Anda di halaman 1dari 20

FATWA MUI PUSAT

TENTANG IMUNISASI
Oleh
Tgk.H.Abdul Gani Isa
AnggotaMPU Aceh

DISAMPAIKAN PADA ACARA ADVOKASI


Kamis, 07 Oktober 2021
Di Hotel Grand Permata Hati Blang Oi
Banda Aceh
IMUNISASI
• Quran Surat Al-Hadid Ayat 22
• ‫صٌبَة‬
ِ ‫اب ِمن ُّم‬
َ ‫ص‬َ َ ‫ماأ‬
• ‫ض َو ََل فِ ٓى أَنفُ ِس ُك ْم ِإ اَل فِى ِك َٰت َب ِ ّمن قَ ْب ِل أَن ناب َْرأ َ َها ٓ ۚ ِإ ان‬
ِ ‫فِى ْٱْل َ ْر‬
‫ٌر‬ ِ ‫علَى ا‬
ٌ ‫ٱَّلل ٌَ ِس‬ َ ‫ك‬
َ ‫ل‬
ِ َ َٰ
‫ذ‬
• Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi
dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah

‫سى قَالُوا‬ ‫ون ب ُْن َم ْع ُروف َوأَبُو ا‬
َ ٌ‫الطا ِه ِر َوأ َ ْح َم ُد ب ُْن ِع‬ ُ ‫ار‬ ُ ‫َح ادثَنَا َه‬
َ ‫ع ْن‬
‫ع ْب ِد َر ِبّ ِه ب ِْن‬ َ ‫ث‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫ع ْم ٌرو َو ُه َو اب ُْن ْال َح‬ َ ًِ‫َح ادثَنَا اب ُْن َو ْهب أ َ ْخبَ َرن‬
‫علَ ٌْ ِه‬ ‫صلاى ا‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ ‫سو ِل ا‬ ُ ‫ع ْن َر‬ َ ‫ع ْن َجا ِبر‬ ُّ ً‫ع ْن أ َ ِب‬
َ ‫الزبٌَ ِْر‬ َ ‫س ِعٌد‬ َ
ِ ‫ٌب َد َوا ُء ال اد ِاء بَ َرأ َ ِبإِ ْذ ِن ا‬
‫َّللا‬ َ ‫ص‬ ِ ُ ‫سلا َم أَناهُ قَا َل ِل ُك ِّل َداء َد َوا ٌء فَإِذَا أ‬
َ ‫َو‬
‫ع از َو َج ال‬ َ

dari Jabir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi


wasallam, beliau bersabda: "Setiap penyakit ada
obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat
untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit
itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim)
‫ع َم ُر ب ُْن •‬‫ي َح ادثَنَا ُ‬ ‫َح ادثَنَا ُم َح ام ُد ب ُْن ْال ُمثَناى َح ادثَنَا أَبُو أ َ ْح َم َد ُّ‬
‫الزبٌَ ِْر ُّ‬
‫طا ُء ب ُْن أ َ ِبً َربَاح َع ْن أ َ ِبً‬ ‫سٌْن قَا َل َح ادث َ ِنً َع َ‬ ‫س ِعٌ ِد ب ِْن أ َ ِبً ُح َ‬ ‫َ‬
‫سلا َم قَا َل َما‬ ‫صلاى ا‬
‫َّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َ‬ ‫ًِ َ‬ ‫ع ْن النا ِب ّ‬ ‫َّللاُ َع ْنهُ َ‬
‫ً ا‬ ‫ض َ‬ ‫ُه َرٌ َْرة َ َر ِ‬
‫ِشفَاء‬ ‫لَهُ‬ ‫أ َ ْنزَ َل‬ ‫ِإ اَل‬ ‫َداء‬ ‫َّللاُ‬
‫ا‬ ‫أ َ ْنزَ َل‬

‫‪dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi‬‬


‫‪shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:‬‬
‫‪"Allah tidak akan menurunkan penyakit‬‬
‫‪melainkan menurunkan obatnya juga." (HR‬‬
‫‪Bukhari).‬‬
• Imunisasi diartikan pengebalan (terhadap
penyakit), dalam istilah kesehatan imunisasi
berarti pemberian vaksin untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu . Imunisasi merupakan
pemindahan atau transfer antibodi (daya tahan
tubuh) secara pasif, yang diperoleh dari komponen
plasma donor yang sudah sembuh dari penyakit
tertentu. Cara pemberian imunisasi bisa melalui di
suntik dan diteteskan pada mulut anak balita
(bawah lima tahun). Vaksin merupakan bibit
penyakit (misalkan campak), yang sudah
dilemahkan digunakan untuk vaksinisasi.
Vaksinisasi adalah pemberian vaksin (antigen dari
virus atau bakteri yang dapat meransang imunitas
(antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.
FATWA MUI TTG VAKSIN DAN IMUNISASI
NOMOR 4 TAHUN 2016 NOMOR 33 TAHUN 2018
TTG TTG
IMUNISASI KEBOLEHAN VAKSIN MR

a. Islam sangat mendorong


umatnya untuk senantiasa DIDASARI PADA 3 HAL: 1.
menjaga kesehatan, yang dalam KONDISI DARURAT;
prakteknya dapat dilakukan 2.BELUM DITEMUKAN
melalui upaya preventif dengan VAKSIN MR HALAL DAN
imunisasi.
SUCI; 3. ADA
b. Bahwa imunisasi, sebagai
salah satu tindakan medis untuk KETERANGAN DARI AHLI
mencegah terjangkitnya penyakit YANG KOMPOTEN BAHWA
tertentu, ADA BAHAYA YANG BISA
c. Bahwa ada penolakan sebagian TIMBUL BILA TIDAK
masyarakat terhadap imunisasi, DIIMUNISASI DAN BELUM
karena diragukan kehalalannya. ADA VAKSIN LAIN MR
d. Bahwa atas dasar maka YANG HALAL HINGGA
dipandang perlu menetapkan SAAT INI.
fatwa tentang imunisasi
       •
   
      
• .

• dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang


yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar. (QS.an-Nisak:9)

        •
            
      
• Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang
yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan
terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(QS.al-Baqarah:173)
KAIDAH:

‫ألضرورات تبٌح المحضورات‬


Salah satu prinsip kebijaksanaan hukum
dalam Alquran ialah sesuatu yang semula
hukumnya haram dapat berubah
menjadi halal karena adanya faktor
kedaruratan (terpaksa) atau hal yang
dapat membahayakan hukum (dharuriy)
‫الحاجة تنزٌل منزلة الضرورة‬
Pertama, Al-hajah al-‘ammah (kebutuhan umum), yaitu
daftar kebutuhan (mashlahat / manfaat) yang jika tidak
dipenuhi akan menyebabkan kesulitan (masyaqqah dan
haraj). Al-hajah al-‘ammah ini adalah istilah para ahili ilmu
ushul fikih seperti alJuwaini dan al-Ghazali ketika
membahas tingkatan mashlahat menjadi dharuriyat, hajiat
dan tahsinat. Yang kedua, Al-Hajah al-khashah adalah
kebutuhan akan hal-hal tertentu yang mudah dan
meringankan tetapi masuk dalam daftar yang terlarang
menurut syariat. Kesimpulannya, Al-hajah adalah daftar
kebutuhan (mashlahat / manfaat) yang jika tidak dipenuhi
akan menyebabkan kesulitan (masyaqqah). maka al-hajah
adalah mashlahat yang menjadi substansi maqashid syariah
• Ketentuan Hukum antara lain 1.Imunisasi pada
dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk
ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh
(imunitas) dan mencegah terjadinya suatu
penyakit tertentu, 2. Vaksin yang digunakan
untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang
halal dan suci, 3. Penggunaan vaksin imunisasi yang
berbahan haram/atau najis hukumnya haram,

• 4. Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau


najis tidak dibolehkan kecuali: a. digunakan pada
kondisi al-dlarurat atau al-hajat b.belum ditemukan
bahan vaksin yang halal dan suci; dan c. adanya
keterangan tenaga medis yang kompeten dan
dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang halal,
• Keharaman memakan bangkai, darah, daging
babi, dan lain-lain, ditegaskan dalam Surat al-
Baqarah (2): 173 dan Surat al-Ma’idah (5): 3.
Namun di balik ketegasan hukum dalam kedua
ayat tersebut, Surat al-An’am (6): 119
menekankan adanya keadaan darurat:
Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada
kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali
apa yang terpaksa kamu memakannya.
• 5. Dalam hal ini jika seseorang yang tidak
diimunisasi akan menyebabkan kematian,
penyakit berat, atau kecacatan permanen
yang mengancam jiwa, berdasarkan
pertimbagan ahli yang kompeten dan
dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib,
6. Imunisasi tidak boleh dilakukan jika
berdasarkan pertimbangan ahli yang
kompeten dan dipercaya, menimbulkan
dampak yang membahayakan (dlarar).
• Adapun manfaat vaksin imunisasi bagi balita antara lain

• 1.Untuk anak mencegah penderitaan yang disebabkan


oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.

• 2.Untuk keluarga menghilangkan kecemasan dan


psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong
pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa
anaknya menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

• 3.Untuk negara, memperbaiki tingkat kesehatan,


menciptakan bangsa yang kuat dan berakal dan untuk
melanjutkan pembangunan negara.
BAGAIMANA PANDANGAN MPU ACEH DENGAN
VAKSIN MR ?
- Pembuatannya ada unsur Babi tetap haram
- Dalam kondisi Darurat boleh
Menggunakannya, selama belum ada Vaksin
yang halal dan suci
- ‫دفع المفاسد مقدم علً جلب المصالح‬

- Wallahu a’lamu bish shawab !

Anda mungkin juga menyukai