hal maksiat seperti gelap
mata. Untuk mencegah hal ini terjadi, maka islam mengajarkan antara wanita dan pria
yang belum mukhrim dilarang pergi berdua – duaan. Agar lebih jelas lagi anda bisa
lihat pada hadits berikut ini yang diriwayatkan oleh HR. Muslim :

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai pandangan


yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan
pandanganku.” (HR. Muslim)

 Haram Hukumnya Wanita yang Tidak Menjaga Auratnya Dihadapan Laki –


Laki
Kewajiban seorang muslimah sejati ialah selalu menutup auratnya untuk menjaga
perhiasaannya agar tidak dinikmati oleh para kaum adam lewat pandangan. Karena
jika anda mengumbar bagian aurat dan pada saat anda sedang berada di luar rumah,
maka syaitan akan membantu mengindahkan aurat anda dari pandangan para lelaki.

Menampakkan aurat saja sudah dilarang oleh ajaran Islam, apalagi sampai bepergian
bersama pria disertai dengan aurat yang diumbar. Hal ini diperkuat dengan penjelasan
yang ada di dalam hadits berikut ini :

“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata
laki-laki.” (HR. Tirmidzi, shahih)
Di dalam Al Qur’an juga terdapat penjelasan lengkap mengenai hal ini :

Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan


pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.”
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka,
atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh,
wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An – Nur / 24 : 31)

 Hukumnya Haram Bagi Wanita yang Bercampur Baur Dengan Laki – Laki
(Ikhtilat)

Maksud dari poin yang satu ini ialah pergaulan antara wanita di kehidupan sehari –
hari tanpa adanya hijab yang membalut kepalanya, pasti akan menimbulkan
pandangan – pandangan buruk. Anda tidak ingin bukan jika bagian tubuh anda
dijadika tontonan gratis oleh para kaum adam?

Dapat diambil kesimpulan bahwa sedikit ulasan di atas yang menjelaskan mengenai
hukum wanita bepergian dengan lawan jenis tersebut, mungkin bisa anda jadikan
sebagai pembelajaran dalam kehidupan sehari – hari ya sobat. Semoga sedikit ilmu
yang bisa saya bagi tersebut, bisa membawa manfaat bagi sobat semuanya.
Sampai disini dulu penjelasan kali ini yang membahas mengenai hukum wanita
bepergian dengan lawan jenis. Sampai jumpa di artikel saya selanjutnya atau pun pada
kesempatan lainnya dan terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk mampir serta
membaca artikel saya ini. Salam hangat dari penulis.

Anda mungkin juga menyukai