Anda di halaman 1dari 2

Batasan Pergaulan Antara Pria dan Wanita

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah, beserta
keluarga, para sahabat dan orang yang loyal kepadanya.

Islam menetapkan beberapa kriteria syar'i pergaulan antara laki-laki dan perempuan untuk
menjaga kehormatan, melindungi harga diri dan kesuciannya. Kriteria syar'i itu juga
berfungsi untuk mencegah perzinahan dan sebagai tindakan prefentif terjadinya kerusakan
masal. Di antaranya, Islam mengharamkan ikhtilath (bercampur laki-laki dan perempuan
dalam satu tempat) dan khalwat (berduaan antara laki-laki dan perempuan), memerintahkan
adanya sutrah (pembatas) yang syar'i dan menundukkan pandangan, meminimalisir
pembicaraan dengan lawan jenis sesuai dengan kebutuhan, tidak memerdukukan dan
menghaluskan perkataan ketika bercakap dengan mereka, dan keriteria lainnya. Perkara-
perkara ini, menjadi kaidah yang penting untuk kebaikan semuanya. Tidak seperti ocehan
para penyeru ikhtilath, sesunguhnya perkara ini berbeda antara satu dengan lainnya, atau satu
kebudayaan dengan lainnya, dan pengakuan lainnya yang tidak sesuai dengan kenyataan dan
realita.

Interaksi dan komunikasi antara laki-laki dan perempuan sebenarnya boleh-boleh saja,
dengan syarat wanitanya tetap mengenakan hijabnya, tidak memerdukan suaranya, dan tidak
berbicara di luar kebutuhan. Adapun jika wanitanya tidak menutup diri serta melembutkan
suaranya, mendayu-dayukannya, bercanda, bergurau, atau perbuatan lain yang tidak layak,
maka diharamkan. Bahkan bisa menjadi pintu bencana, kuburan penyesalan, dan menjadi
penyebab terjadinya banyak kerusakan dan keburukan.

Wajib berhati-hati, karena syetan terkadang menipu seseorang dengan merasa agamanya kuat
tidak terpengaruh dengan percakapan itu. Padahal dia sedang terjerumus pada jerat
kebinasaan dan berada di atas jalan kesesatan. Realita adalah saksi terbaik. Betapa banyak
orang menentang petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan melanggar larangannya
akhirnya ia tercampak di atas keburukan.

Barangsiapa yang tidak memiliki hajat untuk berinteraksi dengan lawan jenis, maka
menjauhinya lebih baik dan selamat. Jika ada kebutuhan, wajib bagi semua kaum muslimin
untuk menetapi ketentuan syar'i, di antaranya:

1.    Ghadlul Bashar (menundukkan pandangan) berdasarkan firman Allah Ta'ala:

ْ َ‫وج ُه ْم َذلِ َك أَ ْز َكى لَ ُه ْم إِنَّ هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما ي‬


َ‫صنَعُون‬ َ ‫ضوا ِمنْ أَ ْب‬
َ ‫صا ِر ِه ْم َويَ ْحفَظُوا فُ ُر‬ ُّ ‫قُ ْل لِ ْل ُمؤْ ِمنِينَ يَ ُغ‬

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nuur:
30)

2.    Tidak berduaan dengan wanita asing (bukan mahram dan bukan istrinya).

Dalam Shahihul Bukhari, dari Ibnu Abbas radliyallah 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
‫ال يخل َونَّ رجل بامرأ ٍة إال ومعها ذو َمحرم‬

"Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali dia (wanita tadi)
ditemani mahramnya."

3.    Berusaha agar tidak ikhtilath dengan gadis yang bisa menyebabkan fitnah.

Dari Abu Sa'id bin Musayyib'd al-Khudri radliyallah 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:

‫ اتَّقوا الدُّنيا واتَّقوا النِّساء‬،‫ فينظُر كيف تعملون‬،‫مستخلِفكم فيها‬


ْ ‫ وإنَّ هللا تعالى‬،ٌ‫إنَّ الدُّنيا حلوةٌ خضرة‬

"Sesungguhnya dunia itu manis dan indah. Allah menjadikan kalian berkuasa atasnya, untuk
melihat apa yang kalian perbuat. Bertakwalah  terhadap dunia dan wanita." (HR. Muslim).

Dalam Shahihain, dari Usamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

‫ما تركتُ بعدي فتنةً أض َّر على ال ِّرجال من النِّساء‬

"Tidak lah aku tinggalkan suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah
wanita."

4.    Tidak bersalaman dengan wanita yang bukan mahram, karena diharamkan.

Dalam Al-Mu'jam Al-Kabir milik Imam Ath-Thabrani, dari Ma'qil bin Yasar berkata,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersbda:

ُ‫س ا ْم َرأَةً الَ تَ ِح ُّل لَه‬ ِ ‫أَل َنْ يُ ْط َعنُ فِ ْي َر ْأ‬


َّ ‫س أَ َح ِد ُك ْم ِب ِم ْخيَ ٍط ِمنْ َح ِد ْي ٍد َخ ْي ٌر لَهُ ِمنْ أَنْ يَ َم‬

“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik
baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”

5.    Allah telah memerintahkan beberapa adab yang agung kepada para istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan segenap wanita umat ini masuk di dalamnya.

ٌ ‫ضعْنَ بِا ْلقَ ْو ِل فَيَ ْط َم َع الَّ ِذي فِي قَ ْلبِ ِه َم َر‬


‫ض َوقُ ْلنَ قَ ْواًل َم ْع ُروفًا‬ َ ‫فَاَل ت َْخ‬

"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik."(QS. Al-Ahzab: 32)

Dalam ayat itu, Allah Ta'ala mengabarkan bahwa hati yang sakit tidak bisa bertahan dan
bersabar diri dari sebab kecil yang mengundang keharaman, walau hanya suara yang halus
dan lembut. Karena sudah menjadi sarana keharaman maka dilarang, mereka diwajibkan
untuk tidak melembutkan perkataan ketika berbicara dengan laki-laki. Karena sarana
memiliki hukum seperti tujuan.

Anda mungkin juga menyukai