Anda di halaman 1dari 20

TUGAS CERAMAH & DZIKIR

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

“Kalkulus Peubah Banyak”

Dosen Pengampu I: Drs. H. Zaenal Saeful, M.Pd

Dosen Pengampu II: T. Tutut Widiastuti. A, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Wina Aulia Sugiharto

NIM : 1202050132

Program Studi : Pendidikan Matematika

Kelas : 3D

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020/2021
CERAMAH
“Pacaran Islami, bolehkah?”
Bismillahirrohmannirohim...
Bintang bersninar di waktu malam
Betapa indahnya masyaallah
Terimalah salam mulia dalam Islam
ُُ َ َ َ ُ َ ْ ََ ْ ْ َ َُ ‫ﱠ‬
‫ﷲ و ر اته‬ِ ‫الس م عل م ورحمة‬
Bismillahirohmannirohim, alhamdulillahirobbil ‘alamin, assolatu wassalamu alla ashrofil
an biya’i wal mursalin wa alla alihi wa sobh’i rosulillahi ‘ajmain, ammaba’du...
Pertama-tama dan paling utama marilah sama-sama kita panjatkan puja-puji syukur
kehadirat Allah SWT, karena pada kesempatan yang berbahagia ini kita dapat bertemu dan
berkumpul bersama di aula UIN SUNAN GUNUNG DJATI kebanggaan kita ini dalam keadaan
sehat wal’afiat. Mudah-mudahan dengan kehadiran kita semua dirahmati Allah SWT, serta
membawa kebaikan dunia dan akhirat. Amiiin...
Selanjutnya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada best of the best
man Nabi Muhammad SAW karena beliaulah yang membawa misi ajaran agama islam sampai
kepenjuru pelosok dunia, sehingga kini kita berada didalam kesejukan dan kedamaian dibawah
naungan islam.
Ibu-ibu dan bapak guru yang saya hormati... Serta teman-teman semua yang saya sayangi...
Pada kesempatan yang singkat izinkan saya menyampaikan ceramah pada hari ini dengan judul:
“Pacaran Islami, bolehkah?”
Ditengah hingar bingar perayaan hari Valentine yang digandrungi banyak anak muda
sekarang, terselip di dalamnya ajakan untuk berpacaran. Dari sini, sebagian pemuda-pemudi
kaum muslimin terbetik dalam hatinya keinginan untuk berpacaran namun dengan model yang
berbeda dengan ‘pacaran konvensional’ yang mereka istilahkan sebagai “pacaran islami”.
Sebenarnya, bolehkah ber-“pacaran islami” itu?
Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah dalam salah satu ceramahnya pernah mengatakan
bahwa, “sesuatu yang dinisbatkan kepada Islam artinya ia dia diajarkan oleh Islam atau memiliki
landasan dari Islam”. Oleh karena itu, istilah ‘pacaran islami’ sendiri sejatinya tidak benar
karena Islam tidak pernah mengajarkan pacaran dan tidak ada landasan pacaran Islami dalam
syariat. Bahkan sebaliknya, ajaran Islam melarang kegiatan-kegiatan yang ada dalam pacaran,
atau singkatnya, Islam melarang pacaran.
Kita definisikan pacaran Islami adalah kegiatan bercintaan atau berkasih-kasihan yang
sedemikian rupa dipoles sehingga terkesan sesuai dengan ajaran Islam. Dalam prakteknya,
batasan pacaran Islami pun berbeda-beda menurut pelakunya. Diantara mereka ada yang
beranggapan pacaran Islami itu adalah aktifitas pacaran selama tidak sampai zina, ada juga
yang beranggapan ia adalah aktifitas pacaran selama tidak bersentuhan, atau pacaran selama
tidak dua-duaan, dan yang lainnya. Insya Allah, akan kita bahas beberapa model “pacaran
islami” yang banyak beredar.
‘Pacaran’ bukanlah istilah yang ada dalam khazanah Islam. Maka memang tidak
ditemukan dalil yang bunyinya “janganlah kalian pacaran” atau “pacaran itu haram” atau
semisalnya. Dan dalam kitab para ulama terdahulu pun tidak ada bab mengenai pacaran. Lalu
mengapa kita bisa katakan Islam melarang pacaran? Karena jika kita melihat realita, tidak bisa
dipungkiri bahwa dalam pacaran terdapat kegiatan-kegiatan atau hal-hal yang dilarang dalam
Islam, yaitu:

1. Zina atau mendekatinya

Zina sudah jelas terlarang dalam Islam, Allah Ta’ala berfirman:

ً َ َ َ َ ً َ ‫ان َف‬
َ ُ ‫ﱢَ ﱠ‬ َْ َ
ِ ‫احشة وساء س‬ ِ ‫َو تق َ ُ وا الزنا ِإنه‬

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra’: 32)

Dan zina itu merupakan dosa besar, pezina yang muhshan dijatuhi hukuman rajam
hingga mati. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Seorang muslim yang bersyahadat tidak halal dibunuh, kecuali tiga jenis orang: ‘Pembunuh,
orang yang sudah menikah lalu berzina, dan orang yang keluar dari Islam‘” (HR. Bukhari no.
6378, Muslim no. 1676).
Memang tidak semua yang berpacaran itu pasti berzina, namun tidak berlebihan jika
kita katakan bahwa pacaran itu termasuk mendekati zina, karena dua orang sedang yang
berkencan atau berpacaran untuk menuju ke zina hanya tinggal selangkah saja.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ُ ُ ُ َ َ ‫ﷲ كتب ع ابن‬ َ ‫إن‬


‫والنفس تتم‬ ، ‫اللسان المنطق‬
ِ ‫ وزنا‬، ‫النظر‬ ‫ فزنا الع‬، ‫ أدرك ذلك ﻻ محالة‬، ‫آدم حظه من الزنا‬
ُ
‫ والف ُج صدق ذلك له أو كذ ُ ه‬، ‫و شت‬

“sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari
perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah
penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan
berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya” (HR. Al Bukhari
6243).

2. Bersentuhan dengan lawan jenis

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ َ ً ‫َﻷ ْن ُ ْط َع َن َرأس َر ُجل م ْخ َ ط م ْن َح ِد ٍد َخ ْ ٌ ل ُه ِم ْن أ ْن َ َم ﱠ‬


‫س ْام َرأة ﻻ ت ِح ﱡل له‬ ِ ٍ ِِ ٍ ِ

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh itu lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya (bukan mahramnya)” (HR. Ar Ruyani
dalam Musnad-nya, 2/227,dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 1/447).

Hadits ini jelas melarang menyentuh wanita yang bukan mahram secara mutlak, baik
dengan syahwat maupun tanpa syahwat.

Imam Nawawi berkata: “Ash-hab kami (para ulama syafi’iyyah) berkata bahwa setiap
yang diharamkan untuk dipandang maka haram menyentuhnya. Dan terkadang dibolehkan
melihat (wanita ajnabiyah) namun haram menyentuhnya. Karena boleh memandang wanita
ajnabiyah dalam berjual beli atau ketika ingin mengambil atau memberi sesuatu ataupun
semisal dengannya. Namun tetap tidak boleh untuk menyentuh mereka dalam keadaan-
keadaan tersebut” (Al Majmu’: 4/635).

Maka kegiatan bergandengan tangan, merangkul, membelai, wanita yang bukan mahram
adalah haram hukumnya. Kegiatan-kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh orang yang
berpacaran.

3. Berpandangan-pandangan dengan lawan jenis

Lelaki mukmin dan wanita mukminah diperintahkan oleh Allah untuk saling
menundukkan pandangan, maka jika sengaja saling memandang malah menyelisihi 180 derajat
perintah Allah tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

ْ ُ ْ َ ُْ ْ ُ َ َ َُ ْ َ َ َ َ ‫ُ ْ ﱠ‬ ْ َ َ ْ ُ َ ُ َ ْ ََ ْ ‫ُ ْ ُ ْ َ َُ ﱡ‬
‫ات َ غضض َن‬ َ ْ ْ
ِ ‫( وقل ِللمؤ ِمن‬٣٠) ‫قل ِللمؤ ِم ِن غضوا ِمن أ صار ِهم و حفظوا ف ُروجهم ذ ِلك أز لهم ِإن ا خ ِب ٌ ِ ما صنعون‬
َ ‫م ْن أ ْ َصاره ﱠن َو َ ْح َفظ َن ُف ُر‬
‫وج ُه ﱠن‬ ِ ِ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya,
dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.” (QS. An Nur: 30-31).

Lelaki muslim dilarang memandang wanita yang tidak halal baginya dengan sengaja,
baik dengan atau tanpa syahwat. Jika dengan syahwat atau untuk bernikmat-nikmat maka lebih
terlarang lagi. Adapun jika tidak sengaja maka tidak masalah. Dari Jarir bin
Abdullah radhiyallahu‘anhu berkata,

َ ْ َ ُ َ َ َ ‫َسأل ُت َر ُس‬
‫ ع ْن نظر الف َج َاء ِة فأ َم َر ِ أن أ ْ ف َ َ ى‬-‫ﷺ‬- ِ ‫ول ا‬

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak
di sengaja. Beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku” (HR. Muslim no. 2159).

Beliau juga bersabda dalam hadits yang telah lalu:


ُ
‫النظر‬ ‫فزنا الع‬

“zina mata adalah memandang”

Adapun wanita muslimah, dilarang memandang lelaki dengan syahwat dan boleh
memandang lelaki jika tanpa syahwat. Karena terdapat hadits dalam Shahihain:

َ
‫ و ان الن َص ا ُ عل ْ ِه َو َسل َم س ها عنهم‬، ‫ﷲ عنها انت تنظر إ الح شة وهم لعبون‬ ‫أن عا شة ر‬

“Aisyah Radhiallahu’anha pernah melihat orang-orang Habasyah bermain di masjid dan Nabi
Shalallahu’alahi Wasallam membentangkan sutrah agar mereka tidak melihat ‘Aisyah“.
(Muttafaqun ‘alaih)

Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan, “mengenai wanita yang memandang lelaki tanpa
syahwat dan tanpa bernikmat-nikmat, sebatas apa yang di atas pusar dan di bawah paha, ini
tidak mengapa. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengizinkan ‘Aisyah melihat orang-
orang Habasyah. Karena para wanita itu juga selalu pergi ke pasar yang di dalamnya ada lelaki
dan wanita. Mereka juga shalat di masjid bersama para lelaki sehingga bisa melihat para lelaki.
Semua ini hukumnya boleh. Kecuali mengkhususkan diri dalam memandang sehingga terkadang
menimbulkan fitnah atau syahwat atau berlezat-lezat, yang demikian barulah terlarang”

Namun yang lebih utama adalah berusaha menundukkan pandangan sebagaimana


diperintahkan dalam ayat. Nah, padahal dalam pacaran, hampir tidak mungkin tidak ada
syahwat diantara kedua pasangan. Dan ketika saling memandang, hampir tidak mungkin
mereka saling memandang tanpa ada syahwat. Andaipun tanpa syahwat, dan ini kecil
kemungkinannya, maka tetap haram bagi si lelaki dan tidak utama bagi si wanita.

4. Khulwah

Khulwah maksudnya berdua-duaan antara wanita dan lelaki yang bukan mahram. Para
ulama mengatakan, “yang dimaksud dengan khulwah yang terlarang adalah jika wanita
berduaan dengan lelaki di suatu tempat yang aman dari hadirnya orang ketiga” (Al Mausu’ah Al
Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah).

Khulwah haram hukumnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ﱠ‬ ‫َ ْ ﱠ‬
‫َ خل َون َر ُج ٌل ِ ْام َرأ ٍة ِإ َم َع ِذى َم ْح َ ٍرم‬

“Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani
mahramnya” (HR. Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341).

Berduaan adalah hal yang hampir tidak bisa lepas dari yang namanya pacaran, bahkan
terkadang orang yang berpacaran sengaja mencari tempat yang sepi dan tertutup dari
pandangan orang lain. Ini jelas merupakan keharaman. Wallahul musta’an.

5. Wanita melembutkan suara

Wanita muslimah dilarang melembutkan dan merendahkan suaranya di depan lelaki


yang bukan mahram, yang berpotensi menimbulkan sesuatu yang tidak baik di hati lelaki
tersebut, berupa rasa kasmaran atau pun syahwat. Allah Ta’ala berfirman:

ً َ ُ ٌ ََ َ ْ َ َ َ ْ َ ََ
‫ض َوقل َن ق ْو َم ْع ُروفا‬‫ف تخض ْع َن ِ الق ْو ِل ف َ ط َم َع ال ِذي ِ قل ِ ِه مر‬

“maka janganlah kamu menundukkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang
yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. Al Ahzab: 32)

Termasuk juga dalam ayat ini, cara berbicara yang terdengar menggemaskan, atau
dengan intonasi tertentu, atau desahan atau hiasan-hiasan pembicaraan lain yang berpotensi
membuat lelaki yang mendengarkan tergoda, timbul rasa suka, kasmaran atau timbul syahwat.
Dan tidak bisa dipungkiri bahwa ini terjadi dalam pacaran.
6. Wanita safar tanpa mahram

Sebagaimana dilarang berduaan antara lelaki dengan wanita yang bukan mahram, juga
diharamkan seorang wanita bersafar (bepergian jauh) dengan lelaki yang bukan mahram tanpa
ditemani mahramnya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

َ ُ ُ
‫ساف ُر المرأة ثﻼثة أ ٍام إﻻ مع ِذي َم ْح َ ٍرم‬
ِ ‫ﻻت‬

“seorang wanita tidak boleh bersafar tiga hari kecuali bersama mahramnya” (HR. Bukhari 1086,
Muslim 1338)

Beliau juga bersabda:

ُ ُ ٌ ‫َ ﱠ‬
‫محرم‬
ٍ ‫تسافر المرأة إﻻ مع ذي‬ ‫ وﻻ‬. ‫محرم‬
ٍ ‫رجل امر ٍأة إﻻ ومعها ذو‬ ‫خلون‬ ‫ﻻ‬

“Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani
mahramnya, dan tidak boleh seorang wanita bersafar kecuali bersama mahramnya” (HR.
Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341).

Dan hal ini seringkali terjadi pada orang-orang yang berpacaran, mereka bersafar
berduaan saja tanpa ditemani mahramnya.

7. Penyakit Al ‘Isyq

Dari semua hal yang di atas yang tidak kalah berbahaya dan bersifat destruktif dari
pacaran adalah penyakit al isyq. Singkat kata, al ‘isqy adalah mabuk asmara;
kasmaran; kesengsem (dalam bahasa Jawa). Al Isyq adalah penyakit, bahkan penyakit yang
berbahaya. Ibnul Qayyim mengatakan: “ini (al isyq) adalah salah satu penyakit hati, penyakit ini
berbeda dengan penyakit pada umumnya dari segi dzat, sebab dan obatnya. Jika penyakit ini
sudah menjangkiti dan masuk di hati, sulit mencari obatnya dari para tabib dan sakitnya terasa
berat bagi orang yang terjangkiti” (At Thibbun Nabawi, 199). Orang yang terjangkit al ‘isyq juga
biasanya senantiasa membayangkan dan mengidam-idamkan pujaannya, padahal ini
merupakan zina hati sebagaimana disebutka dalam hadits.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa betapa al isyq banyak menjerumuskan pria shalih
menjadi pria bejat, wanita shalihah menjadi wanita bobrok. Betapa virus cinta ini membuat
orang berani menerjang hal-hal yang diharamkan, berani melakukan hal-hal yang tabu dan
malu untuk dilakukan, sampai-sampai ada pepatah “cinta itu buta”, buta hingga aturan agama
pun tidak dilihatnya, juga pepatah “karena cinta, kotoran ayam rasanya coklat” sehingga yang
buruk, yang memalukan yang membinasakan pun terasa indah bagi orang yang terjangkit al
isyq.

Dari al isyq ini akan timbul perbuatan-perbuatan buruk lain yang bahkan bisa lebih
parah dari poin-poin yang disebutkan di atas. Bukankah kita ingat kisah Nabi Yusuf yang
ketampanannya membuat Zulaikha kasmaran? Ia tidak menahan padangan dan dalam hatinya
tumbuh penyakit al isyq. Apa akibatnya? Ia mengajak Yusuf berzina.

َ ‫وء َوال َف ْح َش َاء إ ﱠن ُه م ْن ع َ اد َنا ال ُم ْخلص‬ َ ْ َ َ َ ‫َ َ ﱠ َ ْ ْ َ ُْ َ َ َﱢ‬


‫ف َع ْن ُه ﱡ‬ ْ َ ْ َ
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫الس‬ ‫َولقد ه ﱠمت ِ ِه وهم ِبها لوﻻ أن رأى برهان ر ِه كذ ِلك ِلن‬

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan zina) dengan Yusuf, dan
Yusuf pun bermaksud (melakukannya pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat
tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih” (QS. Yusuf: 24).

Seorang yang kasmaran, akan selalu teringat si ‘dia’. Bahkan ketika beribadah pun ingat
si ‘dia’, melakukan kebaikan pun demi si ‘dia’. Allah diduakan. Ibadah bukan karena Allah,
dakwah pun tidak ikhlas, ikut taklim karena ada si ‘dia’, sibuk mengurus dakwah karena
bertemu si ‘dia’. Tidak jarang gara-gara penyakit al isyq, seseorang datang ke dukun lalu
berbuat kesyirikan, tidak jarang pula yang saling membunuh, atau bunuh diri. Wallahul
musta’an.

Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mewanti-wanti kita terhadap


hal ini, beliau bersabda:
ًَ ُ َ
‫ساء‬ َ
ِ ‫الرجال من ال‬
ِ ‫ما تركت َ عدي ِفتنة أ ﱠ ع‬

“Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah
(cobaan) terhadap wanita” (HR. Al Bukhari 5096, Muslim 2740)

Beliau juga bersabda:

َ َ ُ ُ َ ٌ ٌ
‫فتنة ب‬
ِ ‫ فإن أول‬. ‫ فاتقوا الدن ا واتقوا النساء‬. ‫فينظر ك ف تعملون‬ . ‫ و ن ﷲ مستخلف م فيها‬. ‫إن الدن ا حلوة خ ة‬
‫ساء‬ َ
ِ ‫إ ائ ل انت ال‬

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan Allah telah mempercayakan kalian untuk
mengurusinya, Sehingga Allah melihat apa yang kalian perbuatan (disana). Maka berhati-
hatilah kalian dari fitnah (cobaan) dunia dan takutlah kalian terhadap fitnah (cobaan) wanita.
Karena sesungguhnya fitnah (cobaan) pertama pada Bani Isra’il adalah cobaan wanita” (HR
Muslim 2742).

Kemudian, ada yang ‘katanya’ Model-Model Pacaran Islami:

1. Sebagaimana pacaran biasa, selama tidak zina

Sebagian pemuda-pemudi yang minim ilmu agama, menyangka bahwa hanya zina yang
terlarang dalam etika berhubungan antara lelaki dan wanita. Sehingga mereka menganggap
pacaran dengan model seperti pacaran biasa, sering berkencan, berduaan, intens
berkomunikasi, berangkulan, bergandengan tangan, safar bersama, dan lainnya selama tidak
sampai zina itu sudah Islami. Tentu saja ini anggapan yang keliru dan pacaran model ini
terlarang karena mengandung hal-hal yang dilarang pada poin 2 – 7.

2. Sebagaimana pacaran biasa, tapi berkomitmen untuk tidak saling bersentuhan

Model pacaran seperti banyak berkembang diantara pemuda-pemudi muslim yang


awam agama namun sudah sedikit memahami bahwa saling bersentuhan antara yang bukan
mahram itu haram. Namun mereka tetap sering jalan bersama, sering berkencan, berduaan,
safar bersama, dan komunikasi dengan sangat intens. Memang terkadang sang wanita suka
mengingatkan sang lelaki untuk menunaikan shalat bahkan terkadang mereka berkencan di
masjid. Mereka menganggap ini sudah Islami. Tentu yang seperti ini pun terlarang karena
karena mengandung hal-hal yang dilarang pada poin 3 – 7.

3. Pacaran tanpa suka berduaan, tapi ditemani teman

Model pacaran jenis ini mirip dengan model nomor 2 hanya saja biasanya ketika
berkencan mereka berdua ditemani temannya yang lain, yang bukan mahram juga. Mereka
juga menjaga diri untuk tidak bersentuhan. Sayangnya pacaran model ini banyak ditemukan di
beberapa pondok pesantren juga banyak ‘dipromosikan’ oleh film-film dan sinetron religi di
bisokop dan televisi. Sampai-sampai kadang digambarkan ada ustadz lulusan timur tengah yang
berilmu, kesengsem dengan murid wanitanya di majelis taklim, mereka saling berpandangan
tersipu lalu berlanjut ke model pacaran yang seperti ini. Wallahul musta’an.

Orang yang berpacaran model ini pun tidak ubahnya dengan orang pacaran pada
umumnya, mereka sering bertemu, mereka saling berpandangan, saling merayu, memberi
perhatian, sang wanita melembutkan suara, Mereka menyangka asalkan tidak khulwah maka
tidak mengapa. Padahal jika yang menemani adalah lelaki, maka haram sebagaimana yang
dijelaskan An Nawawi. Jika yang menemani adalah wanita muslimah lain, maka tetap saja
pacaran ini terlarang karena mengandung hal-hal pada poin 3, 5, 7 dan terkadang 6.

4. Tidak suka berduaan, namun intens berkomunikasi

Model pacaran seperti ini banyak terjadi di kalangan pemuda aktifis dakwah. Para
ikhwah aktifis dakwah sejatinya dididik untuk membatasi diri dari para akhawatnya. Misalnya
mereka menundukkan pandangan jika bertemu atau dibatasi hijab ketika rapat. Namun
seringnya bertemu dan berinteraksi dalam aktifitas dakwah mereka memunculkan rasa-rasa
yang tidak sehat. Pepatah jawa mengatakan ‘witing tresno jalaran soko kulino‘, timbulnya cinta
karena sering (terbiasa) berinteraksi.
Tentu mereka tidak suka berkencan atau bahkan berduaan. Namun virus merah jambu
senantiasa menjangkiti lewat komunikasi yang begitu intens. Terkadang itu terselip lewat
untaian nasehat, mengingatkan ibadah, memberi semangat, bertanya kabar, bertanya agenda
dakwah, baik via SMS, via telepon, surat, email, facebook atau lainnya. Ini adalah pacaran
terselubung. Jangan kira bahwa ini sah-sah saja, sang akhwat jika sudah terjangkiti virus ini
biasanya akan melembutkan suaranya kepada sang ikhwan. Baik secara lisan, maupun via
bahasa-bahasa tulisannya yang ‘renyah’. Dan yang paling penting, dari pacaran model ini tetap
muncul penyakit al isyq yang sangat berbahaya serta juga zina lisan dan hati.

5. Saling berjanji untuk menikah

Pacaran model ini mungkin berbeda dengan model-model sebelumnya. Namun juga banyak
terjadi pada aktifis dakwah dan para pemuda-pemudi yang sebenarnya punya semangat dalam
beragama. Dua sejoli yang melakukannya bisa jadi tidak bertemu, tidak suka berduaan, bahkan
mungkin mereka membatasi komunikasi. Namun si ikhwan menjanjikan bahwa ia akan
menikahi sang akhwat pada suatu masa, mungkin tahun depan, 5 tahun lagi, setelah lulus,
setelah bekerja, atau lainnya. Walaupun andaikan tidak ada aktifitas fisik diantara mereka,
minimal penyakit al isyq menjangkiti ditambah zina hati. Maka ini pun jenis pacaran yang
terselubung dan hendaknya ditinggalkan.

Lalu, ini sangat menarik, bagaimana Solusi Pacaran Islami:

Jika ada pacaran yang Islami, maka itu hanya bisa terjadi setelah menikah. Karena
menikah adalah solusi terbaik bagi orang yang hatinya bergejolak haus akan cinta, juga solusi
bagi dua orang yang sudah terlanjur terjangkit penyakit al isqy. Nabi shallallahu‘alaihi wa
sallam bersabda,

ُ ُ‫َ ﱠ‬ ‫ض لل َ َ َوأ ْح َص ُن لل َف ْ ج َو َم ْن ل ْم َ ْس َتط ْع َف َعل ْ ه ﱠ‬


‫َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َََ ﱠ ْ َ ﱠ ُ َ ﱡ‬ َ ‫َ َ ْ َ َ ﱠ‬
‫الص ْو ِم ف ِإنه له‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ا مع الش‬
ِ ‫اب من استطاع ِمن م ال اءة فلي وج ف ِإنه أغ‬
‫و َج ٌاء‬
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu
lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu,
maka berpuasalah karena puasa itu obat pengekang nafsunya”

Bagi yang sudah terlanjur pacaran, segeralah bertaubat, dan segeralah menikah. Dan
kami tidak mengatakan bahwa hendaknya segera menikahi dengan sang pacar. Karena memilih
pasangan yang benar adalah yang dapat mengantarkan anda kepada ridha Allah, belum tentu
syarat itu dimiliki pacar anda yang sekarang. Carilah pasangan yang shalih dan shalihah. Jika
belum mampu menikah maka segeralah bertaubat dan putuskan hubungan pacaran serta
perbanyaklah berpuasa.

Syaikh Khalid bin Bulihid hafizhahullah menasehatkan pemuda yang terjangkiti penyakit isyq
dengan beberapa hal:

1. Menjaga shalat dengan khusyu dan penuh tadabbur, serta memperbanyak shalat
sunnah
2. Memperbanyak doa kepada Allah:
yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinik, yaa mushorrifal quluub, shorrif qalbii
ilaa thoo’atik wa thoo’ati rosuulik
(wahai Dzat yang membolak-balik hati, kokohkan hatiku untuk menjalani agama-Mu,
wahai Dzat yang mencondongkan hati, condongkanlah hatiku untuk menaati-Mu dan
Rasul-Mu)
karena ketika doa ini sudah dibiasakan dan anda merendahkan diri anda di hadapan
Allah, maka Allah akan mencondongkan hati anda dalam keistiqomahan menjalankan
agama-Nya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

َ ‫وء َوال َف ْح َشاء إ ﱠن ُه م ْن ع َ اد َنا ال ُم ْخلص‬ َ ْ َ َ َ


‫ف َع ْن ُه ﱡ‬
َ ‫الس‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫كذ ِلك ِلن‬

“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian.


Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih” (QS. Yusuf: 24)
3. Menjauhkan diri dari hal-hal yang mengingatkan anda pada sang pacar, baik itu tempat,
surat, mendengarkan suaranya, atau hal-hal lain yang mengembalikan memori anda
sehingga rasa itu timbul kembali. Menjauhkan diri dari itu semua adalah dengan
mengacuhkan semua itu, dan semakin sedikit hal-hal yang diingat dari sang pacar maka
semakin sedikit pengaruh al isyq di hati.
4. Memperbanyak tilawah Al Qur’an dan berdzikir. Juga memperbanyak tadabbur dan
tafakkur. Karena jika hati disibukkan untuk mencintai Allah dan mengingat Allah, ia akan
teralihkan cinta kepada makhluk dan dari bergantungnya hati kepada makhluk.
5. Lebih banyak memperhatikan keadaan dunia dan keadaan di akhirat kelak, dan apa-apa
yang Allah persiapkan untuk orang yang bersabar. Yaitu para penduduk surga dan
nikmat-nikmat yang mereka dapatkan. Dengan memikirkan hal ini seorang hamba akan
zuhud terhadap dunia dan ia akan menyadari bahwa hal-hal duniawi itu akan hilang dan
berlalu tidak sebagaimana perkara akhirat. Maka tidak layak kita menyandarkan jiwa
dan menggantungkan hati kepada hal-hal duniawi yang akan sirna itu.
6. Saya nasehatkan kepada anda untuk bersungguh-sungguh mencari istri yang shalihah
dalam beragama, cantik rupanya, bagus akhlaknya. Jika anda menemukannya maka
mintalah pertolongan kepada Allah untuk menikahinya. Jangan sia-siakan masa muda
anda, dan jangan bimbang untuk mengambil sikap ini. Pernikahan akan menghiasi hari-
hari anda, memenuhi rasa haus anda akan kasih sayang dan melupakan masa lalu anda.

Ok ahkir kata Tak ada lagi waktu untuk menunggu sudah saatnya kita berubah dan
menyatukan tekat untuk menjadi yang lebih baik dari hari ini. Demi bangsa, demi negara, dan
demi agama. Karena orang yang hari ini samadengan hari kemarin adalah oran yang merugi.
WAHAI PEMUDA ISLAM BANGKITLAH.... ISLAM MENANTIMU....
Teman-teman yang saya cintai dan bapak, ibu yang saya hormati. Tidak ada hal yang terindah
dalam hidup ini selain kita mengisi dan menjalani hidup ini dengan ha-hal yang baik. Teman-
teman yang saya cintai dan ibu guru yang saya hormati. Akhir kata dari saya, terima kasih atas

semua perhatiannya. ِ ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمة‬


ُ‫ﷲ َوبَ َركَاتُه‬ َ ‫سﻼَ ُم‬
‫َوال ﱠ‬
DOA & DZIKIR

Doa Mohon Kebaikan Dunia Dan Akhirat

َ‫اى ال فيها‬ َ َ ‫الل ُه ﱠم أ ْصل ْح دي َ الذى ُه َو ع ْص َم ُة أ ْمرى َوأ ْصل ْح ُد ْن‬


ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً َ َ ْ ‫َوأ ْصل ْح آخ َر ال ف َيها َم َعادى َو‬
‫اج َع ِل ال َح َ اة َز ادة ِ ِ ﱢل‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ
ِ ‫معا‬
‫اح ًة ِم ْن ﱢل َ ﱟ‬ ْ ‫َخ ْ َو‬
َ ‫اج َعل ال َم ْو َت َر‬
ِ ِ
Allahumma ashlih.li dini alladzi huwa ‘ishmatu amri wa ashlih li dun-yaya allati fiha ma ‘asyi,
wa ashlih li akhirati allati fiha ma’adi waj’allil hayata ziyadatan li fi kulli khairin, waj ‘alil mauta
rahatan li min kulli syarrin.

Artinya: “Ya Allah, perbaikilah urusan agamaku yang menjadi pegangan bagi setiap urusanku,
Perbaikilah duniaku yang ke sanalah aku akan kembali. Jadikanlah hidupku ini sebagai
tambahan kesempatan untuk untuk memperbanyak amal kebajikan, dan jadikanlah kematian
sebagai tempat peristirahatan dari setiap kejahatan”.

Doa Sapu Jagat


‫ﱡ َْ َ َ ًَ ﱠ ْٰ َ َ َ ًَ ﱠ َ َ َ َ ﱠ‬ َ َ ُ ْ
‫اب النار‬ ‫َو ِمن ُه ْم ﱠم ْن ﱠ ق ْو ُل َرﱠ نا ا ِتنا ِ الدن ا حسنة و ِ ا ِخرِة حسنة و ِقنا عذ‬
٢٠١ -
Wa min-hum may yaqụlu rabbanā ātinā fid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati ḥasanataw wa
qinā 'ażāban-nār.

Artinya: “Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Doa Setelah Adzan


َ َ ‫الص َ ة ال َقائ‬ ‫ﱠ َْ ﱠ‬
‫الت ﱠامة َو ﱠ‬ َ ‫ُ ﱠ َ ﱠ‬
‫آت ُم َح ﱠمدا ال َو ِس لة‬ ‫ة‬ ‫م‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ة‬ِ ‫و‬‫ع‬ ‫الد‬ ‫ه‬ِ ِ ‫اللهم رب‬
‫ذ‬ ‫ه‬
ُ َ ْ َ ُْ َ َ
‫َوالف ِض لة َوا ْ َعثه َمقاما َم ْح ُمودا ال ِذى َو َعدته‬
Alloohumma robba haadzihid da’watit taammah washsholaatil qoo-imah. Aati Muhammadanil
wasiilata wal fadliilah. Wab’atshu maqooman mahmuudanil ladzii wa ‘adtah.
Artinya: “Ya Allah, Tuhan panggilan yang sempurna dan shalat yang akan didirikan ini.
Berikanlah wasilah dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah dia pada kedudukan
yang terpuji seperti yang Engkau janjikan kepadanya”.

Doa Setelah Wudhu

ُ ُ َ ‫ْ َ ُ ْ َ َ ﱠ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ ُ ﱠ‬
‫ك له َوأش َهد أن ُم َح ﱠمدا ع ْ د ُه َو َر ُسوله‬ ‫أشهد أن ِإله ِإ ا وحده‬
Asyhadu an laa ilaaha illallooh, wahdahu laa syariikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan
‘abduhu warosuuluh.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya”.

Doa Naik Kendaraan


Doa naik kendaraan ini bersumber dari Surat Az Zukhruf ayat 13 – 14:

َ ُ َُْ َ‫َﱢ‬ ‫َ ﱠ َ َ َ َ َ َ ﱠ ُ ُْ َ َ ﱠ‬ َ
‫ُس ْ َحان ال ِذى سخر لنا هذا وما كنا له مق ِرن و ِ نا ِإ ر نا لمنق ِلبون‬
Subhaanal ladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniin. Wa innaa ilaa
robbinaa lamunqolibuun.

Artinya: “Mahasuci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya
kami tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami”.

Doa Masuk Pasar


Doa masuk pasar ini bersumber dari riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah.

ُ َُ ْ ُ ُ ْ َ ُ َ ُ ُ ُ ُ ُ َ َ
‫ت َو ُه َو َ ﱞ‬ َ ‫َ َ ﱠ‬
‫ك له له الملك وله الحمد ح ِ و ِم‬ ‫ِإله ِإ ا ُ َو ْحد ُه‬
ٌ‫ﱢل َ ْ ٍء َق ِدير‬ ُ
‫َوه َو َع‬ ُ ْ ‫وت ب َ ِد ِه ال َخ‬
ُ َُ َ
‫م‬
ِ
Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariikalah. Lahul mulku walahul hamdu. Yuhyii wa yumiitu
wahuwa hayyun laa yamuut. Biyadihil khoir wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir.
Artinya: “Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Dia yang mempunyai
kerajaan dan segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahahidup
yang tidak mati. Di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu”.

Doa Ketika Turun Hujan

Doa ketika turun hujan ini bersumber dari riwayat Imam Bukhari.

َ
‫الل ُه ﱠم َص ﱢي ا ن ِافعا‬
Alloohumma shoyyiban naafi’aa

Artinya: “Ya Allah, mohon turunkan hujan yang deras lagi bermanfaat”.

Doa Setelah Turun Hujan

Doa setelah turun hujan ini bersumber dari riwayat Imam Bukhari.

ْ َ َ
‫ُم ِط ْرنا ِ فض ِل ا ِ َو َر ْح َم ِت ِه‬
Muthirnaa bifadlillaahi warohmatih

Artinya: “Kami dianugerahi hujan karena karunia dan rahmat Allah”

Doa Ketika Angin Kencang

Doa ketika angin kencang ini bersumber dari riwayat Imam Muslim.

َ ‫َ ُ ُ َ ْ َ ﱢ‬ ْ َ َ َ َ َ ‫ﱢ‬
‫الل ُه ﱠم ِإ أ ْسألك خ ْ َ ها َوخ ْ َ َما ِف َيها َوخ ْ َ َما أ ْر ِسلت ِ ِه وأعوذ ِ ك ِمن ها‬
ْ َ َ
‫َو ﱢ َما ِف َيها َو ﱢ َما أ ْر ِسلت ِ ِه‬
Alloohumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa-
a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikannya, kebaikan yang ada di dalamnya
dan kebaikan yang Engkau kirimkan dengannya. Dan aku berlindung dari keburukannya,
keburukan yang ada di dalamnya dan keburukan yang Engkau kirimkan dengannya”.

Doa Ketika Ada Petir

Doa ketika ada petir ini bersumber dari riwayat Imam Malik.

َ ْ ُ ََ َ ْ َ ُْ ‫ُ َ ﱢ ُ ﱠ‬ َ
‫ُس ْ َحان ال ِذي سبح الرعد ِ حم ِد ِه والم ِئكة ِمن ِخ ف ِت ِه‬
Subhaanalladzii yusabbihur ro’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatih.

Artinya: “Mahasuci Allah yang dengan memuji-Nya bertasbihlah halilintar dan juga para
malaikat karena takut kepadaNya”.

Dzikir pagi yang dapat diamalkan oleh seorang muslim:


ُ ُ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ‫َ َ ﱠ‬ ُ ُ َ َ
‫ له‬،‫ْ ك له‬ ‫ ِإلـه ِإ ﷲ وحده‬، ِ ِ ‫ َوال َح ْمد‬، ِ ِ ‫أ ْص َ ْحنا َوأ ْص َبح ال ُملك‬
َ َ َ َ َ َ ُ ُ ُ ُ
‫ َر ﱢب أ ْسألك خ ْ َ َما ِ ْ هذا ال َي ْو ِم‬.‫ﱢل ْ ٍء ق ِد ْي ُر‬ ‫ال ُملك َوله ال َح ْمد َوه َو َع‬
ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ
‫ َر ﱢب أ ُع ْوذ‬،‫ َوأ ُع ْوذ ِ ك ِم ْن ﱢ َما ِ ْ هذا ال َي ْو ِم َو ﱢ َما َ ْعد ُه‬،‫َوخ ْ َ َما َ ْعد ُه‬
ََ َ ‫ﱠ‬ ََ ْ َ ُ ُْ ‫َ َ ﱢ‬ ْ ‫َك م َن ال َسل َو ُس‬
‫اب‬
ِ ٍ ‫ذ‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ار‬ ‫الن‬ ‫اب‬
ِ ٍ ‫ذ‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ك‬ ِ ‫ذ‬ ‫و‬‫ع‬ ‫أ‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ، ِ ‫ال‬ ‫ء‬ ِ ‫و‬ ِ ِ َ ِ
ْ ‫الق‬

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika
lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii
hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri
maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin
naari wa ‘adzabin fil qobri.

Artinya: “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi
Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik
Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai
Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung
kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung
kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-
Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.” (Dibaca 1 x)

‫ُ ﱠ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ْ ُ َ ْ َ ﱡ‬
ُ‫الن ُش ْور‬ ‫ و ِك نموت و ِ ل ك‬،‫ و ِك نح ا‬،‫ و ِك أمسينا‬،‫اللهم ِ ك أص حنا‬

Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan
nusyuur.
Artinya: “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan
dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan
pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan
(bagi semua makhluk).” (Dibaca 1 x)

Membaca Sayyidul Istighfar

َ َ َ َ َ ُ َ َ َْ َ َ ْ ‫َ َ ﱠ‬ َ ْ
‫ َوأنا ع َع ْه ِدك َو َو ْع ِدك‬،‫ خلقت ِ ْ َوأنا ع ْ دك‬،‫الل ُه ﱠم أنت َر ﱢ ْ ِإلـه ِإ أنت‬
ُ‫ َوأ ُب ْوء‬، ‫ أ ُب ْو ُء ل َك بن ْع َمت َك َع ﱠ‬،‫ت‬ُ َْ َ َ ‫َ ْ ََ ْ ُ ُْ ُ َ ْ َ ﱢ‬
ِ ِِ ‫ أعوذ ك ِمن ما صنع‬،‫ما استطعت‬
َ ْ ‫َ ْ ْ َ ْ ْ ْ َ ﱠ ُِ َ َ ْ ُ ﱡ ُ ْ َ ﱠ‬
‫ ِ ذن ِ فاغ ِفر ِ ف ِإنه غ ِفر الذنوب ِإ أنت‬.

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika
wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya
wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau,
Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa
surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui
nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku.
Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca 1 x)

َ‫ الل ُه ﱠم إ ﱢ ْ أ ْسأل َك ال َع ْفو‬،‫الد ْن َ ا َواﻵخ َرة‬


‫ﱡ‬ ََ َ َ َ ْ َ َ ْ ْ ‫الل ُه ﱠم إ ﱢ‬
ِ ِ ِ ‫أسألك العفو والع ِاف ة‬
ِ ُ ْ َ َُْ َ ْ ْ َ َِ َ َ
. ِ ‫اي َوأه ِ ْ َو َما ِ ْ الل ُه ﱠم ْاس ْ َع ْو َرا ِ َو ِآم ْن َر ْو َعا‬ ‫ِ ِدي ِ ودن‬ ‫والع ِاف ة‬
َ َ َ ْ ‫ُ ﱠ‬
‫ َو ِم ْن‬، ْ ِ ‫ َو َع ْن َ ِم ْي ِ ْ َو َع ْن ِش َما‬، ْ ِ ‫ َو ِم ْن خل‬،‫احفظ ِ ْ ِم ْن َب ْ َ د ﱠي‬ ‫اللهم‬
َ َ ‫ َوأ ُع ْوذ َعظ َمت َك أن أغ َت‬، ْ ‫َف ْو‬
ْ ِ ‫ال ِم ْن ت ْح‬ ْ ْ ُ
ِ ِ ِ
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-
alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa
aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an
syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan
akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama,
dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak
dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka,
belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak
disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku
jatuh).” (Dibaca 1 x)

Anda mungkin juga menyukai