Anda di halaman 1dari 11

HAK REPRODUKSI PEREMPUAN DALAM ISLAM

Imam nakhe’i

Muqaddimah
sehat dan sakit merupakan ketentuan dari allah untuk menjaga
keseimbangan hidup didunia. sehat dan sakit adalah sunnatullah.
disisi lain allah juga menciptakan sebab-sebab menuju kearah
keduanya. untuk itulah allah menciptakan untuk setiap penyakit
obatnya. penyakit sengaja diciptakan allah untuk keseimbangan
tadi, tetapi allah tidak lupa menciptakan obat untuk tiap-tiap
penyakit itu. seorang yang mendapatkan taqdir sakit kemudian
enggan berobat atau menyakini tidak ada obat yang dapat
menyembuhkannya, berarti ia telah melawan sebagian
sunnatullah.
sebab itulah islam menganjurkan bahkan juga mewajibkan berobat.

menjaga (kesehatan) jiwa merupakan hak-hak asasi manusia yang


wajib dipenuhi oleh setiap orang.
negara berkewajiban memberikan jaminan kesehatan pada
rakyatnya
setiap orang berkewajiban atas sesamanya.

Apa yang dimaksud reproduksi ?


Reproduksi berasal dari kata " re " yang berarti kembali dan "
produksi " yang berarti menghasilkan. Secara lughawi reproduksi
adalah " menghasilkan kembali". Memang secara qudrati
perempuan mengemban fungsi reproduksi umat manusia,
utamanya mengandung, melahirkan dan menyusui. Tugas
reproduksi perempuan secara biologis jauh lebih berat ketimang
fungsi reproduksi laki-laki. Al-qur'an menggambarkan begitu
beratnya fungsi reproduksi perempuan dengan ungkapan " wahnan
ala wahnin " dalam keadaan lemah diatas lemah atau dalam
keadaan mengalami kesulitan diatas kesulitan, yaitu kesulitan
ketika hamil, sakit ketika akan melahirkan dan kesulitan saat
melahirkan.

apa perbedaan alat reproduksi laki-laki dan perempuan


alat reproduksi laki-laki terdiri dari 5 bagian yaitu; 1. zakar
atau penis, berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung yang
disebut glans. ujung penis dipenuhi serabut syaraf yang peka. 2.
buah zakar atau testis, jumlahnya sepasang. testis menghasilkan
sel kelamin laki-laki atau sperma. 3. saluran kencing atau uretha.
untuk mengeluarkan air mani dan air seni namun tidak bersamaan.
pada saat air mani keluar secara otomatis katup kandung kemih
tertutup. 4. kelenjar prostat, menghasilkan cairan berisi zat makan
untuk menghidupi sperma. 5. kelenjar seminalis.
alat reproduksi perempuan terdiri dari 7 bagian, yaitu; 1.
ovarium, disebut juga kandung telur atau indung, memilki dua
fungsi yaitu memproduksi ovum, dan membuat hormon ostrogen
dan progesteron. 2. tuba follopi atau saluran telur adalah tempat
terjadinya pembuahan, telur yang sudah dibuahi kemudian akan
didorong kedalam rahim. 3. rahim atau uterus yang terlentak
dirongga panggul adalah tempat tumbuhnya janin. 4. mulut rahim.
5. liang senggama atau vagina, sebagai saluran yang mengalirkan
cairan uterus seperti darah haidh, alat senggama, dan saluran
melahirkan bayi. 6. vulfa, yaitu semua bagian dari kelamin
perempuan yang bisa dilihat dibagian luar tubuh diantara kedua
paha. 7. klitoris, merupakan bagian tubuh yang paling sensitif dan
dapat disamakan dengan penis pada laki-laki.

Apa yang dimaksud dengan kesehatan?


Kesehatan adalah ketahanan jasmaniyah, ruhaniyah dan sosial yang
dimiliki manusia sebagai karunia allah yang wajib disyukuri dengan
mengamalkan tuntunannya dan memeliharanya serta
mengembangkannya. devinisis ini menjelaskan bahwa kesehatan
terbagi menjadi tiga macam, yaitu; kesehatan jasmani, kesehatan
ruhani (mental) dan kesehatan sosial.

Apa yang dimaksud hak reproduksi perempuan dan apa


yang dimaksud kesehatan reproduksi?
Hak reproduksi adalah hak-hak perempuan yang harus dipenuhi
karena ia sedang mengemban dan menjalankan amanat reproduksi
umat manusia. Sedangkan kesehatan treproduksi adalah
keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang baik secara
menyeluruh dalam semua hal ( bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan ) yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan
fungsinya serta proses-prosesnya.

Hak apa saja yang harus diberikan pada perempuan ketika


ia menjalankan tugas reproduksi?
Setidaknya ada tiga hak reproduksi perempuan sebagai pengemban
fungsi reproduksi. Pertama : hak jaminan keselamatan dan
kesehatan. Pada saat-saat perempuan mengandung, melahirkan
dan menyusui hak jaminan keselamatan dan kesehatan mutlak
diperlukan, baik berupa informasi kesehatan maupun pelayanan
kesehatan yang memadai. Ketiadaan jaminan keselamatan dan
jaminan kesehatan yang memadai akan menyebabkan tingginya
angka kematian ibu saat melahirkan. Kedua : hak jaminan
kesejahteraan , bukan saja ketika perempuan menjalankan amanah
vital reproduksinya, hamil, melahirkan dan menyusui tetapi juga
diluar masa-masa itu dalam statusnya sebagai istri. Ketiga: hak
ikut mengambil keputusan menyangkut kepentingan perempuan.
( masdar F. mas'udi, hak-hak reproduksi perempuan, hlm, 77)

Apakah hanya tiga yang tersebut diatas hak reproduksi


perempuan ?
Secara umum begitu, tetapi kalau mau dijelaskan lebih rinci maka
hak reproduksi perempuan bukan hanya itu, tetapi juga hak-hak pra
dan pasca reproduksi. Misalnya hak memilih pasangan, hak
menikmati hubungan seks, hak memiliki keturunan, hak
menentukan dan mengatur dan menbatalkan kehamilan, hak
menyusui, hak merawat anak, dan hak cuti reproduksi. Sebagian
pemikir menambahkan, hak mendapatkan informasi dan
pendidikan, hak untuk bebas dari penganiayaan, dan perlakuan
buruk ketika menjalankan fungsi reproduksi dan lain-lain.

bagaimana hak-hak tersebut dimiliki perempuan.?


hak reproduksi perempuan adalah bagian dari hak-hak perempuan,
dan hak-hak perempuan adalah bagian dari hak-hak asasi manusia.
hak-hak asasi manusia adalah nilai-nilai kemanusian universal yang
diakui oleh semua umat manusia apapun latar dan keyakinannya.
islam juga telah mendeklarasikan hak-hak asasi manusai, yang
dikenal dengan Deklarasi Kairo. pasal 17 ayat a menyatakan "
setiap orang mempuyai hak untuk hidup dalam suatu lingkungan
yang bersih, jauh dari kekotoran dan koropsi moral, suatu
lingkungan yang akan memperkuat perkembangan dirinya, dan
wajib bagi negara dan masayarakat pada umumnya untuk
memberikan hak itu. ayat b menyatakan " setiap orang mempuyai
hak atas pelayanan medis dan sosial, dan atas semua keyamanan
umum yang disediakan oleh masyarakat dan negara dalam batas-
batas sumber daya yang tersedia. ayat c juga menandaskan
bahwa " negara akan menjamin hak atas kehidupan yang layak
yang akan memungkinkan setiap orang memenuhi semua
kebutuhannya dan orang yang menjadi tanggunganya, termasuk
makanan, perumahan, pendidikan, pelayanan medis, dan semua
kebutuhan pokok lainnya.

Bagaimana islam melihat hak reproduksi perempuan ?


Islam adalah agama yang membawa missi rahmatan lil alamin.
Sebab itulah seluruh ulama' sepakat – bahkan juga semua agama-
agama- bahwa misi utama agama adalah mewujudkan
kemaslahatan manusia. Kemaslahatan manusia akan tercapai bila
mana kebutuhan dharuri mereka terpenuhi. Kebutuhan dharuri
sebagai dirumuskan al-ghazali adalah lima kebutuhan dasar
manusia yaitu hifdu ad-din, hifdu an-nafsi, hifdu an-nasl,
hifdu al-'ird, hifdu al-aql dan hifdu al –mal. Tidak syak lagi
bahwa hifdu an-nafs dan hifdu an-nasl serta hifdu al-'irdh
merupakan bagian dari maqhasid asy-syari'ah. hak reproduksi
sangat erat berkaitan dengan pemeliharaan terhadap ketiga hak
tersebut.

islam mewajibkan berobat?


dalam wacana islam memang beredar pandangan bahwa segala
sesuatu terjadi atas taqdir Tuhan. tidak ada sesuatu apapun yang
terjadi didunia ini yang terlepas dari taqdir yang telas dituliskan
dibuku catatan yang tidak dapat terhapus (lauhil mahfudh), sakit,
sehat, hidup, mati, kaya, miskin dan seterusnya adalah taqdir
tuhan. pandangan ini tidak salah , yang salah adalah tidak adanya
kesadaran bahwa berupaya keluar dari taqdir yang buruk menuju
kedalam taqdir yang lebih baik adalah bagian dari taqdir itu sendiri.
pandangan ini menyebabkan sikap fatalistik terhadap apapun yang
menimpanya termasuk sakit. sakit dipahami sebagai taqdir, sebab
itulah berobat atau tidak berobat sama saja. kematian adalah taqdir
berupaya meyelamatkan nyawa ibu yang sedang menjalankan
fungsi reproduksi atu tidak sama saja. taqdir adalah taqdir. inilah
keyaninan yang salah. bukankah nabi memerintahkan umatnya
untuk menjaga kesehatan dan berobat ketika sakit. Nabi bersabda :
ّ ‫ت الّنِب‬
‫ى‬ ُ ‫ل َأَتْي‬
َ ‫ك َقا‬
ٍ ‫شِري‬ َ ‫ن‬ِ ‫ساَمَة ْب‬ َ ‫ن ُأ‬
ْ‫ع‬
َ ‫لَقَة‬ َ‫ع‬ ِ ‫ن‬ ِ ‫ن ِزَياِد ْب‬ ْ‫ع‬َ ‫شْعَبُة‬ُ ‫حّدَثَنا‬ َ ‫ى‬ ّ ‫عَمَر الّنَمِر‬ ُ ‫ن‬ ُ ‫ص ْب‬ ُ ‫حْف‬ َ ‫حّدَثَنا‬
َ -
‫ن َها ُهَنا َوَها‬ ْ ‫ب ِم‬ ُ ‫عَرا‬ْ‫ل‬ َ ‫جاَء ا‬
َ ‫ت َف‬ُ ‫ت ُثّم َقَعْد‬ ُ ‫سلّْم‬
َ ‫طْيُر َف‬
ّ ‫سِهُم ال‬ ِ ‫عَلى ُرُءو‬ َ ‫حاُبُه َكَأّنَما‬ َ‫ص‬ ْ ‫ َوَأ‬-‫صلى ال عليه وسلم‬-
‫ضَع َلُه َدَواًء‬ َ ‫ضْع َداًء ِإّل َو‬ َ ‫جّل َلْم َي‬ َ ‫عّز َو‬ َ ‫ل‬ َّ ‫ن ا‬ ّ ‫ل َأَنَتَداَوى َفَقاَل » َتَداَوْوا َفِإ‬ ِّ ‫ل ا‬ َ ‫سو‬ ُ ‫ُهَنا َفَقاُلوا َيا َر‬
.« ُ‫رم‬ َ ‫حٍد اْلَه‬ ِ ‫غْيَر َداٍء َوا‬ َ
‫في‬ ِ ‫خاذ الت ّْرس‬ َ ّ ‫وا ِت‬ ‫ح‬
َ ِ َ ِ‫را‬ ‫ج‬ ْ ‫ل‬‫ا‬ ‫جة‬ َ ‫ل‬‫عا‬
َ َ ُ َ ‫م‬ ‫و‬ ‫وي‬ ‫دا‬
ِ َ ّ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ية‬ّ ‫ع‬
ِ ‫رو‬ ُ ‫ش‬ ْ ‫م‬
َ ‫ث‬
ِ ‫دي‬ِ ‫ح‬
َ ْ ‫ل‬ ‫ا‬ َ
‫ذا‬ ‫ه‬
َ ‫في‬ ِ ‫و‬
َ " -
َ ، ‫ال ْحرب‬
َ ‫وك ِّلي‬
.‫ن‬ َ َ ‫مت‬ ُ ْ ‫د ال‬ِ ّ ‫سي‬َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ِ ‫ه‬ ِ ‫ر‬ ِ ‫دو‬ ُ ‫ص‬ ُ ِ‫ل ؛ ل‬ ِ ّ ‫وك‬ َ ّ ‫في الت‬ ِ ‫ح‬ ْ َ ‫ك َل ي‬
ُ َ ‫قد‬ َ ِ ‫ع ذَل‬ َ ‫مي‬ ِ ‫ج‬َ ‫ن‬ ّ ‫وأ‬ َ ِ ْ َ
َ َ
‫ها‬َ ‫وات‬ َ ‫دا‬
َ ‫م‬ُ ‫و‬ َ ‫ها‬ َ ‫رم‬ِ ‫حا‬ َ ‫م‬َ ‫وي‬ ِ َ‫ن ذ‬ ْ ‫م‬ِ ‫ه‬ ِ ‫ر‬ ِ ْ ‫غي‬
َ ِ‫ك ل‬ َ ِ ‫وك َذَل‬َ ‫ها‬ َ ‫مْرأة ِلِبي‬ َ ْ ‫شَرة ال‬ َ ‫مَبا‬ ُ ‫ه‬ ِ ‫في‬ ِ ‫و‬ َ
. ‫عاَلى‬َ َ‫ه ت‬ ُ ّ ‫شاءَ الل‬ َ ‫ن‬ ْ ِ ‫زي إ‬ ‫غا‬َ ‫م‬َ ْ ‫في ال‬ ِ ‫ه‬ِ ْ ‫ي‬ َ ‫عل‬
َ ‫م‬ُ ‫ل‬َ َ ‫ما ي َأ ِْتي ال ْك‬ ّ ‫م‬
ِ َ
‫ك‬ ِ ‫ل‬َ ‫ذ‬ ‫ير‬ ْ َ
‫غ‬ ‫و‬
َ ‫م‬ ْ ‫ه‬ ‫ض‬ِ ‫را‬َ ‫م‬
ْ
َ ‫ِل‬
ِ ِ
Bagaimana jelasnya al-qur'an dan juga hadist bicara soal
hak reproduksi perempuan?
Baik di dalam ayat-ayat al-qur'an maupun sunnah nabi, banyak kita
temukan pembicaraan tentang hak memilih pasangan, hak
menikmati hubungan seks, hak perlindungan saat sedang haidh,
hamil, melahirkan, ketika menyusui dan ketika merawat anak-anak
yang telah dilahirkannya.
Dalam hal memilih pasangan nabi bersabda :
َ‫ن َأِبي ُهَرْيَرة‬ ْ‫ع‬
َ ‫سَلَمَة‬
َ ‫ن َأِبي‬ْ‫ع‬ َ ‫ن َأِبي َكِثيٍر‬ ُ ‫حَيى ْب‬ْ ‫حّدَثَنا َي‬
َ ‫شاٌم‬
َ ‫حّدَثَنا ِه‬َ ‫ن ِإْبَراِهيَم‬
ُ ‫سِلُم ْب‬
ْ ‫حّدَثَنا ُم‬
َ
‫ف ِإْذُنَها‬
َ ‫ل َكْي‬
ِّ ‫ل ا‬
َ ‫سو‬
ُ ‫ل َيا َر‬
َ ‫سَتْأَمَر َفِقي‬
ْ ‫حّتى ُت‬
َ ‫ب‬ُ ‫ل الّثّي‬
َ ‫ن َو‬َ ‫سَتْأَذ‬
ْ ‫حّتى ُت‬
َ ‫ح اْلِبْكُر‬
ُ ‫ل ُتْنَك‬َ ‫ل‬َ ‫سّلَم َقا‬
َ ‫عَلْيِه َو‬
َ ‫ل‬
ُّ ‫صّلى ا‬َ ‫ي‬ ّ ‫ن الّنِب‬
ْ‫ع‬ َ
( 309 ‫ ص‬/ 21 ‫ ج‬- ‫ت )صحيح البخاري‬ ْ ‫سَكَت‬ َ ‫ل ِإَذا‬َ ‫َقا‬
Artinya : wanita perawan tidak boleh dinikahkan sehingga ia
dimintai izin dan wanita janda tidak boleh dinikahkan sehingga
dimintai "amar "nya. Sahabat bertanya bagaimana izinya ? rasul
menjawab " diamnya adalah izinnya ".
Bagaimana kalau seorang ayah atau wali selain ayah mengawinkan
anak gadisnya tampa izin dan amarnya ? at-turmudzi menjawab
dalam kitab sunanya.

‫ن َأِبي‬ ْ‫ع‬
َ ‫سَلَمَة‬ َ ‫ن َأِبي‬ ْ‫ع‬ َ ‫ن َأِبي َكِثيٍر‬ ِ ‫حَيى ْب‬ْ ‫عنْ َي‬ َ ‫ي‬ ّ‫ع‬ ِ ‫لْوَزا‬َْ ‫حّدَثَنا ا‬
َ ‫ف‬َ ‫س‬ ُ ‫ن ُيو‬ ُ ‫حّمُد ْب‬ َ ‫خَبَرَنا ُم‬ ْ ‫صوٍر َأ‬ ُ ‫ن َمْن‬ ُ ‫ق ْب‬ُ‫ح‬ َ‫س‬ ْ ‫حّدَثَنا ِإ‬َ
َ ‫ُهَرْيَرَة َقا‬
‫ل‬
ُ ‫صُمو‬
‫ت‬ ّ ‫ن َوِإْذُنَها ال‬ َ ‫سَتْأَذ‬
ْ ‫حّتى ُت‬ َ ‫ح اْلِبْكُر‬ ُ ‫ل ُتْنَك‬َ ‫سَتْأَمَر َو‬
ْ ‫حّتى ُت‬ َ ‫ب‬ُ ‫ح الّثّي‬ ُ ‫ل ُتْنَك‬َ ‫سّلَم‬ َ ‫عَلْيِه َو‬
َ ‫ل‬ ُّ ‫صّلى ا‬ َ ‫ل‬ ِّ ‫ل ا‬ُ ‫سو‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫َقا‬
ٌ‫س‬
‫ن‬ َ‫ح‬ َ ‫ث‬ ٌ ‫حِدي‬ َ َ‫ث َأِبي ُهَرْيَرة‬ ُ ‫حِدي‬َ ‫سى‬ َ ‫عي‬ِ ‫ل َأُبو‬ َ ‫عِميَرَة َقا‬َ ‫ن‬ ِ ‫س ْب‬
ِ ‫شَة َواْلُعْر‬ َ ‫عاِئ‬
َ ‫س َو‬ ٍ ‫عّبا‬ َ ‫ن‬ ِ ‫عَمَر َواْب‬ ُ ‫ن‬ ْ‫ع‬ َ ‫ل َوِفي اْلَباب‬ َ ‫َقا‬
‫سَتْأِمَرَها‬
ْ ‫ن َي‬ْ ‫غْيِر َأ‬
َ ‫ن‬ْ ‫ب ِم‬ ُ ‫ل‬ َْ ‫جَها ا‬ َ ‫ن َزّو‬ْ ‫سَتْأَمَر َوِإ‬ ْ ‫حّتى ُت‬َ ‫ج‬ ُ ‫ل ُتَزّو‬ َ ‫ب‬َ ‫ن الّثّي‬ ّ ‫ل اْلِعْلِم َأ‬ِ ‫عْنَد َأْه‬ِ ‫عَلى َهَذا‬ َ ‫ل‬ ُ ‫ح َواْلَعَم‬ ٌ ‫حي‬
ِ‫ص‬ َ
‫لَباُء َفَرَأى‬ْ ‫نا‬ ّ ‫جُه‬َ ‫لْبَكاِر ِإَذا َزّو‬ َْ ‫ج ا‬ِ ‫ل اْلِعْلِم ِفي َتْزِوي‬ ُ ‫ف َأْه‬َ ‫خَتَل‬ْ ‫ل اْلِعْلِم َوا‬
ِ ‫عاّمِة َأْه‬ َ ‫عْنَد‬ ِ ‫خ‬ ٌ ‫سو‬ ُ ‫ح َمْف‬ُ ‫ك َفالّنَكا‬َ ‫ت َذِل‬ ْ ‫َفَكِرَه‬
ِ ‫ل‬
‫ب‬ َْ ‫ج ا‬ِ ‫ض ِبَتْزِوي‬ َ ‫ي َباِلَغٌة ِبَغْيِر َأْمِرَها َفَلْم َتْر‬ َ ‫ج اْلِبْكَر َوِه‬ َ ‫ب ِإَذا َزّو‬َ ‫ل‬ َْ ‫ن ا‬
ّ ‫غْيِرِهْم َأ‬ َ ‫ل اْلُكوَفِة َو‬ ِ ‫ن َأْه‬
ْ ‫ل اْلِعْلِم ِم‬ِ ‫َأْكَثُر َأْه‬
ُ ‫ك َوُهَو َقْو‬
‫ل‬ َ ‫ت َذِل‬ْ ‫ن َكِرَه‬ ْ ‫جاِئٌز َوِإ‬َ ‫عَلى اْلِبْكِر‬ َ ‫ب‬ ِ ‫ل‬ َْ ‫ج ا‬ُ ‫ل اْلَمِديَنِة َتْزِوي‬
ِ ‫ض َأْه‬ ُ ‫ل َبْع‬ َ ‫خخخ و َقا‬ ‫خخخ خخخ‬ ‫خخخخخ‬ ‫خ‬
( 295 ‫ ص‬/ 4 ‫ج‬- ‫ق) سنن الترمذي‬ َ‫ح‬ َ‫س‬ ْ ‫حَمَد َوِإ‬ ْ ‫ي َوَأ‬ ّ ‫شاِفِع‬ّ ‫س َوال‬ ٍ ‫ن َأَن‬ ِ ‫ك ْب‬
ِ ‫َماِل‬

Dalam hal perlindungan saat haidh, nifas dan istihadhah allah


berfirman :
ّ ‫ن َفْأُتوُه‬
‫ن‬ َ ‫طّهْر‬
َ ‫ن َفِإَذا َت‬
َ ‫طُهْر‬
ْ ‫حّتى َي‬
َ ‫ن‬
ّ ‫ل َتْقَرُبوُه‬
َ ‫ض َو‬
ِ ‫حي‬
ِ ‫ساَء ِفي اْلَم‬
َ ‫عَتِزُلوا الّن‬
ْ ‫ل ُهَو َأًذى َفا‬ْ ‫ض ُق‬
ِ ‫حي‬ ِ ‫ن اْلَم‬
ِ‫ع‬ َ ‫ك‬ َ ‫سَأُلوَن‬
ْ ‫َوَي‬
(( 222 : ‫ن) االبقرة‬ َ ‫طّهِري‬
َ ‫ب اْلُمَت‬
ّ ‫ح‬ِ ‫ن َوُي‬
َ ‫ب الّتّواِبي‬
ّ ‫ح‬
ِ ‫ل ُي‬
َّ ‫ن ا‬
ّ ‫ل ِإ‬
ُّ ‫ث َأَمَرُكُم ا‬
ُ ‫حْي‬
َ ‫ن‬ ْ ‫ِم‬

Ayat ini turun berkenaan dengan kegamangan tradisi dimana


orang-orang arab enggan makan, enggan tidur, dan enggan minum
bersama istri yang sedang haidh. Konon juga ada prakteks sebagain
masyarakat jahiliyah yang memilih menggauli " jalan belakang "
ketika "jalan depan" sedang haidh. Berkaitan dengan fenomena
inilah allah berfirman " haidh adalah "adza" maka tinggalkan
perempuan disaat haidh, jangan kalian mendekatinya sampai
mereka suci, dan bila mereka telah mandi maka gauli mereka "di
tempat yang diperintahkan allah". Allah sangat menyukai orang
yang selalu bertaubat dan berbersih-bersih diri.

Dalam hadist, nabi bersabda:


(232 ‫ ص‬/ 2 ‫ )ج‬- ‫صحيح مسلم‬
ْ‫عنْ ُمَعاَذةَ َقاَلت‬ َ ‫صٍم‬ِ ‫عا‬َ ‫ن‬ ْ‫ع‬َ ‫خَبَرَنا َمْعَمٌر‬
ْ ‫ق َأ‬
ِ ‫عْبُد الّرّزا‬ َ ‫خَبَرَنا‬
ْ ‫حَمْيٍد َأ‬
ُ ‫ن‬ ُ ‫عْبُد ْب‬َ ‫حّدَثَنا‬
َ ‫و‬
‫حُروِرّيٍة‬
َ ‫ت ِب‬
ُ ‫س‬
ْ ‫ت َل‬
ُ ‫ت ُقْل‬
ِ ‫حُروِرّيٌة َأْن‬ َ ‫ت َأ‬ْ ‫لَة َفَقاَل‬
َ‫ص‬ّ ‫ضي ال‬ ِ ‫ل َتْق‬
َ ‫صْوَم َو‬
ّ ‫ضي ال‬ ِ ‫ض َتْق‬ ِ ‫حاِئ‬ َ ‫ل اْل‬
ُ ‫ت َما َبا‬ ُ ‫شَة َفُقْل‬َ ‫عاِئ‬
َ ‫ت‬ُ ‫سَأْل‬َ
‫لِة‬
َ‫ص‬ّ ‫ضاِء ال‬ َ ‫ل ُنْؤَمُر ِبَق‬
َ ‫صْوِم َو‬
ّ ‫ضاِء ال‬ َ ‫ك َفُنْؤَمُر ِبَق‬
َ ‫صيُبَنا َذِل‬
ِ ‫ن ُي‬َ ‫ت َكا‬ ْ ‫ل َقاَل‬ ُ ‫سَأ‬
ْ ‫َوَلِكّني َأ‬

Rasulullah menegaskan perempuan yang sedang menjalankan


tugas qodratinya, haidh, tidak perlu mengqadha' shalatnya. Sebab
jika diperintahkan qadha' shalat tentulah sangat memberatkan
wanita, sebab dalam setiap bulan bagi wanita normal pasti akan
mengalami haidh. Disinilah toleransi islam yang sangat luar biasa,
namun terkadang umat manusia sebagai hamba allah justru lebih
"galak " dari allah sang khaliqnya.

Bagaimana dengan hak menikmati hubungan seksual ?


bukankah melayani suami adalah kewajiban istri? Jika tidak
malaikat akan melaknatnya ? soal rasa bagi istri tidak
penting yang penting kan melayani?
Inilah pandangan yang keliru. Berhubungan seks adalah hak dan
sekaligus kewajiban bagi suami istri. Istri berhak mendapatkan
kenikmatan seksual, dan suami wajib berupaya memenuhinya.
Suami juga berhak mendapatkan kenikmatan seksual, dan istri
wajib berupaya mewujudkannya. Allah berfirman dalam al-qur'an :
wa 'aasyiruhunna bi al-ma'ruf. Dalam ayat lain allah berfirman "
wa lahunna mitslu al-ladzi 'alaihinnana bi al-ma'ruf"
perempuan-perempuan itu memiliki hak setara dengan kewajiban
yang telah ditunaikannya. Ibnu abbas ketika ayat ini turun dia
berkata " aku menyukai berhias diri untuk istriku sebagaimana aku
senang jika istriku berhias untukku.
Nabi bersabada :
(237 ‫ ص‬/ 9 ‫ )ج‬- ‫ مسند أبي يعلى الموصلي‬-
‫ عن‬، ‫ عمن حدثه‬، ‫ عن ابن جريج‬، ‫ حدثنا عبد المجيد بن عبد العزيز بن أبي رواد‬، ‫ حدثنا أبو همام‬-
‫ » خخخ خخخخ خخخخخ خخخخ‬: ‫ قال رسول ال صلى ال عليه وسلم‬، ‫أنس بن مالك‬
‫خخخخخخخخ خ خخ خخخ خخخ خخخخخ خخخ خخ خخخخ خخخخخخ‬
‫) خخخ خخخخخ خخخ خخخخخ ( خخخ خخخخخخ خخخ خخخخ‬
« ‫خخخخخخ‬
Dalam tafsir al-alusi dikatakan:
(241 ‫ ص‬/ 2 ‫ )ج‬- ‫ تفسير اللوسي‬-
‫ »إني لحب أن أتزين‬: ‫ وأخرج وكيع وجماعة عن أنس عن ابن عباس رضي ال تعالى عنهما قال‬-
‫ خخخخخخ خخ‬، ‫ن { الية‬ ّ ‫ } َوَلُه‬: ‫ن ال تعالى يقول‬
ّ ‫ ل‬، ‫للمرأة كما أحب أن تتزين المرأة لي‬
‫خخخ خخخ خخخ خخخخخخ خخخ خخخخ خخخ خخخخ خخخخخخ‬

Jadi jelas sekali bahwa perempuan juga berhak menikmati


hubungan seksualnya. Tapi lalu muncul pertayaan, kenapa
wanita wajib dikhitan ? kan bisa berdampak buruk bagi
perempuan yaitu sulit mencapai kenikmatan seksual?
Bukankah khitan menjadi alat penundukan "ganasnya"
seksualitas perempuan ?
Inilah persoalannya. Dikalangan ahli kedoteran dinyatakan bahwa
khitan perempuan dapat melemahkan "al-gharizah al-jinsiyah"
perempuan. Sebab itu bagi wanita yang dikhitan, apalagi jika
pemotongan bagian yang dipotong terlalu banyak dan dilakukan
bukan ahlinya, sulit untuk mencapai puncak kenikamatan kecuali
setelah "bertempur mati-matian" sementara lawannya "sudah
tiarap". Bahkan seringkali perempuan dikecewakan apalagi jika
suami tidak memahami relasi seksual laki-laki perempuan. Sebab
itulah sebagian ulama melarang khitan perempuan.
Sesungguhnya hukum wajib, haram, dan seterusnya sangat terkait
dengan dampak mashalih dan mafasid yang ditimbulkannya.
Artinya, jika khitan perempuan bisa berdampak buruk bagi
perempuan dan bisa merusak kehidupan seksualnya maka haram
hukumnya khitan perempuan. Dalam wacana fiqih sendiri ulama'
berbeda pendapat , sebagaimana an-nawawi menulis dalam kitab
raudhatu at-thalibinnya :

‫ الختان واجب في حق الرجال والنساء وقيل سنة وقيل واجب في الرجل سنة في المرأة والصحيح‬: ‫الثالثة‬
‫ وأما من المرأة فتقطع من اللحمة التي في أعلق الفرج فوق مخرج البول وتشبه تلك اللحمة‬........‫المعروف هو‬
‫عرف الديك فإذا قطعت بقي أصلها كالنواة ويكفي أن يقطع ما يقع عليه السم قال الصحاب ) ةةةة‬
(487 ‫ ة‬/ 3 ‫ )ة‬- ‫ةةةةةةةة ةةةةة ةةةةةةة‬

Bagaimana dengan hak perlindungan ketika hamil?


Dalam hal perlindungan perempuan ketika hamil, menyusui, dan
merawat anak, allah berfirman dalam al-qur'an :

‫( ]سورة‬3) ‫شْهًرا‬
َ ‫ن‬
َ ‫صاُلُه َثلُثو‬
َ ‫حمُْلُه َوِف‬
َ ‫ضَعْتُه ُكْرًها َو‬
َ ‫حَمَلْتُه ُأّمُه ُكْرًها َوَو‬
َ ‫ساًنا‬
َ‫ح‬ْ ‫ن ِبَواِلَدْيِه ِإ‬
َ ‫سا‬
َ ‫صْيَنا الْن‬
ّ ‫َوَو‬
.[15 :‫الحقاف‬

‫حَمَلْتُه‬
َ ِ‫ن ِبَواِلَدْيه‬
َ ‫سا‬
َ ‫لْن‬
ِْ ‫صْيَنا ا‬
ّ ‫( َوَو‬13) ‫ظيٌم‬
ِ‫ع‬َ ‫ظْلٌم‬
ُ ‫ك َل‬َ ‫شْر‬ ّ ‫ن ال‬ ّ ‫ل ِإ‬
ِّ ‫ك ِبا‬
ْ ‫شِر‬
ْ ‫ل ُت‬َ ‫ي‬ّ ‫ظُه َيا ُبَن‬
ُ ‫لْبِنِه َوُهَو َيِع‬
ِ ‫ن‬
ُ ‫ل ُلْقَما‬
َ ‫َوِإْذ َقا‬
(14 ‫صيُر ) لقمان‬ ِ ‫ي اْلَم‬
ّ ‫ك ِإَل‬
َ ‫شُكْر ِلي َوِلَواِلَدْي‬ ْ ‫نا‬ِ ‫ن َأ‬
ِ ‫عاَمْي‬
َ ‫صاُلُه ِفي‬ َ ‫ن َوِف‬ٍ ‫عَلى َوْه‬َ ‫ُأّمُه َوْهًنا‬

Hak perlindungan terhadap perempuan ketika hamil, melahirkan


dan menyusui adalah bagian dari hifdu an-nafs dan sekaligus hifdu
an-nasl, dua subtansi ajaran islam.
Al-qur'an menggambarkan dengan jelas begitu berat beban
perempuan ketika mengandung, demikian pula ketika melahirkan.
Seakan al-qur'an kehabisan bahasa untuk menggambarkan beban
berat itu, sehingga al-qur'an harus menggunakan dua bahasa
berbeda dalam konteks yang sama " kurhan dan wahnan ala
wahnin " (maaf saya hanya bisa mengatakan, tapi tidak bisa
merasakan). Ulama' pun beragam dalam memberikan tafsir
terhadap dua kata itu. Sebab itulah allah bukan hanya
memerinthakan untuk berbuat baik kepada kudua orang tua
khususnya ibu, lebih dari itu allah mewasiyatkannya kepada seluruh
umat manusia. Seakan allah akan mengatakan " sekalipun akau
sudah tiada ( tapi allah tidak akan pernah tidak ada) umat manusia
harus tetap berbuat baik pada orang tuanya". Ayat ini juga
mengisyarahkah bahwa beban berat yang dipikiul seorang ibu
haruslah diimbangi dengan perlindungan terhadap keselamatan
jiwanya. Tidak dikatakan bersyukur kepada allah dan juga kepada
kedua orang tua jika seseorang tidak melindungi keselamatan jiwa
ibu.
Dalam ayat lain allah berfirman

‫سِديًدا‬
َ ‫ل‬
ً ‫ل َوْلَيُقوُلوا َقْو‬
َّ ‫عَلْيِهْم َفْلَيّتُقوا ا‬
َ ‫خاُفوا‬
َ ‫ضَعاًفا‬
ِ ‫خْلِفِهْم ُذّرّيًة‬
َ ‫ن‬
ْ ‫ن َلْو َتَرُكوا ِم‬
َ ‫ش اّلِذي‬
َ ‫خ‬
ْ ‫َوْلَي‬

artinya " hendaklah orang-orang merasa khawatir jika mereka


meninggalkan keturunan yang tidak berkualitas, takutlah
kepada allah dan hendaklah mereka berkata dengan ucapan
yang baik".

Artinya seharusnya setiap orang hanya meninggalkan generasi yang


berkualitas. Bagaimana memilki keturunan yang berkualitas jika
kesejahteraan dan kesehatan baik kesehatan spiritual, psikis dan
fisik, tidak terpenuhi. Dalam kaidah fiqih dikatakan " al-wasa'il
hukmu al-maqashid".
Begitu pula ibu wajib mendapatkan jaminan kesejahteraan dan
keselamatan ketika ia sedang menyusui anaknya. Allah berfirman:

ّ‫سَوُتُهن‬ْ ‫ن َوِك‬ ّ ‫عَلى اْلَمْوُلوِد َلُه ِرْزُقُه‬ َ ‫عةَ َو‬ َ ‫ضا‬ َ ‫ن ُيِتّم الّر‬ ْ ‫ن َأَراَد َأ‬
ْ ‫ن ِلَم‬ِ ‫ن َكاِمَلْي‬ِ ‫حْوَلْي‬َ ‫ن‬ ّ ‫لَدُه‬َ ‫ن َأْو‬َ ‫ضْع‬
ِ ‫ت ُيْر‬
ُ ‫َواْلَواِلَدا‬
‫ن َأَراَدا‬ْ ‫ك َفِإ‬
َ ‫ل َذِل‬ُ ‫ث ِمْث‬
ِ ‫عَلى اْلَواِر‬ َ ‫ل َمْوُلوٌد َلُه ِبَوَلِدِه َو‬َ ‫ضاّر َواِلَدٌة ِبَوَلِدَها َو‬ َ ‫ل ُت‬ َ ‫سَعَها‬ ْ ‫ل ُو‬ّ ‫س ِإ‬
ٌ ‫ف َنْف‬ ُ ‫ل ُتَكّل‬
َ ‫ف‬
ِ ‫ِباْلَمْعُرو‬
‫سّلْمُتْم َما‬
َ ‫عَلْيُكْم ِإَذا‬
َ ‫ح‬ َ ‫جَنا‬
ُ ‫ل‬َ ‫لَدُكْم َف‬
َ ‫ضُعوا َأْو‬ ِ ‫سَتْر‬ ْ ‫ن َت‬
ْ ‫ن َأَرْدُتْم َأ‬
ْ ‫عَلْيِهَما َوِإ‬
َ ‫ح‬َ ‫جَنا‬ ُ ‫ل‬ َ ‫شاُوٍر َف‬ َ ‫ض ِمْنُهَما َوَت‬ٍ ‫ن َتَرا‬ْ‫ع‬َ ‫ل‬ ً ‫صا‬ َ ‫ِف‬
233 : ‫صيٌر ) البقرة‬ ِ ‫ن َب‬ َ ‫ل ِبَما َتْعَمُلو‬
َّ ‫ن ا‬ ّ ‫عَلُموا َأ‬ ْ ‫ل َوا‬َّ ‫ف َواّتُقوا ا‬ ِ ‫)َآَتْيُتْم ِباْلَمْعُرو‬

Lalu bagiamana dengan hak menentukan kehamilan,


melanjutkan kehamilan dan menggugurkan kehamilan,
aborsi?
Perbincangan soal ini memang agak dan bahkan bisa sangat
kontrofersi, khususnya soal aborsi. Sebab hal ini berkaitan dengan
moralitas masayarakat dan juga doktrin-doktrin agama yang
meyeramkan. Dalam pandangan masyarakat aborsi seringkali
dikaitkan dengan pelacuran, perselingkuhan, kumpul kebo dan
perzinahan. Maka aborsi dalam logika seperti itu tidak lain adalah
merupakan penumpukan dosa, sudah berzina membunuh janin lagi,
enak sekali. Jangan boleh aborsi biar kapok, biar tau rasa, masak
ngambil enaknya saja, ndak mau bertanggung jawab akibatnya,
begitulah kira-kira logika moral masyarakat. Dalam doktrin agama
yang muncul dipermukaan juga sama galaknya. Pelaku aborsi sama
dengan membunuh anak yang hukumannya jelas, neraka.
Sepertinya tidak ada ruang sejengkalpun disurga bagi pelaku aborsi.
Bagaimana sesungguhnya ? sesungguhnya pandangan diatas tidak
semuanya benar, bahkan bisa jadi sebaliknya, keliru.
Prilaku aborsi sama sekali tidak identik dengan dengan " hubungan
gelap ". penelitian menunjukkan 87 % aborsi dilakukan oleh wanita
yang sudah menikah dengan alasan 41,2 % karena jumlah anak
sudah cukup. Hanya 13 % aborsi dilakukan oleh wanita yang belum
menikah dengan alasan profesi pekerja seks 27 % dan karena
kehamilan akibat perkosaan 9 %. Fenomena lain yang cukup
mengharukan adalah karena sebagian besar aborsi dilakukan
dengan cara sembunyi-sembunyi dan tidak aman. Akibatnya angka
kematian ibu di indonesia paling tinggi di kawasan asean, 370/ 100.
000 kelahiran hidup.

Dalam wacana fiqih, masalah aborsi juga telah dibahas para ulama'
sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Untuk mengetahui
pandangan ulama' tentang aborsi diperlukan pemahaman terhadap
dua konsep sebelumnya, yaitu haqqu al-walad ( hak memiliki anak)
dan al-azl (mengeluarkan sperma diluar rahim).
Dalam wacana fiqih muncul pertayaan " siapakah yang memiliki hak
atas anak? ". apakah ayah? Ibu? Ayah ibu? Ataukah hak mustarak
antara kedua orang tua dan masyarakat?
Dalam hal ini ulama' berbeda pendapat ; menurut al-ghazali hak
atas anak adalah hak suami. Menurut ulama' hanafiyah hak atas
anak adalah hak kedua orang tua. Menurut ulama' syafi'iyyah,
hanabilah dan jumhur ulama' hak atas anak adalah hak bersama
antara kedua orang tua dan masyarakat, namun hak kedua orang
tua lebih dominan. Dan pendapat yang keempat, hak atas anak
adalah hak bersama antara kedua orang tua dan masyarakat,
namun hak masyarakta lebih kuat.

‫ من أصحاب هذا الرأي المام الغزالي وقال علماء‬, ‫ان الولد حق للوالد وحده‬: ‫إختلف العلماء على أربعة أقوال‬
‫الحنفية ان الولد حق للوالد ين معا وقال علماء الشافعية و الحنابلة والجمهور ان الولد حق مشترك بين المة‬
‫والوالدين وحق الوالدين أقوي وقال طائفة من رجال الحديث ان الولد حق مشترك بين المة والوالدين وحق‬
( ‫المة أقوي ) فتاوي سلتوت‬
Sebagai kelanjutan dari perbedaan diwilayah ini, ulama berbeda
pula dalam hal hukum mencegah kehamilan (man'u al-hamli)?
Menurut al-ghazali mencegah kehamilan boleh-boleh saja, sebab
tidak ada dalil nas maupun qiyas yang melarangnya. Menurut
ulama' hanafiyah mencegah kehamilan diperbolehkan jika ada izin
dari pihak istri. Sedangkan menurut jumhurul ulama' termasuk
didalamnya ibnu hazm dan ibnu hibban, mencegah kehamilan
hukumnya haram sebab hak atas anak lebih menjadi hak
masyarakat ketimbang hak kedua orang tua.
‫خخخخخ خخخخخخخ خخ خخخ خخخخخ خخخخ خخخ خخخخخ خخخخخ‬
‫خخخ خخخخخ خخخخخخخ خخ خخخ خخخخخ خخخخخ خخخخ خخخ‬
‫خخخخخخخ خ خخخ خخخخخ خخخخ خخخ خخخخ خخخخ خخخ خخخخخ‬
‫خخخ خخخخخ خخخخخ خخخ خخخ خخخخخ خخ خخخخخ خخخ خخ‬
‫خخخخخخخخ خ خخخ خخخخخخخ خخ خخخ خخخخخ خخخخ خخ خخخخخخ‬
‫خخخ خخخ خخخخخ خخخخ خخخخ خخخ خخ خخخخ خخخ خخخخخ خخخخ‬
‫خخخخخخخ خخ خخخ خخخخخ خخخخ خخخخ خخ خخخخ خخخ خخخخخخ‬
‫خخخخخخخخخخ خخ خخ خخخخخ ) خخخخخ خخخخخ (‬

‫‪Berangkat dari perbedaan ulama' mengenai man'u al-hamli ,‬‬


‫‪ulama,' berbeda pula dalam hukum al-azl, mengeluarkan sperma‬‬
‫‪diluar "ladangnya". Bacalah kutipan berikut :‬‬

‫خخخخخ خخ خخ خخخخخ خخخخ خخخخ‬ ‫خخخ خخخ خخخخخ‬


‫خخخخخخخ خخخ خخخخخ خخخخ خخخخخ خخخ خخخخخ خخخخخ خخ خخ‬
‫خخخ خخخ خخخخخ خخخخ خخخخ خخ خخ خخخخ خخخخ خخخ خخخ‬
‫خخخخخ خخخخخ خخخ خخ خخخخخخ خخخخخ خخخخخخ خخخخخ‬
‫خخخخخ خخخخ خخخ خخخخ خخخخخخخ خخخ خخخخ خخخخخخخ‬
‫خخخخخخ خخخخ خخخخخخخ خخخخ خخخخخخخ خخ خخخخ خخ‬
‫خخخخخخخ خخخ خخ خخخخخ خخخخخ خخخخ خخخخخ خخ خخ خخخ‬
‫خخخخ خخخخ خخ خخخخخخخ خخخخخخخ خخ خخخ خخخخخخخ خخخخخ‬
‫خخخخخ خخخ خخ خخخخخ خخخخخخخ خخخخخ خخخخ خخخخخ خخخخ‬
‫خخخخ‬
‫خخخخ خخخخخ خخخخخ خخخ خخخخ خخخ خخ خخخخ خخخخ خخخخخخ‬
‫خخخخخخ خخ خخخخ خخ خخخ خخخخخخخخ خخ خخخخخ خخخخ خخخخخ‬
‫خخخ خخ خخخ خخ خخخخخ خخخخخ خخخ خخخخخ خخخخخخخ خخخ خخخ‬
‫خخ خخخخخ خخ خخخ خخخخخ خخخ خخخ خخخ خخخخخ‬
‫)شرح صحيح مسلم ج ‪ 10‬ص ‪(9‬‬

‫خخخ خخخخ خخخخخخخخ‪ :‬خخ خخخخ خخخخخ خخ خخخخخ خخخ‬


‫خخخخخخ‪.‬‬
‫خخخخخخ خخخخ خخخخخخخ خخ خخخخ خخخخخخخ خخخ خخخخ خخ‬
‫خخخخخخ خخخ خخخخ خخخ خخ خخخخخخخخ خخخخ خخخخخخخ خخ خخ‬
‫خخ خخخخ خخخخ خخخخ خخخخخخ خخ خخ خخ خخخ خخ خخ خخخ خخخ‬
‫) القرطبي (‬

‫‪Sebagai puncak dari perbedaan dalam masalah-masalah diatas‬‬


‫‪adalah perbedaan mereka dalam hal hukum menggugurkan‬‬
‫‪: kandungan " isqhatu al-hamli atau al-ijhadh ". bacalah teks berikut‬‬

‫إتفقوا على أن إسقاط الحمل بعد نفخ الروح فيه حرام ل يحل لمسلم أن يفعله لنه جناية على حي ولذلك وجبت فيه‬
‫الدية إن نزل حيا و الغرة إن نزل ميتا أما إسقاطه قبل نفخ الروح فيه فقد إختلفوا في حله وتحريمه ) السلم‬
‫عقيدة و شريعة ص ‪(212‬‬

‫إذا كان الحمل قد بلغ مائة وعشرين يوما ل يجوز إسقاطه ولو كان التشخيص الطبي يفيد أنه مشوه الخلقة إل إذا‬
‫ثبت بتقرير لجنة طبية من الطباء الثقات المختصين أن بقاء الحمل فيه خطر مؤكد على حياة الم فعند ئذ يجوز‬
‫إسقاطه سواء كان مشوها ام ل دفعا لعظم المرين‬
‫قبل مرور مائة وعشرين يوما على الحمل إذا ثبت وتأكد بتفرير لجنة طبية من الطباء المختصين الثقات وبناء‬
‫على الفحوص الفنية بالجهزة والوسائل المختبرة أن الجنين مشوه تشويها غير قابل للعلج وإنه ان بقي وولد‬
‫فى موعده ستكون حياته سيئة وألما عليه وعلى أهله فعند ئذ يجوز إسقاطه بناء على طلب الوالدين والمجلس إذ‬
‫يقرر ذلك يوصى الطباء والوالدين بالتقوي ال والتثبت فى هذا المر) قرر مجلس المجمع الفقهي السلمي فى‬
( ‫دروته الثانية عشرة‬

130 :‫ ص‬4 :‫إعانة الطالبين ج‬


‫فرع اختلفوا في التسبب لسقاط ما لم يصل‬ ‫فرع أفتى أبو إسحاق الخ عبارة التحفة في فصل عدة الحامل‬
‫لحد نفخ الروح فيه وهو مائة وعشرون يوما والذي يتجه وفاقا لبن العماد وغيره الحرمة ول يشكل عليه‬
‫جواز العزل لوضوح الفرق بينهما بأن المني حال نزوله محض جماد لم يتهيأ للحياة بوجه بخلفه بعد استقراره‬
‫في الرحم وأخذه في مبادىء التخلق ويعرف ذلك بالمارات وفي حديث مسلم أنه يكون بعد خخخخخخ‬
‫خخخخخخخ خخخخ أي ابتداؤه كما مر في الرجعة ويحرم استعمال ما يقطع الحبل من أصله كما صرح‬
‫به كثيرون وهو وظاهر اه‬

: ‫العذار التي تبيح إسقاط الحمل عند الفقهاء منحصرة فيما يلى‬
‫إن بقاء الجنين يؤدي ل محالة إلي موت الم ول منقد سوي إسقاطه‬ •
‫أن ينقطع لبنها بعد ظهور الحمل وليس لبي الصبي ما يستأجر به الظئر ويخاف هلكه‬ •
‫كون الحمل حاصل بسبب الكراه على الزنا‬ •
‫كون الجنين مشوها تشويها خطيرا غير قابل للعلج وإنه إن ولد كذلك ستكون حياته سيئة‬ •
‫وألما عليه و على أهله‬

Al-hasil
Setelah kehamilan memasuki usia 120 hari ulama' sepakat haram
digugurkan kecuali karena satu alasan, membiarkan janin dalam
kandungan dipastikan akan menyebabkan kematian ibu.
Jika usia kehamilan belum melewati 120 hari, ulama terbelah
menjadi dua pendapat. Pertama: boleh digugurkan sekalipun tidak
ada sebab apapun (mutlak). Kedua tidak boleh digugurkan kecuali
terdapat alasan-alsan yang membenarkannya (uzur syar'iy).
Kelompok kedua inipun berbeda mengenai alasan-alasan syar'i yang
membenarkan aborsi dilakukan.

Siapa yang berkewajiban memenuhi hak-hak reproduksi


perempuan ?
Kewajiban memenuhi hak-hak reproduksi perempuan bukan hanya
menjadi kewajiban ibu, ayah, masyarakat atau bahkan negara,
melainkan menjadi kewajiban semuanya (fardhu kifa'I, kewajiban
kolektif). Dalam hal-hal dimana hak-hak reproduksi dapat dipenuhi
tampa keterlibatan orang lain maka ia sendirilah yang
berkewajiban memenuhinya. Akan tetapi ketika hak-hak reproduksi
tidak dapat dipenuhi kecuali dengan bantuan orang lain maka
masyarakat dan juga negara berkewajiban membantu untuk
memenuhinya. Seperti penyedian sarana penyuluhan,
pendampingan, pengobatan dan sarana-sarana lain yang
menunjang kemudahan proses kehamilan dan melahirkan.
Dalam kitab I'anatu at-thalibin dikatakan melindungi jiwa muslim
hukumnya wajib kifayah, termasuk didalamnya memberi makan,
meyediakan gaji dokter dan memberikan uang untuk kepentingan
membeli obat. Kewajiban kifayah ini bila si pasien belum sampai
pada keadaan sangat menghawatirkan (dharuri). Jika si pasien
sampai pada kondisi dharuri maka kewajiban kifayah berubah
‫‪menjadi " kewajiban ain " senilai dengan kewajiban-kewajiaban ain‬‬
‫‪yang lain.‬‬
‫إعانة الطالبين ‪ -‬ج ‪ / 4‬ص ‪207‬‬
‫)قوله‪ :‬ودفع ضرر معصوم( يصح عطفه على قيام‪ ،‬أي وكدفع ضرر الخ‪ ،‬ويصح عطفه على حجج‪ :‬أي وكالقيام‬
‫بدفع‪ .‬قال في النهاية‪ :‬هل المراد بدفع ضرر من ذكر ما يسد الرمق أم الكفاية ؟ قولن أصحهما ثانيهما‪ ،‬فيجب في‬
‫الكسوة ما يستر كل البدن‪ ،‬على حسب ما يليق بالحال من شتاء وصيف‪ .‬ةةةةة ةةةةةةة‬
‫ةةةةةةة ةة ةة ةةةةةةةة ةةةةة ةةةةة ةةةة ةةةة‪ ،‬وخادم‬
‫منقطع‪ - ،‬كما هو واضح‪ .‬اه‪ ...……… ( .‬قوله‪ :‬جائع( صفة لمعصوم‪.‬وقوله‪ :‬لم يصل لحالة الضطرار أما إذا‬
‫وصل إليها فيجب إطعامه على كل من علم به‪ ،‬ولو لم يزد ما عنده عن كفاية سنة‪ ،‬وإن كان يحتاجه عن قرب‪.‬‬

‫‪Dalam bagian lain dikatakan, kaum muslimin yang mampu‬‬


‫‪(mayasiirin muslimin ) berkewajiban menjadi donatur bilamana‬‬
‫‪kebutuhan biyaya perawatan anak, biyaya hidup gelandangan dan‬‬
‫‪lain-lain bila tidak dapat dipenuhi sendiri atau oleh negara. Dengan‬‬
‫‪demikian, hakikatnya pemenuhak hak-hak reproduksi dan hak asasi‬‬
‫‪yang lain pertama-tama adalah kewajiban setiap individu, kemudian‬‬
‫‪negara dan kemudian seluruh umat manusia yang mampu. Lihatlah‬‬
‫‪misalnya teks berikut ini.‬‬

‫إعانة الطالبين ‪) -‬ج ‪ / 4‬ص ‪(115‬‬


‫فصل الحضانة أي في بيان أحكام الحضانة ونفقة المملوك ‪ ......‬وتثبت لكل من له أهلية من الرجال والنساء‪ ،‬لكن‬
‫الناث أليق بها لنهن بالمحضون أشفق وعلى القيام بها أصبر‪ ،‬وبأمر التربية أبصر‪ ،‬وإذا نوزع في الهلية فل بد‬
‫من ثبوتها عند الحاكم ةةةةةةة ةة ةةة ةةةةةةة ةة ةةةة ةة ةةةة ةة‬
‫ةة ةة ةةةةةة ةةةةةةةة ةةةةة ةةةةةة ةة ةةة ةةةةة ةة‬
‫ةةةةة ةةةة ةةةة ةةةةةة ةةةةةةةة‬

‫نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج ‪) -‬ج ‪ / 24‬ص ‪(115‬‬


‫عْ‬
‫ن‬ ‫سِتْغَناِء َ‬
‫لْ‬‫نا ِ‬
‫لْمَكا ِ‬
‫ق ِ‬
‫لِتي ِفي ُمْؤَنِة الّرِقي ِ‬
‫نا ْ‬
‫ن َكَما َذَكُروُه ِفي اْلِق ّ‬
‫سِلِمي َ‬
‫سيِر اْلُم ْ‬‫ل َفَعَلى َمَيا ِ‬‫ت َما ٍ‬‫ن َبْي َ‬‫ن َلْم َيُك ْ‬
‫ُثّم إ ْ‬
‫ةةةة ةة ةةةةة‬ ‫ن ة ةةةةة ةةة ةة ة‬ ‫ك اْلِق ّ‬
‫ل َكَذِل َ‬
‫ج َو َ‬‫ن ُهَنا ِبالّتْزِوي ِ‬‫سِلِمي َ‬
‫سيِر اْلُم ْ‬ ‫َمَيا ِ‬
‫ةةة‬ ‫ةةة ةةةةةة‬ ‫ةةة‬ ‫ةة ةة‬ ‫ةةة ةةةةةة ةة‬ ‫ةة ةة ةة‬ ‫ةة ةةةةة‬ ‫ةة‬

‫‪Ihtitam‬‬
‫‪Melihat perbedaan-perbedaan diatas maka sikap yang paling tepat‬‬
‫‪adalah menempatkan pendapat-pendapat diatas dalam konteks‬‬
‫‪kesejahteraan masyarakat. Sebab inti dari seluruh ajaran agama‬‬
‫)‪adalah dua hal, iman kepada allah ( al-iman wa at-takdhim lillahi‬‬
‫‪dan menebarkan kasih sayang sesama manusia ( asy-syafaqah‬‬
‫‪likhalqillahi ). Nabi bersabda "khaslatani la syaia afdhala minhuma‬‬
‫‪al-iman billahi wa an-naf'u lilmuslimin". " ar-rahimuun‬‬
‫‪yarhamuhumur rahman, irhamu man fi al-ardhi yarhamkum man fi‬‬
‫‪.as-sama' " wallahu a'lam‬‬

Anda mungkin juga menyukai