2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya yang
diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kasus KDRT" dengan tepat waktu.
Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai syarat dalam mengikuti tugas mata
kuliah Muamalah semester genap tahun akademik 2023.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Rizki Amrillah selaku
dosen mata kuliah Muamalah atas ilmu, saran, dan bimbingannya serta kepada semua
pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya membutuhkan kritik dan
saran yang membangun dalam memperbaiki tugas makalah ini.
Kami berharap makalah yang sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat oleh
semua pembacanya.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 7
BAB II PEMBAHASAN
A. MACAM-MACAM KDRT .. 10
B. HUKUM KDRT DALAM ISLAM 10
C. KASUS KDRT 10
D. AYAT TENTANG KDRT 10
E. ISTRI BOLEH MELAWAN JIKA KDRT 10
KDRT adalah singkatan dari "Kekerasan Dalam Rumah Tangga" yang merupakan
istilah Indonesia untuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Ini mengacu pada segala
bentuk perilaku kekerasan atau pelecehan yang terjadi dalam hubungan rumah tangga
atau keluarga, termasuk fisik,
Kekerasan dalam rumah tangga adalah masalah serius yang mempengaruhi individu
dari semua jenis kelamin, usia, dan latar belakang sosial ekonomi. Ini dapat memiliki
efek fisik dan psikologis jangka panjang pada korban dan keluarga mereka. Jika Anda
atau seseorang yang Anda kenal mengalami kekerasan dalam rumah tangga, penting
untuk mencari bantuan dan dukungan dari sumber tepercaya, seperti otoritas setempat,
profesional layanan kesehatan, atau organisasi pendukung.
KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) atau yang juga dikenal dengan istilah
Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) adalah tindakan kekerasan fisik, psikologis, atau
seksual yang dilakukan oleh pasangan dalam sebuah hubungan rumah tangga.
Ketika KDRT terjadi, maka sudah jelas tindakan tersebut bertentangan dengan
ajaran Islam. Islam mengajarkan untuk menjaga hak-hak perempuan, termasuk hak untuk
terlindungi dari segala bentuk kekerasan atau perlakuan yang merugikan.
Dalam pandangan Islam, pasangan suami istri harus saling menghormati dan bekerja
sama untuk menciptakan hubungan yang harmonis, aman, dan penuh kasih sayang. Jika
terjadi KDRT, maka pasangan harus segera mencari bantuan dan solusi untuk mengatasi
masalah tersebut agar dapat hidup bersama dalam keadaan yang damai dan bahagia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-macam KDRT
Dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), ada empat macam kekerasan
yang sering terjadi (Abu Yazid Adnan Quthny, 2018). Pertama yaitu kekerasan dalam
bentuk fisik seperti pemukulan. Kedua yaitu psikis, kekerasan psikis seperti perlakukan
“merendahkan” istri atau suami dengan umpatan kotor seperti ucapan bodoh dan lain
lain. Kekeran psikis dapat mengakibatkan korban memiliki rasa percaya diri yang
rendah. Dalam islam, kekerasan psikis dalam rumah tangga dikenal dengan istilah
adhal. Secara Bahasa adhal berarti menekan, memaksa, mempersempit, membuat sakit
hati, mencegah, melarang atau menghalang – halangi kehendak orang lain. Dalam Al-
Qur’an Surah At- Thalaq ayat 6, Allah SWT berfirman :
ت َح ْم ٍل فَا َ ْنفِقُوْ ا ِ ضيِّقُوْ ا َعلَ ْي ِه ۗ َّن َواِ ْن ُك َّن اُواَل َ ُض ۤارُّ وْ ه َُّن لِت ُ اَ ْس ِكنُوْ ه َُّن ِم ْن َحي
َ ُم َواَل تjْ م ِّم ْن ُّوجْ ِد ُكjُْْث َس َك ْنت
مjُْف َواِ ْن تَ َعا َسرْ ت ٍ ۚ ْض ْعنَ لَ ُك ْم فَ ٰاتُوْ ه َُّن اُجُوْ َره ۚ َُّن َوْأتَ ِمرُوْ ا بَ ْينَ ُك ْم بِ َم ْعرُو
َ ْض ْعنَ َح ْملَه ۚ َُّن فَاِ ْن اَر
َ ََعلَ ْي ِه َّن َح ٰتّى ي
ع لَهٗ ٓ اُ ْخ ٰر ۗىjُ ض
ِ ْفَ َستُر
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Islam sangat melarang seorang suami untuk
melakukan kekerasan psikis kepada isterinya dengan cara menyusahkan hati seorang
isteri dan menyempitkan hati seorang istri.
Lalu yang ketiga ada kekerasan ekonomi atau penelantaran rumah tangga. Kekerasan
ini bisa berwujud menelantarkan seorang isteri dengan tidak memberinya nafkah, dan
tidak membolehkan isteri bekerja. Dalam Qur’an Surah An-Nisa ayat 34 Allah SWT
berfirman :
ٌ ت ٰحفِ ٰظ ٌ ت ٰقنِ ٰت ّ ٰ ْض َّوبِ َمٓا اَ ْنفَقُوْ ا ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم ۗ فَال ٰ اَلرِّ جا ُل قَوَّاموْ نَ َعلَى النِّس ۤاء بما فَ َّ هّٰللا
ِ ت لِّ ْل َغ ْي
ب ُ صلِ ٰح ٍ ضهُ ْم عَلى بَع َ ض َل ُ بَ ْع َِ ِ َ ُ َ
ٰ هّٰللا
ضا ِج ِع َواضْ ِربُوْ ه َُّن ۚ فَا ِ ْن اَطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل تَ ْب ُغوْ ا َعلَ ْي ِه َّن َ بِ َما َحفِظَ ُ ۗ َوالّتِ ْي تَ َخافُوْ نَ نُ ُشوْ َزه َُّن فَ ِعظُوْ ه َُّن َوا ْه ُجرُوْ ه َُّن فِى ْال َم
َسبِ ْياًل ۗاِ َّن هّٰللا َ َكانَ َعلِيًّا َكبِ ْيرًا
“ Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka
(laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang
saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak
ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu
khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah
mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika
mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.
Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.”
“ Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya,
sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika
hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah
kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka,
dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya
kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan
pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak
mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh,
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.”
Dalam ayat tersebut, eksploitasi seksual terhadap budak saja dilarang, apalagi terhadap
perempuan merdeka, terlebih terhadap perempuan yang menjadi tanggungjawabnya
untuk dilindungi.
Dengan demikian, Islam menentang kekerasan terhadap perempuan, apalagi terhadap
keluarga yang tinggal serumah, yang berada di ruang lingkup keluarga. Oleh karena itu,
yang seharusnya dilakukan oleh anggota keluarga adalah saling melindungi,
menyayangi, menghormati, bukan justru menjerumuskan dan menganiaya.
C. Kasus KDRT
D. Ayat Tentang KDRT
Dalam Islam, KDRT atau kekerasan terhadap perempuan termasuk perbuatan yang
sangat tidak dianjurkan. Al-Qur'an mengajarkan untuk saling mencintai, menghormati,
dan saling membantu antara suami istri dalam membentuk keluarga yang harmonis dan
bahagia. Dalam Surat An-Nisa ayat 19, Allah SWT berfirman:
َ س ٰى َأنْ تَ ْك َرهُوا
ش ْيًئا َويَ ْج َع َل هَّللا ُ فِي ِه َخ ْي ًرا َكثِير َ وف فَِإنْ َك ِر ْهتُ ُموهُنَّ فَ َع
ِ َاش ُروهُنَّ بِا ْل َم ْع ُر
ِ َوع
"Dan bergaullah dengan mereka (istri-istri) secara baik dan santun. Jika kamu
merasa tidak suka terhadap mereka, mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisa: 19)
“Dari Iyas bin Abdillah bin Abdi Dzubab, Rasulullah SAW memberi perintah:
janganlah memukul perempuan. Tetapi datanglah Umar kepada Rasulullah SAW
melaporkan bahwa banyak perempuan yang membangkang terhadap suami-suami
mereka,”.
Hadits ini diriwayatka Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah. Dijelaskan, hadits
ini merupakan salah satu versi yang merekam ketegangan pada masa Nabi Muhammad
SAW antara kepentingan laki-laki yang ingin menguasai dan mendisiplinkan
perempuan dengan kepentingan perempuan yang menolak menjadi bulan-bulanan
praktik kekerasan laki-laki terhadap mereka.
Nabi Muhammad SAW melarang pemukulan, namun para laki-laki berkeberatan
karena tidak bisa mendisiplinkan perempuan. Tetapi kemudian banyak perempuan
mendatangi Nabi dan melakukan protes, Nabi pun mendengarkan protes mereka.
Berdasarkan hadits ini dijelaskan bahwa baik laki-laki ataupun perempuan dapat
memetik hikmah dan pelajaran dari apa yang ditetapkan Nabi. Perempuan, kata Ustaz
Faqihuddin, berhak untuk terbebas dari segala jenis kekerasan. Perempuan juga berhak
mendapatkan perlindungan.
Bahkan perempuan berhak atas nama Islam untuk meminta dukungan kebijakan atau
fatwa terhadap hak bebas kekerasan tersebut sampai mereka memperolehnya secara
nyata. Menurut Ustaz Faqihuddin, dibutuhkan kesadaran bahwa perjuangan para
perempuan ini akan bisa mengganggu dan mengusik sebagian laki-laki. Dalam perkara
KDRT ini, Nabi menegaskan bahwa peran Islam adalah sebagai agama kebaikan,
kemaslahatan, dan bebas dari kekerasan serta kemafsadatan. Sehingga, nilai-nilai ini
sejatinya harus dilaksanakan baik oleh laki-laki maupun oleh perempuan.