DISUSUN OLEH :
1. MIFTAHUL ZANNAH
UNIVERSITAS ABDURRAB
TAHUN 2018/2019
Batasan Pergaulan Antara Pria dan Wanita
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah, beserta keluarga,
para sahabat dan orang yang loyal kepadanya.
Islam menetapkan beberapa kriteria syar'i pergaulan antara laki-laki dan perempuan untuk
menjaga kehormatan, melindungi harga diri dan kesuciannya. Kriteria syar'i itu juga berfungsi
untuk mencegah perzinahan dan sebagai tindakan prefentif terjadinya kerusakan masal. Di
antaranya, Islam mengharamkan ikhtilath (bercampur laki-laki dan perempuan dalam satu
tempat) dan khalwat (berduaan antara laki-laki dan perempuan), memerintahkan adanya sutrah
(pembatas) yang syar'i dan menundukkan pandangan, meminimalisir pembicaraan dengan lawan
jenis sesuai dengan kebutuhan, tidak memerdukukan dan menghaluskan perkataan ketika
bercakap dengan mereka, dan keriteria lainnya. Perkara-perkara ini, menjadi kaidah yang penting
untuk kebaikan semuanya. Tidak seperti ocehan para penyeru ikhtilath, sesunguhnya perkara ini
berbeda antara satu dengan lainnya, atau satu kebudayaan dengan lainnya, dan pengakuan
lainnya yang tidak sesuai dengan kenyataan dan realita.
Interaksi dan komunikasi antara laki-laki dan perempuan sebenarnya boleh-boleh saja, dengan
syarat wanitanya tetap mengenakan hijabnya, tidak memerdukan suaranya, dan tidak berbicara di
luar kebutuhan. Adapun jika wanitanya tidak menutup diri serta melembutkan suaranya,
mendayu-dayukannya, bercanda, bergurau, atau perbuatan lain yang tidak layak, maka
diharamkan. Bahkan bisa menjadi pintu bencana, kuburan penyesalan, dan menjadi penyebab
terjadinya banyak kerusakan dan keburukan.
Wajib berhati-hati, karena syetan terkadang menipu seseorang dengan merasa agamanya kuat
tidak terpengaruh dengan percakapan itu. Padahal dia sedang terjerumus pada jerat kebinasaan
dan berada di atas jalan kesesatan. Realita adalah saksi terbaik. Betapa banyak orang menentang
petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan melanggar larangannya akhirnya ia tercampak
di atas keburukan.
Barangsiapa yang tidak memiliki hajat untuk berinteraksi dengan lawan jenis, maka menjauhinya
lebih baik dan selamat. Jika ada kebutuhan, wajib bagi semua kaum muslimin untuk menetapi
ketentuan syar'i, di antaranya:
1. Ghadlul Bashar (menundukkan pandangan) berdasarkan firman Allah Ta'ala:
2. Tidak berduaan dengan wanita asing (bukan mahram dan bukan istrinya).
"Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali dia (wanita tadi)
ditemani mahramnya."
3. Berusaha agar tidak ikhtilath dengan gadis yang bisa menyebabkan fitnah.
Dari Abu Sa'id bin Musayyib'd al-Khudri radliyallah 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallambersabda:
"Sesungguhnya dunia itu manis dan indah. Allah menjadikan kalian berkuasa atasnya, untuk
melihat apa yang kalian perbuat. Bertakwalah terhadap dunia dan wanita." (HR. Muslim).
"Tidak lah aku tinggalkan suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah
wanita."
“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya
daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”
5. Allah telah memerintahkan beberapa adab yang agung kepada para istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan segenap wanita umat ini masuk di dalamnya.
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik."(QS. Al-Ahzab: 32)
Dalam ayat itu, Allah Ta'ala mengabarkan bahwa hati yang sakit tidak bisa bertahan dan bersabar
diri dari sebab kecil yang mengundang keharaman, walau hanya suara yang halus dan lembut.
Karena sudah menjadi sarana keharaman maka dilarang, mereka diwajibkan untuk tidak
melembutkan perkataan ketika berbicara dengan laki-laki. Karena sarana memiliki hukum seperti
tujuan.
Pergaulan dalam islam harus sesuatu yang berniat positif, disertai dengan tetap menjaga diri dan
kehormatan, serta memberikan manfaat dari pergaulan yang dilakukan tersebut, bukan bertujuan
untuk sesuatu yang maksiat seperti memusuhi, pertengkaran, dll yang bertujuan menyakiti orang
lain. Untuk lebih memahami pergaulan dalam sumber syariat islam, mari kita simak 15 ayat Al
Qur’an tentang pergaulan dalam islam.
QS Al Hujarat Ayat 13
“Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal mengenal”.
2. Pergaulan Secara Syariat Islam
Dalam islam, diperbolehkan interaksi dengan cara islami sesuai syariat yang telah diatur dalam
Al Qur’an dan Hadist, interaksi hendaknya sesuatu yang membawa kepada kebaikan dan saling
mengingatkan agar tidak terjerumus pada kemungkaran.
“Hendaklah ada diantara kami segolongan yang meneru kepada kebaikan dan melarang dari
perbuatan munkar. Itulah orang yang paling bahagia”
“Bagaimana mungkin kalian menjadi kafir sedangkan ayat ayat Allah dibacakan pada kalian
dan Rasul Nya pun berada di tengah tengah kalian?”. Tindakan yang paling mudah dicontoh
adalah kebiasaan dari tindakan dan tutur kata, jika kita bergaul dengan orang orang yang
bertindak dan bertutur kata baik secara langsung kita akan mencontoh dan hal tersebut ikut
menjadi kebiasaan baik diri kita pula.
“Hai orang orang yang beriman janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang
orang di luar kalangan mu karena mereka tidak henti hentinya menimbulkan kemudharatan
bagimu”.
QS An Nisa Ayat 1
Allah memerintahkan hamba Nya untuk bersilaturahmi dengan jalan pergaulan yang sesuai
syariat islam, hal itu merupakan salah satu perbuatan yang disukai Allah, dengan silaturahmi,
akan memperbanyak saudara dan melapangkan rejeki. “Dan peliharalah hubungan silaturahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
QS An Nahl Ayat 90
Selain pergaulan dengan niat silaturahmi, tolong menolong dalam kebaikan juga dianjurkan
dalam islam, hal itu dapat memberikan kebahagiaan dan bermanfat untuk orang
lain. “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
bantuan pada orang lain dan kerabat, dan Dia melarang perbuatan keji, kemungkaran, serta
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
QS An Nahl Ayat 44
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkannya”. Dalam firman
tersebut contohnya ialah pergaulan dalam sebuah majelis atau pengajian yang membahas tentang
syariat agama. Hal yang demikian selain menambah saudara dan ilmu, juga mendapat pahala dari
Allah
QS Al Furqon Ayat 57
“Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan
mengharapkan kepatuhan orang orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya”. Dalam
menyampaikan ilmu tak harus menerima upah atau imbalan, memberikan ilmu yang bermanfaat
dijamin pahala kebaikannya oleh Allah.
QS An Nisa Ayat 25
Wanita yang baik menurut islam ialah yang baik dalam pergaulannya, mampu menjaga diri dan
tidak berbuat sesuatu yang hanya bertujuan untuk hawa nafsu duniawi semata. “Sedang mereka
pun wanita wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan pula wanita wanita yang
mengambil laki laki hanya sebagai teman mainnya”.
QS Al Mu’minun Ayat 7
Pergaulan yang tidak sehat seperti hal nya pacaran tentu tidak diijinkan dalam islam, sebab
termasuk perbuatan zina yang melampaui batas dan tidak di ridhoi Allah. “Barang siapa
mencari zina maka mereka itulah orang orang yang melampaui batas”.
Hendaknya dalam pergaulan tetap disertai dengan rasa istiqomah untuk menjaga diri agar tidak
terjerumus dalam perbuatan maksiat.
QS An Nuur Ayat 31 – 32
“Katakanlah kepada laki laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya,
memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita wanita yang
beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan kemaluannya”. Penjelasan dari
firman Allah tersebut ialah perintah untuk laki laki dan perempuan mukmin agar senantiasa
menjaga diri dan memelihara kehormatannya dengan jalan pergaulan yang sesuai dengan syariat
islam.
“Bagi kami amal amal kami dan bagi kamu amal amal kamu”. Tetap berteman dengan semua
orang di lingkungan kita tanpa terpengaruh hal hal yang di luar syariat islam. Amal kita lah yang
akan menjadi bekal di akherat nanti dan biar setiap hamba Allah bertaanggung jawab atas
amalnya masing masing.
QS Al Kafirun 4 – 6
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah
pula menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku lah
agamaku”. Tiap agama tentu memiliki kepercayaan masing masing terhadap sesuatu yang
mereka sembah. Tak perlu saling menjauhi, menghina, atau memusuhi, tetap lakukan pergaulan
dengan lingkungan sekitar dan kuatkan diri dengan rasa iman.