Anda di halaman 1dari 6

PENGOBATAN DAN JENIS OBAT DALAM AL-

QUR’AN DAN HADIST


A. Pengobatan dalam Al-Qur’an
Pengobatan merupakan upaya menyelamatkan diri dari penyakit yang
mengganggu aktivitas. Pengobatan ini pun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan atau
agama yang dianut manusia. (Ibnu al-Qayyim, dkk 1999)

Dalam dunia pengobatan dikenal istilah medis dan non medis, yaitu:

a. Medis atau kedokteran merupakan ilmu untuk mengetahui berbagai


kondisi tubuh manusia dari segi kesehatan dan penyakit yang
menimpanya. Pendapat ini dinisbatkan oleh para dokter klasik dan
Ibnu Rusyd al-Hafidz. (Ibnu al-Qayyim, dkk 1999)
b. Non medis yaitu ilmu tentang berbagai kondisi tubuh manusia untuk
menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya dari kondisi
sakit. (Ibnu al-Qayyim, dkk 1999)

B. Prinsip-Prinsip Pengobatan dalam Al-Qur’an


a. Tidak berobat dengan sesuati yang diharamkan. Hal ini sesuai dengan hadist
Al-Baikhaqi (Fattah, dkk, 2005)

‫إن اهللا لم يجعل الشفاء لكم فيما حرم عليكم‬


Artinya : Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang
diharamkan atas kamu.
Berdasarkan hadist di atas, dapat diketahui bahwa berobat dengan
menggunakan zat-zat yang diharamkan sementara kondisinya tidak benar-
benar darurat, maka penggunaan zat tersebut diharamkan. Pengobatan haram
yang dimaksud seperti: terapi urin, terapi hormon dengam lemak babi, dan
lain-lain. (Ibid)
Adapun pengobatan haram yang boleh dilakukan jika memang benar-
benar dalam kondisi darurat seperti dalam pelaksanaan haji, setiap calon
jamaah haji wajib diberi vaksin meningitis yang di dalamnya ada kandungan
unsur enzim babi (porcein). Namun, jika sudah ditemukan alternatif lainnya,
maka pengobatan sebelumnya wajib diganti. Tanpa kondisi yang darurat,
maka yang haram atau tidak diperbolehkan tetap menjadi sesuatu yang
diharamkan. (Ibid)

b. Berobat kepada ahlinya

Pengobatan yang dilakukan harus ilmiah atau dapat ditentukan seperti


pada seorang dokter dengan metodologinya yang telah terbukti kebenarannya.
Sementara seorang dukun dalam mengobati pasiennya, tidak dapat diukur
metode yang digunakannya oleh dukun yang lain. Sistem yang tidak dapat
diukur disebut tidak ilmiah dan tidak metodologis.

c. Tidak menggunakan mantra (sihir atau trik)

Kebanyakan dari orang-orang yang mendatangi pengobatan alternatif


ini dikarenakan kurangnya akan pengetahuan atas penyakit yang dideritanya.
Memperhatikan dengan seksama, apakah pengobatan yang dilakukannya itu
menggunakan sihir atau tidak. Pengobatan yang melibatkan unsur- unsur
syirik adalah termasuk salah satu bentuk kemusyrikan. Tiga prinsip inilah
yang harus ditransformasikan kepada masyarakat secara umum.

C. Bahan-Bahan Obat dalam Al-Qur’an


Secara umum, pengobatan digolongkan menjadi dua, yaitu pengobatan dengan
menggunakan bahan-bahan obat alami dan pengobatan dengan pendekatan psikologis.
(Mahmud Abdullah, 2010)

Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa terdapat beberapa bahan obat yang


dapat giunakan. Di antaranya:

a. Air
‫صيد‬ ٍ ‫اركا ً فََأنبَتـْنَا بِ ِه َجنَّا‬
َْ َّ‫ت َو َحب‬
ِ ‫الح‬ َ َ‫َونـ َ َّز ْلنَا ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء ُّمب‬
Artinya: Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang
diketam. (QS al-anbiya/21:30)
Meminum air merupakan salah satu cara menjaga kesehatan secara
alami dan islami. Hal ini disebabkan tubuh manusia tersusun oleh lebih
banyak air. Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah dalam QS. Al-Furqah/25:54
ً‫ك قَ ِديرا‬ ِ ‫ق ِم َن ْال َماء بَ َشراً فَ َج َعلَهُ نَ َسبا ً َو‬
َ ‫صهْراً َو َك‬
َ ُّ‫ان َرب‬ َ َ‫َوهُ َو الَّ ِذي َخل‬
Artinya: Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan
manusia itu (punya) keturunan dan mus}ah}arah55 dan adalah Tuhanmu
Maha Kuasa.56
b. Mentimun
Disebutkan dalam Al-Quran pada surat Al-Baqoroh ayat 61. Di dalam
daun, buah, dan biji mentimun terdapat kukurbitasin yang merupakan sifat
karakteristik dari family Cucurbitaceae. Kukurbitasin merupakan senyawa
yang termasuk kelompok triterpenoid yang dikenal memiliki rasa pahit.
(Sheikh dkk, 2015)
Buah mentimun memiliki sifat agen pendingin sehingga dapat
digunakan dalam pengobatan masalah kulit, menghentikan sensasi kulit
terbakar, dan juga demam. Keberadaan kurkubitasin dalam mentimun juga
bermanfaat untuk obat pencahar, anti inflamasi, dan bahkan anti kanker.
Sheikh dkk, 2015

c. Zaitun
Zaitun disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Anam ayat 44 dan 91,
serta surat An-Nahl ayat 11. Zaitun merupakan sumber antioksidan alami serta
senyawa-senyawa bioaktif lainnya seperti hidroksitirosol . Buah zaitun
memiliki rasa yang sangat pahit sehingga bagian yang sering dikonsumsi dan
digunakan sebagai obat adalah minyaknya . Minyak zaitun kaya akan senyawa
biofenol . Penggunaan zaitun sebagai obat antidiabetik telah divalidasi oleh
beberapa penelitian. Kemampuan zaitun sebagai antidiabetik ini diyakini
karena adanya zat sekoiridoid glukosida dan oleuropein (Azaizeh dkk, 2003)
d. Kurma
Kurma disebutkan dalam Al-Quran surat Ar-Raad ayat 4 dan An-Nahl
ayat 11 serta 69. Buah kurma merupakan makanan pokok di timur tengah
selama ribuan tahun. Berbagai jenis kurma memiliki manfaat obat dalam
berbeagai pencegahan penyakit. Kandungan dari kurma dapat mencegah
penyakit melalui aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri (Sajadi
dkks. 2012)
Aktivitas antioksidan dan antiinflamasi diperoleh dari senyawa-
senyawa fenol yang terkandung di dalam kurma yaitu di antaranya asam p-
kumarat, asam ferulat, asam sinapinat, flavonoid, dan prosianidin. (Mansouri
A, 2005)
e. Madu

Madu merupakan makanan sekaligus obat yang disebutkan oleh Allah


swt. dalam al-Qur’an. Madu dapat membersihkan kotoran yang terdapat pada
usus, pembuluh darah, dapat menetralisir kelembaban tubuh, baik dengan cara
dikonsumsi atau dioleskan, sangat bermanfaat untuk lanjut usia dan mereka
memiliki keluhan pada dahak atau yang metabolismenya cenderung lembab
dan dingin 62. Allah swr. Berfirman dalam QS al-Nah}l/16: 68-69 (Ibnu al-
Qayyim, 1999)

َّ َ‫ال بـ ُ ـيُوتا ً َو ِمن‬


‫الش ـ َج ِر َوم َِّما‬ ِْ َ‫لى النَّحْ ِل َأ ِن ات َِّخ ِذي ِمن‬
ِ َ‫الجب‬ َ ُّ‫َوَأوْ َحى َرب‬
َ ‫ك ِإ‬
َ‫يـ َ ْع ِر ُشون‬
Artinya : Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit- bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia.

ٌ ‫مختَلِـ‬
‫ـف‬ ُّْ ٌ‫ـوا َشـ َراب‬ َِ ‫ك ُذلُالً ي َْخ ُر ُج ِمن بُطُـ‬ ِ ‫ث َُّم ُكلِي ِمن ُكلِّ الثَّ َم َرا‬
ِ ِّ‫ت فَا ْسلُ ِكي ُسبُ َل َرب‬
‫في َذلِكَ آليَةً لِّقَوْ ٍم يـَتـَفَ َّكرُون‬ ِ َّ‫ش فَاء لِلن‬
ِ ‫اس ِإ َّن‬ ِ ‫َأ ْل َوانُهُ فِي ِه‬
Artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah
itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang
yang memikirkan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jauziyyah, Ibnu al-Qayyim. al-Thibb al-Nabawi. t.t: Dar al-Taqwa al-


Turats, 1999.

Azaizeh H, Fulder S, Khalil K & Said O. (2003) Ethnobotanical survey of


local practitioners of the Middle Eastern region: the status of
traditional Arabic medicine. Fitoterapia 74, 98–108

Fattah, ‘Aiman Abdul. Al-Syifa’ min al-Wahyi al-Khatami al-Anbiya’,


diterjemahkan oleh Hawin Murtadlo dengan judul Keajaiban Thibbun
Nabawi. Solo: Al-Qowam, 2005.

Abdullah, Muhammad Mahmud. Al-Thibb Al-Qur’ani. Beirut: Dar al-Kutub


al-Ilmiyah, t.th

Sajadi MM, Bonabi R, Reza M, Sajadi M & Philip A (2012) Akhawaynī and
the First Fever Curve. Clinical Infectious Diseases, 55(7): 976–980.

Sheikh KD, Dixit KA. (2015). Plants In The Holy Quran: A Look. World J
Pharm Pharm Sci, 4(8), 715-38.

Mansouri A, Embarek G, Kokkalou E and Kefalas P (2005). Phenolic profile


and antioxidant activity of the Algerian ripe date palm fruit (Phoenix
dactylifera). Food Chem, 89, 411-420.

Anda mungkin juga menyukai