Anda di halaman 1dari 15

MEMBINA

GENERASI Z

Menjadi Generasi
Rabbani
PENGGOLONGAN GENERASI OLEH BPS
• Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan populasi Indonesia saat ini
dalam 6 (enam) generasi yaitu Post Generasi Z (Post Gen Z), Generasi Z
(Gen Z), Milenial, Generasi X (Gen X), Baby Boomer, dan Pre-Boomer.
• Post Generasi Z : Lahir mulai tahun 2013 dan seterusnya
• Generasi Z : Lahir di tahun 1997 s.d. 2012
• Generasi Milenial : Lahir di tahun 1981 s.d. 1996
• Generasi X : Lahir di tahun 1965 s.d. 1980
• Generasi Baby Boomer : Lahir di tahun 1946 s.d. 1964
• Generasi Pre Boomer : Lahir sebelum tahun 1946 (1945 ke bawah)

• Dalam sensus penduduk 2020, Gen Z dan Milenial mendominasi penduduk


Indonesia yang per September 2020 mencapai 270,20 juta jiwa.
• Gen Z berjumlah 74,93 juta atau 27,94% terhadap total
penduduk, Milenial 69,38 juta jiwa (25,87%), Gen X 58,65 juta jiwa
(21,88%), Baby Boomer 31,01 juta jiwa (11,56%), Post Gen Z 29,17 juta
jiwa (10,88%), dan Pre-Boomer 5,03 juta jiwa (1,87%).
GENERASI Z (MOBILE GENERATION )
• Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012.
Generasi ini dikenal sebagai iGen atau Generasi Internet.
• Generasi ini lahir dalam era digital yang sudah mapan.
Generasi ini tumbuh dengan smartphone, media sosial, dan
internet yang merajai kehidupan sehari-hari.
• Berikut merupakan karakter dari Gen Z:
• Suka berkolaborasi dalam melakukan pekerjaan
• Fleksibel
• Menyukai tantangan dan dimotivasi oleh pencapaian
• Suka mencari cara yang baru dalam menyelesaikan
masalah.
• Tech savvy (mahir teknologi)
• Suka mengumbar privasi
• Mandiri
• Toleran
• Suka berkomunikasi secara maya
• Memiliki ambisi
MEMBINA GEN Z, MEMBENTUK
GENERASI RABBANI (GENERASI
SHOLEH/SHOLEHAH)

Pembinaan Pertama
JAUHI PACARAN

Kurangnya kegiatan edukasi atau pengajian


terkait nilai-nilai keagamaan dan keimanan
membuat pengetahuan keagamaan gen Z
berbeda-beda, cara pandang Gen Z pada tindakan
yang melanggar ajaran agama menjadi berbeda-
beda juga dan sangat tergantung Pendidikan di
keluarga dan lingkungannya. Sehingga
penyikapan terkait pacaran pun berbeda-beda.
ISLAM MELARANG/MENGHARAMKAN
PACARAN
‘Pacaran’ bukanlah istilah yang ada dalam khazanah Islam. Maka tidak ditemukan dalil
di Al Qur’an atau hadits yang bunyinya “janganlah kalian pacaran” atau “pacaran itu
haram” atau semisalnya. Dan dalam kitab para ulama terdahulu pun tidak ada bab
mengenai pacaran. Lalu mengapa kita bisa katakan Islam melarang pacaran? Karena
jika kita melihat realita, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pacaran terdapat kegiatan-
kegiatan atau hal-hal yang dilarang dalam Islam, yaitu:
1. Zina atau mendekati Zina
2. Bersentuhan dengan lawan jenis
3. Berpandang-pandangan dengan lawan jenis
4. Khulwah (Berdua-duan dengan lawan jenis)
5. Menimbulkan penyakit Al Isqy (mabuk asrama, kasmaran dll)
1 . M E N D E K AT I Z I N A S A J A S U DA H D O S A
Zina sudah jelas terlarang dalam Islam, Allah Ta’ala berfirman:
ً ‫س ِّب‬
‫يل‬ َ ‫شةً َو‬
َ ‫سا َء‬ ِّ ‫َو ََل ت َ ْق َربُوا‬
ِّ َ‫الزنَا ِّإنَّهُ َكانَ ف‬
َ ‫اح‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk” (QS. Al Isra’: 32)

Larangan mendekati zina lebih keras dari pada sekedar larangan berbuat zina, karena larangan mendekati
zina juga mencakup seluruh hal yang menjadi pembuka peluang dan pemicu terjadinya zina
(mendekatinya saja sudah dilarang, apalagi melakukannya).
Zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh
seseorang
Faahisah ً‫شة‬ ِّ َ‫ ف‬artinya maksiat yang sangat buruk dan jelek
َ ‫اح‬
Wa saa’a sabiila ً ‫س ِّب‬
‫يل‬ َ ‫سا َء‬
َ ‫ َو‬karena akan membawa orang yang melakukannya ke dalam neraka.
JAUHI ZINA ,
JANGAN D EK ATI
Seperti layaknya medan magnet,
jika kita sudah mendekati magnet
maka daya tarik magnet itu akan
semakin kuat. Jika kita sudah
mendekati zina maka dorongan
untuk melakukan zina itu akan
semakin kuat.

Karena pacaran adalah aktivitas


mendekati zina, maka pacarana
menjadi haram.
2 . D I L A R A N G B E R S E N T U H A N D E N G A N L AWA N J E N I S
• Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Sungguh jika kepala seorang laki-laki
ditusuk dengan jarum dari besi, itu lebih baik baginya dari pada dia menyentuh seorang
perempuan yang tidak halal baginya” [HR ath-Thabarani)

• Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengingatkan tentang besarnya kerusakan dan fitnah


yang ditimbulkan oleh perempuan terhadap laki-laki dalam sabda beliau Shallallahu’alaihi
Wasallam: “Aku tidak meninggalkan setelahku fitnah (keburukan/kerusakan) yang lebih
berbahaya bagi kaum laki-laki melebihi (fitnah) kaum perempuan” [HR al- Bukhari (no. 4808)
dan Muslim (no. 2740)].
• Imam Ibnul Qayyim berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan
bercampur (bergaul) bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan,
bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka yang merata.
Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang
umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembangpesatnya perbuatan keji
dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasan massal (umat manusia) dan wabah penyakit-
penyakit menular yang berkepanjangan [Seperti penyakit AIDS dan penyakit-penyakit kelamin
berbahaya lainnya, na’uudzu billahi min dzaalik].
3 . B E R PA N DA N G - PA N DA N G A N D E N G A N L AWA N J E N I S
Lelaki mukmin dan wanita mukminah diperintahkan oleh Allah untuk saling menundukkan pandangan, maka jika
sengaja saling memandang (dalam pacarana) maka melanggar perintah Allah tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
ِّ ‫) َوقُ ْل ِّل ْل ُمؤْ ِّمنَا‬٣٠( َ‫صنَُُون‬
‫ت‬ َ َّ ‫ظوا فُ ُرو َج ُه ْم َذ ِّل َك أ َ ْز َك ى لَ ُه ْم ِّإ َّن‬
ْ َ‫َّلل ََ ِّبير ِّب َما ي‬ ُ َ‫ار ِّه ْم َويَ ْحف‬ َ ‫ضوا ِّم ْن أ َ ْب‬
ِّ ‫ص‬ ُّ ُ‫قُ ْل ِّل ْل ُمؤْ ِّمنِّينَ يَغ‬
‫ظنَ فُ ُرو َج ُه َّن‬ ْ َ‫ار ِّه َّن َويَ ْحف‬ َ ‫ضضْنَ ِّم ْن أ َ ْب‬
ِّ ‫ص‬ ُ ‫يَ ْغ‬
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya.” (QS. An Nur: 30-31).
ُ َ‫ار ِّه ْم َو َي ْحف‬
‫ظوا فُ ُرو َج ُه ْم‬ َ ‫قُ ْل ِّل ْل ُمؤْ ِّمنِّينَ َيغُضُّوا ِّم ْن أ َ ْب‬
ِّ ‫ص‬
“Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara
kemaluannya.” (QS. An Nuur: 30)
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
ْ َ‫ار ِّه َّن َويَ ْحف‬
‫ظنَ فُ ُرو َج ُه َّن‬ َ ‫ضضْنَ ِّم ْن أ َ ْب‬
ِّ ‫ص‬ ِّ ‫َوقُ ْل ِّل ْل ُمؤْ ِّمنَا‬
ُ ‫ت يَ ْغ‬
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan
kemaluannya” (QS. An Nuur: 31).
Tips yang paling utama menghindari zina adalah JAGA PANDANGAN…
Ibnu Katsir ketika menafsirkan QS An Nur ayat 30 di atas mengatakan, ”Ayat ini
merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan
pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada apa
yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahramnya). Hendaklah
mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka
tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka
memalingkan pandangannya dengan segera.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 216)

Ketika menafsirkan QS An Nur ayat 301di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan,”Firman
Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah mereka
menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari apa
yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh karena itu,
mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain
(selain suami atau mahramnya) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. Sebagian ulama
lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 216-217)
4 . B E R D UA - D UA A N D E N G A N L AWA N J E N I S ( K H A LWAT )
Khalwat haram hukumnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ام َرأَةٍ إَِّلَّ َم َع ذِّى َم ْح َر ٍم‬
ْ ِّ‫َلَ يَ َْلُ َو َّن َر ُجل ب‬
“Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani
mahramnya” (HR. Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341).

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,“Hendaknya tidak berdua-duaan


dengan perempuan bukan mahram karena yang ketiga adalah setan.”
Sehingga berdua-duaan dengan lawan jenis tanpa ditemani mahram maka akan membuat setan
leluasa menghembuskan hal-hal yang buruk. Misalnya pikiran untuk melakukan zina. Padahal, zina
termasuk dosa yang teramat besar. Jadi, hindarilah berduaan dengan lawan jenis (khalwat).
Karena khalwat adalah pintu awal terjadinya zina.

Berduaan adalah hal yang hampir tidak bisa lepas dari yang namanya pacaran, bahkan terkadang
orang yang berpacaran sengaja mencari tempat yang sepi dan tertutup dari pandangan orang lain.
Ini jelas merupakan keharaman. Jadi PACARAN ITU HARAM, JANGAN DILAKUKAN.
4 . M E N I M B U L K A N P E N YA K I T A L ‘ I S Y Q
Dari semua hal yang di atas yang tidak kalah berbahaya dan bersifat destruktif dari pacaran
adalah penyakit al isyq. Makna al isyq dalam Al Qamus Al Muhith:
‫ي‬
ٌّ ‫ أو َم َرض و ْسوا ِّس‬،‫عيو ِّب ِّه‬ ِّ ‫الح ِّس عن إ ْد‬
ُ ‫راك‬ ِّ ‫ع َم ى‬
َ ‫ أو‬،‫عفافٍ وفي َدعار ٍة‬ ُ
َ ‫ويكون في‬ ،‫ب‬
ِّ ‫ط ال ُح‬ُ ‫ أو إ ْفرا‬،‫ب ب َم ْحبو ِّبه‬ ِّ ‫ب ال ُم ِّح‬
ُ ‫ع ْج‬
ُ
‫ص َور‬
ُّ ‫بُض ال‬
ِّ ‫سان‬ ْ
ِّ ‫ليط فِّك ِّر ِّه عل ى ا ْستِّ ْح‬ ْ ُ
ِّ ‫َي ْجلبُه إل ى نَف ِّسه بتَ ْس‬
“Kekaguman seorang pecinta pada orang yang dicintainya, atau terlalu berlebihan dalam mencinta,
terkadang (kekaguman itu) pada kehormatan atau pada kemolekan, atau menjadi buta terhadap
aib-aibnya, atau timbulnya kegelisahan yang timbul dalam jiwanya yang memenuhi pikirannya
dengan gambaran-gambaran indah (tentang yang dicintainya)”.

Singkat kata, al ‘isqy adalah mabuk asmara; kasmaran; kesengsem (dalam bahasa Jawa). Al Isyq
adalah penyakit, bahkan penyakit yang berbahaya. Ibnul Qayyim mengatakan: “ini (al isyq) adalah
salah satu penyakit hati, penyakit ini berbeda dengan penyakit pada umumnya dari segi dzat,
sebab dan obatnya. Jika penyakit ini sudah menjangkiti dan masuk di hati, sulit mencari obatnya
dari para tabib dan sakitnya terasa berat bagi orang yang terjangkiti” (At Thibbun Nabawi, 199).
Orang yang terjangkit al ‘isyq juga biasanya senantiasa membayangkan dan mengidam-idamkan
pujaannya, padahal ini merupakan zina hati sebagaimana disebutka dalam hadits.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa betapa al isyq banyak menjerumuskan pria
shalih menjadi pria bejat, wanita shalihah menjadi wanita bobrok. Betapa virus cinta
ini membuat orang berani menerjang hal-hal yang diharamkan, berani melakukan
hal-hal yang tabu dan malu untuk dilakukan, sampai-sampai ada pepatah “cinta itu
buta”, buta hingga aturan agama pun tidak dilihatnya.
Dari al isyq ini akan timbul perbuatan-perbuatan buruk lain yang bahkan bisa lebih
parah dari poin-poin yang disebutkan di atas. Bukankah kita ingat kisah Nabi Yusuf
yang ketampanannya membuat Zulaikha kasmaran? Ia tidak menahan padangan dan
dalam hatinya tumbuh penyakit al isyq. Apa akibatnya? Ia mengajak Yusuf berzina.
ِّ َ‫سو َء َو ْالفَ ْحشَا َء ِّإنَّهُ ِّم ْن ِّعبَا ِّدنَا ْال ُم َْل‬
َ‫صين‬ ُّ ‫ع ْنهُ ال‬
َ ‫ف‬ ْ َ‫ت ِّب ِّه َو َه َّم ِّب َها لَ ْوَل أَ ْن َرأى بُ ْرهَانَ َر ِّب ِّه َك َذ ِّل َك ِّلن‬
َ ‫ص ِّر‬ ْ ‫َولَقَ ْد َه َّم‬
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan zina) dengan
Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukannya pula) dengan wanita itu andaikata
dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari
padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba
Kami yang terpilih” (QS. Yusuf: 24).
Seorang yang kasmaran, akan selalu teringat si ‘dia’. Bahkan ketika
beribadah pun ingat si ‘dia’, melakukan kebaikan pun demi si ‘dia’. Allah
diduakan. Ibadah bukan karena Allah, dakwah pun tidak ikhlas, ikut taklim
karena ada si ‘dia’, sibuk mengurus dakwah karena bertemu si ‘dia’. Tidak
jarang gara-gara penyakit al isyq, seseorang datang ke dukun lalu berbuat
kesyirikan, tidak jarang pula yang saling membunuh, atau bunuh diri.
Naudzubillah…

Jadi nasehat abah…


JANGAN PACARAN… JAUHI PACARAN.. KARENA PACARAN AKAN
MEMBAWA KITA KE PERBUATAN KEJI DAN JALAN YANG BURUK

(Pembinaan Abah Azis, Ahad 10 Desember 2023)

Anda mungkin juga menyukai