Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Aborsi adalah kata yang tidak asing kita dengarkan lagi, dimana aborsi ini
biasa dilakukan oleh perempuan, hal ini dapat dibenarkan kerena pada dasarnya
perempuan dipandang sebagai pelaku aborsi, yang secara faktual memang terjadi
pada perempuan di masyarakat

Umumnya,aborsi dilakukan jika terjadi kehamilan yang tidak diinginkan


dan biasanyadimotivasi oleh berbagai faktor yang mendorong untuk melakukan
aborsi iantaranya faktor ekonomi,sosial,bahkan hubungan seks di luar nikah.

Praktek aborsi di dunia medis diawali dengan tujuan untuk memberikan


perlindungan bagi wanita hamil, yang apabila tidak digugurkan janinnya maka
akan membahayakan kesehatan ibu atau janin yang dikandungnya. Namun, akhir-
akhir ini ada banyak faktor lain yang menyebabkan seorang wanita ingin
melakukan aborsi yaitu kehamilan akhibat pemerkosaan, kegagalan alat
kontrasepsi, dan masalah ekonomi sehingga khawatir tidak bisa merawat anaknya.
Sayangnya,akhir-akhir ini pelaku aborsi justru berasal dari remaja-remaja dibawah
umur yang hamil diluar pernikahan. Kebanyakan dari mereka melakukan aborsi
karena tidak ingin memiliki anak tanpa ayah yang menjadi aib buruk bagi
keluarganya. Kehamilan yang tidak direncanakan tersebut biasanya
diakhibatkanoleh maraknya pergaulan bebas dikalangan remaja. Hal tersebut
menyadarkan kita bahwa aborsi bukan hanya berkaitan masalah medis semata,
melainkan sudah merambat pada aspek sosial budaya yang mengalami

1
kemunduran moral sebagai akhibat dari pahamkebebasan atau liberalisme yang
kini mulai merusak budaya

dan moral masyarakat Indonesia.

Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.


Agama Islam turun ke bumi dengan kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Al Qur’an merupakan sumber hukum utama bagi umat muslim
di seluruh di dunia. Di dalam Al Qur’an, banyak ayat-ayat yang menjunjung
tinggi kesucian kehidupan manusia. Salah satunya yaitu menjelaskan tentang
proses penciptaan manusia yang berasal dari air mani hingga berkembang menjadi
janin di dalam rahim dan akhirnya lahir menjadi seorang manusia yang sempurna.
Banyaknya ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia membuktikan bahwa Islam sangat menghargai dan memuliakan seorang
janin.

Firman Allah Ta'ala:

ٰ
ِ ‫سا ٍد فِي اأْل َ ْر‬
َ ‫ض َف َكأ َ َّن َما َق َتل‬ َ ‫س أَ ْو َف‬ ً ‫مِنْ أَ ْج ِل َذلِ َك َك َت ْب َنا َعلَ ٰى َبنِي إِ ْس َرائِيل َ أَ َّن ُه َمنْ َق َتل َ َن ْف‬
ٍ ‫سا بِ َغ ْي ِر َن ْف‬
‫ِيرا ِم ْن ُه ْم‬ً ‫ت ُث َّم إِنَّ َكث‬ /ِ ‫سل ُ َنا ِبا ْل َب ِّي َنا‬ َ ‫ِيعا ۚ َولَ َقدْ َج‬
ُ ‫اء ْت ُه ْم ُر‬ ً ‫اس َجم‬ َ ‫ِيعا َو َمنْ أَ ْح َياهَا َف َكأ َ َّن َما أَ ْح َيا ال َّن‬ ً ‫اس َجم‬ /َ ‫ال َّن‬
ٰ
َ‫ض لَ ُم ْس ِرفُون‬ ِ ‫َب ْعدَ َذلِ َك فِي اأْل َ ْر‬

"Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum)bagi Bani Israil, bahwa barang
siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukankarena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-
akan dia telah membunuh manusia seluruhnya Dan barang siapa yang
memelihara kehidupanseorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami dengan (membawa)keterangan-keterangan yang jelas,

2
kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi". (QS.Al-Maidah:32)

Sehingga, praktik aborsi yang ramai di kalangan masyarakat


menimbulkan perbedaan pendapat dikalangan para Ulama.Sebagian ada yang
membolehkan, memakruhkan, dan sebagian lagi ada yang mengharamkan.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas, masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengertian aborsi serta pelaksanaannya ?


2. Bagaimana pandangan islam dalam pelaksanaan aborsi ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Hendak mendeskripsikan bagaimana pengertian aborsi serta


pelaksanaannya
2. Hendak mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap pelaksanaan
aborsi

D. Kerangka Pemikiran

Sebagai dasar dan pedoman bagi umat islam,Al-Qur’an dan As-sunah


harus menjadi acuan manusia dalam bertindak dan menentukan hukum.

3
Firman Allah ta’ala:

ُ‫ش ْيءٍ َف ُردُّوه‬


َ ‫از ْع ُت ْم فِي‬ َ ‫سول َ َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ َفإِنْ َت َن‬ ُ ‫الر‬َّ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذِينَ آ َم ُنوا أَطِ ي ُعوا هَّللا َ َوأَطِ ي ُعوا‬
ٰ
‫سنُ َتأْ ِوياًل‬ َ ‫ َوا ْل َي ْو ِم اآْل خ ِِر ۚ َذلِ َك َخ ْي ٌر َوأَ ْح‬/ِ ‫ول إِنْ ُك ْن ُت ْم ُت ْؤ ِم ُنونَ بِاهَّلل‬
ِ ‫س‬ َّ ‫إِلَى هَّللا ِ َو‬
ُ ‫الر‬

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.( An-Nisa:59)

Namun jika suatu permasalahan tidak ditemukan jawaban pada Al-Qur’an


maupun As-Sunnah,maka kembali pada keputusan para jumhur ulama yang
melakukan ijtihad.

Selain faktor pemerkosaan atau hubungan diluar nikah,aborsi juga


digunakan sebagai perlindungan bagi wanita hamil,apabila tidak digugurkan
kandungan nya maka akan membahayakan kesehatan ibu yang mengandung
nya.sedangkan yang dinamakan janin adalah biang dari manusia,sehingga
mengugurkan janin sama seperti hal nya membunuh manusia.sedangkan dalam
islam membunuh itu suatu hal yang dilarang.

Firman Allah ta’ala:

ٰ
ِ ‫سا ٍد فِي اأْل َ ْر‬
َ ‫ض َف َكأ َ َّن َما َق َتل‬ َ ‫س أَ ْو َف‬ ً ‫مِنْ أَ ْج ِل َذلِ َك َك َت ْب َنا َعلَ ٰى َبنِي إِ ْس َرائِيل َ أَ َّن ُه َمنْ َق َتل َ َن ْف‬
ٍ ‫سا ِب َغ ْي ِر َن ْف‬
‫ِيرا ِم ْن ُه ْم‬ً ‫ت ُث َّم إِنَّ َكث‬ /ِ ‫سل ُ َنا بِا ْل َب ِّي َنا‬ َ ‫ِيعا ۚ َولَ َقدْ َج‬
ُ ‫اء ْت ُه ْم ُر‬ ً ‫اس َجم‬ َ ‫ِيعا َو َمنْ أَ ْح َياهَا َف َكأ َ َّن َما أَ ْح َيا ال َّن‬ ً ‫اس َجم‬ /َ ‫ال َّن‬
ٰ
َ‫ض لَ ُم ْس ِرفُون‬ ِ ‫َب ْعدَ َذلِ َك فِي اأْل َ ْر‬

"Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum)bagi Bani Israil, bahwa barang siapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
lain, atau bukankarena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia

4
telah membunuh manusia seluruhnya Dan barang siapa yang memelihara
kehidupanseorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul
Kami dengan (membawa)keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di
antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat
kerusakan di muka bumi".(QS.Al-Maidah:32)

secara umum aborsi sama dengan membunuh manusia dan hal itu
dilarang,namun beberapa ulama membolehkannya atas pertimbangan mashlahat
tapi dengan beberapa syarat.Dalam hal ini ,mashlahat bagi si jabang bayi hendak
nya tidak dibunuh,sedang mashlahat umumnya dengan diadakan praktik aborsi
beberapa masalah terkait bisa menjadi solusi.

E. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan penelitian bagaimana sejarah adanya


aborsi,dan bagaimana perkembangan nya,untuk itu dilakukan penelaahan karya-
karya dalam bidang kedokteran,teknologi,forensik dan semacamnya.

Langkah selanjutnya mengetahui bagaimana islam dalam memandang


tindakan aborsi tersebut,apakah mewajibkan,mengharamkan,atau memakruhkan.

F. Metode penelitian

Metode penelitian ini menggunakan satu tahap yaitu pengumpulan data.


Dalam pengumpulan data terdapat 3 metode diantaranya:

1. Metode pengamatan/observasi
2. Metode wawancara
3. Studi pustaka

Namun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka.
Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan meneliti dokumen-

5
dokumen, buku-buku, referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
guna mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan.(Uma sekaran, 2006)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian aborsi

1. Aborsi menurut etimologi dan terminologi

Banyak istilah yang sering dipakaidaalam menelaah aborsi.Istilah-istilah


itu seringkali tumpang tindih antara yang satu dengan yang lainnya.Demikian
pula,banyak istilah yang sengaja diciptakan,untuk
emnhaluskan(euphemisme)istilah aborsi.

Secara bahasa Aborsi di ambil dari bahasa Inggris yaitu abortion yang
berasal dari kata latin yang berarti pengguguran kandungan atau keguguran.
Namun aborsi dalam literatur fikih berasal dari Bahasa arab ‫ االجهاد‬. Merupakan
masdar dari ‫ اجهد‬atau juga dalam istilah lain bisa disebut ‫اسقاط الحمل‬. Keduanya
mempunyai arti melahirkan secara paksa dalam keadaan belum sempurna
penciptaannya. 1

Secara bahasa disebut juga lahirnya janin karena dipaksa atau dengan
sendirinya sebelum waktunya.Disebut juga lahirnya janin karena dipaksa atau

1
Muhammad Nabil Yunus, Al-Ijhad, dalam ahkam As-Syari’ah Al -Islamiyah (Maktabah Al-Azhar,
Kairo, mesir, 1989) hlm. 98

6
dengan sendirinya sebelum waktunya.sedangkan makna gugurnya kandungan
menurut ahli fikih tidak keluar dari makna bahasa,diungkapkan dengan istilah
menjatuhkan(isqoth) ,membuang(tharh),melempar(ilqo),dan melahirkan dalam
keadaan mati(imlaash).

Sedangkan dalam istilah kedokteran terlihat adanya keseragaman pendapat


tentang aborsi, meskipun dengan tuturan bahasa yang berbeda. Diantaranya aborsi
ialah penghentian dan pengeluaran hasil kehamilan dari rahim sebelum janin bisa
hidup di luar kandungan(viabiliti).dilakukan dengan membatasi usia maksimal
kehamilan sekitar 20 minggu atau sebelum janin mampu hidup di luar
kandungan.Jika pengeluaran janin dilakukan setelah janin berumur 7 bulan
disebut immature,sedangkan berumur 7-9 bulan disebut premature,berumur 9
bulan atau lebih disebut mature.Jadi pengeluaran janin yang berakibat kematian
terjadi sampai dengan umur 20-24 minggu disebut penguguran atau aborsi,akan
tetapi kalau pengeluarannya dilakukan setelah umur itu dan mengakibatkan
kematian janin disebut pembunuhan bayi(infanticide).

Secara moral aborsi,berarti pengeluaran janin secara sengaja,yang


mengakibatkan kematian janin,yang terjadi sejak pembuahan sampai dengan
kelahirannya.

2. Menurut wikipedia bahasa

Pengguguran kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah


berakhirnya kehamilan dengan dikeluarkannya janin (fetus) atau embrio sebelum
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim, sehingga
mengakibatkan kematiannya.Aborsi yang terjadi secara spontan disebut juga
"keguguran". Aborsi yang dilakukan secara sengaja seringkali disebut "aborsi
induksi" atau "abortus provokatus". Kata aborsi umumnya hanya digunakan dalam
pengertian abortus provokatus. Prosedur serupa yang dilakukan setelah janin

7
berpotensi untuk bertahan hidup di luar rahim juga dikenal dengan sebutan "aborsi
tahap akhir".

3. Menurut para ahli

1. WHO (World Health Organization)


penghentian kehamilan sebelum janin berusia 20 minggu. karena
secara medis janin tidak bisa bertahan di luar kandungan. Sebaliknya bila
penghentian kehamilan dilakukan saat janin sudah berusia berusia di atas
20 minggu maka hal tersebut adalah infanticide atau pembunuhan janin.
2. Eastman
keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus sanggup hidup
sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya
terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu.
3. Jeefcoat
pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28
minggu, yaitu fetus belum viable by law.
4. Holmer
terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses
plasentasi belum selesai.
5. Sardikin Guna Putra
pengakhiran kehamilan atas hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan.
6. Mardjono Reksodiputra
pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum hasil konsepsi dapat
lahir secara alamiah
7. Nani Sundo, SH

8
pengeluaran buah kehamilan pada waktu janin masih demikian
kecilnya sehingga tidak dapat hidup.2

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan


aborsi adalah dikeluarkannya janin sebelum pada waktunya,yaitu ketika janin
berusia kurang lebih 28 minggu dan mengakibatkan janin tersebut terbunuh.

B. Sejarah aborsi

Masalah aborsi bukanlah masalah yang baru.Ia sudah ada sejak Zaman
purba/kuno.Yang membedakannya hanyalah kadarnya yang semakin lama
semakin intens,searah dengan perkembangan teknologi yang semakin
memudahkan pelaksanaan aborsi dengan resiko kematian ibu semakin kecil.

Ramuan-ramuan obat-obatan untuk mengugurkan kandungan sudah


dikenal sejak Zaman kekaisaran China kuno,yaknizaman Kaisar Shan Nung,yang
hidup sekitar tahun 2000 Sebelum Masehi(SM).Rumus obat-obatan tersebut
diramu dari shuh yin(mercuri),dipercaya bahwa praktik aborsi sudah dilaksanakan
sebelum Kaisar ShanNung.

Selanjutnya undang-undang paling tua yang tertulis mengenai aborsi ialah


dari Undang-Undang Hamurrabi.Hamurabbi adalah Raja Babilonia(Irak) yang
berkuasa dari tahun 1792 – 1750 SM.Kitab tersebut terdiri dari 282 ayat,yang
mengatur kehidupan bermasyarakat dan berpolitik waktu itu.Dikatakan dalam ayat
209 dan 210 menyatakan bahwa:”jika seseorang memukul seseorang perempuan
yang sedang mengandung dan menyebabkan perempuan itu keguguran ia harus
bayar denda 10 shekels perak oleh karena kematian fetus itu.Jika wanita itu
meninggal,maka anak perempuan yang memukul itu juga harus
dibunuh.”Undang-undang tersebut tampaknya dibuat,pertama bukan untuk

2
Prof. Dr. Huzaimah Tahido yanggo, Masail fiqhiyyah (Bandung: 2005, Angkasa).

9
melindungi hak hidup janin,tetapi untuk melindungi hak ayah yang merasa
dirugikan karena jani tersebut mati.

Maka masyarakat yunani kuno sudah mengenal dengan baik adanya


perbuatan aborsi.Naskah paling kuno tersimpan dari kebudayaan yunani kuno
berasal dari abad 5 SM.Dalam naskah yang berjudul Ei zóon to kata gastrós(yang
ada pada utrus adalah makhluk hidup) yang ditulis oleh Pseudo-Galeno.

Sejumlah filsuf cenderung toleran terhadap laku aborsi. Plato (427-347


SM) berpendapat janin belum bisa dianggap sebagai manusia. Maka pengguguran
janin tak bisa dianggap sebagai perbuatan kriminal.

Ada selingkar penentang laku aborsi di Yunani. Mereka pengikut filsuf


Phytagoras (582-496 SM). “Menurut mereka, nyawa atau jiwa manusia masuk ke
tubuh sejak pembuahan. Kapanpun aborsi dilakukan, itu berarti penghilangan
nyawa makhluk hidup,” tulis Kourkouta Lambrini dalam “Views of Ancient
People on Abortion,” termuat di Health Science Journal Volume 7, tahun 2013.
Tapi filsuf lain, Aristoteles (384-322 SM), menolak pendapat itu.

Aristoteles menyatakan “Aborsi harus dilakukan sebelum janin bernyawa


dan menendang (quickening).” Dia menggolongkan aborsi semacam itu sebagai
pengendalian kelahiran. Ini sesuai dengan konsepnya tentang kota ideal. “Jika
pembuahan berlangsung kala jumlah penduduk berlebih, aborsi bisa dilakukan,”
tulis John Riddle dalam Contraception and Abortion from the Ancient World to
the Renaissance. Asumsi Aristoteles tentang tahap perkembangan janin itu
bertahan selama ratusan tahun.

Terlihat bahwa Aristoteles mengembangkan pemikiran


hypocrates,pemikiran Aristoteles yang dianut berabad-abad lamanya dan
dikemudian hari memunculkan apa yang disebut dengan teori ”Delayed

10
animation” (penyawaan yang tertunda),dikatakan bahwa keberadaan nyawa/jiwa
manusia tidak bersamaan dengan terjadinya pembuahan,tetapi ada beberapa
hari/bulan setelah adanya pembuahan.Nama teori ini berasal dari bahasa latin
yaitu “anima” yang berarti jiwa.Oleh karena penundaan masuknya jiwa kedalam
raga manusia maka disebutlah teori tersebut delayed animation.

Dengan alasan yang berbeda,teori delayed animaton ini pada zaman


sekarang dipakai sebagai dasar melakukan aborsi.Pada waktu rumus
quickening(diketahui adanya nyawa/jiwa pada janin dengan tanda-tandanya
gerakan pada janin tersebut)dirumuskan,sampai pada abada 19,rumus ini
sebenarnya tidak jelas,sebab alat-alat kedokteran belum bisa mendeteksi awal
kehamilan,daan banyak orang baru tahu kehamilan setelah adanya pergerakan
pada janin.

Pada zaman kekuasaan Kaisar Romawi kuno,aborsi diperbolehkan.Hal ini


karena dipengaruhi oleh filsafat Stoa yang mengatakan bahwa fetus mendapatkan
nyawa/jiwa ketika janun lahir dan menghirup udara petama kalinya.Oleh karena
itu,fetus daoat dikatakan mempunyai nyawa/jiwa ketika ia dapat mempergunakan
nafasnya,yakni sejak kelahiran janin,dan memandang fetus adalah pars viverun
matris (bagian dari organ tubuh ibu).

Pandangan tersebut berubah ketika agama Kristen memasuki


Romawi.Agama Kristen secara resmi mengatakan aborsi adalah perbuatan
membunuh.Ajaran resmi Gereja sejak awal sudah melarang aborsi pada tahap
apapun.Hal ini dapat dilihat didalam buku Didaché yang ditulis pada awal abad
pertama masehi membeberkan ajaran agama Kristen purba.

Abu ‘Ali Al-Husayn Ibn Abdillah Ibn Sina (980 – 1037 M),seorang dokter
Persia,ilmuan dan filsuf Islam paling terkenal dalam bidang kedokteran Ia menulis
dua buku yang sanagt penting yakni kitab ash-shifa (buku penyembuhan)sebuah
buku ensiklopedi filsafat dan ilmiah yang mendalam.Bukunya yang kedua ialah
buku”kaidah-kaidah kedokteran”,yang menjelaskan bahwa aborsi hanya boleh

11
dilakukan dalam keadaan gawat untuk menyelamatkan nyawa ibunya.maaka
aborsi merupakan perbuatan yang keji jika dilakuakan yanpa sebab yang pastinya.

Pada abad ke-12,Salah seorang hakim dari Raja Hendrik III yaitu Henry de
Bracton menulis pertama kali hukum sipil mengenai aborsi.Menurutnya aborsi
dilarang bila sudah terbentuknya janin,yakni sejak adanya tanda-tanda pergerakan
janin(quickening).singkatnya menurut hukum Henry de Bracton itu,aborsi bisa
dilakukan dengan cukup leluasa meskipun secara legal,hanya bisa dilakukan
sebelum janinnya bisa bergerak.

Di wilayah Asia, praktik aborsi termaktub dalam relief di Angkor Wat,


Kamboja. Candi ini dibangun pada abad ke-12. “Relief aborsi tampak dalam panel
tentang gambaran neraka tingkat 32. Seorang perempuan telentang; telanjang
dengan tangan terikat; dan hamil 20 minggu. Ada seorang laki yang memijat
perutnya menggunakan alu,” tulis Malcolm Potts dkk dalam “Thousand-year-old
Depictions of Massage Abortion,” termuat di The Journal of Family Planning and
Reproductive Health Care. Orang-orang di Kepulauan Melayu dan Filipina juga
karib dengan pijat untuk praktik aborsi.

Penduduk setempat menganggap praktik aborsi sebagai kejadian biasa.


“Dalam epik Sejarah Melayu (tahun 1612) pengguguran kandungan diterangkan
sebagai kejadian biasa,” tulis Anthony Reid dalam Asia Tenggara Dalam Kurun
Niaga.

Pada awal abad ke-19, asumsi Aristoteles tentang janin mendapat serangan
dari Ferdinand Kember, seorang dokter. Dia ragu bahwa tahap kehidupan janin
dimulai pada hari ke-40 setelah pembuahan.

Menurut Kember, quickening bukan awal titik penting perkembangan


bayi. “Penemuan Kember menyiratkan bahwa jiwa sudah ada saat pembuahan,”
tulis Jeffrey H Reiman dalam Abortion and the Ways We Value Human Life.
Maka praktik aborsi bisa dinilai sebagai pembunuhan manusia. Kelompok

12
penentang aborsi pun beroleh angin. Di sejumlah negara, mereka menuntut
pemerintah melarang laku aborsi dengan hukum.

Sejumlah negara lantas merumuskan aturan mengenai aborsi. Di Amerika


Serikat, beberapa negara federal melarangnya. Koran-koran tak lagi bebas
mengiklankan praktik aborsi. Sebagian lagi mengizinkan dengan beberapa syarat,
misalnya tetap membolehkan aborsi terapetis (demi keselamatan ibu). Yang
penting dilakukan secara medis.

Pada pertengahan tahun 1970 yang lalu, negara bagian New York di
Amerika Serikat menyatakan berlakunya sebuah undang-undang yang
memperbolehkan pengguguran kandungan dengan sengaja ( abortus provokatus).
Undang-undang itu memperkenankan seseorang yang untuk menggugurkan
kandungannya sampai Minggu ke-24.

Kira-kira dua setengah bulan kemudian, orang mengadakan penyidikan,


Bagaimana masyarakat umum menyambut terhadap undang-undang tersebut
terutama bagi kaum wanita yang memanfaatkan peluang yang diberikan oleh
undang-undang tersebut.

Ternyata, dari hasil penyelidikan itu, dalam waktu singkat di berbagai


rumah sakit di kota New York telah dilakukan kurang lebih Rp18.000
pengguguran. Seperempat dari jumlah tersebut dilakukan di rumah sakit
pemerintah Sedangkan yang lainnya dilakukan di rumah sakit
swasta.Diperkirakan 250.000 sampai 500.000 penguguran dilakukan di setiap
tahunnya di negara bagian tetsebut.kalau di pukulratakan , dalam jangka dua
setengah bulan pertama itu tercatat 2.400 penguguran terjadi setiap harinya, belum
terhitung rumah sakit atau dokter yang tidak memberikan laporan.

Oleh karena itu, tidak salah apabila dikatakan bahwa beberapa rumah sakit
kecil memang bekerja untuk mecari keuntungan dalam oeluang tersebut,
mempergunakan kesempatan ini untuk “panen uang”. Akan tetapi , pada
umumnya rumaah sakit yang diselengarakan oleh penghimpun agama misalnya

13
katholik, tidak ambil bagian dalam kesempatan ini. Mereka hanya bersedia
melakukan abortus therpeutus, yakni penguguran yang dilakukan karena sebab
kepenyingan pengobatan.

Biaya yang dipungut juga tidaklah murah,untuk setiap penguguran


harganyapun cukup tinggi. Di rummah sakit swasta , untuk satu kali penguguran
dikenai biaaya 570 dolar, di rumah sakit pemerintah dikenai biaya 150 dolar untuk
satu kali penguguran.

Tidak sedikit yang memanfaatkan undang-undang tersebut, kurang lebih


99,4% masyarakat di negara bagian tersebut melakukan aborsi. Daapat
dipersentasekan sebagai berikut:

1) 0,8% terdiri atas wanita yang belum mencapai umur 15 tahun;


2) 17,4% terdiri atas wanita yang berumur antara 15 s/d 19 tahun;
3) 36% terdiri atas wanita yang berumur antara 21 s/d 25 tahun;
4) 20,6% terdiri atas wanita yang berumur antara 26 s/d 30 tahun;
5) 13,4% terdiri atas wanita yang berumur antara 31 s/d 35 tahun;
6) 11,8% terdiri atas wanita yang berumur lebih dari 35 tahun.

Terlhat dari persentase tersebut bahwa anak dibawah umur pun sudah
berhubungan intim,karena masih dibawah umur dan belum bisa mengurus jabang
bayinya maka mereka melakukan perbuatan aborsi.

Memasuki abad ke-20, gerakan pro-aborsi kembali menguat. Ini terkait


dengan kemunculan gerakan dan gagasan feminisme di sejumlah negara Barat.
Menurut mereka, aborsi bukan soal kapan kehidupan dimulai, melainkan soal hak
perempuan menentukan pilihannya.

Di Indonesia, undang-undang mengenai aborsi sudah ada sejak 1918.


“Undang-undang ini membuat aborsi yang semata-mata bertujuan menggugurkan
kandungan menjadi tindak kejahatan,” tulis Gayung Kasuma dalam “Perilaku
Aborsi di Jawa Masa Kolonial,” termuat di Kota-Kota di Jawa. Pemerintah

14
kolonial mengeluarkan undang-undang ini lantaran melihat praktik aborsi yang
membahayakan nyawa perempuan, seperti cara pijat tradisional.

Undang-undang ini bertahan hingga kemerdekaan. Pemerintah melarang


segala jenis praktik aborsi. Meski begitu, dukun dan dokter membuka praktik itu
secara tertutup. Begitu terbongkar, praktik itu bikin geger. Seperti kasus Dokter
CL Blume di Jakarta pada 1960-an. Dia didakwa membuka praktik aborsi selama
tujuh tahun. Teknik aborsinya mengikuti teknik di negara Barat: menginjeksi
pasien dengan pantopan yang mengandung morfin. “Tujuannya membuat
kandungan mati lemas,” tulis Kompas, 16 Agustus 1969. Semua proses aborsi
hanya memakan waktu 20 menit.

Hingga kini perdebatan soal aborsi masih berlangsung di banyak negara.


Sementara perkembangan teknik aborsi begitu pesat. Cara pandang perempuan
terhadap kehamilannya pun tak pernah seragam. Ada yang menikmatinya, ada
pula yang tak menginginkannya sama sekali.

C. Klasifikasi aborsi

Abortus dapat diklasifikasikan secara umum menjadi:

1. Aborsi spontan
2. Aborsi provokatus
a. Aborsi Theurapeutic/medicinalis
b. Aborsi kriminalis
c. Aborsi eugenetik
d. Aborsi langsung-tak langsung
e. Selektive abortion

1. Aborsi spontan

15
Aborsi spontan (spontaneus abort), ialah aborsi yang tidak disengaja titik
aborsi spontan biasa terjadi karena penyakit sphylis, demam panas yang hebat,
penyakit ginjal, TBC, kecelakaan, dan sebagainya.

Keguguran adalah berhentinya kehamilan sebelum bayi bisa hidup diluar


kandungan tanpa campur tangan manusia. Secara natural sekitar 30-50% dari
jumlah sel telur yang dibuahi (zygot) akan mengalami keguguran oleh karena
berbagai macam sebab alamiah. Keguguran ini juga sering disebut aborsi spontan
dalam bidang moral dan hukum, keguruan semacam ini tidak menjadi masalah,
sebab kematian janin itu terjadi tanpa campur tangan manusia, dan bahkan sering
tidak dikehendaki terjadi demikian.

Lebih dari 80% keguguran terjadi dalam tiga bulan pertama kehamilan.
Keguguran jarang terjadi setelah 20 minggu kehamilan; jika pun terjadi, hal ini
disebut keguguran terlambat.

Terdapat beberapa gejala keguguran, yaitu:

1. Perdarahan yang berlangsung dari ringan hingga berat


2. kram parah
3. Sakit perut
4. Demam
5. Kelemahan
6. Sakit punggung

Jika mengalami gejala-gejala yang tercantum di atas, hubungi dokter


kebidanan dengan segera. Sebaiknya segera datang ke tempat praktiknya atau ke
ruang gawat darurat.
Kebanyakan keguguran terjadi ketika bayi yang belum lahir memiliki
masalah genetik fatal yang menyebabkan kecacatan dalam kandungan. Biasanya,
masalah ini tidak ada hubungannya dengan ibu.

Penyebab lain keguguran meliputi:

16
1. Infeksi
1. kondisi medis pada ibu, seperti diabetes atau penyakit tiroid
2. masalah hormon
3. respon sistem kekebalan tubuh
4. masalah fisik pada ibu
5. kelainan rahim

Seorang wanita memiliki risiko keguguran lebih tinggi jika dia diatas usia
35 tahun, Memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes atau masalah tiroid Telah
mengalami keguguran tiga kali atau lebih.

Insufisiensi serviks
Insufisiensi serviks adalah suatu kondisi kelemahan dari leher rahim
(serviks). Keguguran kadang-kadang terjadi karena ada kelemahan dari leher
rahim, yang disebut inkompentensia serviks, sehingga leher rahim tidak bisa
menahan kehamilan. Keguguran karena inkompetensia serviks biasanya terjadi
pada trimester kedua.
Biasanya ada beberapa gejala sebelum keguguran disebabkan oleh
insufisiensi serviks. Seorang wanita mungkin merasa ada tekanan tiba-tiba, “air
ketuban” bisa pecah, dan jaringan dari janin dan plasenta dapat dikeluarkan tanpa
banyak rasa sakit. Serviks yang tidak mampu menahan biasanya dapat diobati
dengan “cirlcing” yang dijahit yang diletakkan di leher rahim pada kehamilan
berikutnya, biasanya sekitar 12 minggu. Jahitan itu akan memegang leher rahim
tertutup sampai nantinya ditarik keluar sekitar menjelang waktu persalinan.
Jahitan juga dapat ditempatkan di serviks jika belum ada riwayat keguguran
sebelumnya dengan syarat adanya insufisiensi serviks yang ditemukan cukup dini.

2. Aborsi provokatus

17
Secara medis, aborsi ialah penghentian dan pengeluaran hasil kehamilan
dari rahim sebelum janin bisa hidup diluar kandungan. Umur janin bisa hidup
diluar kandungan ini ada yang memberi batas 20 Minggu, tetapi ada pula yang
memberi batas 24 Minggu. Kalau pengeluaran janin berumur 7 bulan disebut
immature, sedangkan berumur 7-9 bulan disebut premature, berumur 9 bulan atau
lebih disebut Mature titik jadi, pengeluaran janin yang berakibat kematian terjadi
sampai dengan umur 20-24 Minggu disebut pengangguran/aborsi akan tetapi
kalau pengeluarannya dilakukan sesudah itu dan mengakibatkan kematian janin
disebut pembunuhan bayi.

Dengan kata “ pengeluaran “ itu dimaksudkan bahwa keluarnya janin itu


dilakukan secara sengaja oleh campur tangan manusia, baik melalui alat mekanik,
obat atau Cara lainnya. Oleh karena itu janin itu dikeluarkan secara sengaja
dengan campur tangan manusia, maka aborsi jenis ini biasanya dinamai dengan
nama”procured abortion”atau”abortus provokatus atau aborsi yang disengaja.

Ada beberapa penyebab atau alasan yang mendasari seorang wanita tidak
menginginkan kehamilan, antara lain sebagai berikut ini:

1. Alasan psikososial seperti sudah tidak mau memiliki anak lagi.


2. Alasan kesehatan di mana wanita bersangkutan tidak cukup sehat untuk
mempertahankan kehamilannya.
3. Adanya masalah ekonomi.
4. Adanya masalah sosial.
5. Kehamilan di luar nikah.
6. Kehamilan akibat incest (hubungan sedarah) atau perkosaan.
7. Kegagalan kontrasepsi.

Dampak Abortus Provokatus Kriminalis

Beberapa efek jangka pendek dan jangka panjang yang terjadi pada pelaku
abortus provokatus kriminalis yaitu:

18
1. Infeksi

Salah satu dampak yang paling umum dari tindakan abortus provokatus
kriminalis adalah infeksi. Hal ini dapat disebabkan oleh aborsi yang tidak lengkap
atau paparan bakteri pada vagina, seperti berhubungan seks terlalu cepat setelah
melakukan aborsi. Alih-alih menggunakan tampon, Anda dapat mengurangi risiko
infeksi dengan menunggu beberapa waktu sebelum kembali melakukan hubungan
seks dan menggunakan pembalut. Gejala infeksi yang muncul akibat abortus
provokatus kriminalis meliputi cairan vagina yang berbau tajam, demam, dan
nyeri panggul yang parah. Infeksi yang tidak segera diobati dapat menyebabkan
penyakit radang panggul, sehingga jika Anda mengalami gejala seperti yang telah
disebutkan, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan.

2. Syok septik

Aborsi kriminalis dengan syok septik adalah kondisi darurat medis. Jika
tidak segera diobati, syok septik dapat berakibat fatal. Kondisi ini dapat
menyebabkan kegagalan organ dan merusak hampir semua bagian tubuh Anda.
Komplikasi dari syok septik ini sendiri meliputi:

a) Gagal napas
b) Gagal jantung
c) Gagal hati
d) Gagal ginjal
e) Gangren

3. Pendarahan

Abortus kriminalis juga dapat menyebabkan terjadinya pendarahan berat.


Dimana pendarahan berat adalah pendarahan yang konsisten ditandai dengan
sering berganti dua pembalut dalam waktu satu jam (dua atau lebih), atau
perdarahan berat selama 12 jam atau lebih. Pendarahan yang terjadi sebagai
dampak abortus provokatus kriminalis merupakan tanda komplikasi, ditandai

19
dengan darah berwarna merah cerah setelah 24 jam pertama pasca aborsi. Selain
itu, pendarahan akibat abortus kriminalis juga disertai dengan rasa sakit yang
menusuk dan terus menerus.

4. Perforasi dinding uterus

Perforasi dinding uterus dapat terjadi selama abortus kriminalis. Perforasi


terjadi saat instrumen bedah melewati dinding rahim. Perforasi mungkin tidak
tampak saat aborsi berlangsung, namun kemungkinan Anda akan mengalami nyeri
perut, muntah, mual, hingga pendarahan vagina yang berat. Kondisi ini terjadi
karena otot tebal yang dirancang untuk berkembang saat janin tumbuh dan
berkontraksi untuk mengeluarkan janin.

5. Luka pada serviks

Luka pada serviks merupakan penyebab utama komplikasi jangka panjang


setelah aborsi kriminalis. Pada keadaan normal, serviks kaku dan tertutup rapat,
namun selama aborsi, serviks harus dibuka dengan paksa dalam waktu singkat.
Selama pelebaran secara paksa dantidak aman pada aborsi kriminalis ini
berpotensi menyebabkan robekan mikroskopis yang disebut fraktur mikro.
Bahkan terkadang terjadi robekan parah pada dinding rahim. Jika tidak ditangani
dengan segera, luka pada leher rahim akibat abortus provokatus kriminalis ini
dapat membahayakan kesehatan reproduksi di masa depan.

Aborsi ini ada beberapa macam, yaitu:

a. Aborsi Theurapeutic/ medicinalis

Aborsi Theurapeutic/medicinalis, yaitu aborsi yang dilakukan oleh


dokter atas dasar indikasi medis, sebelum lahir secara alami untuk
menyelamatkan jiwa ibu yang terancam bila kelangsungan kehamilan
dipertahankan menurut pemeriksaan medis

20
Di sini sebenarnya terjadi suatu konflik hak antara berbagai pihak,
yakni hak hidup janin yang ada dalam kandungan, hak hidup si Ibu, dan hak
anak-anak yang lain ( kalau sudah punya) untuk mempunyai ibu. Pelaksanaan
aborsi theurapheutic/medicinalis merupakan keadaan yang sulit dan dilematis,
yang terpaksa harus memilih salah satu dari antara hak hidup yang tinggi
nilainya. Oleh karena itu, sebelum dilaksanakan aborsi ini perlu dicermati
benar-benar Apakah memang nyawa si Ibu hanya bisa diselamatkan dengan
cara aborsi.

Aborsi semacam ini dikalangan ulama disebut Isqath al-Dharury. (


‫روري‬bb‫قاط الض‬bb‫ )االس‬atau isqath al-‘Ilajiy (‫قاط العال جي‬bb‫ )االس‬yang berarti aborsi
darurat atau aborsi pengobatan.

b. Aborsi provokatus criminalis


Aborsi provokatus kriminalis adalah penghentian kehamilan sebelum
janin bisa hidup diluar kandungan dengan alasan-alasan lain, selain
theurapeutic, dan dilarang oleh hukum titik tentu saja apa yang disebut aborsi
kriminalis di suatu negara tidak selalu sama dengan yang berlaku di negara
lain titik di beberapa negara, aborsi yang dilakukan sebelum berumur 3 bulan
tidak dilarang, sedangkan di Indonesia semua bentuk aborsi kecuali karena
alasan indikasi medis(theurapeutic) adalah aborsi kriminalis.
Pengguguran semacam ini dikalangan ulama disebut al Isqath al-
Ikhtiyary
(‫ )االسقاط االختياري‬yang berarti pengguguran yang disengaja tanpa sebab
membolehkan Sebelum masa kelahiran tiba.

Pada umumnya wanita melakukan abortus provokatus kriminalis


karena didorong oleh beberapa hal diantaranya nya:

1) Dorongan ekonomi/dorongan individual.Dorongan ini timbul


Karena kekhawatiran terhadap kemiskinan, tidak ingin mempunyai

21
keluarga besar, memelihara kecantikan, mempertahankan status sebagai
wanita karir dan sebagainya.
2) Dorongan kecantikan. Dorongan ini timbul biasanya bila ada
kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan an-nur lahir dalam keadaan
cacat, akibat radiasi, obat-obatan, keracunan, dan sebagainya
3) Dorongan moral. Dorongan ini muncul Biasanya karena wanita
yang hamil tidak sanggup menerima sanksi sosial dari masyarakat,
disebabkan hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan
agama, seperti kumpul kebo atau kehamilan diluar nikah.
4) Dorongan lingkungan. Faktor lingkungan juga mempengaruhi
insiden pengguguran kehamilan muda, misalnya sikap dari penolong
( dokter, bidan, dukun, dan lain-lain), pemakaian kontrasepsi, norma
tentang aktivitas seksual dan hubungan seksual diluar pernikahan, norma
agama norma dan moral.

c. Aborsi Eugenetik
Aborsi eugenetik adalah penghentian kehamilan untuk menghindari
kelahiran bayi yang cacat atau bayi yang mempunyai penyakit
genetis.Eugenisme adalah ideologi yang diterapkan untuk mendapatkan
keturunan hanya yang unggul/baik saja. Kalau kriteria eugenetik ini
diterapkan pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka K3 ada masalah etika
nya. Akan tetapi, kalau kriteria ini diterapkan kepada manusia, maka ini akan
menjadi masalah besar, sebab dengan tindakan itu berarti orang-orang cacat,
baik yang cacat fisik, mental, orang yang sakit, jompo dan lain-lainnya, tidak
berhak untuk hidup di dunia ini Dan harus dibunuh.

d. Aborsi langsung tak langsung


Aborsi langsung ialah tindakan (intervensi medis) yang tujuannya
secara langsung ingin membunuh janin yang ada di dalam rahim sang ibu.
Sedangkan aborsi tak langsung ialah suatu tindakan( intervensi medis) yang
mengakibatkan aborsi, meskipun aborsinya sendiri tidak dimaksudkan dan

22
bukan menjadi tujuan dalam tindakan itu. Misalnya: seorang ibu yang hamil
dan ketahuan mempunyai penyakit kanker rahim ganas dalam kondisi yang
menghadirkan titik dokter mengadakan intervensi medis untuk mengangkat
rahim itu, karena kalau tidak diangkat akan menjalar ke bagian tubuh lainnya
dan mengakibatkan kematian oleh karena janin itu ada di dalam rahim yang
diangkat maka janin tersebut ikut terangkat dan ikut mati intensi/maksud
tindakan dokter itu bukan untuk menggugurkan kandungannya tetapi untuk
mengangkat rahim; Hanya saja karena na di dalam rahim itu ada bayinya
maka terjadilah aborsi sebagai konsekuensi yang tak dapat dihindarkan atas
tindakan pengangkatan rahim itu.

e. Selective abortion

Selective abortion adalah penghentian kehamilan karena janin yang


dikandung tidak memenuhi kriteria yang diinginkan. Misalnya, ada orang tua
yang menghendaki anak perempuan, maka begitu ketahuan anak yang ada di
dalam kandungannya itu laki-laki maka kandungannya tersebut digugurkan.
Ada yang kriterianya eugenetik, misalnya janin yang cacat atau mempunyai
penyakit genetis tertentu.

D. Pelaksanaan dan prosedur aborsi

Untuk melakukan aborsi banyak cara yang ditempuh,yang berarti


pengukuran yang disengaja tanpa sebab membolehkan Sebelum masa kelahiran
tiba diantaranya dengan menggunakan jasa ahli media dirumah sakit. Cara seperti
ini pada umumnya dilakukan oleh para dokter yang hidup dinegara yang
mengijinkan pengguguran. Ada juga yang menggunakan jasa dukun bayi,
terutama didaerah pedesaan dan menggunakan obat-obatan tradisional seperti
jamu. Pemanfaatan obat-obatan itu adakalanya dengan ditelan melalui mulut, atau
diletakkan ke dalam vagina (alat kelamin wanita).

23
Pengguguran yang dilakukan secara medis dirumah sakit, biasanya
menggunakan metode sebagai berikut : (1) Currtage dan Dilatage (C & D), (2)
dengan alat khusus mulut rahim dilebarkan, kemudian janin dikiret dengan alat
seperti sendok kecil, (3) aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil,
(4) hysterotomi (melalui operasi).

Adapun cara yang ditempuh oleh para dukun-dukun, tidak


memperhitungkan keselematan keselamatan si wanita itu, seperti memijat perut
atau pinggul dengan cara paksa untuk mengeluarkanjanin, sehingga terjadilah
pendarahan yang bisa berakibat kepada kematian. Malahan ada wanita karena
merasa putus asa, menggugurkan kandungannya tanpa memikirkan resikonya.

Abortus sebelum minggu ke-12-14(Abortus trisemester pertama)

Sebagian besar abortus dilakukan sebelum Minggu ke-12 kehamilan


jarang sekali yang melakukanya sesudah lebih dari 12 minggu.mengrnai mrtode
aborsi,Ahmad aness menjelaskan:Kehamilan muda, yang tidak dapat
dikonfirmasikan dengan pemeriksaan panggal rutin, dapat digugurkan melalui
aspirasi endometrial. Dalam prosedur itu, sebuah cannula elastis dimasukkan
kedalam rahim bersama dengan sebagian kecil dari jaringan-jaringan ari-ari dan
janin. Dengan kekosongan rahim pada kehamilan mua pada dasarnya merupakan
prosedur yang sama kecuali bahwa cara itu dilakukan setelah kehamilan
dikonfirmasikan melalui pemeriksaan pinggul”.

Metode yang paling umum disebut aspirasi vakum atau sedot. Caranya
dapat dilakukan dengan anestesi lokal maupun umum. Di sini ada dua tahapan.
Pertama, serviks membesar atau diperlebar dengan memasukkan batangan
batangan kecil dengan hati-hati ( disebut sonde) dengan ukuran yang makin
membesar, kedalam dan keluar dari serviks bergantian. Bila serviks sudah
melebar- hanya beberapa milimeter- sebuah tabung dimasukkan ke uterus (rahim)

24
melalui serviks. Isi rahim disedot keluar menggunakan alat penyedot yang
melekat pada tabung.

Dalam fase kehamilan selanjutnya ada kasus-kasus tertenutu mungkin


harus melebarkan leher rahim untuk menarik jaringan janin. Biasanya, cannula
plastik atau logam yang lebih besar digunakan untuk tujuan ini. Penggunaan
kuret secara terbatas mungkin juga dilakukan setelah aspirasi vakum. Teknik ini
digunakan dalam 80 persen upaya pengguguran kandungan sampai usia
kehamilan mencapai 12 minggu.

Metode abortus lain yang umum kecuali aspirasi vakum, antara Minggu
kehamilan ke-12-14 dilatasi dan kuretase atau D dan K. Metode ini hampir selalu
digunakan dengan anestesi umum, tetapi tidak perlu harus selalu begitu.

Serviks diperlebar dengan cara yang sama seperti untuk aspirasi vakum.
Kadang-kadang bagian prosedur ini dibantu dengan memasukkan prostaglandin
atau substansi yang disebut laminaria ( sejenis rumput laut) ke vagina. Kedua
Teknik ini membantu agar servis dapat dibuka dengan mudah dan dapat
mengurangi resiko kerusakan karena bunyi-bunyian logam. Pada teknik D dan K,
isi rahim dikeluarkan dengan alat yang disebut kuret, bukan dengan penyedot
titik urat terbuat dari kawat lunak dan tampak seperti kodok kecil. Kuret
digunakan dengan hati-hati untuk membersihkan rahim.

Kadang-kadang seorang dokter mengombinasikan teknik aspirasi vakum


dan D serta K, bila melihat bahwa penyedotan saja tidak cukup menghilangkan
seluruh isi rahim. Pada minggu ke- 12 kehamilan, janin panjangnya hampir 50
mm (sebesar kuku ibu jari) dan sebagian besar jaringan yang dikeluarkan pada
saat abortus adalah cairan (plasenta) dan darah. Hampir sama dengan haid yang
hebat.

Untuk memasukannya, konsentrasi solusi garam disuntikkan kedalam


kantung amniotik yang mengakibatkan kontraksi-kontraksi rahim dan keluarnya
janin secara paksa. Metode ini tidak dapat digunakan pada kehamilan yang

25
umurnya kurang dari 6 minggu. Untuk menggantikan solusi salline hyportonic,
dapat disuntikkan prostaglandin F2a, yang dapat lebih cepat menimbulkan
kontraksi.

Abortus seteleah minggu ke-12

Setelah Minggu ke-12, abortus menjadi lebih sulit walaupun masih


merupakan teknik yang sangat aman. Sebagian besar metode yang dipakai
mengharuskan dilakukan rawat inap untuk beberapa hari. Karena bertambahnya
ukuran janin dan jumlah janin, isi rahim tentu tidak dapat disedot, sedang
penggunaan tabung yang lebih besar akan merusak serviks. Karena itu setelah
serviks diperlebar, dokter akan memasukkan peralatan kerahim, yang akan
memecah isi rahim. Alat kemudian dibawa ke uterus. Teknik ini disebut dilatasi
dan evakuasi atau D dan E. Dilakukan di bawah anestesi umum,D dan E sangat
tidak menyenangkan bagi mereka yang melakukan operasi. Karena itu dan karena
sulit untuk mengevakuasi rahim setelah 12 minggu, Teknik ini dimodifikasi
dengan memasukkan substansi dalam rahim yang akan menimbulkan keguguran.
Metode yang sering digunakan meliputi:

Pertama, memberikan anestesi lokal pada kulit tepat di atas


rahim dan kemudian memasukkan jarum ke rahim untuk mengeluarkan
cairan yang mengelilingi janin sedang berkembang. Cairan kemudian
diganti baik dengan larutan garam dan urea atau obat yang disebut
prostaglandin, atau keduanya. Prostaglandin adalah hormon yang memang
ada dalam tubuh titik prostaglandin dapat menimbulkan kontraksi selama
persalinan. Teknik lain meliputi melebarkan serviks dan memasukkan
tabung karet ke rahim. Cairan atau obat kemudian dimasukkan ke rahim
melalui tabung.

Kedua, Teknik ini memiliki efek menimbulkan Kontraksi rahim


mendorong terjadi keguguran sungguh tidak menyenangkan, tetapi

26
biasanya merupakan cara paling aman untuk melakukan abortus pada
tahap kehamilan ini. Setelah cairan diberikan, si wanita harus menunggu
beberapa jam ( antara 8-18) sebelum terjadinya keguguran. Selama waktu
ini ia akan mengalami rasa sakit akibat kontraksi rahim-seperti rasa mual
dan diare. Obat penenang dapat diberikan untuk mengurangi
penderita,tetapi Teknik ini tergantung pada ada kesadaran si wanita.
Biasanya metode ini harus diikuti dengan teknikD dan K untuk
menghilangkan sisa yang ada, yang mungkin tidak ikut keluar bersama
dengan darah keguguran tersebut.

Begitu pula, sebagai suatu teknik pengguguran kandungan yang masih


relatif masih baru, supositoria prostaglandin dapat dimasukkan dalam vagina.
Tetapi hal itu dilakukan dalam kasus-kasus dimana janin telah mati dan sang ibu
tidak dapat mengejan untuk melahirkan janin.

Solusi terakhir untuk kehamilan tua yang menjadi masalah adalah


pembedahan dan pengangkatan janin dan ari-ari hysterotomy.

RU-486, hanya mendatangkan hasil pada 2 bulan pertama kehamilan .


karena itu ia menyebabkan keguguran pada awal proses keguguran. Karena itu ia
menyebabkan keguguran pada awal proses kehamilan, sebelum menetasnya telur
yang telah dibuahi dalam rahim, hal itu tidak dianggapp sebagai pengguran
kandungan oleh hampir semua orang yang melakukannya. Dilain pihak trauma
psikologis yang menyertai pembinaan RU-486 mungkin berbeda dalam arti
bahwa wanita itu akan melihat sendiri keluarnya janin dan darahnya jika
dibandingkan dengan teknik-teknk invasif, dibawah pengaruh obat bius, yang
menjadi tak sadar akan kejadian-kejadian yang menimpa tubuhnya.3

Ekstraksi Menstruasi, merupakan metode aborsi tahap dini yang sering


digunakan oleh para wanita di Amerika Serikat untuk memancing haid. Dapat
diperoleh pada NHS di daerah tertentu yang sangat mirip dengan spirasi vakum,
3
Marzuki Umar Sa’adah. Perilaku seks menyimpang dan seksualitas kontemporer umat Islam
(Yogyakarta: UII Press, 2001) hlm. 82-83

27
kecuali bahwa dilakukan hanya sampai kehamilan minggu ke tujuh, teknik ini
tidak menggunakan penyedotan yang kuat seperti aspirasi vakum, tetapi kadang-
kadang juga disebut sebagai teknik penyedotan mini. Dokter akan menyuntikkan
anestesi lokal ke serviks kemudian mengeluarkan isi rahim melalu jarum yang
dipasang pada rahim melalui serviks. Eksraksi menstruasi biasa dilakukan pada
unit rawat jalan. Seorang perawat dapat diminta memegaang tangan anda dan
berbicara dengan anda untuk mendapat ketenangan selama prosedur tersebut
dilakukan, yang umumnya hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.
Sebagian besar wanita sudah dapat pulang beberapa jam setelah aborsi.
Kekurangan utama dari teknik ini yan belum tersebar luas, adalah bahwa
kehmilan dapat terlewatkan. Beberapa orang merasa bahwa resiko aborsi ulan
lebih berbahaya dan karena itu lebih suka menungggu untuk aspirasi vakum.
Resikonya sekitar 1%.

Pesari prostagkandin, ini merupakan metode aborsi dini lain yang masih
dalam pengawasan di beberapa tempat Inggris. Meliputi dimasukkannya
prostaglandin ke vagina, yang merangsang konstraksi rahim dan membesarkan
serviks sehingga isi rahim keluar. Kadang-kadang prostaglandin menimbulkan
kejang yang hebat atau diare dan muntah. Semua teknik diatas ini tidak selalu
berhasil. Jadi beberapa wanita pada akhirnya tetap saja harus menjalani prosedur
D dan K.

Dalam pelaksanaannya bahwa wanita harus mendengarkan pendapat dari


seorang dokter,sekurang-kurangnya dua dokter sebelum melakuakn abortus
,dokter yang pertama biasanya dokter yang mengatur rujukan ke dokter
berikut.kedua harus mendatangani formulir sebagai alasan legal untuk aborsi.

E. Undang-undang hukum aborsi di Indonesia

1. Kode etik kedokteran Indonesia(Kodeki)

28
Pasal 10 Kodeki(kode etik kedokteran Indonesia) menyebutkan:

“Setiap dokter harus senantiasa mengingatkan kewajiban melindungi


makhluk hidup insani”

Kodeki ini jelas memberikan pedoman bahwa dokter tidak boleh


melakukan aborsi,sebab dokter Indonesia harus melindungi makhluk insani sejak
pembuahan sampai dengan kematiannya.Dalam pasal 1 Kodeki itu dikatakan:

“Setiap dokter menjungjung tinggi,mengahayati dan mengamalkan


sumpah dokter”

Dalam hal ini sumpah dokter yang dipakai di Indonesia adalah sumpah
yang diturunkan dari sumpah Hippocrates,dilarang melakukan aborsi.

Oleh karena itu, baik menurut agama, undang-undang negara maupun


etika kedokteran, seorang dokter Indonesia baru tidak boleh menggugurkan
kandungan dan euthanasia. Dalam bagian lain penjelasan pasal 10 itu jelas
dikatakan, bahwa aborsi hanya bisa dilakukan kalau ada indikasi medis sebagai
satu-satunya jalan untuk menolong nyawa ibu.

2. KUH Pidana

KUHP menegaskan bahwa segala macam aborsi dilarang dengan tidak


ada kekecualian nya. Berikut kita simak pasal-pasal yang berhubungan langsung
dengan aborsi.

Pasal 299 KUH Pidana:

1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh


seseorang wanita supaya diobati dengan memberi tahu atau menerbitkan
pengharapan bahwa oleh karena pengobatan itu dapat gugur kandungan nya,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 4 tahun atau denda
sebanyak-banyaknya Rp45.000.

29
2) Kalau yang bersalah berbuat karena mencari keuntungan, atau melakukan
kejahatan itu sebagaimana pencaharian atau kebiasaan atau kalau ia seorang
dokter, bidan atau juru obat, pidana dapat ditambah sepertiga nya.
3) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan itu dan pekerjaannya, maka
dapat dicabut haknya melakukan pekerjaan itu.

Pasal 346 KUH Pidana

Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya,


atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana penjara selama-lamanya
4 tahun.

Pasal 347 KUH Pidana

1) Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan


seorang wanita tidak dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya 12 tahun.
2) Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, Iya dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya 15 tahun.

Pasal 348 KUH Pidana

1) Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan


seorang wanita dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya 15 tahun 6 bulan.
2) Jika perbuatan itu berakhir wanita itu mati, ya dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 tahun.

Pasal 349 KUH Pidana

1) Bila seorang dokter, bidan atau juru obat membantu kejahatan tersebut
dalam pasal 346 atau bersalah melakukan atau membantu salah satu kejahatan
diterangkan dalam pasal 347 dan 348 maka pidana yang ditentukan dalam

30
pasal itu dapat ditambah sepertiga nya dan dapat dicabut haknya melakukan
pekerjaannya yang dipergunakan untuk menjalankan kejahatan itu.

Secara singkat, menurut KUHP, yang dihukum dalam kasus aborsi ini ada
berbagai pihak, yakni:

 Pelaksanaan aborsi, yakni tenaga medis atau dukun atau orang lain
dengan hukuman maksimal 4 tahun atau 4 tahun ditambah sepertiga nya
dan bisa juga dicabut hak praktiknya.
 Wanita yang menggugurkan kandungannya, dengan hukuman
maksimal 4 tahun
 Orang-orang yang terlibat secara langsung dan menjadi penyebab
terjadinya aborsi itu dihukum dengan hukuman yang bervariasi.

3. UU Kesehatan No.23 tahun 1992

UU kesehatan ini cukup berbeda dengan KUHP di atas. Secara khusus


aborsi dibahas dalam pasal 15 UU kesehatan ini, meskipun didalamnya tidak
secara jelas memakai kata aborsi atau pengguguran kandungan. UU kesehatan ini
memberikan celah untuk melakukan aborsi bila ada indikasi medis.

Pasal 15 ayat 1:

Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu


hamil dan atau janin- dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan
tindakan medis tertentu.

Ayat 2:

31
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) hanya
dapat dilakukan:

a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya


tindakan tersebut;
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta
berdasarkan pertimbangan tim ahli;
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau
keluarganya;
d. Pada sarana kesehatan tertentu.

Dalam penjelasan resmi dari ayat 1 itu dikatakan:

Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan


apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma
agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan
darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang
dikandungnya, dapat diambil tindakan medis tertentu.

4. UU Kesehatan No.36 Tahun 2009

UU kesehatan ini secara khusus membahas tentang larangan aborsi dan


memberikan celah atas pelaksanaan aborsi apabila ada indikasi medis .

Pasal 75 ayat 1:

Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

Ayat 2:

Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan


berdasarkan:

32
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma


psikologis bagi korban perkosaan.

Ayat 3:

Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan


setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.

Ayat 4:

( Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan


perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah).

Pasal 76 ayat 1:

sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama


haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;

Ayat 2:

oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang


memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;

Ayat 3:

dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;

Ayat 4:

33
dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan

Ayat 5:

penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh


Menteri.

Jadi, praktik aborsi yang bertentangan dengan peraturan perundang-


undangan sebagaimana disebut di atas merupakan aborsi ilegal. Sanksi pidana
bagi pelaku aborsi ilegal diatur dalam Pasal 194 UU Kesehatan yang berbunyi;

"setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1
miliar."

Pasal 194 UU Kesehatan tersebut dapat menjerat pihak dokter dan/atau


tenaga kesehatan yang dengan sengaja melakukan aborsi ilegal, maupun pihak
perempuan yang dengan sengaja melakukannya.

F. Dampak postif dan negatif dari aborsi

Risiko kesehatan dan keselamatan secara fisik


Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa
risiko yang akan dihadapi seorang wanita, yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
4. Rahim yang sobek.
5. Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.

34
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita).
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
9. Kanker hati (Liver Cancer).
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi. Infeksi rongga
panggul infeksi pada lapisan rahim.
12. Resiko gangguan psikologis.
13. Resiko kesehatan mental.

Aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan
dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang
sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam
dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau
PAS. Dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%).
2. Berteriak-teriak histeris (51%).
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%).
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%).
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%).

Di luar hal-hal tersebut di atas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam
hidupnya. Perasaan itu muncul hingga alam bawah sadarnya. Mimpi kehadiran
seorang anak kecil adalah hal yang biasa, namun sangat mempengaruhi

35
perasaannya setelah terbangun, dan terkadang cukup mengganggu aktifitas
kesehariannya.

G. Pendapat para ulama tentang pelaksaan aborsi

1. Pendapat menurut para Imam Mazhab

Para fuqoha (ahli hukum islam turun tutup telah sepakat mengatakan
bahwa pengguguran kandungan (aborsi) sudah ditiupkan roh (selama 4 bulan
kehamilan) adalah haram, tidak boleh dilakukan karena perbuatan tersebut
merupakan kejahatan terhadap nyawa nya.

Sedangkan pengguguran kandungan (aborsi) sebelum ditiupkan ruh pada


janin (embrio), yaitu sebelum berumur 4 bulan, fuqoha berbeda pendapat tentang
boleh tidaknya melakukan penguguran tersebut.

….. }٣٢ :]٥[ ‫اس َجمِي ًعا …… {المائدة‬ ِ ْ‫س أَ ْو َف َسا ٍد فِي ْاألَر‬
َ ‫ض َف َكأ َ َّن َما َق َت َل ال َّن‬ ٍ ‫َمنْ َق َت َل َن ْف ًسا ِب َغي ِْر َن ْف‬

“ ……Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu


(membunuh) orang lain (bukan karena Qishash) atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi (pelaku zinah yang sudah menikah, Teroris, Begal
[Mafia], gembong Narkoba, dll), maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya….(QS. Al-maidah [5] : 32)

Hukum aborsi menurut Madzhab Ahlussunnah Waljama’ah:

A. Madzhab Imam Hanafi:

36
Hukumnya adalah “Mubah;boleh” yaitu diperbolehkan menggugurkan
kandungan (tanpa sebab ada ‘udzur) selagi belum ada tanda-tanda kehidupan, dan
belum mencapai usia kandungan setelah berumur 120 hari, sebab janin yang
belum mencapai usia ini belum dikatakan manusia, karena belum adanya ruh
pada janin. Ada pendapat sebahagian ulama Madzhab ini hukumnya adalah
“Makruh” jika menggugurkannya tanpa sebab ada ‘udzur. Namun jika dalam
penggugurannya tanpa sebab ‘udzur malah mendatangkan mudorat maka
hukumnya adalah berdosa.

Sebab-sebab ‘udzur diantaranya, dikhawatirkan karena mengancam kesehatan ibu


sebab penyakit yang ganas, atau dapat menyebabkan janin cacat, dan sebagainya.
Sebagian ulama ini pula menyatakan mutlak hukumnya adalah “Mubah ; boleh”
jika menggugurkan kandungan karena sebab ‘udzur (darurat).

B. Madzhab Imam Malik

Menggugurkan kandungan menurut pendapat yang mu’tamad dalam


madzhab ini hukumnya adalah “Haram” meskipun usia kandungan belum
mencapai 40 hari. Karena sperma yang sudah masuk kedalam rahim wanita tidak
boleh dikeluarkan. Sebahagian kecil ulama Madzhab ini memandangnya hanya
“Makruh” saja. Namun mereka semua sepakat secara Ijma’ jika kandungan yang
digugurkan sudah ada ruh, maka mutlak hukumnya adalah “Haram”. Pendapat ini
juga didukung oleh Imam Al-Ghazali dan Madzhab Zhahiriyah (Imam Dawud
Zhahiri; w, 270H-883M).Mereka mengharamkan penguguran kandungan (aborsi)
sebelum ditiupkan ruh karena sesungguhnya janin (embrio) pada saat itu sudah
ada kehidupan () yang patut dihormati, yaitu dalam hidup pertumbuhan dan
persiapan.(‫ )النموواالعداد‬pengguguran kandungan (aborsi pada masa perkembangan
kandungan semakin meningkat pula Jinayahnya dan yang paling besar jinayah
adalah sesudah lahir kandungan dalam keadaan hidup.

C. Madzhab Imam Syafi’i

37
Diperbolehkan namun hukumnya adalah “Makruh” menggugurkan
kandungan apabila sudah mencapai pada usia antara 40, 42, dan 45 hari dari awal
kehamilannya, dengan syarat jika ada persetujuan dari suami dan isteri, dan jika
tidak mendatangkan kemudoratan dalam penggugurannya. Namun jika usia
kandungan seteleh diatas empat puluh harian (antara 40, 42, dan 45 hari dari awal
kehamilan) digugurkan, maka mutlak hukumnya adalah “Haram”.

Menurut Imam Ar-Ramli (Imam Syamsuddin Ar-Ramli ulama Madzhab Imam


Syafi’I asal Mesir, w: 1004H/1596M, diantara karya beliau “Nihayah Al-muhtaj
Ila Syarh Almuhtaj”): “Boleh menggugurkan kandungan selama janin belum ada
ruh. Dan mutlak hukumnya adalah “Haram” jika menggugurkan janin yang sudah
memiliki ruh”. Pendapat ini sama dengan Madzhab Imam Hanafi.

Menurut Imam Al Ghazali (Abu Hamid Muhammad Alghazali ulama Madzhab


Imam Syafi’I, W: 505H/1111M): “Menggugurkan kandungan mutlak hukumnya
adalah “Haram”, ini sama dengan perbuatan pidana pembunuhan terhadap bakal
calon janin manusia”

D. Madzhab Imam Ahmad bin Hanbal (Hanabilah)

Pendapat madzhab Hanabilah sama dengan pendapat Madzhab Imam


Hanafi. Mereka perpegang bolehnya menggugurkan kandungan selama masa 4
bulan pertama (120 hari) dari awal kehamilan. Namun jika janin berusia sudah
mencapai lebih dari 120 hari atau sudah ada ruh (tanda-tanda kehidupan)
hukumnya adalah “Haram”. (lihat dalam kitab, Bujairimi Alkhatib, Syarah
Shahih Muslim, Nihayah Almutaj, Tuhfatul Muhtaj Ibnu Hajar, Ihya’ Ulumuddin
Imam Al-Ghazali, Alfiqhu Alislami Wa-Adillatuhu, dll)

Syarat Bolehnya Aborsi (Menggugurkan Kandungan)

38
Otoritas Negara harus dapat menjamin perlindungan dan kemaslahatan
bagi rakyatnya. Dan rakyat harus patuh terhadap Negara dan seluruh perangkat
undang-undang yang telah ditetapkan yang tidak bertentangan dengan hukum
syari’at Islam yang telah disepakati oleh lembaga ulama yang berkompeten.
Allah Swt mengisyaratkan didalam firman-Nya,

ِ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا أَ ِطيعُوا هللاَ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َو أُوْ لِى ْاألَ ْم ِر ِمن ُك ْم فَإِن تَنَا َز ْعتُ ْم فِي َش ْى ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى هللا‬
}٥٩:]٤[ ‫ك َخ ْي ُُر َوأَحْ َسنُ تَأْ ِويالً {النسآء‬ َ ِ‫َوال َّرسُو ِل إِن ُكنتُ ْم تُ ْؤ ِمنُونَ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم ْاألَ ِخ ِر َذل‬

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri (para ulama & pemerintah) di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah(Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya” (QS. Annisa’ [4] : 59)

Begitu juga di dalam Ayat lain diwajibkannya rakyat untuk patuh


terhadap keputusan ulama dan pemerintah, sebagaimana Firman Allah Swt
sebagai berikut,

َ‫ُول َوإِلَى أُوْ لِى ْاألَ ْم ِر ِم ْنهُ ْم لَ َعلِ َمهُ الَّ ِذين‬ ِ ْ‫َوإِ َذا َجآ َءهُ ْم أَ ْم ُُر ِّمنَ ْاألَ ْم ِن أَوْ ْال َخو‬
ِ ‫ف أَ َذاعُوا بِ ِه َولَوْ َر ُّدوهُ إِلَى ال َّرس‬
}٨٣ : ]٤[ ‫يَ ْستَنبِطُونَهُ ِم ْنهُ ْم َولَوْ الَ فَضْ ُل هللاِ َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُهُ الَتَّبَ ْعتُ ُم ال َّش ْيطَانَ إِالَّ قَلِيالً {النسآء‬

“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya
kepada Rasul dan Ulil Amri (Para ulama & pemerintah) di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat)

39
mengetahuinya dari mereka (Rasul dan para ulama & pemerintah]). Kalau
tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut
syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)” (QS. Annisa’ [4] : 83)

Dari Ayat Alqur’an di atas maka jelaslah, diantara syarat


diperbolehkannya menggugurkan kehamilan jika undang-undang Negara
(undang-undang kesehatan) yang membolehkan aborsi tidak bertentangan dengan
keputusan dari kesepakatan fatwa ulama yaitu dari lembaga ulama yang
berkompeten. Jika undang-undang Negara (undang-undang kesehatan)
bertentangan dengan hasil keputusan lembaga ulama yang berkompeten maka
mutlak hukumnya adalah “Haram”.

Aborsi yang diperbolehkan selagi usia kandungan belum mencapai


setelah umur 120 hari dari awal kehamilannya (sebelum adanya ruh pada janin).
Dan menggugurkan setelah janin berusia diatas 120 hari (sudah adanya ruh),
maka hukumnya adalah “Haram”. Bagi pelakunya yang menggugurkan dan yang
meminta digugurkan dapat dijerat dengan hukum pidana, sama hukumnya seperti
pelaku pembunuhan (menghilangkan nyawa orang lain). Diantara Aborsi yang
boleh atau tidak boleh dilakukan diantaranya sebagai berikut,

1. Malu karena hamil diluar nikah sebab perzinahan, meskipun usia wanita yang
hamil masih anak dibawah umur. Maka hukumnya mutlak adalah “Haram”.
Jika alasannya karena usia anak masih dibawah umur, masih sekolah, masih
labil, dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini, maka kedua orang tua baik dari
pihak laki-laki dan wanita harus ikut bertanggung jawab menjaga,
memelihara dan melindunginya. Jika kedua orang tua mereka wafat atau tidak
ada, maka pemerintah wajib memberikan perlindungan kepada mereka
sampai mereka bisa mandiri. Jadi hamil sebab karena pezinahan (suka sama
suka) sama ada usianya masih dibawah umur apalagi usia sudah dewasa

40
(apapun alasannya), maka Haram hukumnya digugurkan. Tentang setatus
anak hamil di luar nikah dapat dilihat tulisan KH.Ovied. R dengan judul
“Hukum Nikah Hamil Diluar Nikah/tahun 2005”
2. Malu hamil karena sebab pemerkosaan dan usia wanita yang hamil masih
dibawah umur atau sudah dewasa, maka menggugurkan kandungannya
diperbolehkan dengan syarat,
a. Sebagaimana pendapat mayoritas Ulama, boleh menggugurkan
kandungan selama janin belum ada ruh (sebelum usia janin mencapai
lebih 120 hari dari awal kehamilan). Dan mutlak hukumnya adalah
“Haram” jika menggugurkan janin yang sudah memiliki ruh”.
b. Bagi yang ingin menggugurkan kehamilannya harus ada izin dari lembaga
yang berkompeten dan payung hukum undang-undang Negara yang
membolehkannya.
c. Tempat menggugurkannya (Rumahsakit, atau tempat Bersalin) harus yang
sudah mendapat izin dan payung hukum dari pemerintah.
3. Sebab penyakit ganas (seperti penyakit Aids, Kanker, dan penyakit ganas
lainnya). Namun jika usia janin sudah berusia diatas 120 hari (sudah adanya
ruh), maka tidak boleh digugurkan dan hukumnya adalah tetap “Haram”.
4. Bolehnya menggugurkan kandungan karena udzur yaitu karena alasan
kesehatan, seperti dapat menyebabkan kematian sang Ibu, jika janin yang
dikandung tidak digugurkan malah keduanya akan

2. Pendapat para Ulama organisasi Islam Indonesia

a. Menurut Majelis Tajrih Muhammadiyyah dan Lembaga Bahtsul Masail NU

Sekarang ini fikih Islam dianggap mandul karena peran kerangka teoretik
ilmu ushul fikih dirasa kurang relevan lagi untuk menjawab problem
kontemporer. Karena itu, muncul banyak tawaran metodologi baru dari para pakar

41
Islam kontemporer dalam usaha menggali hukum Islam dari sumber aslinya untuk
disesuaikan dengan dinamika kemajuan zaman.

Salah satunya adalah konsep bermazhab secara manhaji yang telah


diputuskan oleh Pengembangan Pemikiran Islam (PPI) Muhammadiyah dan
Musyawarah Nasional (MUNAS) NU sebagai salah satu metode untuk
memecahkan masalah-masalah hukum adalah salah satu bentuk produk
kebudayaan tanpa keluar dari koridor hukum Islam yang telah ada.

Dalam membahas aborsi, lembaga Muhamadiyah dan NU hanya


membatasi hukum aborsi dalam ruang lingkup haram/boleh, tanpa menyinggung
nominal hukuman yang dijatuhkan, sebab telah diserahkan sepenuhnya pada
tatanan hukum Indonesia. Menyadari adanya kesamaan keputusan akan tetapi
dalam tahap metode pengambilan keputusan terdapat variasi yang berbeda bahkan
berseberangan dalam pemikiran kedua organisasi tersebut, maka penyusun tertarik
untuk menyingkap dan mengkomparasikan kerangka pemikiran keduanya melalui
pendekatan saintifik dalam hukum Islam serta segi oprasionalisasinya dalam
merumuskan hukum Islam. Karena kajian ini merupakan kajian hukum, maka
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis dan
komparatif. Yaitu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui ketentuan
hukum aborsi serta segi hukum dari kedua organisasi tersebut. Sebagai studi yang
sebenarnya difokuskan untuk meneliti basis-basis epistemology hukum Islam,
diupayakan eksplorasi sumber, metode, pendekatan, dan pola argumen dasar
kedua lembaga yang dibahas. Keempat hal ini pada dasarnya menjadi isu-isu
utama yang diperbincangkan dalam studi epistemology, dengan demikian
penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam
kajian hukum Islam terutama hukum pidana. Oleh karena itu dalam membahas
fikih aborsi khususnya di Indonesia, penelitian ini lebih mengkhususkan pada
penelitian metode pengambilan hukum dua lembaga besar Islam antara
Muhammadiyah dan NU dalam mengeksplorasi keputusan-keputusan hukum
aborsi yang disesuaikan keadaan masa sekarang dengan pendekatan pada metode
Ijtihad dan Istinbat.

42
Berdasarkan metode yang digunakan, terungkap bahwa walau ada
persamaan dalam keputusan hukum aborsi, tetapi dalam kenyataannya metode
yang digunakan Muhammadiyah lebih mengedepankan pembaharuan (tajdid)
dalam pengambilan suatu keputusan dengan tanpa terikat mazhab tertentu serta
lebih banyak terpengaruh oleh pemikiran para pembaharu Islam yang lahir
sebagai respon terhadap gagasan reformasi seperti; Jamaluddin al-afghani,
Muhammad Abduh, Yusuf Qardawi, Syahrur maupun syalthut dengan mengacu
kembali pada ajaran al-qur an dan as-sunah. Sedangkan NU dengan Bahtsul
Masailnya lebih mengedepankan pada pemeliharaan khasanah dan tradisi ulama
salafy dalam ber-istinbat, juga dalam cara berpikirnya lebih banyak dipengaruhi
oleh mazhab Syafi’iyah.

b. Menurut Ulama persatuan Islam

H. Hukum aborsi

1. Dasar-dasar pengambilan hukum

Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, masih hidup titik para


sahabat mendapat banyak kemudahan untuk mendapatkan keputusan hukum dari
masalah apapun yang berkembang di antara mereka. Bahkan kebutuhan jiwa
mereka akan hukum-hukum itu sungguh benar-benar terpenuhi. Ketentraman
batin mereka adalah ketentraman yang sesungguhnya, karena mereka
mendapatkan keputusan langsung dari Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Dalam
tuntunan wahyu Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan bimbingan Malaikat Jibril
Alaihis Salam.

43
Para sahabat dengan latar belakang yang berbeda-beda, kapasitas ilmu
yang tidak sama, bahkan mata pencaharian yang beraneka ragam, benar-benar
terayomi dengan kepastian hukum dan pelaksanaannya di bawah pengawasan dan
bimbingan Rasulullah SAW titik Jadi, bukan tanpa perbedaan pendapat
dikalangan para sahabat waktu itu tetapi bimbingan Rasulullah SAW berhasil
mengarahkan semua itu untuk menjadikan kesatuan langkah para sahabat dalam
Ridha Allah SWT.

Sepeninggalan Rasulullah SAW, sebagaimana layaknya suatu tatanan


masyarakat, perbedaan-perbedaan pendapat itu hal yang wajar, Sebagaimana
telah dimaklumi, para sahabat adalah manusia-manusia jujur, tidak ada dusta di
antara mereka. Kebiasaan bertanya, berdiskusi atau bermusyawarah telah begitu
melekat dalam diri mereka sehingga tidak jarang lahir dari mereka kesepakatan-
kesepakatan yang kemudian hari disebut ijma' al-shahabah.

Al-Qur’an dan Al-sunnah adalah dua sumber ajaran Islam yang telah
disepakati oleh semua pihak baik generasi Salaf maupun khalaf.Al-Qur’an
diturunkan untuk dijadikan petunjuk atau pedoman hidup bagi manusia untuk
meraih kesempurnaan hidup didunia dan kebahagiaan hidup diakhirat yang abadi.

Oleh karena itu setiap muslim dituntut untuk berpegang teguh denganAl-
Qur’an dan As-Sunnah dan dijamin tidak akan tersesat selama berpegang teguh
dengan keduanya.

Tetapi terkadang, tidak sedikit orang yang keliru dan salah dalam
mengambil kesimpulan hukum dari Al-Quran akibatnya salah dalam
mengamalkannya.

Metodologi Istinbat adalah panduan panduan dalam pengambilan


keputusan atau hukum dengan pedoman pedoman berupa kaidah-kaidah atau
ta’rif ta’rif tertentu yang bersumber dari Al-Qur’an dan as-sunnah. Para ulama
ahli yang berkompeten dalam bidang ini telah bersusah payah mencurahkan
segenap usaha dan kemampuan, memeras daya nalar dalam mengkaji Al-Qur’an

44
dan As-Sunnah. Dikaji pula berbagai bahan yang diperlukan, baik dalam kisah-
kisah para nabi dan orang-orang terdahulu, situs-situs sejarah, bahasa-bahasa
yang digunakan, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan oleh mereka demi
mendapatkan pedoman pedoman yang diperlukan. Maka lahirlah Al-qawa’id al-
mu’tabarah ( kaidah-kaidah baku yang diakui).

Dalam lingkup keilmuan alquran telah dirumuskan ulum Al-Qur’an


dengan berbagai kajian dan kaidah-kaidah seperti ilmu al-tafsir ilmu sabab al-
nuzul ilmu an-nasikh dan al-mansukh, tabaqat al-mufasirin, dan lain srbagainya.
Di dalam lingkup hadits seperti usul al-hadits atau mustholah al-hadits,yang
ditinjau dari periwayatannya maupun dirayat, sahih,hasan dan dha’if-nya hadits.
Dalam ruang lingkup lughowiyyah atau kaidah kebahasaan maka dikenallah ilmu
balaghoh yaang di dalamnya terdapat unsur Bayan,Badi’ dan ma’ani.

Kejadian-kejadian yang terjadi pada masa Rasulullah SAW, tentu akan


menjadi acuan bagaimana para mujtahid harus memeras nalar mereka agar
mendapatkan hukum yang dibutuhkan. Demikian pula kejadian-kejadian di masa
para shahabat dan generasi selanjutnya, tentu menjadi bahan pertimbangan dan
perbandingan dalam melakukan ijtihad terutama untuk menghasilkan hukum dari
kejadian-kejadian sesuai dengan zaman masing-masing generasi. Pada masa
Rasulullah SAW, para shahabat mendapat jawaban dan keputusan dari masalah-
masalah mereka bahkan terkadang turun ayat atau wurud (datang) Al-Hadits
sebagai ilmu baru bagi mereka yang kemudian dapat menjadi jawaban bagi
masalah-masalah yang muncul.

Pada masa tabi’in, kaidah-kaidah mulai dikodifikasi, terus berkembang,


dan diperdalam sehingga pada masa itu sudah menghasilkan kaidah-kaidah-
mu’tabarah walaupun masih terbatas. Pada masa selanjutnya kaidah-kaidah yang
dibutuhkan semakin lengkap dan dapat menjadi pedoman dalam meng-istinbath
dalil-dalil syar’iyyah.

Al-Ahkam syar’iyyah yang di dalamnya terkandung hukum taklifi dan


wad’i adalah kandungan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

45
Tidak semua ayat Al-Qur’an atau Al-Hadits dapat dipahami secara tekstual,
banyak sekali ayat atau hadis yang membutuhkan pemahaman tepat agar sesuai
dengan maksud yang di tujukan oleh ayat atau hadis tersebut. Maka ada masalah
yang dapat disimpulkan karena pendapat kejadian serupa pada masa Rasulullah
SAW, atau ada yang harus terus digali karena masaalahnya benar-benar
kontemporer.

Masalah lainnya adalah ketika secara lahiriyyah tampak hadis


bertentengan dengan ayat Al-Qur’an atau hadis dengan hadis. Tentu hal ini
menuntut keputusan yang jelas, apakag dihasilkan oleh tariqat al-jam’i, tariqat
al-tajrih, tariqat an-nasikh, atau justru tawaqquf (ditangguhkan) karena belum
didapat penyelesaian.

2. Rumusan pengambilan hukum

A. Asas utama adalah AlQur’an al-Karim dan Al-Sunnah sebagai sumber


hukum.
1. Rumusan dalam ber-istidlal dengan Al-Qur’an,sebagai berikut:
a. Mendahulukan makna zahir Al-Qur’an dari makna takwil dan memilih
cara-cara tafwid dalam hal-hal yang menyangkut masalah i’tiqadiyyah
(aqidah).seperti ayat:

ِ ْ‫الرَّ حْ َمنُ َعلَى ْال َعر‬


}٥ :]٢٠[ ‫ش اسْ َت َوى{طه‬

“(Yaitu) Tuhan yang maha pemurah, yang bersemayam di atas


‘Arsy.”(Qs. Taha [20]: 5).

ِ ‫َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َما َوا‬


َ ْ‫ت َواألر‬
}٢٥٥ :]٢[ ‫ض{البقرة‬

“maha luas kursi Allah seluas langit -langit dan bumi.”(Qs. Al-
Baqarah[2]: 255).

46
b. Menerima dan meyakini isi kandungan Al-Qur’an sekalipun tampaknya
bertrntangan dengan ‘aqliy dan ‘adliy, seperti peristiwa isra’ dan mi’raj.
Firman Allah ta’ala:

َ ‫ه لَيْال ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام إِلَى ْال َم ْس ِج ِد األ ْق‬bِ ‫ُس ْب َحانَ الَّ ِذي أَ ْس َرى بِ َع ْب ِد‬
َ َ‫صى الَّ ِذي ب‬
‫ار ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن‬
}١: ]١٧[ ‫صي ُر {االسراء‬ ِ َ‫آيَاتِنَا ِإنَّه هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬

“ mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya


(Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya
sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Allah Dia Maha
Mendengar, Maha Melihat.”(Qs.Al-Isra [17]: 1).

c. Mendahulukan makna haqiqi daripada makna majazi, kecuali jika ada


qarinah, seperti kalimat:Au laamastumun nisaa’ dengan pengertian
bersebadan.
Firman Allah ta’ala:

}٤٣: ]٤[ ‫َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم َمرْ ضى أَوْ عَلى َسفَ ٍر أَوْ جا َء أَ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغائِ ِط أَوْ ال َم ْستُ ُم النِّسا َء {النساء‬

“ Dan jika kalian sakit atau sedang dalam musafir atau seseorang di
antara kalian datang dari tempat buang air atau kalian telah menyentuh
perempuan.”(Qs.An-Nisa[4] :43).
d. Apabila ayat Al-Qur’an tampaknya bertentangan dengan hadits bila tidak
ditrmukan jalan untuk di-jama’, didahulukan ayat Al-Qur’an.
e. Menerima adanya ayat-ayat nasikh dalam Al-Qur’an tetapi tidak
menerima adanya ayat-ayat yang mansukh.
f. Menerima tafsir dari para shahabat dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an
(tidak hanya penfsiran Ahlu al-Bait), dan mengambil penafsiran para
shahabat yang lebih ahli seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud, jika terjadi
perbedaan penfsiran di kalangan shahabat.
g. Mengutamakan tafsir bi al-Ma’sur dari pada tafsir bi al-Ra’yi
(akal/logika).

47
h. Dalam penfsiran Al-Qur’an lebih mendahulukan mantuq daripada
mafhum serta menggunakan kaidah ushuliyyah lughawyyah dan kaidah
fiqhiyyah.

2. Rumusan dalam ber-istidlal dengan Al-Sunnah, sebagai berikut:


a. Mengunakan hadits shahih dan hasan dalam mengambil keputusan hukum
b. Menerima kaidah:
‫االحاديث الضعيفة يقوى بعضها بعضا‬
“Hadits-hadits da’if satu sama lain adalah saling menguatkan.”

Dengan catatan apabila sebab da’if-nya dari segi dabt(karena su’ul hifzi
dan mukhtalit) dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits lain
yang sahih. Adapun jika sebab da’if-nya itu sari segi ‘adalah seperti
kazzab (pendusta), yada’u al-hadis (memalsukan hadits), fisqu al-rawi,
atau matruk (tertuduh dusta), seperti kasirul ghalat/khata’, katsirul gaflah,
maka kaidah tersebut tidak dipakai.

c. Tidak menerima kaidah:


‫الحديث الضعيف يعمل في فضائل االعمال‬
“Hadits da’if dapat diamalkan dalam keutamaan amal”.
Karena keutamaan amal juga termasuk sendi-sendi agama yang harus
berdasarkan hadis sahih. Masih banyak hadis-hadis shahih yang
menunjukan tentang keutamaan amal.
d. Menerima hadits sebagai tasyri’ (penetapan syariat) yang mandiri,
sekalipun tidak merupakan bayan dari Al-Qur’an, seperti dalam masalah
akidah dan pengurusan jenazah.
e. Menerima hadits Ahad sebagai dasar hukum selama hadits tersebut sahih
atau hasan, termasuk masalah-masalah yang menyangkut akidah.
f. Hadits mursal shahabiy dan mauquf bi hukmi al-marfu dipakai sebagai
hujjah selama aanad hadits tersebut sahih atau hasan dan tidak
bertentangan dengan hadits sahih yang lainnya.

48
g. Hadits mursal Tabi’iy dijadikan hujjah apabila hadits tersebut disertai
qarinah yang menunjukan ittisal-nya hadits tersebut.
h. Menerima hadits-hadits sebagai bayan terhadap Al-Qur’an.
i. Menerima kaidah:
‫الصحابة كلهم عدول‬

"Shahabat-shahabat Nabi SAW. Semuanya dinilai adil (dalam periwatan


haidts)

j. Riwayat orang yang tsiqah tetapi melakukan tadlis4 dapat diterima jika ia
menerangkan bahwa apa yang ia riwayatkan itu jelas sigat turuq tahamul
dan sigat al-ada’-nya yang menunjukan ittisal (tersambung/menerima
secara langsung), seperti menggunakan kata‫ حدثني‬haddasanii.
k. Menerima kaidah:
‫الجرح مقدم على التعديل‬
“Anggapan jarh (cacat terhadap seorang perawi) harus didahulukan
daripada anggapan ‘adil/ tsiqoh.”
Dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika men-jarh menjelaskan sebab jarh-nya (mufassar)5maka yang
men-jarh didahulukan daripada ta’dil.
b. jIka yang men-jarh tidak menjelaskan sebab jarh-nya (mujmal)6,
maka didahulukan ta’dil daripada jarh.
c. Jika yang men-jarh tidak menjelaskan sebab jarh-nya (mujmal), tetapi
tidak ada seorang pun yang menyatakan tsiqah (men-ta’dil-nya) maka
Jarh-nya bisa diterima.7

4
Tadlis dalam pengertian umum adalah menyembunyikan ‘aib (cacat) pada suatu sanad hadits,
dan menampakan bahwa sanadnya bagus, dengan bentuk kalimat yang membuat pendengar
menyangka bahwa rawi yang melakukan tadlis ini benar-benar mendengar dari gurunya.

5
Seperti menyatakan: Fulan sayyi’ul hifzi, mugaffalun, fulan wadda’un, fulan kazzabun,dan lain-
lain.
6
Seperti menyatakan: Fulan sayyi’ul hifzi, mugaffalun, fulan wadda’un, fulan kazzabun,dan lain-
lain.
7
Demikian itu karena jika tidak ada yang men-ta’dil (men-tsiqat- kan) kepadanya, maka rawi
tersebut ada dalam keadaan majhul, dan memberlakukan (i’mal) ucapan yang men-jarh itu lebih
utama daripada tidak menganggapnya (ihmal).

49
B. Asas kedua selain dengan Al-Qur’an dan Al-Sunnah
Melakukan ijithad dengan mempertimbangkan ijma, qiyas, mashlahah
mursalah, istihsan, istishab, syar’u man qablana, saddu al-zari’ah, qaul
sahabiy dan ‘urf dengan rumusan-rumusan sebagai berikut:
1. Tidak menerima ijma’ secara mutlak kecuali ijma shahabat.
2. Tidak menerima qiyas dalam masalah ibadah mahdah, dan menerima
qiyas dalam masalah ibadah ghair mahdah selama memenuhu
persyaratan qiyas.
3. Menerima qa’idah-qa’idah, mashlahah mursalah, istishab, saddu al-
żari’ah, qaul shahabiy dan ‘urf.

C. Memecahkan ta’arudh al-Aldillah.


Dalam memecahkan “Ta’arudh al-Adillah” (dalil-dalil yang dianggap
bertentangan) yang sama-sama kuat terlebih dahulu diupayakan dengan
cara:
a. Tariqatu al-jam’i, selama masih dapat dilakukan, yaitu dengan cara
mencari makna yang menyerasikan di antara keduanya.
b. Tariqatu al-naskh, bila didapatkan tarikh waktu kejadian; kejadian
yang terdahulu mansukh dan kejadian yang terkemudian sebagai
nasakh-nya.
c. Tariqatu al-tajrih, bila tidak dapat dilakukan tariqatu al-jam’i dan al-
naskh, dengan menilik secara cermat sebagai aspeknya, baik sanad
maupun matan:
1. Aspek sanad, misalnya:
1.1.Tabaqat shahabat yang menjadi sumber berita, apakah ia
sahibu al-waqi’ah (pelaku kejadian) atau sumber kedua yang
menerima berita dari orang lain. Maka sahibu al-waqi’ah
didahulukan dari yang lainnya.

50
1.2.Bila keduanya sahibu al-waqi’ah (pelaku kejadian), maka
tabaqat (tingkatan) shahabat yang lebih tinggi lebih
didahulukan. Termasuj menilik tabaqat rawi-rawi dibawah bia
diperlukan.
1.3.Mendahulukan riwayar Mutafaq ‘Alaihi daripada yang
lainnya.
1.4.Mendahulukan hadits riwayat al-Bukhari daripada muslim
kecuali pada kasus tertentu dengan qarinah lain. Seperti dalam
hal pernikahan Nabi SAW. Dengan siti Maimunah, dan Sa’i
setelah tawaf ifadhah.
1.5.Mendahulukan riwayat muslim daripada yang lainnya
1.6.Pada kasus tertentu banyak dan sedikitnya jalan periwayatan
dapat menjadi pertumbangan.
2. Aspek matan, misalnya:
2.1.Mendahulukan yang musbit daripada nafiy.
2.2.Mendahulukan yang khas (khusus) daripada yang ‘am
(umum).
2.3.Mendahulukan makna hakiki daripada makna majazi,
terkecuali dalam kasus tertentu makna majazi yang harus
dipergunakan.
2.4.Mendahulukan sabda (qauliy) daripada perbuatan (fi’liy).
d. Tariqatu al-tawwaquf, bila ketiga jalan di atas telah ditempuh, yaitu
Tariqatu al-jam’i, Tariqatu al-naskh, dan Tariqatu al-tajrih tetapi
tidak menghasilkan istinbath hukum yang dicari, maka dalil-dalil
yang tampak bertentangan itu ditangguhkan sementara waktu.

D. Tentang qa’idah-qa’idah Usuliyyah dan qa’idah-qa’idah fiqhiyyah


Dalam berijtihad, digunakan qa’idah-qa’idah ushuliyah dan qa’idah-
qa’idah fiqhiyah, sebagaimana lazimnya para fuqoha dan ulama Salaf.

E. Sikap atas bid’ah dan mazhab

51
a. lebih memilih meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan jatuh pada
hukum Bid’ah daripada mengamalkan sesuatu yang diragukan
sunnahnya.
b. Tidak mengikat diri pada suatu mazhab. Pendapat Imam madzhab
menjadi bahan pertimbangan dan masukkan dalam mengambil
ketentuan hukum, sepanjang sesuai dengan jiwa Al-Qur’an dan As-
Sunnah.

Ijtihad tatbiqi (implementasi) dapat terjadi pula dalam kasus-kasus


tertentu . Untuk itu, diperlukan sekali jiwa yang terbuka, berani
mengoreksi pendapat orang lain, dan rela menerimanya seandainya hasil
ijtihadnya keliru.

Hukum aborsi

Sungguh merupakan masalah yang teramat kompleks yang harus dihadapi,


rumit dan jauh dari harus dianggap sederhana. Masalah ini memang mesti dilihat
dari segala aspek secara terpada baru diputuskan keputusan yang semestinya.

Para ulama ketika akan memutuskan hukum secara syar’I tidak luput pula
pandangan mereka dari menimbang kaidah-kaidah usuliyah di antaranya:

‫األصل في النهي للتحريم‬

“Asal dari setiap larangan itu hukumnya haram”

‫درء المفاسد مقدم على جلب المصالح‬

“Menghindarkan mafsadat (kerusakan) lebih didahulukan daripada meraih


maslahat”.

52
‫الضرورة تبيح المحظورات‬

“Darurat itu membolehkan hal-hal terlarang”

‫الضرر يزال‬

“Kemadaratan itu mesti dihilangkan”

‫الضرر ال يزال بالضرر‬

“Kemadaratan tidak boleh dihilangkan oleh kemadaratan lainnya”.

‫ما أبيح للضرورة تقدر بقدر تعذرها‬

“Apa yang dibolehkan untuk kemadaratan diukur dengan uzurnya”.

‫إرتكاب أخف الضررين واجب‬

“Mengambil kemadaratan yang paling ringan itu wajib”.

‫األحكام تدور مع مصالح العباد فحيثما وجدت فثم حكم هللا‬

“Hukum-hukum itu berkisar di antara kemaslahatan umat. Maka apabila


didapatti kemaslahatan itu di situlah hukum Allah”.

53
Demikian pula para ulama memperhatikan ayat-ayat Firman Allah dan hadis-hadis
Rasulullah saw :

Tahapan perkembangan Janin

‫)ث َّم َخلَ ْق َنا ال ُّن ْط َف َة َعلَ َق ًة َف َخلَ ْق َنا‬


ُ ١٣(‫ِين‬ ٍ ‫ار َمك‬ ٍ ‫)ث َّم َج َع ْل َناهُ ُن ْط َف ًة فِي َق َر‬ُ ١٢(‫ان مِنْ ُساَل َل ٍة مِنْ طِ ين‬ َ ‫َو َل َق ْد َخ َل ْق َنا اإْل ِن َس‬
(‫ِين‬َ ‫ك هَّللا ُ أَحْ َسنُ ْال َخالِق‬ َ ‫ْال َعلَ َق َة مُضْ َغ ًة َف َخلَ ْق َنا ْالمُضْ َغ َة عِ َظامًا َف َك َس ْو َنا ْال ِع َظا َم لَحْ مًا ُث َّم أَن َشأْ َناهُ َخ ْل ًقا‬
َ ‫آخ َر َف َت َب‬
َ ‫ار‬
.)١٤

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari pati (yang berasal)
dari tanah;Kemudian Kami jadikan “pati” itu (setitis) air benih pada penetapan
yang kukuh;Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku.
lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami
ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang
itu dengan daging. Setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk dia menjadi
makhluk yang lain sifat keadaannya. Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian
Allah sebaik-baik Pencipta”.(Qs.Al-mukminun 12-14)

‫ب ُث َّم مِنْ ُن ْط َف ٍة ُث َّم مِنْ َعلَ َق ٍة ُث َّم مِنْ مُضْ َغ ٍة م َُخلَّ َق ٍة‬ ِ ْ‫ب مِنْ ْال َبع‬
ٍ ‫ث َفإِ َّنا َخ َل ْق َنا ُك ْم مِنْ ُت َرا‬ ٍ ‫َياأَ ُّي َها ال َّناسُ إِنْ ُك ْن ُت ْم فِي َر ْي‬
ُ َ‫َو َغي ِْر م َُخلَّ َق ٍة لِ ُن َبي َِّن لَ ُك ْم َو ُنقِرُّ فِي اأْل َرْ َح ِام َما َن َشا ُء إِلَى أَ َج ٍل ُم َس ًّمى ُث َّم ُن ْخ ِر ُج ُك ْم طِ ْفاًل ُث َّم لِ َتبْلُ ُغوا أ‬
‫ش َّد ُك ْم َو ِم ْن ُك ْم‬
‫َمنْ ُي َت َو َّفى َو ِم ْن ُك ْم َمنْ ي َُر ُّد إِلَى أَرْ َذ ِل ْال ُعم ُِر لِ َك ْياَل َيعْ لَ َم مِنْ َبعْ ِد عِ ْل ٍم َش ْي ًئا‬

“Wahai umat manusia, sekiranya kamu menaruh syak (ragu-ragu) tentang


kebangkitan makhluk (hidup semula pada hari kiamat), maka (perhatilah kepada
tingkatan kejadian manusia) kerana sebenarnya Kami telah menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari setitik air benih, kemudian dari sebuku darah beku,
kemudian dari seketul daging yang disempurnakan kejadiannya dan yang tidak
disempurnakan; (Kami jadikan secara yang demikian) kerana Kami hendak

54
menerangkan kepada kamu (kekuasaan Kami); dan Kami pula menetapkan dalam
kandungan rahim (ibu yang mengandung itu) apa yang Kami rancangkan hingga
ke suatu masa yang ditentukan lahirnya; kemudian Kami mengeluarkan kamu
berupa kanak-kanak; kemudian (kamu dipelihara) hingga sampai ke peringkat
umur dewasa; dan (dalam pada itu) ada di antara kamu yang dimatikan (semasa
kecil atau semasa dewasa) dan ada pula yang dilanjutkan umurnya ke peringkat
tua pikun sehingga ia tidak mengetahui lagi akan sesuatu yang telah diketahuinya
dahulu”.(Qs.Al-Hajj:5)

َ ‫ض ُك ْم َوأَ ْب َش‬
‫ار ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم َح َرا ٌم َكحُرْ َم ِة يَوْ ِم ُك ْم هَ َذا فِي َشه ِْر ُك ْم هَ َذا فِي بَلَ ِد ُك ْم‬ َ ‫ فَإ ِ َّن ِد َما َء ُك ْم َوأَ ْم َوالَ ُك ْم َوأَ ْع َرا‬-٦٥٥١
– ‫هَ َذا‬

“Sesungguhnya darah kamu, harta kamu, kehormatan kamu, dan badan-badan


kamu itu haram (wajib dijaga) sebagaimana haramnya pada bulan kamu ini di
negri kamu ini…”(Hr. Al-Bukhari : 6551)

‫ق قَا َل إِ َّن أَ َح َد ُك ْم‬ ُ ‫ق ْال َمصْ دُو‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوه َُو الصَّا ِد‬
َ ِ ‫ال َع ْب ُدهَّللا ِ َح َّدثَنَا َرسُو ُل هَّللا‬َ َ‫ب ق‬ٍ ‫ع َْن َز ْي ِد ْب ِن َو ْه‬
‫ث هَّللا ُ َملَ ًكا‬ُ ‫ك ثُ َّم يَ ُكونُ ُمضْ َغةً ِم ْث َل َذلِكَ ثُ َّم يَ ْب َع‬ َ ِ‫ط ِن أُ ِّم ِه أَرْ بَ ِعينَ يَوْ ًما ثُ َّم يَ ُكونُ َعلَقَةً ِم ْث َل َذل‬
ْ َ‫يُجْ َم ُع َخ ْلقُهُ فِي ب‬
‫ت َويُقَا ُل لَهُ ا ْكتُبْ َع َملَهُ َو ِر ْزقَهُ َوأَ َجلَهُ َو َشقِ ٌّي أَوْ َس ِعي ٌد ثُ َّم يُ ْنفَ ُخ فِي ِه الرُّ و ُح – رواه البخاري‬
ٍ ‫فَي ُْؤ َم ُر بِأَرْ بَ ِع َكلِ َما‬

“Dari Zaid bin Wahb, ia mengatakan,”Abdulah mengatakan,’Rasulullah saw.


telah menceritakan kepada kami dan beliau itu benar dan dibenarkan, bahwa
setiap orang dari kalian itu dikumpulkan kejadian penciptaannya di dalam perut
ibunya selama empat puluh hari, lalu menjadi alaqah selama itu pula, dan
menjadi mudgah selama itu pula. Lalu Allah mengutus malak, dan diperintahkan
tentang empat perkara; tuliskanlah amal, ajal, kecelakaan dan kebahagiaannya
dan ditiupkanlah padanya ruh”. ( Hr. Al Bukhari )

55
‫ث‬ ْ ُّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل إِ َذا َم َّر بِالن‬
َ ‫طفَ ِة ثِ ْنتَا ِن َوأَرْ بَعُونَ لَ ْيلَةً بَ َع‬ َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬
ُ ‫ فَإِنِّي َس ِمع‬: ‫قال ابن مسعود‬
٤٧٨٣ : ‫ص َرهَا َو ِج ْل َدهَا َولَحْ َمهَا َو ِعظَا َمهَا– رواه مسلم‬ َ َ‫ق َس ْم َعهَا َوب‬ َ َ‫هَّللا ُ إِلَ ْيهَا َملَ ًكا ف‬
َ َ‫ص َّو َرهَا َو َخل‬

“Ibnu Masud berkata,”Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah saw.


bersabda,’Apabila nutfah (sperma dan ovum) melewati 42 hari, Allah mengutus
malak, maka ia membentuknya, menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit,
daging, dan tulang-belulangnya”. (Hr. Muslim : 4783)

Haramnya membunuh dan merusak keturunan

ُ‫ق نَحْ ن‬ ٍ ‫قُلْ تَ َعالَوْ ا أَ ْت ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم أَاَّل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َواَل تَ ْقتُلُوا أَوْ اَل َد ُك ْم ِم ْن ِإ ْماَل‬
‫ق َذلِ ُك ْم‬ِّ ‫س الَّتِي َح َّر َم هَّللا ُ إِاَّل بِ ْال َح‬
َ ‫ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬ َ ‫اح‬ ِ ‫نَرْ ُزقُ ُك ْم َوإِيَّاهُ ْم َواَل تَ ْق َربُوا ْالفَ َو‬
)١٥١( َ‫َوصَّا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون‬

“Katakanlah: “Marilah, supaya aku bacakan apa yang telah diharamkan oleh
Tuhan kamu kepada kamu, iaitu janganlah kamu sekutukan dengan Allah
sesuatupun; dan hendaklah (kamu) membuat baik kepada ibu bapa; dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu kerana kepapaan, (sebenarnya)
Kamilah yang memberi rezeki kepada kamu dan kepada mereka; dan janganlah
kamu hampiri kejahatan-kejahatan (zina) – yang terang daripadanya dan yang
tersembunyi; dan janganlah kamu membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan jalan yang hak (yang dibenarkan oleh
Syarak). Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya kamu
memahaminya”. (Qs. Al-An’am : 151)

)٢٠٥(َ‫ث َوالنَّ ْس َل َوهَّللا ُ اَل يُ ِحبُّ ْالفَ َساد‬


َ ْ‫ض لِيُ ْف ِس َد فِيهَا َويُ ْهلِكَ ْال َحر‬
ِ ْ‫َوإِ َذا تَ َولَّى َس َعى فِي اأْل َر‬

“Kemudian apabila ia pergi (dengan mendapat hajatnya), berusahalah ia di


bumi, untuk melakukan bencana padanya, dan membinasakan tanaman-tanaman

56
dan keturunan (binatang ternak dan manusia; sedang Allah tidak suka kepada
bencana kerosakan”.(Qs. Albaqarah : 205)

ْ َ‫ب قُتِل‬
)٩(‫ت‬ ِّ َ ‫) بِأ‬٨(‫ت‬
ٍ ‫ي َذ ْن‬ ْ َ‫َوإِ َذا ْال َموْ ُءو َدةُ ُسئِل‬

“Dan apabila anak perempuan yang ditanam hidup-hidup: ditanya, – Dengan


dosa apakah ia dibunuh?” (Qs At-Takwir, 8-9)

َ‫ف فِي ْالقَ ْت ِل إِنَّهُ َكان‬


ْ ‫ْر‬ ْ ‫ق َو َم ْن قُتِ َل َم‬
ِ ‫ظلُو ًما فَقَ ْد َج َع ْلنَا لِ َولِيِّ ِه س ُْلطَانًا فَاَل يُس‬ ِّ ‫س الَّتِي َح َّر َم هَّللا ُ إِاَّل بِ ْال َح‬
َ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
)٣٣(‫َمنصُورًا‬

“Dan janganlah kamu membunuh diri seseorang manusia yang diharamkan oleh
Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar. Dan sesiapa yang
dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan warisannya
berkuasa menuntut balas. Dalam pada itu, janganlah ia melampau dalam
menuntut balas bunuh itu, kerana sesungguhnya ia adalah mendapat sepenuh-
penuh pertolongan (menurut hukum Syara’)”. (QS. Al Isra : 33)

‫ب أَ ْكبَ ُر ِع ْن َد هَّللا ِ قَا َل أَ ْن تَ ْدع َُو هَّلِل ِ نِ ًّدا‬ِ ‫الذ ْن‬َّ ُّ‫ُول هَّللا ِ أَي‬
َ ‫ال َر ُج ٌل يَا َرس‬ َ َ‫ع َْن َع ْم ِرو ب ِْن ُش َرحْ بِي َل قَا َل قَا َل َع ْب ُدهَّللا ِ ق‬
‫ارك‬ ِ ‫ي قَا َل ثُ َّم أَ ْن تُزَ انِ َي بِ َحلِيلَ ِة َج‬ ٌّ َ‫ال ثُ َّم أ‬
َ َ‫ك ق‬ ْ َ‫ي قَا َل ثُ َّم أَ ْن تَ ْقتُ َل َولَدَكَ خَ ْشيَةَ أَ ْن ي‬
َ ‫ط َع َم َم َع‬ ٌّ َ‫ك قَا َل ثُ َّم أ‬
َ َ‫َوهُ َو َخلَق‬

“Dari Amr bin Syurakhbil, ia mengatakan,”Abdulah berkata,’ seseorang telah


bertanmya,’Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?’ Beliau
menjawab,’Engkau menyeru sekutu selain kepada Allah’ Lalu palagi?’ Beliau
menjawab.’Engkau membunuh anakmu karena takut makan bersamamu’ Lalu
apalagi?’ Beliau menjawab,’Engkau menzinai istri tetanggamu”.(Hr. Al-
Bukhari : 2354)

57
Kemungkinan Korban pemerkosaan

Yang dimaksud adalah siapa-siapa yang dapat menjadi korban


pemerkosaan. Dalam hal ini dapat kita urut dan sekaligus akan tergambar masalah
serta kemadaratan yang ada di dalamnya.

1. Perempuan yang bersuami

2. Perempuan masih muda belia yang belum yang telah dewasa secara biologis
tetapi belum sedikit pun siap untuk mengandung.

3. Janda

4. Gadis dewasa

Masalah yang Muncul Sekitar Perempuan Hamil Karena Perkosaan.

Psikologis dan sosial

 Betapa akan sangat berat beban yang akan dipikul oleh korban pemerkosaan,
seorang perempuan yang bersuami, sungguh ia akan sangat terganggu secara
mental dari mulai perasaan traumatik sampai masalah merasa telah hilangnya
kesucian sebagai seorang istri, ditambah lagi dengan merasa ternistakannya
rasa sebagai seorang ibu dari anak-anaknya Selain itu bayi yang ada di dalam
kandungannya itu adalah anak manusia nista sipemerkosa dan perusak
kehormatan dan keagungannya sebagai seorang istri dan ibu. Betapa berat bila
ditambah dengan membayangkan apa yang akan terjadi ketika dia sudah
terlahir. Yaitu berupa sikap orang-orang di sekelilingnya.
 Sikap orang-orang di sekelilingnya, mulai dari suami, anak-anak mertua, ibu
bapal dan lain-lain. Akankah mereka menerima dengan suka rela bahkan
menjadi gizi bagi kesembuhan dirinya dari beban mental yang teramat berat

58
ini? Atau justru menjadi beban lain yang akan semakin meruntuhkan semangat
hidupnya.
 Seorang gadis yang teramat muda beliau yang masih polos, ia hanya baru
dewasa secara biologis, tetapi masih sangat anak-anak secara psikologis.
Dapat dibayangkan betapa traumatik yang dialami, kalau tidak digugurkan
bagaimana?
 Demikian pula gadis suci ini, terutama yang telah bersiap-siap untuk dengan
laki-laki pilihan hatinya dan direstui oleh orang tuanya. dinodai oleh laki-laki
nista. Apa yang harus dilakukan, haruskah ia memberitahukan kehamilannya
ataukah digugurkan saja, lalu bagaimana kelanjutan kisah cintanya yang
diambang pernikahan itu.

Sekedar contoh : Seorang gadis muda belia dari Jawa timur diperkosa oleh
empat orang laki-laki. Dalam keadaan traumatis dan kebingungan yang amat
sangat diberangkatkan ke Jakarta guna dititipkan kepada pamannya. Semua orang
tidak tahu termasuk dirinya sendiri bahwa kehamilan mulai dialaminya. Demikian
kehamilan itu terus tumbuh dan berkembang sampai ia melahirkan di jamban.
Dalam keadaan bingung, cemas, dan entah apalagi perasaan dan pikiran yang
kalut berkecamuk, bayi itu dicincang menjadi sembilan potong. Ketika ditanyai
oleh polosi, ia hanya bisa menangis. ANTV, 17 Agustus 2005.

Pertimbangan rasa, hukum positif, dan hukum sar’i

1. Pertimbangan Rasa

Menurut perasaan, ketika mengingat dan membayangkan peristiwa yang dialami


betapa perih, bimbang dan penuh kecemasan, terutama bila mengingat bahwa
janin yang ada di dalam kandungan ini merupakan benih dari manusia nista yang
bejat. Rasa-rasanya betapa akan sangat terkuranginya beban mental ini apabila
digugurkan saja, lalu tinggal menghadapi masalah lainnya. Apalagi seorang istri

59
yang bersuami. Lalu gadis yang membunuh bayinya itu harus menghadapi sanksi
pidana penjara. Betapa malang dan memilukannya.

Hukum positif

Dalam KUHP dionyatakan : “bahwa aborsi termasuk tindak pidana kejahatan


dengan sanksi hukuman

 Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan


kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun”
 Pasal 347 : “(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan kandungan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun. (2) Jika perbuatan itu
mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.”
 Pasal 348 : “(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan kandungan atau
mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan (2) Jika perbuatan
itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.”
 Pasal 349 : “Seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan pasal 436, atau melakukan atau membantu melakukan
salah satu kejahatan diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut
hak untuk menjalankan percarian dalam mana kejahatan dilakukan.”
 Pasal 15 ayat 2 UU kesehatan : Menyatakan bahwa tindakan medis (aborsi)
sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya dapat
dilakukan oleh tenaga medis yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu, dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta
pertimbangan tim ahli. Aborsi tersebut dapat dilakukan dengan tersetujuan
dari ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.

60
Usia kehamilan dan usia Janin

1. Janin berarti sesuatu yang akan terbentuk dalam rahim wanita dari saat
pembuahan sampai kelahiran.

2. Usia sebelum 40 hari sejak terjadinya konsepsi masih berupa cairan


sperma(nutfah dan ovum)

3. Setelah empat puluh dua hari (‘alaqah) Pada usia mulai 42 hari malailah terjadi
penciptaan bentuk, pendengaran, penglihatan, kulit, daging dan tulang belulang.

4. Usia 42 hari kedua , (mudgah) segumpal daging yang telah dilengkapi dengan
tulang belulang kulit serta organ lainnya

5. Sesudah 120 hari. (ditiupkan ruh.)

Perbedaan pendapat Ulama.

Dalam hal ini, fatwa para ulama terjadi perbedaan pendapat memutuskan
hukum aborsi yang dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Tentang menggugurkan kandungan janin pada usia setelah 120 hari atau
setelah ditiupkan ruh, hal ini tidak terdapat perbedaan ulama. Dalam hal ini
terjadi perbedaan pendapat apabila ada alasan madarat. Yaitu ada yang
membolehkan ada yang tetap haram dengan alasan apapun.
2. Pengguguran janin pada usia sebelum 120 dapat dibagi menjadi tiga fase,
yaitu, sebelum empat puluh, setelah empat puluh dan sebelum 120 hari.
 Apabila kehamilan sebelum usia 40 hari, boleh digugurkan, karena yang
ada di dalam rahim itu masih berupa cairan sperma. Asal seizin suaminya.
 Tetapi apabila usia kehamilan telah mencapai usia 40 hari, maka aborsi
boleh dilakukan apabila dapat mengangkibatkan tekanan jiwa, berupa sakit

61
jiwa atau tekanan mental berkepanjangan kepada korban perkosaan itu.
Atau dapat mengancam nyawa korban itu.

Dengan dalil-dalil dari Alquran dan hadis-hadis sabda Rasulullah saw.


yang disertai kaidah-kaidah yang baku dan disepakati oleh para ulama ahli
tersebut di atas, pertimbangan maslahat dan madarat, pertimbangan kesehatan dan
keselamatan jiwa dan nyawa ibu yang hamil korban pemerkosaan dan bahwa ibu
itu menjadi al-aslu dan bayi itu alfar’u yang tumbuh padanya. Korban perkosaan
tentulah secara mental akan sangat terganggu, tetapi tentu saja harus diterapi
kejiwaannya bukan dengan cara menggugurkan kandungan yang tidak mustahil
menimbulkan tekanan mental lainnya, Maka :

1. Aborsi provokatus kriminalis (pengakhiran kehamilan bukan atas dasar


indikasi medis) sejak terjadinya konsepsi (konsepsi) hukumnya haram
2. Aborsi provokatus terapeutikum (pengakhiran kehamilan atas dasar indikasi
medis) hukumnya
3. Aborsi akibat perkosaan sejak terjadinya konsepsi hukumnya haram.

Fatwa MUI:
MUI sudah mengeluarkan fatwa tentang aborsi ini dua kali; tahun 2000
dan 2005. Pada fatwa tahun 2000 aborsi diharamkan baik sebelum atau sesudah
nafkhur-ruh (ditiupkan ruh pada janin/usia 120 hari), kecuali ada alasan medis
atau alasan lain yang dibenarkan syari’ah Islam.

Pada fatwa tahun 2005 dijelaskan alasan dibenarkannya aborsi tersebut:

Pertama, keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yaitu: (1)


Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC
dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan
oleh tim dokter. (2) Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
Kedua, keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yaitu: (1) Janin
yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit

62
disembuhkan. (2) Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh tim yang
berwenang yang di dalamnya antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.

Ketiga, kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud point kedua harus


dilakukan sebelum janin berusia 40 hari.
Masih di fatwa yang sama, MUI menegaskan ulang bahwa aborsi haram
hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
Dasar dalil yang digunakan MUI adalah ayat-ayat al-Qur`an yang
mengharamkan membunuh jiwa dan anak, hadits tentang awal penciptaan
manusia dalam perut ibunya adalah usia 40 hari, hadits tentang diyat (denda)
membunuh janin adalah memberi hamba sahaya, dan kaidah-kaidah umum bahwa
kedaruratan membolehkan yang dilarang.
Artinya dasar MUI menetapkan aborsi harus sebelum berusia 40 hari
adalah karena awal penciptaan/makhluk itu usia 40 hari. Sementara itu MUI juga
mengutip penjelasan dari para fuqaha empat madzhab tentang aborsi sebelum
nafkhir-ruh, dimana para ulama mayoritas tidak sepakat haramnya. Sebagian ada
yang memfatwakan mubah secara mutlak, mubah jika ada udzur, makruh secara
mutlak, dan haram secara mutlak. Batasan sebelum nafkhir-ruh itu sendiri di
hadits tentang awal penciptaan manusia adalah usia 120 hari. Jadi artinya ini bisa
dijadikan pilihan; sebaiknya sebelum 40 hari, maksimalnya sebelum usia 120 hari.
Pelibatan ulama, dokter, dan keluarga korban mutlak harus diperhatikan
untuk memastikan bahwa alasan aborsi itu benar-benar darurat. Sebab hanya
alasan darurat yang menjadikan hal yang haram jadi halal. Sebab lainnya, ulama
mustahil merestui aborsi yang tampaknya saja seperti darurat, padahal nyatanya
hanya untuk menutup-nutupi perbuatan zina, misalnya. Jadinya menutupi
perbuatan haram (zina) dengan perbuatan haram (aborsi). Yang seperti ini
mustahil direstui oleh ulama. Wal-‘Llahu a’lam.

63
BAB III

PENUTUP

64
1. Simpulan

‫)ث َّم َخلَ ْق َنا ال ُّن ْط َف َة َعلَ َق ًة َف َخلَ ْق َنا‬


ُ ١٣(‫ِين‬ ٍ ‫ار َمك‬ ٍ ‫)ث َّم َج َع ْل َناهُ ُن ْط َف ًة فِي َق َر‬ُ ١٢(‫ان مِنْ ُساَل لَ ٍة مِنْ طِ ين‬ َ ‫َولَ َق ْد َخلَ ْق َنا اإْل ِن َس‬
(‫ِين‬َ ‫ك هَّللا ُ أَحْ َسنُ ْال َخالِق‬ َ ‫ْال َعلَ َق َة مُضْ َغ ًة َف َخلَ ْق َنا ْالمُضْ َغ َة عِ َظامًا َف َك َس ْو َنا ْال ِع َظا َم لَحْ مًا ُث َّم أَن َشأْ َناهُ َخ ْل ًقا‬
َ ‫آخ َر َف َت َب‬
َ ‫ار‬
)١٤.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari pati (yang berasal)
dari tanah;Kemudian Kami jadikan “pati” itu (setitis) air benih pada penetapan
yang kukuh;Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku.
lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami
ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang
itu dengan daging. Setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk dia menjadi
makhluk yang lain sifat keadaannya. Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian
Allah sebaik-baik Pencipta”.(Qs.Al-mukminun 12-14)

‫س الَّتِي َحرَّ َم هَّللا ُ إِاَّل ِب ْال َح ِّق َو َمنْ قُ ِت َل َم ْظلُومًا َف َق ْد َج َع ْل َنا ل َِولِ ِّي ِه س ُْل َطا ًنا َفاَل يُسْ ِرفْ فِي ْال َق ْت ِل إِ َّن ُه‬
َ ‫َواَل َت ْق ُتلُوا ال َّن ْف‬
)٣٣(‫ان َمنصُورً ا‬ َ ‫َك‬

Dan janganlah kamu membunuh diri seseorang manusia yang diharamkan oleh Allah
membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar. Dan sesiapa yang dibunuh secara
zalim, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan warisannya berkuasa menuntut
balas. Dalam pada itu, janganlah ia melampau dalam menuntut balas bunuh itu, kerana
sesungguhnya ia adalah mendapat sepenuh-penuh pertolongan (menurut hukum
Syara’). (QS. Al Isra : 33)

65
َ ‫اض ُك ْم َوأَ ْب َش‬
- ‫ار ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم َح َرا ٌم َكحُرْ َم ِة َي ْو ِم ُك ْم َه َذا فِي َشه ِْر ُك ْم َه َذا فِي َبلَ ِد ُك ْم َه َذا‬ َ ‫– َفإِنَّ ِد َما َء ُك ْ]م َوأَمْ َوالَ ُك ْم َوأَعْ َر‬

“Sesungguhnya darah kamu, harta kamu, kehormatan kamu, dan badan-badan kamu
itu haram (wajib dijaga) sebagaimana haramnya pada bulan kamu ini di negri kamu
ini…”(Hr. Al-Bukhari : 6551)

َ ‫ب أَ ْك َب ُر عِ ْن َد هَّللا ِ َقا َل أَنْ َت ْدع َُو هَّلِل ِ ِن ًّدا َوه َُو َخلَ َق‬
‫ك‬ َّ ُّ‫ش َرحْ ِبي َل َقا َل َقا َل َع ْب ُدهَّللا ِ َقا َل َر ُج ٌل َيا َرسُو َل هَّللا ِ أَي‬
ِ ‫الذ ْن‬ ُ ‫ْن‬ ِ ‫َعنْ َع ْم ِرو ب‬
َ ُ َ ُ َ ‫دَك َخ ْش َي َة أَنْ َي ْط َع َم َم َع‬
َ َ‫َقا َل ُث َّم أَيٌّ َقا َل ُث َّم أَنْ َت ْق ُت َل َول‬
‫ارك‬ِ ‫ك َقا َل ث َّم أيٌّ َقا َل ث َّم أنْ ُت َزان َِي ِب َحلِيلَ ِة َج‬

“Dari Amr bin Syurakhbil, ia mengatakan,”Abdulah berkata,’ seseorang telah


bertanmya,’Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?’ Beliau
menjawab,’Engkau menyeru sekutu selain kepada Allah’ Lalu palagi?’ Beliau
menjawab.’Engkau membunuh anakmu karena takut makan bersamamu’ Lalu apalagi?’
Beliau menjawab,’Engkau menzinai istri tetanggamu”.(Hr. Al-Bukhari : 2354)

Kaidah-kaidah usuliyah di antaranya:

‫األصل في النهي للتحريم‬

“Asal dari setiap larangan itu hukumnya haram”

‫درء المفاسد مقدم على جلب المصالح‬

“Menghindarkan mafsadat (kerusakan) lebih didahulukan daripada meraih


maslahat”.

66
‫الضرورة تبيح المحظورات‬

“Darurat itu membolehkan hal-hal terlarang”

‫الضرر يزال‬

“Kemadaratan itu mesti dihilangkan”

‫الضرر ال يزال بالضرر‬

“Kemadaratan tidak boleh dihilangkan oleh kemadaratan lainnya”.

‫ما أبيح للضرورة تقدر بقدر تعذرها‬

“Apa yang dibolehkan untuk kemadaratan diukur dengan uzurnya”.

‫إرتكاب أخف الضررين واجب‬

“Mengambil kemadaratan yang paling ringan itu wajib”.

‫األحكام تدور مع مصالح العباد فحيثما وجدت فثم حكم هللا‬

“Hukum-hukum itu berkisar di antara kemaslahatan umat. Maka apabila didapatti


kemaslahatan itu di situlah hukum Allah”.

Bedasarkan dalil-dalil yang bersumberkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta kaidah kaidah
dari ijma para ulama maka:

67
1. Aborsi provokatus kriminalis (pengakhiran kehamilan bukan atas dasar
indikasi medis) sejak terjadinya konsepsi (konsepsi) hukumnya haram
2. Aborsi provokatus terapeutikum (pengakhiran kehamilan atas dasar indikasi
medis) hukumnya
3. Aborsi akibat perkosaan sejak terjadinya konsepsi hukumnya haram.

2. Saran

Bedasarkan simpulan yang ditetapkan, maka :

a. Perlunya perhatian dari ahli medis mengenai abosi, karena banyak dilakukan
nya aborsi selain alasan medis besar resikonya, bahkan daapat menimbulkan
penyakit berat, seperti kanker san sebagainya.
b. Sebagai pelaku, sebaiknya berfikir dahulu sebelum melaksanakan praktek
aborsi, karena ini merupakan dampak jangka panjang, dan jika bukan karena
alasan medis lebih baik tidak melakukannya, selain didalam hukum medis
Agama pun melarang keras atas praktik aborsi bila tidak adanya madharat.

DAFTAR PUSTAKA

68
Al-Qur’an dan terjemahannya, kementerian Agama RI, Bandung: Sygma
Examedia Arkanleema, 2007.

Al-Bukhori, Muhammad bin ismail. 2009. Shahih Al-Bukhari. Dar al-kotob al-
ilmiyah, Lebanon.

Anshor, maria ulfah. 2006. fikih aborsi. Kompas, Jakarta.

Hamdan, Abu Nabhan. 2014. Dasar-dasar penelitian hadits. Maktabah Tsaqib,


Bandung.

Dedeng Rosidin, Drs. 2018. Ilmu ushul fiqih. Insan Rabbani, Bandung.

Yanggo, Huzaimah Tahido. 2005. Masail fiqhiyyah. Angkasa, Bandung.


kusmaryanto, CB. 2004. Kontroversi aborsi. Grasindo, Jakarta.

Farid, Ma'ruf. 1998. Aborsi dalam pandangan hukum islam. Raja Grafindo,
Jakarta.

Indrianti Dewi, Alexandra. 2008, Etika dan hukum kesehatan. Pustakabook


publisher, Yogyakarta.

Cetherine wright &frater,Alison. 1991, Dilema aborsi. Terj, Lilian Yowono.


Arcan, Jakarta

Umar Sa’adah, Marzuki. 2001, Perilaku seks menyimpang dan seksualitas


kontemporer umat Islam. UII Press, Yogyakarta.

Nabil Yunus, Muhammad. 1989, Al-Ijhad, dalam ahkam As-Syari’ah Al


-Islamiyah. Maktabah Al-Azhar, Kairo, Mesir.

https://id.m.wikipedia.org, 20 November 2019

https://t4f5.wordpress.com, 31 November 2019

https://m.hukumonline.com, 2 Desember 2019

69
https://www.annursolo.com, 16 Desember 2019

70

Anda mungkin juga menyukai