Anda di halaman 1dari 36

PANDANGAN AGAMA

TERHADAP ABORSI

Nikma Amalia (Kelompok 1) (P3.73.24.2.18.066)


Halimah Tusyadiah (Kelompok 2) (P3.73.24.2.18.055)
Malinda Fadhilah T. (Kelompok 3) (P3.73.24.2.18.061)
Renna Aeriaulia(Kelompok 4) (P3.73.24.2.18.068)
Nadya Putri N. (Kelompok 5) (P3.73.24.2.18.065)
Aurelia Verrent I. (Kelompok 6) (P3.73.24.2.18.046)
Pengertian
ABORSI
aborsi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk
mengakhiri masa kehamilan atau pengguguran
kandungan dengan cara mengeluarkan janin
(embrio) sebelum memiliki kemampuan untuk
bertahan hidup di luar rahim.

Aborsi Aborsi
Provocatus Terapeutik
• abortus (keguguran) yang sengaja dilakukan
para medis (dokter) demi menyelamatkan
Aborsi Terapeutik nyawa ibu yang dalam keadaan sangat jarang
(Al-Ijhâdh al-‘Ilâji ) bahwa kehamilannya dapat berlanjut dengan
selamat.

• adalah aborsi yang sengaja


Abortus dilakukan tanpa adanya indikasi
Provokatus (Al- medik (ilegal). Tujuannya hanya
untuk tidak melahirkan bayi atau
Ijhâdh al-Ijtimâ–’i ) untuk menjaga penampilan atau
menutupi aib dan sejenisnya.
Hukum Aborsi Provokatus (Al-Ijhâdh
al-Ijtimâ’i )
hukum aborsi dapat diklasifikasikan secara
umum menjadi dua:
Aborsi sebelum
ditiupkan ruh
pada janin

Aborsi setelah
ditiupkan ruh
pada janin
Aborsi sebelum ditiupkan ruh pada
janin

Pendapat para Ulama fikih dari berbagai madzhab, dapat disimpulkan


bahwa pendapat mereka dalam masalah ini menjadi 3 kelompok:
– Kelompok yang membolehkan aborsi sebelum ditiup ruh pada
janin. Ini pendapat minoritas Ulama madzhab Syâfi’iyah,
Hambaliyah dan Hanafiyah.
– Kelompok yang membolehkan aborsi sebelum dimulai
pembentukan bentuk janin yaitu sebelum empat puluh hari
pertama. Ini pendapat mayoritas mazhhab Hanafiyah, Syâfi;’iyah
dan Hambaliyah. Pendapat ini dirajihkan Syaikh Ali Thanthawi
rahimahullah.
– Kelompok yang mengharamkan aborsi sejak terjadinya pembuahan
dalam rahim. Ini pendapat yang rajih dalam madzhab Mâlikiyah,
pendapat imam al-Ghazâli, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu
Rajab al-Hambali dan Ibnu al-Jauzi. Inilah pendapat madzhab
Zhahiriyah.
Syaikh Ahmad Sahnuun seorang Ulama dari Maroko menyatakan: “Aborsi adalah
perbuatan tercela dan kejahatan besar yang dilarang dalam Islam. Juga diingkari
jiwa kemanusian dan jiwa-jiwa yang mulia menolaknya. Sebab hal itu adalah
pembunuhan jiwa yang Allah Azza wa Jalla haramkan, perubahan ciptaan Allah
Azza wa Jalla dan menentang takdir atau kehendak Allah Azza wa Jalla ”. Islam
telah melarang membunuh jiwa seperti dalam firman Allah Azza wa Jalla :

ِ ‫ّللاُ ِإ َّال ِبا ْل َح‬


‫قا‬ ‫َو َال تَ ْقتُلُوا النَّ ْف َا‬
‫س الَّتِي َح َّر َام َّا‬
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. (al-Isra`/17:33) sebagaimana juga
melarang sikap merubah ciptaan Allah Azza wa Jalla dalam firmanNya:

‫ّللاا‬
ِ َّ ‫ق‬ ‫َو ََل ُم َرنَّ ُه ْام فَلَيُغَيِ ُر َّا‬
‫ن َخ ْل َا‬
Dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
meubahnya. [an-Nisaa`/4:119]
Aborsi mirip dengan al-Wa`du (membunuh anak hidup-hidup) yang dahulu pernah
dilakukan di zaman Jahiliyah, bahkan tidak lebih kecil kejahatannya. Islam sangat
mengingkari hal ini sebagaimana firman-Nya:

ُ ُ‫َو ِإ َذا ا ْل َم ْو ُءو َد اة‬


‫سئِلَتْا‬
Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, [at-
Takwîr/81: 8]
DR. Ibrahim Haqqi menyatakan: “Diharamkan aborsi karena
merupakan pembunuhan jiwa yang tidak berdosa dan
menjerumuskan jiwa lainnya yaitu sang ibu kepada bahaya yang
banyak hingga bahaya kematian. Ini adalah perkara yang
terlarang.”

Umar bin Ibrahim Ghânim penulis kitab Ahkâmul-Janîn dalam


pernyataan beliau : “Sudah pasti pendapat kelompok yang
melarang aborsi sejak pembuahan adalah yang lebih dekat kepada
kebenaran dan sesuai dengan ruh Islam. Ruh Islam yang
memerintahkan untuk melindungi dan menjaga keturunan, juga
menghalangi kesempatan pengekor hawa dan nafsu syahwat yang
ingin mengambil kesempatan untuk merealisasikan tujuan dan
keinginan mereka untuk melemahkan keturunan kaum Muslimin.
Demikian juga fatwa larangan ini termasuk saddu adz-Dzarî’at
yang sangat bersesuaian dengan ruh syari’at Islam yang mulia.
Aborsi setelah ditiupkan ruh pada
janin

Sedangkan setelah peniupan ruh, para ahli fikih sepakat bahwa janin telah
menjadi manusia dan bernyawa yang memiliki kehormatan dan kemuliaan,
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Azza wa Jalla :

‫ن َخلَ ْق َنا‬ َّ َ‫ت َوف‬


َ ‫ض ْلنَا ُه ْام‬
‫علَىا َكثِيرا ِم َّم ْا‬ ‫ط ِيبَا ِا‬ ‫َولَقَ ْاد ك ََّر ْمنَا بَنِي آ َد َام َو َح َم ْلنَا ُه ْام فِي ا ْلبَ ِار َوا ْلبَحْ ِار َو َر َز ْقنَاا ُه ْام ِم َا‬
َّ ‫ن ال‬
‫تَ ْف ِض ًا‬
‫يل‬
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan. [al-Isrâ`/17 : 70] dan firman Allah Azza wa
Jalla :

َ َّ‫ن أَحْ يَا َها فَكَأَنَّ َما أَحْ يَاا الن‬


‫اسا‬ ‫ض فَكَأَنَّ َما اقَتَ َال النَّ َا‬
‫اس َج ِميعًا َو َم ْا‬ َ َ‫سا ِبغَ ْي ِار نَ ْفسا أَ ْاو ف‬
‫سادا فِي ْاْل َ ْر ِ ا‬ ً ‫ن قَتَ َال نَ ْف‬
‫َم ْا‬
‫َج ِميعًا‬
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya.[al-Mâidah /
5:32]
Aborsi Terapeutik (Al-Ijhâdh al-‘Ilâji )
Aborsi ini tidaklah dilakukan kecuali dalam keadaan darurat
yang menimpa sang ibu, sehingga kehamilan dan upaya
mempertahankannya dapat membahayakan kehidupan sang
ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara
mempertahankan jiwa sang ibu, dalam keadaan tidak
mungkin bisa mengupayakan kehidupan sang ibu dan janinnya
bersama-sama. Dalam keadaan seperti inilah mengharuskan
para medis spesialis kebidanan mengedepankan nyawa ibu
daripada janinnya. Memang nyawa janin sama dengan nyawa
sang ibu dalam kesucian dan penjagaannya, namun bila tidak
mungkin menjaga keduanya kecuali dengan kematian salah
satunya maka hal ini masuk dalam kaedah “Melanggar yang
lebih ringan dari dua madharat untuk menolak yang lebih
berat lagi” (Irtikâbul khaffi ad-Dhararain Lidaf’i A’lahuma).
Syaikh Ahmad al-Ghazâli seorang Ulama Indonesia
menyatakan: “Adapun ulama Indonesia
berpendapat keharaman aborsi kecuali apabila ada
dengan sebab terpaksa yang harus dilakukan dan
menyebabkan kematian sang ibu. Hal ini karena
syari’at Islam dalam keadaan seperti itu
memerintahkan untuk melanggar salah satu
madharat yang teringan. Apabila tidak ada di sana
solusi lain selain menggugurkan janin untuk
menjaga hidup sang ibu”.
Pandangan Agama Kristen
Tentang Tindakan Aborsi
Jenis Jenis
A b o rs i

Aboesi spontan atau alamiah

Aborsi buatan atau sengaja

Aborsi terapeutik atau medis


LOREM IPSUM DOLOR
• Aborsi Menurut Kristen
• Agama Kristen dan kasus aborsi menurut agama Kristen
mempunyai perjalanan yang cukup panjang dan sulit, sebab
aborsi bukan menjadi hal sederhana untuk umat Kristen dan
terdapat pandangan yang berbeda-beda tentang aborsi
dalam Kristen. Secara garis besar, aborsi dalam Kristen bisa
dibagi menjadi 2 bagian yakni pro dan choice.
• Dalam kelompok pro life yakin jika hidup manusia harus
dihargai sampai pada kematiannya. Sedangkan untuk
kelompk pro choice memiliki pendapat jika perempuan
mempunyai kendali penuh atas fertilitas dan juga
mempunyai hak untuk memilih akan meneruskan atau
menghentikan kehamilan tersebut.
Larangan Aborsi
Menurut Kristen

Aborsi Berarti Menolak Aborsi Adalah Kejahatan


Keadilan Tuhan Manusia

Aborsi Merupakan Aborsi Menjadi Dosa


Perbuatan Terkutuk Tidak Terampuni

Aborsi Melanggar Hak


Asasi Manusia
1. Penolakan Gereja: Seseorang yang melakukan
tindakan aborsi akan secara otomatis
mendapat ekskomunikasi atau penolakan
komuni anggota sebuah gereja dan ini hanya
bisa terhapuskan dengan melakukan
pengakuan dosa dan juga mendapatkan
pengampunan.
2. Segi Jasmani: Tindakan aborsi akan
menimbulkan masalah jasmani seperti
pendarahan atau infeksi dan bisa menimbulkan
Akibat dan kematian atau kemandulan.
3. Dalam agama Kristen, pelaku tindakan aborsi
Bahaya . hanya bisa menerima pengampunan dari dosa
yang terjadi karena melakukan aborsi melalui
Aborsi Uskup Eparkial saja.
4. Bulla Effraenatam memberikan penetapan
Menurut penalti untuk segala macam bentuk aborsi
tanpa membedakan alasannya. Dalam dekret
Kristen ini dinyantakan jika siapa pun yang melakukan
aborsi apapun bentuknya maka perlu
mendapatkan hukuman seperti pembunuh
yang sebenarnya.
MENGAPA GEREJA
KATOLIK MENOLAK
ABORSI?
DEVITRAH ANANDA
FATIMAH WAFA VIOLA EZIKA
MALINDA FADHILAH TUJAHRO
NURWULAN SUNDARI
RIZKY AMELIA PRAMESWARI
SABRINA HESTIA
TASYA ANGGRAENI

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Aborsi adalah pembunuhan manusia tak
bersalah yang telah hidup.
Aborsi merusak sesama dan bertentangan
dengan ajaran agama.
Gereja melihat aborsi sebagai suatu
perbuatan yang harus dihentikan dan
dikutuk.
Mengenai aborsi Gereja tetap pada
ajarannya walau mendapat desakan dari
berbagai pihak untuk melegalkannya.
Pandangan Gereja katolik Mengenai
Aborsi

Untuk mengerti mengapa Gereja Katolik menolak Aborsi


dibawah ini diketengahkan dasar yang menunjukkan alasan
Gereja Katolik menolak aborsi.
Berdasarkan alasan dari berbagai dokumen dan ajaran para
pemimpin tertinggi Gereja serta Kitab Suci sebagai dasar
utama kehidupan umat Kristiani, Gereja dengan tegas
menolak aborsi. Karena berdasarkan sumber di atas
manusia adalah hasil ciptaan Allah menurut Gambar dan
rupa-Nya. Maka, manusia sejak awal adalah kudus.
Kitab Suci

• Kitab Suci perjanjian Lama dengan keras melarang


orang melakukan pembunuhan “Jangan
membunuh” (Kel. 20:13; Ul. 5:17).

• Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama tidak


disebutkan secara langsung kata “aborsi”.

• Gereja Katolik melihat bahwa aborsi adalah


perbuatan terkutuk, sebab janin adalah manusia.
Aborsi selalu digolongkan sebagai suatu aksi yang
terkutuk sehingga pembunuhannya masuk
klasifikasi pembunuhan manusia
• Larangan melakukan aborsi adalah konsekuensi langsung dari
permenungan akan harkat dan martabat manusia yang selalu
diperjuangkan Yesus dalam ajaran-Nya dan yang telah
diwartakan oleh para murid-Nya.

• Dapat kita lihat dalam Kitab Suci bahwa kehamilan tidak pernah
menjadi sebuah masalah atau beban. Ini terlihat pada Injil Lukas
1: 46 “Jiwaku memuliakan Tuhan”.
Anak selalu dimengerti sebagai anugerah dari pencipta
kehidupan yakni Allah sendiri.

• Hidup manusia itu keramat karena sejak awal mulanya


melibatkan ”tindakan kreativitas Allah” dan untuk selamanya
tetap ada dalam naungan Sang Pencipta, satu-satunya
tujuannya. Hanya Dialah awal dan akhir tujuan hidup.
Dokumen Konsili Vatikan II:
Gaudium Et Spes
Dalam Gaudium Et spes ditegaskan bahwa
dalam situasi apapun aborsi adalah kejahatan
yang mengerikan. Apalagi pembunuhan
bermotif banyaknya anak,
ekonomi dan ketidakharmonisan keluarga.
Pembunuhan anak melanggar hukum ilahi.
Sebab Allah, Tuhan kehidupan telah
mempercayakan kepada manusia tugas luhur
memelihara kehidupan
Kitab Hukum Kanonik 1983

“Barang siapa melakukan pengguguran


kandungan dan berhasil, terkena
ekskomunikasi[21] yang bersifat
otomatis” (Kan. 1398). Artinya, hukuman
otomatis menimpa siapa saja yang
bersalah karena aborsi. Ekskomunikasi
juga kena pada semua pihak yang terlibat
dalam kasus tersebut.
Kongregasi Ajaran Iman:
Pernyataan tentang Aborsi.
• Kongregasi ini menyadari bahwa tugas Gereja adalah
melindungi manusia terhadap segala aspek yang dapat
merusak atau melecehkannya dan memajukan iman dan
moral di seluruh Gereja.

• Kongregasi ajaran iman dalam berbicara mengenai aborsi


merujuk pada Kitab Suci. “Allah tidak menciptakan
kematian dan tidak bergembira atas kebinasaan apa yang
hidup” (Keb. 1: 13). “Allah bukanlah Allah orang mati,
melainkan Allah orang hidup” (Mat. 22:32).

• Manusia diciptakan oleh Allah dan dalam Allah ia


menemukan pemenuhannya. Ketika manusia dinyatakan
sebagai persona, ia sudah bebas. Ia sudah menjadi orang
lain bagi ibu dan ayahnya
Ensiklik

Para pemimpin Gereja tidak berdiam diri


melihat kasus aborsi yang dilakukan oleh
keluarga-keluarga kristiani. Mereka
sebagai pemimpin tertinggi Gereja dan
pengajar ajaran moral yang benar sangat
prihatin atas masalah aborsi.
Paus Pius XI:
Casti Connubi
• Dalam ensikliknya yang promulgasikan pada tanggal 31 Desember 1930, beliau
menuliskan bahwa keluarga-keluarga katolik yang menolak keturunan dengan
berbagai alasan sebenarnya hanya ingin mencari kesenangan sendiri.

Paus Paulus VI:


Humanae vitae
• Dalam ensikliknya yang promulgasikan pada tanggal 25 Juli 1968 beliau
menghimbau keluarga-keluarga agar tetap menghormati hasil prokreasi seturut
kehendak Allah. Penghentikan proses generatif, terutama pengguguran yang
disengaja harus ditolak

Paus Yohanes Paulus


II: Evangelium Vitae
• Dalam ensikliknya yang promulgasikan pada tanggal 25 Maret 1995, ia
menjelaskan bahwa perbuatan yang paling jahat adalah aborsi karena
melanggar kehidupan. Ia menjelaskan bahwa segala kejahatan yang
dapat dilaksanakan manusia melawan kehidupan terutama aborsi.
Kasus-kasus Khusus Aborsi

indikasi medis adalah aborsi yang dilakukan oleh karena


adanya tanda atau keadaan yang menunjukkan atau
Aborsi dengan menggambarkan bahwa pelangsungan kehamilan akan
Indikasi Medis menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan ibu yang
tidak bisa dipulihkan atau bahkan menyebabkan kematian
ibu.

Konflik Kasus yang paling dramatis adalah kasus di mana


terjadi konflik frontal antara nyawa ibu dan
Frontal bayinya. Apabila secara obyektif dalam perhitungan
Antara medis dinyatakan bahwa terjadi suatu keadaan di
Nyawa mana melanjutkan kehamilan bisa mematikan baik
ibu maupun bayinya. Menghadapi keadaan seperti
Ibu dan di atas yang perlu dipilih adalah apa yang paling
Bayinya mungkin diselamatkan.
• Aborsi dalam Teologi Hinduisme termasuk
perbuatan yang disebut “Himsa karma” yaitu
salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan
dengan membunuh, menyakiti, dan menyiksa.
• Membunuh dalam pengertian yang lebih
dalam sebagai “menghilangkan nyawa”
mendasari falsafah “atma” atau roh yang
sudah berada dan melekat pada jabang bayi
sekalipun masih berbentuk gumpalan yang
belum sempurna seperti tubuh manusia.
• Segera setelah terjadi pembuahan di sel telur
maka atma sudah ada atas kuasa Hyang
Widhi. Dalam “Lontar Tutur Panus Karma”,
penciptaan manusia yang utuh kemudian
dilanjutkan oleh Hyang Widhi dalam
manifestasi-Nya sebagai “Kanda-Pat” dan
“Nyama Bajang”.
Selanjutnya Lontar itu menuturkan bahwa Kanda-
Pat yang artinya “empat-teman” adalah
• I Karen, sebagai calon ari-ari;
• I Bra, sebagai calon lamas;
• I Angdian, sebagai calon getih;
• I Lembana, sebagai calon Yeh-nyom.
Ketika cabang bayi sudah berusia 20 hari maka
Kanda-Pat berubah nama menjadi masing-masing :
I Anta, I Preta, I Kala dan I Dengen.
• Setelah janin berusia 40 minggu barulah
dinamakan sebagai: Ari-ari, Lamas, Getih, dan
Yeh-nyom.
• Nyama Bajang yang artinya “saudara yang
selalu membujang” adalah kekuatan-kekuatan
Hyang Widhi yang tidak berwujud.
• Jika Kanda-Pat bertugas memelihara dan
membesarkan jabang bayi secara fisik, maka
Nyama Bajang yang jumlahnya 108 bertugas
menguatkan atma atau roh dalam tubuh bayi.
• Kitab-kitab suci Hindu antara lain Rgveda
1.114.7 menyatakan, “Ma no mahantam uta
ma no arbhakam” yang memiliki arti,
“janganlah mengganggu dan mencelakakan
bayi.”
• Selain itu pada kitab Atharvaveda X.1.29 juga
menyatakan, “Anagohatya vai bhima” yang
berarti “jangan membunuh bayi yang tiada
berdosa.”
Idha tappati pecca tappati,
pāpakāri ubhayattha tappati
Pāpaṁ me katanti tappati, bhiyyo
tappati duggatiṁ gato

Di dunia ini ia menderita, di dunia sana ia menderita; pelaku


kejahatan menderita di kedua dunia itu. Ia akan meratap ketika
berpikir, aku telah berbuat jahat, dan ia akan lebih menderita lagi
ketika berada di alam sengsara.
(Dhammapada syair 17)
Bagaimana aborsi
dipandang dalam agama
buddha ?

Aborsi merupakan tindakan yang melanggar sila pertama


Pancasila Buddhis, bahwa tindakan tersebut telah
menghilangkan nyawa makhluk hidup.

Dalam Majjhima Nikāya 135, Sang Buddha bersabda


“Seorang pria dan wanita yang membunuh makhluk hidup
kejam dan gemar memukul serta membunuh tanpa belas
kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah
dilakukan itu akan dilahirkan kembali sebagai manusia
dimana saja ia akan tumimbal lahir, umurnya tidak
panjang.”
Syarat-syarat terjadi adanya
pembunuhan dalam agama Buddha

Pano ( terdapat makhluk hidup yang bernyawa )


Pannasanita ( memiliki kesadaran bahwa adanya makhluk bernyawa )
Cetana ( niat untuk mengakhiri nyawa makhluk tersebut )
Upakkamo ( melakukan usaha untuk mengakhiri nyawa makhluk
tersebut )
Tena maranam ( makhluk tersebut mati/ tidak bernyawa )
Pandang aborsi dalam segi Agama Buddha, yaitu:

Praktek aborsi merupakan praktek yang sangat


1 beresiko tinggi yang membawa seseorang menuju kematian
karena akibat pendarahan

Praktek aborsi menyebabkan seseorang dapat


menjadi steril/ mengalami kemandulan akibat praktik
2
penghisap rahim yang menyebabkan saluran indung telur
tertutup.

Praktek aborsi dapat dikenakan pidana maksimal 4


3 tahun menurut pasal 346 KUHP yang mengatur mengenai
aborsi
Pandang aborsi dalam segi Agama Buddha, yaitu:

Dalam Culakammavibhanga Sutta, dikatakan “Seorang pria dan wanita yang


membunuh makhluk hidup, kejam, dan gemar memukul serta memukul tanpa belas
kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah dilakukan itu ia akan
dilahirkan kembali sebagai manusia dimana saja ia akan bertumimbal lahir, umurnya
tidaklah akan panjang”

diartikan bahwa kita sebagai manusia hendak memancarkan cinta kasih dan belas
kasihan kepada semua makhluk. Jika tidak ingin terlahir kembali sebagai manusia
yang berumur pendek maka hindarilah perilaku aborsi karena merupakan praktek
yang menyakiti makhluk lain.

Anda mungkin juga menyukai