Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAH

PENGOBATAN ALTERNATIF DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Kelompok 3

Maric Syafira Lakoro (2108053034)

Maharani Nusara Ardhi (2108053035)

Candra Puspitasari (2108053036)

Renni (2108053037)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2022
PENGOBATAN ALTERNATIF DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian Pengobatan Alternatif


Pengobatan alternatif adalah suatu tindakan pengobatan yang dilakukan bukan
melalui tindakan medis, tradisional atau doa. Medis dalam istilah ini adalah kegiatan
yang dilandaskan pada ilmu kedokteran. Sebagai contoh pengobatan alternatif adalah
pengobatan dengan menggunakan tenaga dalam.

B. Prinsip-prinsip Umum Pengobatan dalam Islam


1. Wajib Memelihara Kesehatan
Ajaran islam mewajibkan setiap orang muslim berupaya memelihara kesehatannya.
Berikut ayat dan hadist yang memberikan isyarakat kepada hal tersebut :
a. Mengabaikan kesehatan dengan sengaja dapat dikategorikan sebagai salah satu
bentuk menjerumuskan diri dalam kebinasaan, dan hal tersebut dilarang Allah
Swt dalam QS. Al Baqarah ayat 195 :
‫َو اَل ُتۡل ُقۡو ا ِبَاۡي ِد ۡي ُك ۡم ِاَلى الَّتۡه ُلَك ِة‬
“ …dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ”
b. Mempertahankan pola makan secara seimbang dan tidak berlebihan merupakan
salah satu upaya menjaga kesehatan.
‫َّو ُك ُلْو ا َو اْش َر ُبْو ا‬
“ …makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan”(Q.S Al-Araf 7 : 31 ).
c. Makan-makanan yang halal dan baik juga merupakan upaya memelihara
kesehatan fisik dan rohani.
‫َو ُك ُلْو ا ِمَّم ا َر َز َقُك ُم ُهّٰللا َح ٰل اًل َطِّيًبا‬
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu…” ( Q.S Al-Maidah 5 : 88 ).
d. Hadis Abdullah Ibn Amr,

‫َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ِرو ْبِن اْلَع اِص َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َي ا َع ْب َد ِهَّللا َأَلْم ُأْخ َب ْر‬
‫َأَّنَك َتُصوُم الَّنَهاَر َو َتُقوُم الَّلْيَل ُقْلُت َبَلى َي ا َر ُس وَل ِهَّللا َق اَل َفَال َتْفَع ْل ُص ْم َو َأْفِط ْر َو ُقْم َو َنْم َف ِإَّن‬
‫ِلَجَسِد َك َع َلْيَك َح ًّقا َو ِإَّن ِلَع ْيِنَك َع َلْيَك َح ًّقا َو ِإَّن ِلَز ْو ِج َك َع َلْيَك َح ًّقا‬
Dari Abdullah bin Amr bin al-As ( diriwayatkan bahwa ) ia berkata : Rasulullah
saw bersabda : wahai abdullah bukankah aku pernah diberitahu bahwa kamu
senatiasa puasa di siang hari dan bangun (beribadah) di malam hari ? Aku
(Abdullah) menjawab : Benar, Wahai rasulullah, Beliau berkata: Jangan lakukan
demikian, puasalah dan juga berbukalah, bangunlah (beribadahlah di malam
hari) dan juga tidurlah karena tubuhmu memiliki hak terhadapmu yang harus
kamu penuhi, matamu juga memiliki hak-hak terhadapmu yang harus kamu
penuhi, demikian pula istrimu juga mempunyai hak-hak terhadapmu yang harus
kamu penuhi (HR al-Bukhari).
e. Penularan penyakit merupakan salah satu sistem yang telah ditetapkan Allah,
karenanya pula manusia disarankan untuk menghindari, menjaga diri dari
ketertularan tersebut.

‫َّرْح َمِن َس ِم ْع ُت َأَب ا ُهَر ْي َر َة َع ْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه‬ZZ‫َقاَل َأُبو َس َلَم َة ْبُن َع ْبِد ال‬
)‫ (البخارى‬... ‫َو َس َّلَم َقاَل َال ُتوِر ُدوا اْلُمْم ِر َض َع َلى اْلُمِص ِّح‬
Abu Salamah bin Abd ar-Rahman berkata: Aku mendengar Abu Hurairah (yang
meriwayatkan) dari Nabi saw (bahwa beliau bersabda): Janglah orang yang
memiliki sakit mendatangi yang sehat…(HR al-Bukhari).
Maksud “tiada penularan” adalah bahwa penyakit itu tiada menular dengan
sendirinya melainkan melalui sunnah-Nya.

2. Wajib Berobat Dalam Rangka Memelihara Kesehatan


Islam sangat memberikan perhatian utama terhadap kesehatan manusia. Setiap
Muslim wajib secara agama menjaga kesehatannya dan menyeimbangkannya dengan
kebutuhan rohaninya. Wajib berobat dalam rangka memelihara kesehatan merupakan
konsekuensi logis dari prinsip sebelumnya. Jika diwajibkan memelihara kesehatan,
maka diwajibkan pula berobat. Hal ini sejalan pula dengan Hadis Nabi Saw yang
menegaskan bahwa Allah menurunkan penyakit beserta dengan obatnya.
Diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud,
Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi: Artinya:“ Aku pernah berada di samping Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka
bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya,
wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah
meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu
penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.”
(HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
Namun dalam melakukan pengobatan harus memperhatikan mana yang baik dan
mana yang haram. Seperti dalam hadist : Dari Abu ad-Darda “(diriwayatkan bahwa)
ia berkata : Rasullullah saw telah bersabda : sesungguhnya Allah menurunkan
penyakit dan obatnya, dan memberikan obat untk tiap-tiap penyakit. Oleh karena itu
berobatlah kamu, tetapi jangan berobat dengan yang haram. (HR Abu Daud).

3. Mengupayakan Pengobatan dan Otoritas Penyembuh adalah Allah

‫ ِلَكْياَل َتْأَس ْو ا‬22 ‫َم ا َأَص اَب ِم ْن ُمِص يَبٍة ِفي اَأْلْر ِض َو اَل ِفي َأْنُفِس ُك ْم ِإاَّل ِفي ِكَتاٍب ِم ْن َقْبِل َأْن َنْبَر َأَها ِإَّن َذ ِلَك َع َلى ِهَّللا َيِس يٌر‬
23 ‫َعل َم ا َفاَتُك ْم َو اَل َتْفَر ُحوا ِبَم ا آَتاُك ْم َو ُهَّللا اَل ُيِح ُّب ُك َّل ُم ْخ َتاٍل َفُخ وٍر‬

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
malainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian
itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya
kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiaporang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al-Hadid ayat
22-23).

‫َو ِاَذ ا َم ِر ۡض ُت َفُهَو َيۡش ِفۡي ِن‬


dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (QS. As-Syu-ara ayah 80)

‫ٰي َبِنَّى اۡذ َهُبۡو ا َفَتَح َّسُس ۡو ا ِم ۡن ُّيۡو ُسَف َو َاِخ ۡي ِه َو اَل َتاۡي ـَٔـُس ۡو ا ِم ۡن َّرۡو ِح ِهّٰللاؕ‌ ِاَّنٗه اَل َياۡي ـَٔـُس ِم ۡن َّرۡو ِح ِهّٰللا ِااَّل اۡل َقۡو ُم اۡل ٰك ِفُر ۡو َن‬
Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari
rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir” (QS. Yusuf ayat 87)
5. Pengobatan Tidak Boleh Menimbulkan Bahaya (ad-darar)
Nabi Saw bersabda,

‫َر اَر‬ ‫َع ْنَعْم ِروْبِنَيْح َيىاْلَم اِز ِنِّيَع ْنَأِبيِهَأَّنَر ُس واَل لَّلِهَص َّلىالَّلُهَع َلْيِهَو َس َّلَم َقاَلَالَض َر َر َو َالِض‬
. ]‫[رواهمالكوابنماجهوأحمد‬
Dari Amr Ibn Yahya al-Mazini, dari ayahnya (Yahya) diriwayatkan bahwa Rasulullah
saw bersabda : “Tidak boleh membuat kemudaratan dan membalas kemudaratan ”
(la dlarara wa la dlirara). ( HR Malik, Ibn Majah, dan Ahmad).

6. Pengobatan Tidak Boleh Mengandung Unsur Syirik dan Permintaan selaian


Allah.
Pengobatan tidak boleh mengandung unsur syirik. Allah Swt berfirman dalam
QS. Jin ayat 6: “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”.
Rasulullah SAW bersabda “Bukanlah dari golongan kami, seorang yang
menggunakan petunjuk setan atau burung dan sebagainya, atau praktek sihir untuk
menerka nasib, jodoh, penyakit dan obatnya. Maka barang siapa mendatangi
seorang dukun yang melakukan praktek-praktek demikian lalu ia percaya akan
keterangannya, orang ini adalah orang yang telah mendustakan, dan tidak percaya
dengan apa-apa yang diwahyukan kepada Muhammad SAW.”

Ibnu Abbas mengomentari tentang orang-orang yang menggunakan ilmu huruf (rajah)
dan ilmu nujum untuk mengetahui ilmu ghaib bahwa mereka itu tidak akan menemui
nasib yang baik kelak di sisi Allah. Hal itu biasanya para “orang pintar” yang
mentahbiskan dirinya (secara lisan maupun perbuatan) mampu menyembuhkan segala
penyakit menganggap seakan dirinya suci dan kuasa meskipun diembel-embeli
dengan izin Allah. “Janganlah kamu melagak-lagakkan dirimu orang suci.
Dialah yang paling mengetahui siapa yang lebih bertaqwa.” (QS. An-Najm: 32)

Banyak hadits yang melarang kaum muslimin melakukan pengobatan


dengan tamaim (tamimah), yaitu suatu jimat, isim, atau benda apapun yang
digantungkan pada seseorang untuk mengusir jin, penyakit mata, gangguan ghaib,
sawan dan lain sebagainya. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya jampi-
jampi, jimat dan tiwalah (guna-guna, susuk atau pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad,
Abu Daud, Baihaqi dan Hakim).

C. Hasil Sidang Pleno Munas Tarjih Muhammadiyah ke-26


Hasil sidang pleno Musyawarah Nasional Tarjih Ke-26 pada Sidang Komisi III
(Pengembangan Himpunan Putusan Tarjih) menerima dan mengesahkan beberapa
kesepakatan :
1. Pengobatan alternatif yang boleh dilakukan harus sesuai dengan prinsip-prinsip
pengobatan dalam ajaran Islam dan praktik yang diamalkan Nabi Muhammad, SAW
2. Prinsip-prinsip pengobatan alternatif hasil kesepakatan HPT Muhammadiyah:
a. Syarat pengobat/ pelaku pengobatan :
1) Memiliki pengetahuan dan keahlian
2) Berakhlak mulia dan tidak merusak atau membahayakan akidah
b. Obat / alat pengobatan :
1) Bukan barang haram atau bertentangan dengan syariah
2) Tidak mengandung unsur membahayakan
c. Cara/ Teknik Pengobatan :
1) Tidak mengandung syirik, bid’ah, dan khurafat
2) Tidak berbahaya ataupun membahayakan
3) Tidak menggunakan unsur jin atau makhluk halus lainnya

D. Gurah
Gurah atau Sannuq adalah salah satu jenis pengobatan yang Rasulullah SAW
sarankan. Metode ini bermanfaat, lendir beracun dengan kandungan kuman penyakit bisa
dikeluarkan. Yaitu dengan memasukkan ramuan tertentu masuk ke dalam hidung.
Pengobatan ini telah dijelaskan pula untuk digunakan sebagai pengobatan alami cara
Nabi karena terdapat hukum yang mengatur gurah menurut islam.
Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW melakukan bekam yang
kemudian juga melakukan gurah (HR. Bukhari). Ada pula hadist yang menjelaskan saat
Ibnu Abi’Atoq menjenguk kerabatnya yang sakit Ketika diperjalanan. Ia berkata
“Hendaknya kalian menggunakan habbatus sauda’(jinten hitam), lalu ambillah 5 atau 7
butir lalu tumbuklah sampai halus, kemudian teteskan kehidungnya dengan beberapa
tetes minyak pada bagian kanan dan pada bagian kiri”

E. Pengobatan Akupuntur
Dalam agama Islam, akupuntur tidak diharamkan. Dalam kitab suci agama Islam
yaitu Al-quran mengatakan bahwa kesehatan adalah bagian dari iman. Jadi pengobatan
akupuntur ini tidak bertentangan ataupun melanggar agama yang dianut. Perlu diketahui
bahwa akupuntur sudah diakui oleh dunia, bahkan sudah dibuktikan oleh kedokteran
modern dengan berbagai penelitian bahkan akupuntur sudah menjadi terapi resmi di
poliklinik beberapa rumah sakit.
Beberapa ulama sudah menjelaskan mengenai hal ini. Syaikh prof. Abdullah bin Jibrin
rahimahullah berkata,
‫وأما األبر الصينية فإن ثبت نفعها أو كان نفعها أكثر من ضررها إذا وجد لها‬
‫ فال بأس باستخدامها‬، ‫ضرر‬

© 2022manfaatnya
“ adapun pengobatan akunpuntur dari Cina maka telah benar muslim.or.iddan

manfaatnya lebih banyak dari madharatnya (rasa sakit yang sangat sedikit, pent), jika
memang ada madharatnya. Tidak mengapa menggunakannya.”

Dalam Fatwa Al-Islamiyah,

‫ بعد أن‬،‫واإلبر الصينية نوع من أنواع العالج استخدم منذ خمسة آالف سنة‬
.….‫لوحظ أن تدليك نقاط معينة في الجسم يحدث تأثيرًا إيجابيًا في تحفيف األلم‬
‫ مادامت تستخدم من قبل مختص‬-‫وال حرج في التداوي بهذه األنواع – وكذا اإلبر الصينية‬
‫ ألن العالج عند غير مختص قد يسبب ضررًا بالغًا لخطورة‬،‫خبير في هذا النوع من العالج‬

“pengobatan akupuntur salah satu metode pengobatan yang digunakan sejak 5000 tahun
yang lalu. Setelah diteliti peminjatan/penekanan pada satu titik tertentu di badan
menghasilkan pengaruh yang positif dan mengurangi rasa sakit… demikian juga
pengobatan akupuntur, selama dilakukan oleh ahli yang khusus dan berpengelaman,
karena berobat dengan bukan ahlinya bisa menimbulkan bahaya. Tidak mengapa
berobat dengan ini”.

F. Bekam
Bekam atau Al-Hijamah berasal dari bahasa Arab yaitu hajama, yang berarti
menghisap dan hijama yang artinya pelepasan darah kotor. Bekam disebutkan di dalam
Ash-Shahihain, dari hadits Thawus, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw pernah meminta
untuk dibekam dan memberikan upah kepada orang yang membekam beliau. Beliau
bersabda: “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah berbekam.”(HR. Al-
Bukhari dan Muslim).
Mamfaat berbekam cukup banyak, karena berbekam bisa mengeluarkan darah
lebih banyak dari pada mengoperasi bagian dalam tubuh. Adapun cara berbekam ialah
dengan mengeluarkan darah lewat kulit. Abu Nu’aim menyebutkan di dalam kitab Ath-
Thibbun-Nabawy sebuah hadits marfu “Hendaklah kalian bebekam dibagian tengah
tengkuk, karena hal ini dapat menyembuhkan lima macam penyakit. Salah satu
diantaranya penyakit kusta.” Dalam hadits lain disebutkan, dapat menyembuhkan tujuh
puluh dua penyakit.

G. Madu
Di dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan secara marfu’ dari hadits Abu Hurairah,
“Siapa yang meminum madu tiga kali tenggakan pada pagi hari setiap bulan, maka dia
tidak akan terkena penyakit yang parah.” Manfaat madu sudah digunakan sebagai obat
alamiah yang sangat manjur sejak ribuan tahun yang lalu. Sejarah penggunaan madu
boleh dikatakan dimulai sejak sejarah manusia itu sendiri. Rasulullah saw, Biasa
meminumnya dengan campuran air sebelum makan. Yang demikian ini merupakan
rahasia untuk menjaga kesehatan.
Madu dapat digunakan sebagai pengobatan pada mulut, bawah kulit, pembulu
darah, dan suntikan di pantat. Madu juga dapat digunakan untuk menetralkan keracunan
yang timbul karena berbagai penyakit pada organ tubuh, seperti: keracuna air kencing
yang diakibatkan oleh penyakit dalam hati, lambung, dan usus. Juga dapat digunakan
pada penyakit demam, campak, berbagai kasus sesak napas, kemacetan otak, tumor otak,
dan berbagai penyakit yang lain.
Allah SWT berfirman “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam- macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia.” (An-Nahl: 69).

H. Ruqyah
1. Definisi Ruqyah
a. Menurut Ibnu Al Atsir
Bacaan perlindungan yang dibacakan kepada orang sakit seperti demam,
kesurupan, dan penyakit-penyakit lain.
b. Menurut Syaikh Al Bani
Bacaan yang dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari Al Quran dan
hadist shahih
c. Menurut Dr. Yusuf Al Qardhawi
Ar Ruqaa (bentuk jamah Ruqyah) doa perlindungan yang dibacakan kepada
orang sakit seperi demam, kesurupan, digigit ular atau disengat kalajengking dan
sebagainya, sebagaimana dibacakan pula kepada orang yang sakit disebabkan
air. (1)
2. Jenis Ruqyah
a. Ruqyah Syar’iyyah
b. Ruqyah Thabi’iyyah (mengonsumsi madu, kurma, habatussauda)
c. Al Jam’u baina huma (kombinasi keduanya)
3. Penggunaan Ruqyah pada Zaman SAW
a. Nabi Muhammad SAW melakukan ruqyah setiap kali hendak tidur
Hadist Riwayat (HR) al Bukhari yang diriwayatkan Aisyah bahwa Nabi SAW
bila hendak tidur setiap malam, beliau merapatkan kedua telapak tangannya,
kemudian meniup ke dalamnya, kemudian membaca ke dalam kedua telapak
tangannya itu “Surat Al Ikhlash, surat Al Falaq dan surat An-Nas”, kemudian
beliau usap-usapkan kedua telapak tangan tersebut ke seluruh tubuh yang dapat
beliau jangkau, mulai dari kepala, wajah dan bagian depan tubuhnya sebanyak 3
kali.
b. Nabi Muhammad SAW menggunakan ruqyah untuk mengobati keluarganya
HR al Bukhari Riwayat Aisyah bahwa Nabi SAW memohon perlindungan untuk
beberapa anggota keluarganya dengan mengusapkan tangannya dan
mengucapkan Ya Allah Pemelihara manusia, hilangkanlah penyakitnya, dan
sembuhkanlah, Engkau Zat Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali
kesembuhan dari pada Mu yaitu ksembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.
c. Nabi Muhammad SAW menggunakan ruqyah untuk menjenguk sahabat yang
sakit
HR Ibn Majah yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa ia berkata : nabi datang
menjengukku, kemudian beliau berkata kepadaku : maukah kamu aku obati
dengan ruqyah yang dibawa Jibril kepadaku? Aku (Abu Hurairah) berkata :
Demi ayah dan ibuku wahai Rasulullah, tentu saja mau wahai Rasulullah, Nabi
berkata “’Dengan nama Allah aku akan meruqyahmu dan Allah akan
menyembuhkanmu dari segala penyakit yang ada dalam dirimu dari setiap
kejahatan yang ditiupkan dalam buhul-buhul dan dari hasudan orang yang iri
dengki. Beliau membacanya sebanyak 3 kali.
d. Malaikat Jibril melakukan ruqyah saat Nabi Muhammad SAW sakit.
HR Muslim yang diriwayatkan Abu Sa’id bahwa Jibril mendatangi Nabi.saw
dan berkata: Wahai Muhammad apa kamu sakit, lalu nabi berkata: Ya, Jibril
berkata: Dengan nama Allah saya akan meruqyahmu dari segala penyakit yang
mengganggumu dan dari kejahatan jiwa dan mata pendengki, Allah akan
menyembuhkanmu. Bismillah aku meruqyahmu.
4. Rasulullah memberikan rambu-rambu praktik ruqyah yang diperbolehkan
(sesuai aqidah islam)
Ruqyah yang dipraktikkan Nabi Muhammad SAW dengan membaca doa-doa (yang
ma’tsur) atau ayat-ayat Al Quran yang dibenarkan.
Dari Auf bin Malik al-Asyja't [diriwayatkan bahwa] ia berkata: Di masa Jahiliah
kami biasa menggunakan ruqyah, maka kami pun bertanya, wahai Rasulullah,
bagaimana pendapatmu tentang hal itu, kemudian (Nabi) menjawab: Tunjukkanlah
kepadaku rukiah kalian, tidak apa-apa menggunakan rukiah selama tidak ada unsur
syirik di dalamnya [HR Muslim]. Dalam hadis-hadis di atas terlihat bahwa rukiah
yang dilarang adalah rukiah mengandung unsur-unsur syirik dan ruqyah-ruqyah
Jahiliah yang mengandung unsur khurafat dan bid'ah. Sebaliknya ruqyah yang
dipraktikkan Nabi saw dengan membaca doa-doa (yang ma'tsur) atau ayat-ayat al-
Quran dibenarkan.
5. Rasulullah melarang praktik ruqyah yang bertentangan
Ruqyah yang mengandung unsur-unsur syirik dan ruqiah-ruqiah jahiliah yang
mengandung unsur khufarat dan bid’ah.
Dari Zainab istri 'Abdullah, dari 'Abdullah (Ibn Mas 'ud), ia berkata: Aku mendengar
Rasulullah saw berkata: Sesungguhnya rukiah-rukiah, jimat dan pelet adalah
kemusyrikan, Zainab) bertanya: Mengapa kamu nyatakan demikian, demi Allah saat
mataku sakit, aku pergi kepada orang Yahudi yang mengobatiku dengan jampi-
jampi, ketika diberi jampi-jampi mataku terasa enak, maka 'Abdullah berkata: itu dari
syetan, dia telah mencelakkan dengan menggunakan kekuatannya ketika kamu
sedang diberi jampi-jampi maka ia hilangkan penyakitnya, sebenarnya bagimu cukup
memohon sebagaimana Rasulullah saw berdoa: Hilangkan mara bahaya wahai Tuhan
manusia, sembuhkanlah (penyakitku), Engkau Zat yang Menyembuhkan, tiada obat
yang dapat menyembuhkan melainkan obat-Mu, ia adalah obat yang tiada
meninggalkan penyakit [HR Abu Dawud]. (2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Tambusai MB. Buku Pintar Jin, Setan dan Ruqyah Syariyyah. Jakarta: Pustaka Al
Kautsar; 2010.
2. Muhammadiyah MT dan TPP. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah Jilid 3.
Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah; 2018.
3. https://muhammadiyah.or.id/prinsip-umum-pengobatan-dalam-islam

4. Fatahillah, U. A. (2006). Keampuhan Bekam (Pencegah & Penyembuhan Penyakit warisan


Rasulullah). QultumMedia.
5. Al-Jauziyah, S. I. Q. (2019). Rahasia Pengobatan Nabi Saw.: Mudah Amalannya,
Dahsyat Khasiatnya. Pustaka Media.

Anda mungkin juga menyukai