Anda di halaman 1dari 40

KARAKTERISTIK TUGAS

DAN TANGGUNG JAWAB


APOTEKER MUSLIM

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
IRMA RISDIANA, MPH, APT
OUTLINE
 Pendahuluan
 Sejarah Farmasi Islam
 Konsep Pelayanan Farmasi Islami
 Konsep Pendidikan Apoteker Muslim
 Karakter Apoteker Muslim Muhammadiyah
 Pribadi Apoteker Muslim
 Studi kasus
PENDAHULUAN
 Ajaran Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya
untuk memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta
 Dalam rangka melindungi dan menjaga jiwa, akal, dan
keturunan, Islam mensyari’atkan pemeliharaan kesehatan
 Ada anggapan bahwa semua aspek dalam proses
pengobatan basisnya dharuriyah/kedaruratan
 Masyarakat memerlukan penjelasan tentang hukum
praktek pengobatan dan penggunaan obat-obatan untuk
dijadikan pedoman.
 Masyarakat membutuhkan tenaga profesional kesehatan
yang memahami aspek syar’i dalam pelayanan kesehatan
CLINICAL COMPETENCY
PROFESIONAL KESEHATAN
 Kompetensi Utama Seorang Profesional kesehatan :
Personal Qualities
 Aspek Knowledge dan Skill kurang memiliki manfaat
ketika tidak didukung oleh kualitas pribadi
 Kompetensi Islami harus menjadi bagian dari
kepribadian Apoteker Muslim
 Pembelajarannya butuh kesabaran tinggi

 Pengajar harus dapat menjadi “buku-hidup” yang lebih


mengedepankan role model
FARMASI DALAM SEJARAH ISLAM
SEJARAH FARMASI MUSLIM
Islamic pharmacy (Saydanah), the art of preparing and
dispensing drugs, separate from the profession of medicine
was recognized in the 8th century
A pharmacist was called saydalani, a name derived from the
Sanskrit for a seller of sandalwood.
Drug stores were first established in Baghdad in 754, where
drugs were prepared and sold.
The drug stores and the work carried on in them, was
inspected by Mohtasibs (inspectors). Market Inspectors were
responsible for checking the cleanliness of the containers,
preparation of drugs and their dispensing.
During the reign of Caliph Mamun al-Rashid (d.833)
licensing system was introduced.
SEJARAH FARMASI MUSLIM
ERA BANI UMMAYAH

 The first figure associated


with the development of
Islamic pharmacy was
grandson of Caliph
Hadhrat Muawiyyah,
Prince Khalid bin Yazid
(d.704).

Sumber :
https://www.aramcoworld.com/Articles/
May-2016/The-Islamic-Roots-of-Moder
n-Pharmacy
Acces on feb 11st 2021
SEJARAH FARMASI MUSLIM
ERA BANI ABBASIYAH

 Jabir ibn Hayyan (d. 815 Kufa)


was a renowned chemist and
alchemist
 He is considered to be the father
of modern chemistry.
 In chemistry he emphasized
systematic experimentation, and
freed chemistry from
superstition
SEJARAH FARMASI MUSLIM
ERA BANI ABBASIYAH

 The first medical formulary (Aqrabadhin) was written in Arabic by Sabur bin
Sahl (d.869)

 Ali Bin Sahl Rabban al-Tabari (d.870) served as a government officer and
physician under the rule of Caliph al-Mu’tasim (833-842). Al-Tabari wrote a
famous book Firdaus al-Hikma (Paradise of Wisdom) which was completed
in 850. In addition to discussing diseases and their remedies, he included
several chapters on materia medica.

 Yakoob Ibn Ishaq Al-Kindi (d.873) made important contributions in


medicine, pharmacy and optics

 Muhammad Ibn Zakaria al-Razi (d.925) introduced into pharmacy the use
of mild purgatives, cupping for cases of apoplexy (sudden effusion of blood
into an organ) and cold water for fevers.
UJI KLINIS OBAT DALAM SEJARAH
KEDOKTERAN ISLAM
KONSEP PELAYANAN FARMASI
ISLAMI
KONSEP SYARIAH DALAM PELAYANAN
KESEHATAN/FARMASI
pendekatan Maqashid Syari’ah Al Islamiyah (Imam Asy
Syatibi)
KONSEP SYARIAT
ISLAM ‫مقاصد الشريعة‬
‫الدي‬ ‫الضروريات الخمس‬
‫ن‬ ‫عند االمام الشاطبي‬
Agam
Konsep 5 Kebutuhan
a
dasar menurut Imam
Syatibi

‫ العرض‬/‫النسل‬
Keturunan/kehormatan

‫النف‬
‫س‬
‫الما‬ ‫العقل‬ Jiwa
Intelektu
‫ل‬ al
Harta
Sumber : M Iqbal, Seminar Sertifikasi RS Syariah, Bandung
PELAYANAN FARMASI ISLAMI
KONSEP DASAR PENGOBATAN
‫ت فَه َُو يَ ْشفِين‬
ُ ْ‫َوإِ َذا َمرِّ ض‬
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku [Qs al-
Syu’ârâ (26) : 80)

َ َّ‫َو َم ْن أَحْ يَاهَا فَ َكأَنَّ َما أَحْ يَا الن‬


‫اس َج ِميعًا‬
“Barang siapa yang menghidupkan seseorang, maka dia bagaikan
menghidupkan manusia semuanya” QS. Al-Maidah [5]: 32

‫صلَى هَللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَ َم قَا َل َما أَ ْنّ َز َل هَللا ُ اٍَ ًء إِاَل أَ ْنّ َز َل لَه ُِشفَا ًء‬
َ ‫ض َي هَللا ُ َع ْنّهُ َع ْن النَّبِ ِي‬
ِ ‫َع ْن أَبِي هُ َّر ْي َّرةَ َر‬

“Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW: Sesungguhnya Allah tidak
menurunkan suatu penyakit kecuali menurunkan (pula) obatnya”.
HR. Bukhari,
KONSEP PEMILIHAN OBAT
‫إِنَّ َما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوال َّد َم َولَحْ َم ْال ِخ ْنّ ِزي ِّر َو َما أُ ِه َّل بِ ِه لِ َغ ْي ِّر هَللا ِ فَ َم ِن اضْ طُ ّر‬
‫َغ ْي َّر بَا َواَل َعا فَاَل إِ ْث َم َعلَ ْي ِه إِ َّن هَللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah. Akan tetapi,
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha
Penyayang” QS. Al-Baqarah [2] : 173
KONSEP PEMILIHAN OBAT
‫ُضلُونَّ ِبأ َ ْه َوائِ ِه ْم‬
ِ ‫ص َّل لَ ُك ْم َما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم إِاَل َما اضْ طُ ِّررْ تُ ْم إِلَ ْي ِه َوإِ َّن َكثِي ًّرا لَي‬ َّ َ‫َوقَ ّْد ف‬
َ ‫بِ َغ ْيرِّ ِع ْلم إِ َّن َربَ َكه َُو أَ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْعتَ ِّد‬
‫ين‬

“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang


diharamkan-Nya atasmu kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan
sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan
(orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya
Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas”
QS Al-An’am[6]: 119.
KONSEP PEMILIHAN OBAT
‫صلَى هَللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَ َم َع ْن ْال َخ ْمرِّ فَنَّهَاهُ أَ ْو‬ َ ‫ق ب َْن ُس َو ْي ّد ْال ُج ْعفِ َي َسأ َ َل النَّبِ َي‬َ ‫ار‬ ِ ‫ط‬ َ ‫أَ َّن‬
ّْ َ‫ َك ِّرهَ أَ ّْن ي‬،
‫صنَّ َعهَا‬
‫ْس بِ َّد َوا ء َولَ ِكنَّهُ اٍَ ٌء‬ َ َ‫ فَق‬،‫ إِنَّ َما أَصْ نَّ ُعهَا لِل َّد َوا ِء‬:‫" فَقَا َل‬
َ ‫ "إِنَّهُ لَي‬:‫ال‬

“Sesungguhnya Thariq bin Suwaid al-Ju’fiy bertanya kepada Nabi SAW tentang
Khamr, kemudian Nabi melarangnya untuk membuatnya. Kemudian dia berkata:
sesungguhnya saya membuatnya untuk obat. Kemudian Nabi SAW bersabda:
“Sesunggunya (khamar) itu bukan obat, melainkan penyakit”. HR. Muslim
KONSEP PEMILIHAN OBAT
‫ " إِ َّن هَللا َ أَ ْنّ َز َل ال َّدا َء‬:‫صلَى هَللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَ َم‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَللا‬ َ َ‫ ق‬:‫َع ْن أَبِي ال َّدرْ اٍَ ِء قَا َل‬
‫" َوال َّد َوا َء َو َج َع َّل لِ ُكلَّء َوا ًء فَتَ َّدا َو ْوا َواَل تَ َّدا َو ْوا بِ َحرَّام‬

“Dari Abu Darda’, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah


telah menurunkan penyakit dan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah
dan janganlah berobat dengan yang haram”. (HR. Abu Dawud)
STANDAR PENGGUNAAN OBAT
DALAM KONSEP PELAYANAN
KESEHATAN ISLAMI
SELEKSI DAN PENGADAAN OBAT

 Maksud & Tujuan : Seleksi obat merupakan proses dalam


pengadaaan obat untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan. Dalam
seleksi ini melibatkan komite fatwa, kelompok staf medik dan
logistik farmasi. Proses seleksi sesuai dengan kebijakan manajemen,
produk halal, cost effective, bebas risywah

 Parameter :
 Proses pengadaan obat tidak bertentangan dengan ajaran Islam
 menggunakan obat-obat halal, kecuali adanya kebutuhan mendesak
atau terpaksa
 menentukan kriteria obat yang digunakan secara cost effective.
 Segala bentuk bonus, kredit nota, hadiah harus masuk dalam sistem
rumah sakit
 Dilakukan pengawasan dalam proses pengadaan obat
PENGGUNAAN OBAT

 Maksud & Tujuan : Penggunaan obat meliputi proses


penetapan jenis obat, jual beli, penyerahan, dan
penggunaan obat. RSMA menjamin semua proses
tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
 Parameter :

 Penetapan tarif obat dengan mempertimbangkan


peraturan perundangan dan ketentuan RSMA
 Penggunaan obat-obat mahal dan atau berisiko tinggi
diberikan atas keridhaan pasien atau keluarga
 Label & informasi obat memuat atau mencantumkan
adab minum obat
ASUHAN KEFARMASIAN ISLAMI

 Maksud & Tujuan : Asuhan kefarmasian merupakan


proses pemenuhan kebutuhan pelayanan obat. Dalam
asuhan kefarmasian ini melibatkan komite medik,
komite fatwa dan apoteker. RSMA menjamin proses
asuhan kefarmasian tidak bertentangan dengan ajaran
Islam.
 Parameter :

 memastikan penggunaan obat secara islami

 memberikan pemahaman kepada pasien tentang proses


penyembuhan penyakit menurut Islam
 Pasien diberikan tuntunan berdoa ketika menggunakan
obat
PRIBADI APOTEKER MUSLIM
PROFIL APOTEKER MUHAMMADIYAH
• Mentauhidkan Allah SWT
• Ulet dan Loyal kepada persyarikatan
AQIDAH • Hati Teguh dan berani dalam kebenaran

• Al Qur’an dibaca dan ditadaburi


• Membiasakan Sholat Berjamaah
IBADAH • Mukhlis beribadah dan berjuang

• Adil dan Amanah


• Dakwah dan Keteladanan
AKHLAQ •
Ihsan dan Peduli

• Yakin dan profesional


• Amal ilmiyah dan Ilmu amaliyah
PROFESIO • Hidup kreatif dan berkemajuan
NAL
PENDIDIKAN APOTEKER MUHAMMADIYAH

 Pertama : Merujuk pada Al Qur’an dan Sunnah


 Kedua : Ruhul Ikhlas, semata-mata mencari ridha Allah

 Ketiga : menerapkan prinsip kerjasama (musyarokah)


dengan tetap memelihara sikap kritis
 Keempat : selalu memelihara dan menghidupkan prinsip
pembaruan (tajdid) dan inovasi
 Kelima : memiliki kultur memihak kepada kaum dhuafa’
dan mustadh’afin
 Keenam : prinsip keseimbangan/moderat (tawasuth)
PENANAMAN KARAKTER APOTEKER MUSLIM

ATTI
TUDE
AQIDAH
SKILL AKHLAQ

KNOW
LEDGE
SYARIAH

KOMPETENSI KARAKTER
APOTEKER APOTEKER
MUSLIM

TERINTEGRASI
BIDANG AQIDAH
 Bertauhid murni dan bebas dari gejala-gejala
kemusyrikan, bid’ah dan khurafat
 Yakin bahwa Islam adalah agama yang benar

 Yakin bahwa agama Islam yang dibawa oleh Nabi


Muhammad SAW dan pada A Qur’an dan sunnah yang
di dalamnya berisi petunjuk
 Yakin bahwa hanya hukum Allah adalah benar dan
dijadikan sendi untuk membentuk pribadi utama dan
mengatur ketertiban hidup bersamaMenjadikan seluruh
hidup dan kehidupannya semata-mata untuk beribadah
kepada Allah
BIDANG AKHLAK
 Berakhlak mulia dengan meneladani sifat Nabi
Muhammad SAW
 Meninggalkan akhlak buruk

 Melaksanakan birrul walidain (berbakti kepada orang


tua)
 Melaksanakan adab islami dalam setiap kegiatannya
BIDANG IBADAH
 Tertib thaharah (bersuci)
 Tertib Shalat

 Tertib ber-ZIS

 Tertib Puasa

 Serius

 Dapat melaksanakan pengurusan jenazah


BIDANG MUAMALAT
 Kehidupan Berkeluarga
a. Membiasakan perilaku islami
b. Mendidikanak-anaknya memahami dan mengamalkan ajaran Islam
c. Membina keluarga sakinah
 Hidup bermasyarakat

a. Berprinsip memberikan manfaat

b. Melaksanakan dakwah Islam

c. Hidup berjamaah bersama orang-orang yang seiman


 Melaksanakan jual beli dan kehidupan ekonomi sesuai prinsip-
prinsip syariah
 Banyak beramal untuk kemaslahatan

 Menjalani profesi Apoteker sesuai dengan ajaran Islam

a. Menjalani profesi sebagai bagian dari ibadah mendapatkan ridha Allah


dan memeberi manfaat kepada orang lain
b. Menjalani profesi Apoteker berdasarkan standar kompetensi Apoteker
DISKUSI KASUS
 Buat Kelompok berisi 4-5 orang
 Setiap kelompok diberikan tugas utnuk membahas
permasalahan terkait pelayanan farmasi dan sikap
Apoteker Muslim
 Setiap kelompok mencari sumber informasi yang
terpercaya, sumber jelas, bukan hoax untuk
menyelesaikan masalah tsb.
 Laporan dikumpulkan sebelum sessi kuliah berakhir
KELOMPOK 1 -5
 Diberikan contoh sediaan farmasi yang mengandung
substansi tidak halal sebagai berikut :
 Kelp 1 : membahas obat neuro aid (lihat komposisi obat)

 Kelp 2 : membahas obat lovenoxbagi pasien Covid 19


kategori critical care
 Kelp 3 : membahas obat paracetamol syrup dg pelarut
alkohol
 Kelp 4 : membahas sediaan human albumin

 Kelp 5 : membahas vaksin anti tetanus Merk Tetagam

 Bahaslah kondisi tersebut jika terjadi di RS anda


 Lengkapi diskusi dengan kajian sesuai konsep Islam
KELOMPOK 6
 Bahas tentang kasus pengadaan obat dengan sistem
cashback
 Bahas dengan kajian aspek jual beli dalam Islam

 Sumber : Cashback Transaksi obat di RS

(Ustadz DR Oni Sahroni )


 https://www.youtube.com/watch?v=2Q6aqkcbRoM

https://www.youtube.com/watch?v=LvhvG4oJ16U
KELOMPOK 7
 Buatlah kajian upaya pencegahan agar Apoteker tidak
menerima gratifikasi/rasuah dalam proses seleksi dan
pengadaan obat
 Buatlah kajian sesuai dengan konsep Islam
KELOMPOK 8
 Buatlah desain pelayanan farmasi yang kreatif untuk
mendakwahkan ajaran Islam
 Apa saja pelayanan farmasi yang dapat dijadikan media
dakwah kepada pasien/keluarga

Anda mungkin juga menyukai