PENDAHULUAN
Aborsi adalah kata yang tidak asing kita dengarkan lagi, dimana aborsi ini
biasa dilakukan oleh perempuan, hal ini dapat dibenarkan kerena pada dasarnya
perempuan dipandang sebagai pelaku aborsi, yang secara faktual memang terjadi
pada perempuan di masyarakat
1
kemunduran moral sebagai akhibat dari pahamkebebasan atau liberalisme yang
kini mulai merusak budaya
ٰ
ِ سا ٍد فِي اأْل َ ْر
َ ض َف َكأ َ َّن َما َق َتل َ س أَ ْو َف ً مِنْ أَ ْج ِل َذلِ َك َك َت ْب َنا َعلَ ٰى َبنِي إِ ْس َرائِيل َ أَ َّن ُه َمنْ َق َتل َ َن ْف
ٍ سا بِ َغ ْي ِر َن ْف
ِيرا ِم ْن ُه ْمً ت ُث َّم إِنَّ َكث /ِ سل ُ َنا ِبا ْل َب ِّي َنا َ ِيعا ۚ َولَ َقدْ َج
ُ اء ْت ُه ْم ُر ً اس َجم َ ِيعا َو َمنْ أَ ْح َياهَا َف َكأ َ َّن َما أَ ْح َيا ال َّن ً اس َجم /َ ال َّن
ٰ
َض لَ ُم ْس ِرفُون ِ َب ْعدَ َذلِ َك فِي اأْل َ ْر
"Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum)bagi Bani Israil, bahwa barang
siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukankarena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-
akan dia telah membunuh manusia seluruhnya Dan barang siapa yang
memelihara kehidupanseorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami dengan (membawa)keterangan-keterangan yang jelas,
2
kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi". (QS.Al-Maidah:32)
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kerangka Pemikiran
3
Firman Allah ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.( An-Nisa:59)
ٰ
ِ سا ٍد فِي اأْل َ ْر
َ ض َف َكأ َ َّن َما َق َتل َ س أَ ْو َف ً مِنْ أَ ْج ِل َذلِ َك َك َت ْب َنا َعلَ ٰى َبنِي إِ ْس َرائِيل َ أَ َّن ُه َمنْ َق َتل َ َن ْف
ٍ سا ِب َغ ْي ِر َن ْف
ِيرا ِم ْن ُه ْمً ت ُث َّم إِنَّ َكث /ِ سل ُ َنا بِا ْل َب ِّي َنا َ ِيعا ۚ َولَ َقدْ َج
ُ اء ْت ُه ْم ُر ً اس َجم َ ِيعا َو َمنْ أَ ْح َياهَا َف َكأ َ َّن َما أَ ْح َيا ال َّن ً اس َجم /َ ال َّن
ٰ
َض لَ ُم ْس ِرفُون ِ َب ْعدَ َذلِ َك فِي اأْل َ ْر
"Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum)bagi Bani Israil, bahwa barang siapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
lain, atau bukankarena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia
4
telah membunuh manusia seluruhnya Dan barang siapa yang memelihara
kehidupanseorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul
Kami dengan (membawa)keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di
antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat
kerusakan di muka bumi".(QS.Al-Maidah:32)
secara umum aborsi sama dengan membunuh manusia dan hal itu
dilarang,namun beberapa ulama membolehkannya atas pertimbangan mashlahat
tapi dengan beberapa syarat.Dalam hal ini ,mashlahat bagi si jabang bayi hendak
nya tidak dibunuh,sedang mashlahat umumnya dengan diadakan praktik aborsi
beberapa masalah terkait bisa menjadi solusi.
E. Langkah-langkah Penelitian
F. Metode penelitian
1. Metode pengamatan/observasi
2. Metode wawancara
3. Studi pustaka
Namun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka.
Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan meneliti dokumen-
5
dokumen, buku-buku, referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
guna mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan.(Uma sekaran, 2006)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian aborsi
Secara bahasa Aborsi di ambil dari bahasa Inggris yaitu abortion yang
berasal dari kata latin yang berarti pengguguran kandungan atau keguguran.
Namun aborsi dalam literatur fikih berasal dari Bahasa arab االجهاد. Merupakan
masdar dari اجهدatau juga dalam istilah lain bisa disebut اسقاط الحمل. Keduanya
mempunyai arti melahirkan secara paksa dalam keadaan belum sempurna
penciptaannya. 1
Secara bahasa disebut juga lahirnya janin karena dipaksa atau dengan
sendirinya sebelum waktunya.Disebut juga lahirnya janin karena dipaksa atau
1
Muhammad Nabil Yunus, Al-Ijhad, dalam ahkam As-Syari’ah Al -Islamiyah (Maktabah Al-Azhar,
Kairo, mesir, 1989) hlm. 98
6
dengan sendirinya sebelum waktunya.sedangkan makna gugurnya kandungan
menurut ahli fikih tidak keluar dari makna bahasa,diungkapkan dengan istilah
menjatuhkan(isqoth) ,membuang(tharh),melempar(ilqo),dan melahirkan dalam
keadaan mati(imlaash).
7
berpotensi untuk bertahan hidup di luar rahim juga dikenal dengan sebutan "aborsi
tahap akhir".
8
pengeluaran buah kehamilan pada waktu janin masih demikian
kecilnya sehingga tidak dapat hidup.2
B. Sejarah aborsi
Masalah aborsi bukanlah masalah yang baru.Ia sudah ada sejak Zaman
purba/kuno.Yang membedakannya hanyalah kadarnya yang semakin lama
semakin intens,searah dengan perkembangan teknologi yang semakin
memudahkan pelaksanaan aborsi dengan resiko kematian ibu semakin kecil.
2
Prof. Dr. Huzaimah Tahido yanggo, Masail fiqhiyyah (Bandung: 2005, Angkasa).
9
melindungi hak hidup janin,tetapi untuk melindungi hak ayah yang merasa
dirugikan karena jani tersebut mati.
10
animation” (penyawaan yang tertunda),dikatakan bahwa keberadaan nyawa/jiwa
manusia tidak bersamaan dengan terjadinya pembuahan,tetapi ada beberapa
hari/bulan setelah adanya pembuahan.Nama teori ini berasal dari bahasa latin
yaitu “anima” yang berarti jiwa.Oleh karena penundaan masuknya jiwa kedalam
raga manusia maka disebutlah teori tersebut delayed animation.
Abu ‘Ali Al-Husayn Ibn Abdillah Ibn Sina (980 – 1037 M),seorang dokter
Persia,ilmuan dan filsuf Islam paling terkenal dalam bidang kedokteran Ia menulis
dua buku yang sanagt penting yakni kitab ash-shifa (buku penyembuhan)sebuah
buku ensiklopedi filsafat dan ilmiah yang mendalam.Bukunya yang kedua ialah
buku”kaidah-kaidah kedokteran”,yang menjelaskan bahwa aborsi hanya boleh
11
dilakukan dalam keadaan gawat untuk menyelamatkan nyawa ibunya.maaka
aborsi merupakan perbuatan yang keji jika dilakuakan yanpa sebab yang pastinya.
Pada abad ke-12,Salah seorang hakim dari Raja Hendrik III yaitu Henry de
Bracton menulis pertama kali hukum sipil mengenai aborsi.Menurutnya aborsi
dilarang bila sudah terbentuknya janin,yakni sejak adanya tanda-tanda pergerakan
janin(quickening).singkatnya menurut hukum Henry de Bracton itu,aborsi bisa
dilakukan dengan cukup leluasa meskipun secara legal,hanya bisa dilakukan
sebelum janinnya bisa bergerak.
Pada awal abad ke-19, asumsi Aristoteles tentang janin mendapat serangan
dari Ferdinand Kember, seorang dokter. Dia ragu bahwa tahap kehidupan janin
dimulai pada hari ke-40 setelah pembuahan.
12
penentang aborsi pun beroleh angin. Di sejumlah negara, mereka menuntut
pemerintah melarang laku aborsi dengan hukum.
Pada pertengahan tahun 1970 yang lalu, negara bagian New York di
Amerika Serikat menyatakan berlakunya sebuah undang-undang yang
memperbolehkan pengguguran kandungan dengan sengaja ( abortus provokatus).
Undang-undang itu memperkenankan seseorang yang untuk menggugurkan
kandungannya sampai Minggu ke-24.
Oleh karena itu, tidak salah apabila dikatakan bahwa beberapa rumah sakit
kecil memang bekerja untuk mecari keuntungan dalam oeluang tersebut,
mempergunakan kesempatan ini untuk “panen uang”. Akan tetapi , pada
umumnya rumaah sakit yang diselengarakan oleh penghimpun agama misalnya
13
katholik, tidak ambil bagian dalam kesempatan ini. Mereka hanya bersedia
melakukan abortus therpeutus, yakni penguguran yang dilakukan karena sebab
kepenyingan pengobatan.
Terlhat dari persentase tersebut bahwa anak dibawah umur pun sudah
berhubungan intim,karena masih dibawah umur dan belum bisa mengurus jabang
bayinya maka mereka melakukan perbuatan aborsi.
14
kolonial mengeluarkan undang-undang ini lantaran melihat praktik aborsi yang
membahayakan nyawa perempuan, seperti cara pijat tradisional.
C. Klasifikasi aborsi
1. Aborsi spontan
2. Aborsi provokatus
a. Aborsi Theurapeutic/medicinalis
b. Aborsi kriminalis
c. Aborsi eugenetik
d. Aborsi langsung-tak langsung
e. Selektive abortion
1. Aborsi spontan
15
Aborsi spontan (spontaneus abort), ialah aborsi yang tidak disengaja titik
aborsi spontan biasa terjadi karena penyakit sphylis, demam panas yang hebat,
penyakit ginjal, TBC, kecelakaan, dan sebagainya.
Lebih dari 80% keguguran terjadi dalam tiga bulan pertama kehamilan.
Keguguran jarang terjadi setelah 20 minggu kehamilan; jika pun terjadi, hal ini
disebut keguguran terlambat.
16
1. Infeksi
1. kondisi medis pada ibu, seperti diabetes atau penyakit tiroid
2. masalah hormon
3. respon sistem kekebalan tubuh
4. masalah fisik pada ibu
5. kelainan rahim
Seorang wanita memiliki risiko keguguran lebih tinggi jika dia diatas usia
35 tahun, Memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes atau masalah tiroid Telah
mengalami keguguran tiga kali atau lebih.
Insufisiensi serviks
Insufisiensi serviks adalah suatu kondisi kelemahan dari leher rahim
(serviks). Keguguran kadang-kadang terjadi karena ada kelemahan dari leher
rahim, yang disebut inkompentensia serviks, sehingga leher rahim tidak bisa
menahan kehamilan. Keguguran karena inkompetensia serviks biasanya terjadi
pada trimester kedua.
Biasanya ada beberapa gejala sebelum keguguran disebabkan oleh
insufisiensi serviks. Seorang wanita mungkin merasa ada tekanan tiba-tiba, “air
ketuban” bisa pecah, dan jaringan dari janin dan plasenta dapat dikeluarkan tanpa
banyak rasa sakit. Serviks yang tidak mampu menahan biasanya dapat diobati
dengan “cirlcing” yang dijahit yang diletakkan di leher rahim pada kehamilan
berikutnya, biasanya sekitar 12 minggu. Jahitan itu akan memegang leher rahim
tertutup sampai nantinya ditarik keluar sekitar menjelang waktu persalinan.
Jahitan juga dapat ditempatkan di serviks jika belum ada riwayat keguguran
sebelumnya dengan syarat adanya insufisiensi serviks yang ditemukan cukup dini.
2. Aborsi provokatus
17
Secara medis, aborsi ialah penghentian dan pengeluaran hasil kehamilan
dari rahim sebelum janin bisa hidup diluar kandungan. Umur janin bisa hidup
diluar kandungan ini ada yang memberi batas 20 Minggu, tetapi ada pula yang
memberi batas 24 Minggu. Kalau pengeluaran janin berumur 7 bulan disebut
immature, sedangkan berumur 7-9 bulan disebut premature, berumur 9 bulan atau
lebih disebut Mature titik jadi, pengeluaran janin yang berakibat kematian terjadi
sampai dengan umur 20-24 Minggu disebut pengangguran/aborsi akan tetapi
kalau pengeluarannya dilakukan sesudah itu dan mengakibatkan kematian janin
disebut pembunuhan bayi.
Ada beberapa penyebab atau alasan yang mendasari seorang wanita tidak
menginginkan kehamilan, antara lain sebagai berikut ini:
Beberapa efek jangka pendek dan jangka panjang yang terjadi pada pelaku
abortus provokatus kriminalis yaitu:
18
1. Infeksi
Salah satu dampak yang paling umum dari tindakan abortus provokatus
kriminalis adalah infeksi. Hal ini dapat disebabkan oleh aborsi yang tidak lengkap
atau paparan bakteri pada vagina, seperti berhubungan seks terlalu cepat setelah
melakukan aborsi. Alih-alih menggunakan tampon, Anda dapat mengurangi risiko
infeksi dengan menunggu beberapa waktu sebelum kembali melakukan hubungan
seks dan menggunakan pembalut. Gejala infeksi yang muncul akibat abortus
provokatus kriminalis meliputi cairan vagina yang berbau tajam, demam, dan
nyeri panggul yang parah. Infeksi yang tidak segera diobati dapat menyebabkan
penyakit radang panggul, sehingga jika Anda mengalami gejala seperti yang telah
disebutkan, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan.
2. Syok septik
Aborsi kriminalis dengan syok septik adalah kondisi darurat medis. Jika
tidak segera diobati, syok septik dapat berakibat fatal. Kondisi ini dapat
menyebabkan kegagalan organ dan merusak hampir semua bagian tubuh Anda.
Komplikasi dari syok septik ini sendiri meliputi:
a) Gagal napas
b) Gagal jantung
c) Gagal hati
d) Gagal ginjal
e) Gangren
3. Pendarahan
19
dengan darah berwarna merah cerah setelah 24 jam pertama pasca aborsi. Selain
itu, pendarahan akibat abortus kriminalis juga disertai dengan rasa sakit yang
menusuk dan terus menerus.
20
Di sini sebenarnya terjadi suatu konflik hak antara berbagai pihak,
yakni hak hidup janin yang ada dalam kandungan, hak hidup si Ibu, dan hak
anak-anak yang lain ( kalau sudah punya) untuk mempunyai ibu. Pelaksanaan
aborsi theurapheutic/medicinalis merupakan keadaan yang sulit dan dilematis,
yang terpaksa harus memilih salah satu dari antara hak hidup yang tinggi
nilainya. Oleh karena itu, sebelum dilaksanakan aborsi ini perlu dicermati
benar-benar Apakah memang nyawa si Ibu hanya bisa diselamatkan dengan
cara aborsi.
21
keluarga besar, memelihara kecantikan, mempertahankan status sebagai
wanita karir dan sebagainya.
2) Dorongan kecantikan. Dorongan ini timbul biasanya bila ada
kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan an-nur lahir dalam keadaan
cacat, akibat radiasi, obat-obatan, keracunan, dan sebagainya
3) Dorongan moral. Dorongan ini muncul Biasanya karena wanita
yang hamil tidak sanggup menerima sanksi sosial dari masyarakat,
disebabkan hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan
agama, seperti kumpul kebo atau kehamilan diluar nikah.
4) Dorongan lingkungan. Faktor lingkungan juga mempengaruhi
insiden pengguguran kehamilan muda, misalnya sikap dari penolong
( dokter, bidan, dukun, dan lain-lain), pemakaian kontrasepsi, norma
tentang aktivitas seksual dan hubungan seksual diluar pernikahan, norma
agama norma dan moral.
c. Aborsi Eugenetik
Aborsi eugenetik adalah penghentian kehamilan untuk menghindari
kelahiran bayi yang cacat atau bayi yang mempunyai penyakit
genetis.Eugenisme adalah ideologi yang diterapkan untuk mendapatkan
keturunan hanya yang unggul/baik saja. Kalau kriteria eugenetik ini
diterapkan pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka K3 ada masalah etika
nya. Akan tetapi, kalau kriteria ini diterapkan kepada manusia, maka ini akan
menjadi masalah besar, sebab dengan tindakan itu berarti orang-orang cacat,
baik yang cacat fisik, mental, orang yang sakit, jompo dan lain-lainnya, tidak
berhak untuk hidup di dunia ini Dan harus dibunuh.
22
bukan menjadi tujuan dalam tindakan itu. Misalnya: seorang ibu yang hamil
dan ketahuan mempunyai penyakit kanker rahim ganas dalam kondisi yang
menghadirkan titik dokter mengadakan intervensi medis untuk mengangkat
rahim itu, karena kalau tidak diangkat akan menjalar ke bagian tubuh lainnya
dan mengakibatkan kematian oleh karena janin itu ada di dalam rahim yang
diangkat maka janin tersebut ikut terangkat dan ikut mati intensi/maksud
tindakan dokter itu bukan untuk menggugurkan kandungannya tetapi untuk
mengangkat rahim; Hanya saja karena na di dalam rahim itu ada bayinya
maka terjadilah aborsi sebagai konsekuensi yang tak dapat dihindarkan atas
tindakan pengangkatan rahim itu.
e. Selective abortion
23
Pengguguran yang dilakukan secara medis dirumah sakit, biasanya
menggunakan metode sebagai berikut : (1) Currtage dan Dilatage (C & D), (2)
dengan alat khusus mulut rahim dilebarkan, kemudian janin dikiret dengan alat
seperti sendok kecil, (3) aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil,
(4) hysterotomi (melalui operasi).
Metode yang paling umum disebut aspirasi vakum atau sedot. Caranya
dapat dilakukan dengan anestesi lokal maupun umum. Di sini ada dua tahapan.
Pertama, serviks membesar atau diperlebar dengan memasukkan batangan
batangan kecil dengan hati-hati ( disebut sonde) dengan ukuran yang makin
membesar, kedalam dan keluar dari serviks bergantian. Bila serviks sudah
melebar- hanya beberapa milimeter- sebuah tabung dimasukkan ke uterus (rahim)
24
melalui serviks. Isi rahim disedot keluar menggunakan alat penyedot yang
melekat pada tabung.
Metode abortus lain yang umum kecuali aspirasi vakum, antara Minggu
kehamilan ke-12-14 dilatasi dan kuretase atau D dan K. Metode ini hampir selalu
digunakan dengan anestesi umum, tetapi tidak perlu harus selalu begitu.
Serviks diperlebar dengan cara yang sama seperti untuk aspirasi vakum.
Kadang-kadang bagian prosedur ini dibantu dengan memasukkan prostaglandin
atau substansi yang disebut laminaria ( sejenis rumput laut) ke vagina. Kedua
Teknik ini membantu agar servis dapat dibuka dengan mudah dan dapat
mengurangi resiko kerusakan karena bunyi-bunyian logam. Pada teknik D dan K,
isi rahim dikeluarkan dengan alat yang disebut kuret, bukan dengan penyedot
titik urat terbuat dari kawat lunak dan tampak seperti kodok kecil. Kuret
digunakan dengan hati-hati untuk membersihkan rahim.
25
umurnya kurang dari 6 minggu. Untuk menggantikan solusi salline hyportonic,
dapat disuntikkan prostaglandin F2a, yang dapat lebih cepat menimbulkan
kontraksi.
26
biasanya merupakan cara paling aman untuk melakukan abortus pada
tahap kehamilan ini. Setelah cairan diberikan, si wanita harus menunggu
beberapa jam ( antara 8-18) sebelum terjadinya keguguran. Selama waktu
ini ia akan mengalami rasa sakit akibat kontraksi rahim-seperti rasa mual
dan diare. Obat penenang dapat diberikan untuk mengurangi
penderita,tetapi Teknik ini tergantung pada ada kesadaran si wanita.
Biasanya metode ini harus diikuti dengan teknikD dan K untuk
menghilangkan sisa yang ada, yang mungkin tidak ikut keluar bersama
dengan darah keguguran tersebut.
27
kecuali bahwa dilakukan hanya sampai kehamilan minggu ke tujuh, teknik ini
tidak menggunakan penyedotan yang kuat seperti aspirasi vakum, tetapi kadang-
kadang juga disebut sebagai teknik penyedotan mini. Dokter akan menyuntikkan
anestesi lokal ke serviks kemudian mengeluarkan isi rahim melalu jarum yang
dipasang pada rahim melalui serviks. Eksraksi menstruasi biasa dilakukan pada
unit rawat jalan. Seorang perawat dapat diminta memegaang tangan anda dan
berbicara dengan anda untuk mendapat ketenangan selama prosedur tersebut
dilakukan, yang umumnya hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.
Sebagian besar wanita sudah dapat pulang beberapa jam setelah aborsi.
Kekurangan utama dari teknik ini yan belum tersebar luas, adalah bahwa
kehmilan dapat terlewatkan. Beberapa orang merasa bahwa resiko aborsi ulan
lebih berbahaya dan karena itu lebih suka menungggu untuk aspirasi vakum.
Resikonya sekitar 1%.
Pesari prostagkandin, ini merupakan metode aborsi dini lain yang masih
dalam pengawasan di beberapa tempat Inggris. Meliputi dimasukkannya
prostaglandin ke vagina, yang merangsang konstraksi rahim dan membesarkan
serviks sehingga isi rahim keluar. Kadang-kadang prostaglandin menimbulkan
kejang yang hebat atau diare dan muntah. Semua teknik diatas ini tidak selalu
berhasil. Jadi beberapa wanita pada akhirnya tetap saja harus menjalani prosedur
D dan K.
28
Pasal 10 Kodeki(kode etik kedokteran Indonesia) menyebutkan:
Dalam hal ini sumpah dokter yang dipakai di Indonesia adalah sumpah
yang diturunkan dari sumpah Hippocrates,dilarang melakukan aborsi.
2. KUH Pidana
29
2) Kalau yang bersalah berbuat karena mencari keuntungan, atau melakukan
kejahatan itu sebagaimana pencaharian atau kebiasaan atau kalau ia seorang
dokter, bidan atau juru obat, pidana dapat ditambah sepertiga nya.
3) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan itu dan pekerjaannya, maka
dapat dicabut haknya melakukan pekerjaan itu.
1) Bila seorang dokter, bidan atau juru obat membantu kejahatan tersebut
dalam pasal 346 atau bersalah melakukan atau membantu salah satu kejahatan
diterangkan dalam pasal 347 dan 348 maka pidana yang ditentukan dalam
30
pasal itu dapat ditambah sepertiga nya dan dapat dicabut haknya melakukan
pekerjaannya yang dipergunakan untuk menjalankan kejahatan itu.
Secara singkat, menurut KUHP, yang dihukum dalam kasus aborsi ini ada
berbagai pihak, yakni:
Pelaksanaan aborsi, yakni tenaga medis atau dukun atau orang lain
dengan hukuman maksimal 4 tahun atau 4 tahun ditambah sepertiga nya
dan bisa juga dicabut hak praktiknya.
Wanita yang menggugurkan kandungannya, dengan hukuman
maksimal 4 tahun
Orang-orang yang terlibat secara langsung dan menjadi penyebab
terjadinya aborsi itu dihukum dengan hukuman yang bervariasi.
Pasal 15 ayat 1:
Ayat 2:
31
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) hanya
dapat dilakukan:
Pasal 75 ayat 1:
Ayat 2:
32
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
Ayat 3:
Ayat 4:
Pasal 76 ayat 1:
Ayat 2:
Ayat 3:
Ayat 4:
33
dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
Ayat 5:
"setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1
miliar."
34
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita).
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
9. Kanker hati (Liver Cancer).
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi. Infeksi rongga
panggul infeksi pada lapisan rahim.
12. Resiko gangguan psikologis.
13. Resiko kesehatan mental.
Aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan
dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang
sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam
dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau
PAS. Dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%).
2. Berteriak-teriak histeris (51%).
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%).
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%).
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%).
Di luar hal-hal tersebut di atas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam
hidupnya. Perasaan itu muncul hingga alam bawah sadarnya. Mimpi kehadiran
seorang anak kecil adalah hal yang biasa, namun sangat mempengaruhi
35
perasaannya setelah terbangun, dan terkadang cukup mengganggu aktifitas
kesehariannya.
Para fuqoha (ahli hukum islam turun tutup telah sepakat mengatakan
bahwa pengguguran kandungan (aborsi) sudah ditiupkan roh (selama 4 bulan
kehamilan) adalah haram, tidak boleh dilakukan karena perbuatan tersebut
merupakan kejahatan terhadap nyawa nya.
….. }٣٢ :]٥[ اس َجمِي ًعا …… {المائدة ِ ْس أَ ْو َف َسا ٍد فِي ْاألَر
َ ض َف َكأ َ َّن َما َق َت َل ال َّن ٍ َمنْ َق َت َل َن ْف ًسا ِب َغي ِْر َن ْف
36
Hukumnya adalah “Mubah;boleh” yaitu diperbolehkan menggugurkan
kandungan (tanpa sebab ada ‘udzur) selagi belum ada tanda-tanda kehidupan, dan
belum mencapai usia kandungan setelah berumur 120 hari, sebab janin yang
belum mencapai usia ini belum dikatakan manusia, karena belum adanya ruh
pada janin. Ada pendapat sebahagian ulama Madzhab ini hukumnya adalah
“Makruh” jika menggugurkannya tanpa sebab ada ‘udzur. Namun jika dalam
penggugurannya tanpa sebab ‘udzur malah mendatangkan mudorat maka
hukumnya adalah berdosa.
37
Diperbolehkan namun hukumnya adalah “Makruh” menggugurkan
kandungan apabila sudah mencapai pada usia antara 40, 42, dan 45 hari dari awal
kehamilannya, dengan syarat jika ada persetujuan dari suami dan isteri, dan jika
tidak mendatangkan kemudoratan dalam penggugurannya. Namun jika usia
kandungan seteleh diatas empat puluh harian (antara 40, 42, dan 45 hari dari awal
kehamilan) digugurkan, maka mutlak hukumnya adalah “Haram”.
38
Otoritas Negara harus dapat menjamin perlindungan dan kemaslahatan
bagi rakyatnya. Dan rakyat harus patuh terhadap Negara dan seluruh perangkat
undang-undang yang telah ditetapkan yang tidak bertentangan dengan hukum
syari’at Islam yang telah disepakati oleh lembaga ulama yang berkompeten.
Allah Swt mengisyaratkan didalam firman-Nya,
ِيَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا أَ ِطيعُوا هللاَ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َو أُوْ لِى ْاألَ ْم ِر ِمن ُك ْم فَإِن تَنَا َز ْعتُ ْم فِي َش ْى ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى هللا
}٥٩:]٤[ ك َخ ْي ُُر َوأَحْ َسنُ تَأْ ِويالً {النسآء َ َِوال َّرسُو ِل إِن ُكنتُ ْم تُ ْؤ ِمنُونَ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم ْاألَ ِخ ِر َذل
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri (para ulama & pemerintah) di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah(Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya” (QS. Annisa’ [4] : 59)
َُول َوإِلَى أُوْ لِى ْاألَ ْم ِر ِم ْنهُ ْم لَ َعلِ َمهُ الَّ ِذين ِ َْوإِ َذا َجآ َءهُ ْم أَ ْم ُُر ِّمنَ ْاألَ ْم ِن أَوْ ْال َخو
ِ ف أَ َذاعُوا بِ ِه َولَوْ َر ُّدوهُ إِلَى ال َّرس
}٨٣ : ]٤[ يَ ْستَنبِطُونَهُ ِم ْنهُ ْم َولَوْ الَ فَضْ ُل هللاِ َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُهُ الَتَّبَ ْعتُ ُم ال َّش ْيطَانَ إِالَّ قَلِيالً {النسآء
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya
kepada Rasul dan Ulil Amri (Para ulama & pemerintah) di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat)
39
mengetahuinya dari mereka (Rasul dan para ulama & pemerintah]). Kalau
tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut
syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)” (QS. Annisa’ [4] : 83)
1. Malu karena hamil diluar nikah sebab perzinahan, meskipun usia wanita yang
hamil masih anak dibawah umur. Maka hukumnya mutlak adalah “Haram”.
Jika alasannya karena usia anak masih dibawah umur, masih sekolah, masih
labil, dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini, maka kedua orang tua baik dari
pihak laki-laki dan wanita harus ikut bertanggung jawab menjaga,
memelihara dan melindunginya. Jika kedua orang tua mereka wafat atau tidak
ada, maka pemerintah wajib memberikan perlindungan kepada mereka
sampai mereka bisa mandiri. Jadi hamil sebab karena pezinahan (suka sama
suka) sama ada usianya masih dibawah umur apalagi usia sudah dewasa
40
(apapun alasannya), maka Haram hukumnya digugurkan. Tentang setatus
anak hamil di luar nikah dapat dilihat tulisan KH.Ovied. R dengan judul
“Hukum Nikah Hamil Diluar Nikah/tahun 2005”
2. Malu hamil karena sebab pemerkosaan dan usia wanita yang hamil masih
dibawah umur atau sudah dewasa, maka menggugurkan kandungannya
diperbolehkan dengan syarat,
a. Sebagaimana pendapat mayoritas Ulama, boleh menggugurkan
kandungan selama janin belum ada ruh (sebelum usia janin mencapai
lebih 120 hari dari awal kehamilan). Dan mutlak hukumnya adalah
“Haram” jika menggugurkan janin yang sudah memiliki ruh”.
b. Bagi yang ingin menggugurkan kehamilannya harus ada izin dari lembaga
yang berkompeten dan payung hukum undang-undang Negara yang
membolehkannya.
c. Tempat menggugurkannya (Rumahsakit, atau tempat Bersalin) harus yang
sudah mendapat izin dan payung hukum dari pemerintah.
3. Sebab penyakit ganas (seperti penyakit Aids, Kanker, dan penyakit ganas
lainnya). Namun jika usia janin sudah berusia diatas 120 hari (sudah adanya
ruh), maka tidak boleh digugurkan dan hukumnya adalah tetap “Haram”.
4. Bolehnya menggugurkan kandungan karena udzur yaitu karena alasan
kesehatan, seperti dapat menyebabkan kematian sang Ibu, jika janin yang
dikandung tidak digugurkan malah keduanya akan
Sekarang ini fikih Islam dianggap mandul karena peran kerangka teoretik
ilmu ushul fikih dirasa kurang relevan lagi untuk menjawab problem
kontemporer. Karena itu, muncul banyak tawaran metodologi baru dari para pakar
41
Islam kontemporer dalam usaha menggali hukum Islam dari sumber aslinya untuk
disesuaikan dengan dinamika kemajuan zaman.
42
Berdasarkan metode yang digunakan, terungkap bahwa walau ada
persamaan dalam keputusan hukum aborsi, tetapi dalam kenyataannya metode
yang digunakan Muhammadiyah lebih mengedepankan pembaharuan (tajdid)
dalam pengambilan suatu keputusan dengan tanpa terikat mazhab tertentu serta
lebih banyak terpengaruh oleh pemikiran para pembaharu Islam yang lahir
sebagai respon terhadap gagasan reformasi seperti; Jamaluddin al-afghani,
Muhammad Abduh, Yusuf Qardawi, Syahrur maupun syalthut dengan mengacu
kembali pada ajaran al-qur an dan as-sunah. Sedangkan NU dengan Bahtsul
Masailnya lebih mengedepankan pada pemeliharaan khasanah dan tradisi ulama
salafy dalam ber-istinbat, juga dalam cara berpikirnya lebih banyak dipengaruhi
oleh mazhab Syafi’iyah.
H. Hukum aborsi
43
Para sahabat dengan latar belakang yang berbeda-beda, kapasitas ilmu
yang tidak sama, bahkan mata pencaharian yang beraneka ragam, benar-benar
terayomi dengan kepastian hukum dan pelaksanaannya di bawah pengawasan dan
bimbingan Rasulullah SAW titik Jadi, bukan tanpa perbedaan pendapat
dikalangan para sahabat waktu itu tetapi bimbingan Rasulullah SAW berhasil
mengarahkan semua itu untuk menjadikan kesatuan langkah para sahabat dalam
Ridha Allah SWT.
Al-Qur’an dan Al-sunnah adalah dua sumber ajaran Islam yang telah
disepakati oleh semua pihak baik generasi Salaf maupun khalaf.Al-Qur’an
diturunkan untuk dijadikan petunjuk atau pedoman hidup bagi manusia untuk
meraih kesempurnaan hidup didunia dan kebahagiaan hidup diakhirat yang abadi.
Oleh karena itu setiap muslim dituntut untuk berpegang teguh denganAl-
Qur’an dan As-Sunnah dan dijamin tidak akan tersesat selama berpegang teguh
dengan keduanya.
Tetapi terkadang, tidak sedikit orang yang keliru dan salah dalam
mengambil kesimpulan hukum dari Al-Quran akibatnya salah dalam
mengamalkannya.
44
dan As-Sunnah. Dikaji pula berbagai bahan yang diperlukan, baik dalam kisah-
kisah para nabi dan orang-orang terdahulu, situs-situs sejarah, bahasa-bahasa
yang digunakan, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan oleh mereka demi
mendapatkan pedoman pedoman yang diperlukan. Maka lahirlah Al-qawa’id al-
mu’tabarah ( kaidah-kaidah baku yang diakui).
45
Tidak semua ayat Al-Qur’an atau Al-Hadits dapat dipahami secara tekstual,
banyak sekali ayat atau hadis yang membutuhkan pemahaman tepat agar sesuai
dengan maksud yang di tujukan oleh ayat atau hadis tersebut. Maka ada masalah
yang dapat disimpulkan karena pendapat kejadian serupa pada masa Rasulullah
SAW, atau ada yang harus terus digali karena masaalahnya benar-benar
kontemporer.
“maha luas kursi Allah seluas langit -langit dan bumi.”(Qs. Al-
Baqarah[2]: 255).
46
b. Menerima dan meyakini isi kandungan Al-Qur’an sekalipun tampaknya
bertrntangan dengan ‘aqliy dan ‘adliy, seperti peristiwa isra’ dan mi’raj.
Firman Allah ta’ala:
َ ه لَيْال ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام إِلَى ْال َم ْس ِج ِد األ ْقbِ ُس ْب َحانَ الَّ ِذي أَ ْس َرى بِ َع ْب ِد
َ َصى الَّ ِذي ب
ار ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن
}١: ]١٧[ صي ُر {االسراء ِ َآيَاتِنَا ِإنَّه هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب
}٤٣: ]٤[ َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم َمرْ ضى أَوْ عَلى َسفَ ٍر أَوْ جا َء أَ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغائِ ِط أَوْ ال َم ْستُ ُم النِّسا َء {النساء
“ Dan jika kalian sakit atau sedang dalam musafir atau seseorang di
antara kalian datang dari tempat buang air atau kalian telah menyentuh
perempuan.”(Qs.An-Nisa[4] :43).
d. Apabila ayat Al-Qur’an tampaknya bertentangan dengan hadits bila tidak
ditrmukan jalan untuk di-jama’, didahulukan ayat Al-Qur’an.
e. Menerima adanya ayat-ayat nasikh dalam Al-Qur’an tetapi tidak
menerima adanya ayat-ayat yang mansukh.
f. Menerima tafsir dari para shahabat dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an
(tidak hanya penfsiran Ahlu al-Bait), dan mengambil penafsiran para
shahabat yang lebih ahli seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud, jika terjadi
perbedaan penfsiran di kalangan shahabat.
g. Mengutamakan tafsir bi al-Ma’sur dari pada tafsir bi al-Ra’yi
(akal/logika).
47
h. Dalam penfsiran Al-Qur’an lebih mendahulukan mantuq daripada
mafhum serta menggunakan kaidah ushuliyyah lughawyyah dan kaidah
fiqhiyyah.
Dengan catatan apabila sebab da’if-nya dari segi dabt(karena su’ul hifzi
dan mukhtalit) dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits lain
yang sahih. Adapun jika sebab da’if-nya itu sari segi ‘adalah seperti
kazzab (pendusta), yada’u al-hadis (memalsukan hadits), fisqu al-rawi,
atau matruk (tertuduh dusta), seperti kasirul ghalat/khata’, katsirul gaflah,
maka kaidah tersebut tidak dipakai.
48
g. Hadits mursal Tabi’iy dijadikan hujjah apabila hadits tersebut disertai
qarinah yang menunjukan ittisal-nya hadits tersebut.
h. Menerima hadits-hadits sebagai bayan terhadap Al-Qur’an.
i. Menerima kaidah:
الصحابة كلهم عدول
j. Riwayat orang yang tsiqah tetapi melakukan tadlis4 dapat diterima jika ia
menerangkan bahwa apa yang ia riwayatkan itu jelas sigat turuq tahamul
dan sigat al-ada’-nya yang menunjukan ittisal (tersambung/menerima
secara langsung), seperti menggunakan kata حدثنيhaddasanii.
k. Menerima kaidah:
الجرح مقدم على التعديل
“Anggapan jarh (cacat terhadap seorang perawi) harus didahulukan
daripada anggapan ‘adil/ tsiqoh.”
Dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika men-jarh menjelaskan sebab jarh-nya (mufassar)5maka yang
men-jarh didahulukan daripada ta’dil.
b. jIka yang men-jarh tidak menjelaskan sebab jarh-nya (mujmal)6,
maka didahulukan ta’dil daripada jarh.
c. Jika yang men-jarh tidak menjelaskan sebab jarh-nya (mujmal), tetapi
tidak ada seorang pun yang menyatakan tsiqah (men-ta’dil-nya) maka
Jarh-nya bisa diterima.7
4
Tadlis dalam pengertian umum adalah menyembunyikan ‘aib (cacat) pada suatu sanad hadits,
dan menampakan bahwa sanadnya bagus, dengan bentuk kalimat yang membuat pendengar
menyangka bahwa rawi yang melakukan tadlis ini benar-benar mendengar dari gurunya.
5
Seperti menyatakan: Fulan sayyi’ul hifzi, mugaffalun, fulan wadda’un, fulan kazzabun,dan lain-
lain.
6
Seperti menyatakan: Fulan sayyi’ul hifzi, mugaffalun, fulan wadda’un, fulan kazzabun,dan lain-
lain.
7
Demikian itu karena jika tidak ada yang men-ta’dil (men-tsiqat- kan) kepadanya, maka rawi
tersebut ada dalam keadaan majhul, dan memberlakukan (i’mal) ucapan yang men-jarh itu lebih
utama daripada tidak menganggapnya (ihmal).
49
B. Asas kedua selain dengan Al-Qur’an dan Al-Sunnah
Melakukan ijithad dengan mempertimbangkan ijma, qiyas, mashlahah
mursalah, istihsan, istishab, syar’u man qablana, saddu al-zari’ah, qaul
sahabiy dan ‘urf dengan rumusan-rumusan sebagai berikut:
1. Tidak menerima ijma’ secara mutlak kecuali ijma shahabat.
2. Tidak menerima qiyas dalam masalah ibadah mahdah, dan menerima
qiyas dalam masalah ibadah ghair mahdah selama memenuhu
persyaratan qiyas.
3. Menerima qa’idah-qa’idah, mashlahah mursalah, istishab, saddu al-
żari’ah, qaul shahabiy dan ‘urf.
50
1.2.Bila keduanya sahibu al-waqi’ah (pelaku kejadian), maka
tabaqat (tingkatan) shahabat yang lebih tinggi lebih
didahulukan. Termasuj menilik tabaqat rawi-rawi dibawah bia
diperlukan.
1.3.Mendahulukan riwayar Mutafaq ‘Alaihi daripada yang
lainnya.
1.4.Mendahulukan hadits riwayat al-Bukhari daripada muslim
kecuali pada kasus tertentu dengan qarinah lain. Seperti dalam
hal pernikahan Nabi SAW. Dengan siti Maimunah, dan Sa’i
setelah tawaf ifadhah.
1.5.Mendahulukan riwayat muslim daripada yang lainnya
1.6.Pada kasus tertentu banyak dan sedikitnya jalan periwayatan
dapat menjadi pertumbangan.
2. Aspek matan, misalnya:
2.1.Mendahulukan yang musbit daripada nafiy.
2.2.Mendahulukan yang khas (khusus) daripada yang ‘am
(umum).
2.3.Mendahulukan makna hakiki daripada makna majazi,
terkecuali dalam kasus tertentu makna majazi yang harus
dipergunakan.
2.4.Mendahulukan sabda (qauliy) daripada perbuatan (fi’liy).
d. Tariqatu al-tawwaquf, bila ketiga jalan di atas telah ditempuh, yaitu
Tariqatu al-jam’i, Tariqatu al-naskh, dan Tariqatu al-tajrih tetapi
tidak menghasilkan istinbath hukum yang dicari, maka dalil-dalil
yang tampak bertentangan itu ditangguhkan sementara waktu.
51
a. lebih memilih meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan jatuh pada
hukum Bid’ah daripada mengamalkan sesuatu yang diragukan
sunnahnya.
b. Tidak mengikat diri pada suatu mazhab. Pendapat Imam madzhab
menjadi bahan pertimbangan dan masukkan dalam mengambil
ketentuan hukum, sepanjang sesuai dengan jiwa Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
Hukum aborsi
Para ulama ketika akan memutuskan hukum secara syar’I tidak luput pula
pandangan mereka dari menimbang kaidah-kaidah usuliyah di antaranya:
52
الضرورة تبيح المحظورات
الضرر يزال
53
Demikian pula para ulama memperhatikan ayat-ayat Firman Allah dan hadis-hadis
Rasulullah saw :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari pati (yang berasal)
dari tanah;Kemudian Kami jadikan “pati” itu (setitis) air benih pada penetapan
yang kukuh;Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku.
lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami
ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang
itu dengan daging. Setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk dia menjadi
makhluk yang lain sifat keadaannya. Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian
Allah sebaik-baik Pencipta”.(Qs.Al-mukminun 12-14)
ب ُث َّم مِنْ ُن ْط َف ٍة ُث َّم مِنْ َعلَ َق ٍة ُث َّم مِنْ مُضْ َغ ٍة م َُخلَّ َق ٍة ِ ْب مِنْ ْال َبع
ٍ ث َفإِ َّنا َخ َل ْق َنا ُك ْم مِنْ ُت َرا ٍ َياأَ ُّي َها ال َّناسُ إِنْ ُك ْن ُت ْم فِي َر ْي
ُ ََو َغي ِْر م َُخلَّ َق ٍة لِ ُن َبي َِّن لَ ُك ْم َو ُنقِرُّ فِي اأْل َرْ َح ِام َما َن َشا ُء إِلَى أَ َج ٍل ُم َس ًّمى ُث َّم ُن ْخ ِر ُج ُك ْم طِ ْفاًل ُث َّم لِ َتبْلُ ُغوا أ
ش َّد ُك ْم َو ِم ْن ُك ْم
َمنْ ُي َت َو َّفى َو ِم ْن ُك ْم َمنْ ي َُر ُّد إِلَى أَرْ َذ ِل ْال ُعم ُِر لِ َك ْياَل َيعْ لَ َم مِنْ َبعْ ِد عِ ْل ٍم َش ْي ًئا
54
menerangkan kepada kamu (kekuasaan Kami); dan Kami pula menetapkan dalam
kandungan rahim (ibu yang mengandung itu) apa yang Kami rancangkan hingga
ke suatu masa yang ditentukan lahirnya; kemudian Kami mengeluarkan kamu
berupa kanak-kanak; kemudian (kamu dipelihara) hingga sampai ke peringkat
umur dewasa; dan (dalam pada itu) ada di antara kamu yang dimatikan (semasa
kecil atau semasa dewasa) dan ada pula yang dilanjutkan umurnya ke peringkat
tua pikun sehingga ia tidak mengetahui lagi akan sesuatu yang telah diketahuinya
dahulu”.(Qs.Al-Hajj:5)
َ ض ُك ْم َوأَ ْب َش
ار ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم َح َرا ٌم َكحُرْ َم ِة يَوْ ِم ُك ْم هَ َذا فِي َشه ِْر ُك ْم هَ َذا فِي بَلَ ِد ُك ْم َ فَإ ِ َّن ِد َما َء ُك ْم َوأَ ْم َوالَ ُك ْم َوأَ ْع َرا-٦٥٥١
– هَ َذا
ق قَا َل إِ َّن أَ َح َد ُك ْم ُ ق ْال َمصْ دُو ُ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوه َُو الصَّا ِد
َ ِ ال َع ْب ُدهَّللا ِ َح َّدثَنَا َرسُو ُل هَّللاَ َب قٍ ع َْن َز ْي ِد ْب ِن َو ْه
ث هَّللا ُ َملَ ًكاُ ك ثُ َّم يَ ُكونُ ُمضْ َغةً ِم ْث َل َذلِكَ ثُ َّم يَ ْب َع َ ِط ِن أُ ِّم ِه أَرْ بَ ِعينَ يَوْ ًما ثُ َّم يَ ُكونُ َعلَقَةً ِم ْث َل َذل
ْ َيُجْ َم ُع َخ ْلقُهُ فِي ب
ت َويُقَا ُل لَهُ ا ْكتُبْ َع َملَهُ َو ِر ْزقَهُ َوأَ َجلَهُ َو َشقِ ٌّي أَوْ َس ِعي ٌد ثُ َّم يُ ْنفَ ُخ فِي ِه الرُّ و ُح – رواه البخاري
ٍ فَي ُْؤ َم ُر بِأَرْ بَ ِع َكلِ َما
55
ث ْ ُّصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل إِ َذا َم َّر بِالن
َ طفَ ِة ثِ ْنتَا ِن َوأَرْ بَعُونَ لَ ْيلَةً بَ َع َ ِ ْت َرسُو َل هَّللا
ُ فَإِنِّي َس ِمع: قال ابن مسعود
٤٧٨٣ : ص َرهَا َو ِج ْل َدهَا َولَحْ َمهَا َو ِعظَا َمهَا– رواه مسلم َ َق َس ْم َعهَا َوب َ َهَّللا ُ إِلَ ْيهَا َملَ ًكا ف
َ َص َّو َرهَا َو َخل
ُق نَحْ ن ٍ قُلْ تَ َعالَوْ ا أَ ْت ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم أَاَّل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َواَل تَ ْقتُلُوا أَوْ اَل َد ُك ْم ِم ْن ِإ ْماَل
ق َذلِ ُك ْمِّ س الَّتِي َح َّر َم هَّللا ُ إِاَّل بِ ْال َح
َ ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف َ اح ِ نَرْ ُزقُ ُك ْم َوإِيَّاهُ ْم َواَل تَ ْق َربُوا ْالفَ َو
)١٥١( ََوصَّا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون
“Katakanlah: “Marilah, supaya aku bacakan apa yang telah diharamkan oleh
Tuhan kamu kepada kamu, iaitu janganlah kamu sekutukan dengan Allah
sesuatupun; dan hendaklah (kamu) membuat baik kepada ibu bapa; dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu kerana kepapaan, (sebenarnya)
Kamilah yang memberi rezeki kepada kamu dan kepada mereka; dan janganlah
kamu hampiri kejahatan-kejahatan (zina) – yang terang daripadanya dan yang
tersembunyi; dan janganlah kamu membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan jalan yang hak (yang dibenarkan oleh
Syarak). Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya kamu
memahaminya”. (Qs. Al-An’am : 151)
56
dan keturunan (binatang ternak dan manusia; sedang Allah tidak suka kepada
bencana kerosakan”.(Qs. Albaqarah : 205)
ْ َب قُتِل
)٩(ت ِّ َ ) بِأ٨(ت
ٍ ي َذ ْن ْ ََوإِ َذا ْال َموْ ُءو َدةُ ُسئِل
“Dan janganlah kamu membunuh diri seseorang manusia yang diharamkan oleh
Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar. Dan sesiapa yang
dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan warisannya
berkuasa menuntut balas. Dalam pada itu, janganlah ia melampau dalam
menuntut balas bunuh itu, kerana sesungguhnya ia adalah mendapat sepenuh-
penuh pertolongan (menurut hukum Syara’)”. (QS. Al Isra : 33)
ب أَ ْكبَ ُر ِع ْن َد هَّللا ِ قَا َل أَ ْن تَ ْدع َُو هَّلِل ِ نِ ًّداِ الذ ْنَّ ُُّول هَّللا ِ أَي
َ ال َر ُج ٌل يَا َرس َ َع َْن َع ْم ِرو ب ِْن ُش َرحْ بِي َل قَا َل قَا َل َع ْب ُدهَّللا ِ ق
ارك ِ ي قَا َل ثُ َّم أَ ْن تُزَ انِ َي بِ َحلِيلَ ِة َج ٌّ َال ثُ َّم أ
َ َك ق ْ َي قَا َل ثُ َّم أَ ْن تَ ْقتُ َل َولَدَكَ خَ ْشيَةَ أَ ْن ي
َ ط َع َم َم َع ٌّ َك قَا َل ثُ َّم أ
َ ََوهُ َو َخلَق
57
Kemungkinan Korban pemerkosaan
2. Perempuan masih muda belia yang belum yang telah dewasa secara biologis
tetapi belum sedikit pun siap untuk mengandung.
3. Janda
4. Gadis dewasa
Betapa akan sangat berat beban yang akan dipikul oleh korban pemerkosaan,
seorang perempuan yang bersuami, sungguh ia akan sangat terganggu secara
mental dari mulai perasaan traumatik sampai masalah merasa telah hilangnya
kesucian sebagai seorang istri, ditambah lagi dengan merasa ternistakannya
rasa sebagai seorang ibu dari anak-anaknya Selain itu bayi yang ada di dalam
kandungannya itu adalah anak manusia nista sipemerkosa dan perusak
kehormatan dan keagungannya sebagai seorang istri dan ibu. Betapa berat bila
ditambah dengan membayangkan apa yang akan terjadi ketika dia sudah
terlahir. Yaitu berupa sikap orang-orang di sekelilingnya.
Sikap orang-orang di sekelilingnya, mulai dari suami, anak-anak mertua, ibu
bapal dan lain-lain. Akankah mereka menerima dengan suka rela bahkan
menjadi gizi bagi kesembuhan dirinya dari beban mental yang teramat berat
58
ini? Atau justru menjadi beban lain yang akan semakin meruntuhkan semangat
hidupnya.
Seorang gadis yang teramat muda beliau yang masih polos, ia hanya baru
dewasa secara biologis, tetapi masih sangat anak-anak secara psikologis.
Dapat dibayangkan betapa traumatik yang dialami, kalau tidak digugurkan
bagaimana?
Demikian pula gadis suci ini, terutama yang telah bersiap-siap untuk dengan
laki-laki pilihan hatinya dan direstui oleh orang tuanya. dinodai oleh laki-laki
nista. Apa yang harus dilakukan, haruskah ia memberitahukan kehamilannya
ataukah digugurkan saja, lalu bagaimana kelanjutan kisah cintanya yang
diambang pernikahan itu.
Sekedar contoh : Seorang gadis muda belia dari Jawa timur diperkosa oleh
empat orang laki-laki. Dalam keadaan traumatis dan kebingungan yang amat
sangat diberangkatkan ke Jakarta guna dititipkan kepada pamannya. Semua orang
tidak tahu termasuk dirinya sendiri bahwa kehamilan mulai dialaminya. Demikian
kehamilan itu terus tumbuh dan berkembang sampai ia melahirkan di jamban.
Dalam keadaan bingung, cemas, dan entah apalagi perasaan dan pikiran yang
kalut berkecamuk, bayi itu dicincang menjadi sembilan potong. Ketika ditanyai
oleh polosi, ia hanya bisa menangis. ANTV, 17 Agustus 2005.
1. Pertimbangan Rasa
59
yang bersuami. Lalu gadis yang membunuh bayinya itu harus menghadapi sanksi
pidana penjara. Betapa malang dan memilukannya.
Hukum positif
60
Usia kehamilan dan usia Janin
1. Janin berarti sesuatu yang akan terbentuk dalam rahim wanita dari saat
pembuahan sampai kelahiran.
3. Setelah empat puluh dua hari (‘alaqah) Pada usia mulai 42 hari malailah terjadi
penciptaan bentuk, pendengaran, penglihatan, kulit, daging dan tulang belulang.
4. Usia 42 hari kedua , (mudgah) segumpal daging yang telah dilengkapi dengan
tulang belulang kulit serta organ lainnya
Dalam hal ini, fatwa para ulama terjadi perbedaan pendapat memutuskan
hukum aborsi yang dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Tentang menggugurkan kandungan janin pada usia setelah 120 hari atau
setelah ditiupkan ruh, hal ini tidak terdapat perbedaan ulama. Dalam hal ini
terjadi perbedaan pendapat apabila ada alasan madarat. Yaitu ada yang
membolehkan ada yang tetap haram dengan alasan apapun.
2. Pengguguran janin pada usia sebelum 120 dapat dibagi menjadi tiga fase,
yaitu, sebelum empat puluh, setelah empat puluh dan sebelum 120 hari.
Apabila kehamilan sebelum usia 40 hari, boleh digugurkan, karena yang
ada di dalam rahim itu masih berupa cairan sperma. Asal seizin suaminya.
Tetapi apabila usia kehamilan telah mencapai usia 40 hari, maka aborsi
boleh dilakukan apabila dapat mengangkibatkan tekanan jiwa, berupa sakit
61
jiwa atau tekanan mental berkepanjangan kepada korban perkosaan itu.
Atau dapat mengancam nyawa korban itu.
Fatwa MUI:
MUI sudah mengeluarkan fatwa tentang aborsi ini dua kali; tahun 2000
dan 2005. Pada fatwa tahun 2000 aborsi diharamkan baik sebelum atau sesudah
nafkhur-ruh (ditiupkan ruh pada janin/usia 120 hari), kecuali ada alasan medis
atau alasan lain yang dibenarkan syari’ah Islam.
62
disembuhkan. (2) Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh tim yang
berwenang yang di dalamnya antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.
63
BAB III
PENUTUP
64
1. Simpulan
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari pati (yang berasal)
dari tanah;Kemudian Kami jadikan “pati” itu (setitis) air benih pada penetapan
yang kukuh;Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku.
lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami
ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang
itu dengan daging. Setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk dia menjadi
makhluk yang lain sifat keadaannya. Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian
Allah sebaik-baik Pencipta”.(Qs.Al-mukminun 12-14)
س الَّتِي َحرَّ َم هَّللا ُ إِاَّل ِب ْال َح ِّق َو َمنْ قُ ِت َل َم ْظلُومًا َف َق ْد َج َع ْل َنا ل َِولِ ِّي ِه س ُْل َطا ًنا َفاَل يُسْ ِرفْ فِي ْال َق ْت ِل إِ َّن ُه
َ َواَل َت ْق ُتلُوا ال َّن ْف
)٣٣(ان َمنصُورً ا َ َك
Dan janganlah kamu membunuh diri seseorang manusia yang diharamkan oleh Allah
membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar. Dan sesiapa yang dibunuh secara
zalim, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan warisannya berkuasa menuntut
balas. Dalam pada itu, janganlah ia melampau dalam menuntut balas bunuh itu, kerana
sesungguhnya ia adalah mendapat sepenuh-penuh pertolongan (menurut hukum
Syara’). (QS. Al Isra : 33)
65
َ اض ُك ْم َوأَ ْب َش
- ار ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم َح َرا ٌم َكحُرْ َم ِة َي ْو ِم ُك ْم َه َذا فِي َشه ِْر ُك ْم َه َذا فِي َبلَ ِد ُك ْم َه َذا َ – َفإِنَّ ِد َما َء ُك ْ]م َوأَمْ َوالَ ُك ْم َوأَعْ َر
“Sesungguhnya darah kamu, harta kamu, kehormatan kamu, dan badan-badan kamu
itu haram (wajib dijaga) sebagaimana haramnya pada bulan kamu ini di negri kamu
ini…”(Hr. Al-Bukhari : 6551)
َ ب أَ ْك َب ُر عِ ْن َد هَّللا ِ َقا َل أَنْ َت ْدع َُو هَّلِل ِ ِن ًّدا َوه َُو َخلَ َق
ك َّ ُّش َرحْ ِبي َل َقا َل َقا َل َع ْب ُدهَّللا ِ َقا َل َر ُج ٌل َيا َرسُو َل هَّللا ِ أَي
ِ الذ ْن ُ ْن ِ َعنْ َع ْم ِرو ب
َ ُ َ ُ َ دَك َخ ْش َي َة أَنْ َي ْط َع َم َم َع
َ ََقا َل ُث َّم أَيٌّ َقا َل ُث َّم أَنْ َت ْق ُت َل َول
اركِ ك َقا َل ث َّم أيٌّ َقا َل ث َّم أنْ ُت َزان َِي ِب َحلِيلَ ِة َج
66
الضرورة تبيح المحظورات
الضرر يزال
Bedasarkan dalil-dalil yang bersumberkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta kaidah kaidah
dari ijma para ulama maka:
67
1. Aborsi provokatus kriminalis (pengakhiran kehamilan bukan atas dasar
indikasi medis) sejak terjadinya konsepsi (konsepsi) hukumnya haram
2. Aborsi provokatus terapeutikum (pengakhiran kehamilan atas dasar indikasi
medis) hukumnya
3. Aborsi akibat perkosaan sejak terjadinya konsepsi hukumnya haram.
2. Saran
a. Perlunya perhatian dari ahli medis mengenai abosi, karena banyak dilakukan
nya aborsi selain alasan medis besar resikonya, bahkan daapat menimbulkan
penyakit berat, seperti kanker san sebagainya.
b. Sebagai pelaku, sebaiknya berfikir dahulu sebelum melaksanakan praktek
aborsi, karena ini merupakan dampak jangka panjang, dan jika bukan karena
alasan medis lebih baik tidak melakukannya, selain didalam hukum medis
Agama pun melarang keras atas praktik aborsi bila tidak adanya madharat.
DAFTAR PUSTAKA
68
Al-Qur’an dan terjemahannya, kementerian Agama RI, Bandung: Sygma
Examedia Arkanleema, 2007.
Al-Bukhori, Muhammad bin ismail. 2009. Shahih Al-Bukhari. Dar al-kotob al-
ilmiyah, Lebanon.
Dedeng Rosidin, Drs. 2018. Ilmu ushul fiqih. Insan Rabbani, Bandung.
Farid, Ma'ruf. 1998. Aborsi dalam pandangan hukum islam. Raja Grafindo,
Jakarta.
69
https://www.annursolo.com, 16 Desember 2019
70