Anda di halaman 1dari 20

THIBBUN NABAWI

TUGAS INDIVIDU
Disusun Oleh:

NAMA: CINDY RATNASARI


NIM: 142011915008
PRODI: ILMU KEPERAWATAN
MK: KEPERAWATAN ISLAMI

Dosen Pembimbing:
Ns.Helsy Devitasari, M.Kep
Program Studi : Ilmu Keperawatan
STIK Siti Khadijah Palembang
Tahun 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hadis yang diyakini sebagai ucapan, perbuatan,
ketetapan (taqrir)1danhal ihwal Nabi Muhammad
SAW merupakan sumber ajaran kedua setelahal-
Qur’an. Al-Qur’an dan Sunnah merupakan sumber
agama Islam. Keduanyamerupakan mukjizat yang
secara detail menarasikan kisah umat terdahulu
dankejadian masa lalu, dan memberikan prediksi
tentang masalah futuristik.Sebagian mukjizat
tersebut telah terbukti secara riil, dan sebagian
lagi terusterealisasi seiring dengan perjalanan
waktu. Diantara mukjizat terbesar yangtersembunyi
dalam kitab Allah dan hadis Rasulullah adalah
isyarat-isyarattentang alam dan sejumlah
komponennya, berbagai fenomena, dan hukum-
hukumnya yang dilansir secara lugas di dalam seribu
ayat lebih al-Qur’an dansejumlah hadis-hadis Nabi
Saw.
Pernyataan-pernyataan Nabi yang disampaikan 14
abad yang lalu,masih relevan dan sangat cocok
dengan penemuan ilmiah hari ini. Salahsatunya
adalahal-habbahal-saudâ’yang menyatakan obat
segala penyakitkecualikematian
Dalam dunia ilmu pengetahuan farmasi diketahui
bahwa setiap jenisobat tertentu baik berbentuk
kapsul, cairan, atau herbal diperuntukkan
untukjenis atau beberapa jenis penyakit tertentu
pula, sehingga hampir tidak adasatu jenis obat saja
yang mampu menyembuhkan semua jenis penyakit.
Sabda Rasulullah Saw : ‫صل ى الل‬ َ ‫سو ِل الل ِه‬ ُ ‫عن َر‬ َ ‫عن َجا ِبر‬ َ
َ‫اء بـَ َرأ‬
ِ ‫يب دَ َوا ُء الد‬
َ ‫ص‬ ِ ُ‫سل َم أَن هُ قَا َل ِل ُك ِل دَاء دَ َواء فَإِذَا أ‬
َ ‫علَي ِه َو‬
َ ُ‫ه‬
‫عز َو َجل‬ َ ‫ِبإِذ ِن الل ِه‬
“Dari Jâbir, dariRasulullah Saw beliau
bersabda:“Setiap penyakit adaobatnya, dan jika
obat itu mengenai penyakitnya, maka penyakit itu
akansembuh dengan izin Allah.” (HR. Muslim).
‫علَي ِه‬
َ ُ‫صل ى الل ه‬ َ ِ ِ ‫عن الن بي‬ َ ُ‫عنه‬َ ُ‫ي الل ه‬ َ ‫ض‬ ِ ‫عن أَبي ِ ه َُريـ َرةَ َر‬
َ
‫سل َم قَا َل َما أَنـزَ َل الل هُ دَاء ِإل أَنـزَ َل لَهُ ِش فَاء‬َ ‫َو‬
Dari AbûHurairah RA, dari Nabi saw beliau
bersabda: “ Tidaklah Allahmenurunkan penyakit
melainkan menurunkan obat penyembuh
untuknya.”2Berobat dengan tumbuh-tumbuhan
dan tanaman berkhasiat,telahdikenal sejak dahulu
oleh nenek moyang kita, yang digunakan
menjagakesehatan dan mengobati penyakit.
Keampuhan pengobatan dengan tanamanini banyak
dibuktikan melalui berbagai pengalaman, dimana
berbagai macampenyakit yang sudah tidak dapat
disembuhkan melalui pengobat alopati(kedokteran),
ternyata masih bisa di atasi dengan pengobatan
herbal. Salahsatu tanaman berkhasiat obat yang
saat ini menjadi fenomena dalampengobatan
alternatif adalahal-habbah al-saudâ’atauJinten
hitam.Di Mesir,tanamanjinten hitamataual-habbah al-
saudâ’ini telah digunakan sejakzaman dahulu kala.
Berdasarkan kajian arkeologi dari data yang
ditemukan di
Ibnu Hajar Al-Asqalani,Fathul Baari Syarah
Shahih Al-Bukhari, Penerjemah:Amiruddinn (
Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), jld. 28,105.
3makam Tutankhamun (Fir’aun)al-habbah al-
saudâ’memiliki peranan pentingdalam kehidupan
Mesir kuno.3Diantara hadis-hadis yang menjelaskan
tentangkhasiatal-habbah al-saudâ’adalah :
1.Hadis riwayat Bukhari
: ‫حدثنا عبد اﷲ بن أبي شيبة حدثنا عبيد اﷲ حدثنا إسرائيل عن منصور‬
‫خرجنا ومعنا غالب بن أبجر فمرض في‬: ‫عن خالد بن سعد قال‬
‫الطريق فقدمنا المدينةوهو مريض فاسحقوها ثم اقطروها في أنفه‬
‫بقطرات زيت في هذا الجانب وفي هذا الجانب فإن )إن هذه‬
‫قلت وما السام ؟ قال‬. ( ‫الحبة السوداء شفاء من كل داء إلمن السام‬
4‫الموت‬
“Telah bercerita kepada kami Abdullah bin
AbîSaibah telah berceritakepada kami
Ubaidillahtelah bercerita kepada kami Isrâ’il dari
Mansûr,dari Khâlid bin Sa’ad, dia berkata.” Pada
suatu hari kami mengadakanperjalanan dengan
ditemani oleh Ghâlib bin Abjar. Ditengah
perjalanandia terkena sakit.Ketika kami sampai di
kota Madînah, dia masih dalamkeadaan sakit.
Kemudian Ibnu AbîAtîq menjenguknya.5dia
berkata kepada kami,
”kalian harus mengobatinya dengan habbatus-
sauda’ ini.Ambillah lima atau tujuh butir. Lalu,
hancurkanlah biji tersebut kemudiancampurkanlah
bubukal-habbah al-saudâ’ tersebut dengan minyak.
Lalu,teteskanlah campuranal-habbah al-saudâ’ dan
minyak ini ke hidungnyayang sebelah ini dan
sebelahini. Karena ‘Âisyah ra. memberitahukan
akubahwa dia mendengar
Rasulullah Saw bersabda, “sesungguhnyaal-habbah
al-saudâ’ini obat bagi segalapenyakit, kecuali penyakit
sâm. Laluaku bertanya.”apa penyakit sâm itu?’beliau
menjawab kematian”3. Redaksi Argomedia,Buku
Pintar Tanaman Obat(Jakarta: Argomedia Pustaka,
2008 ),44Al Bukhari Abu Abdullah Muhammad
bin Ismail,Shahih al Bukhari(Beirut: Dar al-Kotob
al-Ilmiyah, ,1419 H/1998M.), jld. 4,11-125Dia adalah
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Abu
Bakar ash-Shidiq. Diatemasuk dalam golongan
sahabat, karena dia lahir pada masa Nabi
Muhammmmad Saw, dannenek moyangnya adalah
para sahabat yang terkenal
PENGERTIAN THIBBUN NABAWI

(Pengobatan Ala Nabi/Rasul)


Thibbun Nabawi merujuk pada tindakan dan perkataan
(hadits) Nabi Muhammad SAW mengenai penyakit,
pengobatan, dan kebersihan, maupun genre tulisan
oleh para sarjana non-medis untuk mengumpulkan dan
menjelaskan tradisi-tradisi tersebut [Muzaffar Iqbal,
Science and Islam (Westport, CT: Greenwood Press,
2007),59].
Istilah Thibbun Nabawi ini dimunculkan oleh para
dokter muslim sekitar abad ke-13 M untuk
menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada
dalam bingkai keimanan pada Allah.
A.Definisi
Terdapat beberapa pengertian mengenai Thibbun
Nabawi yang telah didefinisikan oleh ulama di
antaranya:
Thibbun Nabawi adalah segala sesuatu yang
disebutkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah yang Shahih
yang berkaitan dengan kedokteran baik berupa
pencegahan (penyakit) atau pengobatan.
Thibbun Nabawi adalah kumpulan shahih dari
petunjuk Rasulullah Muhammad SAW dalam
kedokteran yang beliau berobat dengannya atau untuk
mengobati orang lain.
Thibbun Nabawi adalah (metode) pengobatan
Rasulullah yang beliau ucapkan, beliau tetapkan
(akui), beliau amalkan, merupakan pengobatan yang
pasti (bukan sangkaan), bisa mengobati penyakit jasad,
ruh dan indera.
Thibbun Nabawi adalah metode pengobatan yang
dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw. kepada orang
yang mengalami sakit tentang apa yang beliau ketahui
berdasarkan wahyu. (Aiman bin ‘Abdul Fattah, 2005 :
102). Istilah
Thibbun Nabawi sebenarnya istilah baru yang mulai
diperkenalkan sekitar abad ke-13 Hijriah. Istilah
tersebut berawal dan diinspirasi dari pemahaman para
ulama yang diambil dari hadits Nabi yang secara
lafadz langsung berhubungan dengan sebagian
pengobatan penyakit.
Didalam kitab Zaadul Maad pada bab
Tibbunnabawi (Buku Terjemah: Kedokteran Nabi),
menjelaskan beberapa macam cara pengobatan yang
pernah dilakukan oleh Rosulullah seperti Bekam,
herbal, Ruqyah, fasdhu, Madu dan sebagainya yang
mana kelihatan ada penyempitan beberapa cara
pengobatan penyakit. Sehingga muncul orang yang
salah memahami, akan mengatakan bahwa jika tidak
disebut dalam Zaadul Maad maka itu bukan thibbun
Nabawi / pengobatan Nabi. Bahkan ada yang
mengatakan jika pengobatan tersebut tidak ada dalam
kitab Thibunnabawi -nya Zaadul Maad maka
pengobatan itu sudah jauh bahkan keluar dari Islam.
Hal inilah yang tidak diinginkan!

B. Ulama Pakar Pengobatan Islam

Menurut Syekh Ibnu Kholdun didalam muqodimahnya


mengatakan bahwa yang disebut dengan istilah
Thibbun Nabawi atau kedokteran Nabi adalah segala
macam bentuk cara pengobatan (alami dan modern)
baik yang dari Yunani, Persia, India, China dan Mesir
yang sudah diwarnai jiwa keislaman dan ketakwaan
sehingga metode tersebut terjaga dari hal kesyirikan
dan tidak membahayakan tubuh. Maka wajar ketika
didalam redaksi hadits lain ada beberapa yang
membahas tentang masalah pengobatan yang diluar
kitab Zaadul Maad. Sehingga didalam kalangan umat
Islam sendiri banyak sekali bentuk-bentuk dan cara
pengobatan yang lain yang dilakukan oleh para
Ulama-ulama besar sekaligus dokter-dokter dan
terapis Islam.
Berikut beberapa Ulama Besar yang juga pakar dalam
pengobatan Islam:

Ibnu Sina (980–1037) pengarang Qonuun Fithib /


Canon of Medicine, pengobatan Terapi lintah,
Radioterapi, Kemoterapi dan Anatomi tubuh dll.
Hunain bin Ishaq Al Ubadi (810-878) karyanya
dalam hal pengobatan.

Mata Ali bin Sahl Atthobari (785-861) penyatu cara


pengobatan Yunani, Mesir, Persia dan India.
Abu Bakar Ar Rozi (854-932) pengobatan umum,
anak dan lain-lain.
Albiruni (961-1048) dalam hal pengobatan dengan
batu-batu yang berkhasiat.
Zahrowi (936-1013) pengobatan Bedah.
Ibnu Maimun (1134 – 1204) pengobatan Kejiwaan.
Ibnu Bithar (1197-1240) pakar pengobatan dengan
tanaman.

Kahin Al Aththor (1360) dan sebagainya.*


Karangan dan metode pengobatan Beliau dijadikan
rujukan utama oleh orang-orang Barat / Eropa.
Sehingga jelas kelihatan bahwa pengobatan Islam atau
pengobatan Nabi tidak hanya berbicara yang
tradisional akan tetapi juga sudah berbicara yang
modern dan mereka tidak mengelompokkan
menyeleksi bahwa hanya pengobatan itu saja yang
boleh dilakukan atau sesuai dengan Nabi.

Dasar hukumnya
Setiap penyakit itu ada obatnya, seperti hadits
Rasulullah S.A.W. yang artinya:

“ “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali


Dia turunkan untuk penyakit itu obatnya.” (HR.
Bukhari no. 5678 dan Muslim, dari Abu Hurairah)[5]

“ “Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan
penyakit kecuali Dia turunkan pula obatnya
bersamanya. (Hanya saja) tidak mengetahui orang
yang tidak mengetahuinya dan mengetahui orang yang
mengetahuinya.” (HR. Ahmad 1/377, 413 dan 453.[6])

“ “Setiap penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu
mengenai penyakit akan sembuh dengan izin Allah
Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim no. 5705) ”
“ "Barangsiapa berpura-pura jadi thabib (dokter)
sedangkan ia tidak tahu mengenal pengobatan, maka
dia harus bertanggung jawab (jika terjadi mala
praktik)." (HR. Ibnu Majah no.3457[7] dan Abu Daud
no.3971[8], dengan derajat hadits ...) ”
Al-Qur`anul karim dan As-Sunnah yang shahih
sarat dengan beragam penyembuhan dan obat yang
bermanfaat dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sehingga mestinya kita tidak terlebih dahulu berpaling
dan meninggalkannya untuk beralih kepada
pengobatan kimiawi yang ada pada masa sekarang
ini.[9]
Karena itulah Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
rahimahullahu berkata: “Sungguh para tabib telah
sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan
dengan bahan makanan maka jangan beralih kepada
obat-obatan (kimiawi). Ketika memungkinkan
mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan
beralih memakai obat yang kompleks. Mereka
mengatakan: ‘Setiap penyakit yang bisa ditolak
dengan makanan-makanan tertentu dan pencegahan,
janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan’.”
Ibnul Qayyim juga berkata: “Berpalingnya manusia
dari cara pengobatan nubuwwah seperti halnya
berpalingnya mereka dari pengobatan dengan Al-
Qur`an, yang merupakan obat bermanfaat.” (Ath-
Thibbun Nabawi, hal. 6, 29) Dengan demikian, tidak
sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan
nabawiyyah sekadar sebagai pengobatan alternatif.
Justru sepantasnya dia menjadikannya sebagai cara
pengobatan yang utama, karena kepastiannya datang
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya
S.A.W.. Sementara pengobatan dengan obat-obatan
kimiawi kepastiannya tidak seperti kepastian yang
didapatkan dengan thibbun nabawi. Pengobatan yang
diajarkan Nabi S.A.W. diyakini kesembuhannya
karena bersumber dari wahyu. Sementara pengobatan
dari selain Nabi kebanyakannya dugaan atau dengan
pengalaman/ uji coba. (Fathul Bari, 10/210)
Berkaitan dengan kesembuhan suatu penyakit,
seseorang tidak boleh bersandar semata dengan
pengobatan tertentu. Dan tidak boleh meyakini bahwa
obatlah yang menyembuhkan sakitnya, tetapi kepada
Dzat yang memberikan penyakit dan menurunkan
obatnya sekaligus, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagaimana perkataan Nabi Ibrahim tentang
Tuhannya:“Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkanku.” (Asy-Syu’ara`: 80)
Sebenarnya juga, sudah banyak hadits tentang
Thibbun Nabawi yg menyentuh masalah herbal
dengan pengobatan. Tapi, Al-Albani memasukkan
sejumlah hadits-nya ke dalam Silsilah Hadits
Dha'if.[10]
Macamnya Ruqyah
Artikel utama: Ruqyah
Ruqyah adalah metode penyembuhan dengan cara
membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari
‘ain (mata hasad), sengatan hewan, sihir, racun, rasa
sakit, sedih, gila, kerasukan, gangguan jin, dan
lainnya. Dari Aisyah radiallahu ‘anhaa berkata;
“ “Bahawasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa
sallam apabila sakit baginda membaca sendiri Al-
Muawwizat [11], kemudian meniup padanya. Dan
apabila rasa sakitnya bertambah aku yang
membacanya kemudian aku usapkan ke tangannya
mengharap keberkahan dari surah-surah tersebut.”
(HR. Al-Bukhari) ”
Bekam
Artikel utama: Bekam
Bekam adalah mengeluarkan darah kotor dari tubuh
dengan cara menyedot pada sayatan ringan di kulit
tubuh.
“ "Kesembuhan itu terdapat pada tiga hal, yakni
minum madu, sayatan alat bekam, dan kay (sundutan)
dengan api, sesungguhnya aku melarang umatku dari
kay." (HR. Bukhari) ”

Mengkonsumsi Habbatus Sauda


Manfaat mengkonsumsi Habbatus Sauda’ (Jintan
hitam/Syuwainiz) menurut hadits nabi: Imam Bukhari
meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. bahwa
ia pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda yang artinya:
“ “Sungguh dalam habbatus sauda’ itu terdapat
penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.” Saya
bertanya, “Apakah as-sam itu?” Dia menjawab,
“Kematian”. (HR.Bukhari) ”

Habbatus sauda’ berkhasiat mengobati segala jenis


penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan
berbagai penyakit panas karena faktor temporal. Biji
habbatus sauda’ mengandung 40% minyak takasiri dan
1,4% minyak atsiri, 15 jenis asam amino, protein, Ca,
Fe, Na dan K. kandungan aktifnya thymoquinone
(TQ), dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone
(THQ) dan thymol (THY). Telah terbukti dari
berbagai hasil penelitian ilmiah bahwa habbatus
sauda’ mengaktifkan kekebalan spesifik/kekebalan
didapat, karena ia meningkatkan kadar sel-sel T
pembantu, sel-sel T penekan, dan sel-sel pembunuh
alami.
Mengkonsumsi Madu
“ “Dari perut lebah itu keluar cairan dengan
berbagai warna, di dalamnya terdapat kesembuhan
bagi manusia.” (QS. An-Nahl: 69) ”

Beberapa manfaat Madu atau ‘Asl:[butuh rujukan]


Bakteri tidak mampu melawan madu Dianjurkan
memakai madu untuk mengobati luka bakar. Madu
memiliki spesifikasi anti proses peradangan
(inflammatory activity anti)

Madu kaya kandungan antioksidan


Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif
tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh
terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress)
Madu dan kesehatan mulut
Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa memutihkan
dan menyehatkan gigi dan gusi, mengobati seriawan
dan gangguan mulut lain.

Madu dan kulit kepala


Dengan menggunakan cairan madu berkadar 90%
(madu dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-
bagian yang terinfeksi di kepala dan wajah diurut
pelan-pelan selama 2-3 menit, madu dapat membunuh
kutu, menghilangkan ketombe, memanjangkan
rambut, memperindah dan melembutkannya serta
menyembuhkan penyakit kulit kepala.

Madu dan pengobatan kencing manis


Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah
penderita diabetes karena adanya unsure antioksidan
yang menjadikan asimilasi gula lebih mudah di dalam
darah sehingga kadar gula tersebut tidak terlihat tinggi.
Madu nutrisi kaya vitamin B1, B5, dan C dimana para
penderita diabetes sangat membutuhkan vitamin-
vitamin ini. Sesendok kecil madu alami murni akan
menambah cepat dan besar kandungan gula dalam
darah, sehingga akan menstimulasi sel-sel pankreas
untuk memproduksi insulin. Sebaiknya penderita
diabetes melakukan analisis darah dahulu untuk
menentukan takaran yang diperbolehkan untuknya di
bawah pengawasan dokter.

Madu mencegah terjadinya radang usus besar


(colitis), maag dan tukak lambung
Madu berperan baik melindungi kolon dari luka-luka
yang biasa ditimbulkan oleh asam asetat dan
membantu pengobatan infeksi lambung (maag). Pada
kadar 20% madu mampu melemahkan bakteri pylori
penyebab tukak lambung di piring percobaan.

Selain itu madu amat bergizi, melembutkan sistem


alami tubuh, menghilangkan rasa obat yang tidak
enak, membersihkan liver, memperlancar buang air
kecil, cocok untuk mengobati batuk berdahak. Buah-
buahan yang direndam dalam madu bisa bertahan
sampai enam bulan.

Menggunakan Minyak Zaitun


“ “Konsumsilah minyak zaitun dan gunakan
sebagai minyak rambut, karena minyak zaitun dibuat
dari pohon yang penuh berkah.” (HR. At-Tirmidzi dan
Ibnu Majah). ”
Di antara manfaat minyak zaitun:[butuh rujukan]
• Mengurangi kolesterol berbahaya tanpa
mengurangi kandungan kolesterol yang
bermanfaat.
• Mengurangi risiko penyumbatan (trombosis)
dan penebalan (ateriosklerosis) pembuluh
darah.
• Mengurangi pemakaian obat-obatan penurun
tekanan darah tinggi.
• Mengurangi serangan kanker.
• Melindungi dari serangan kanker payudara.
Sesendok makan minyak zaitun setiap hari
mengurangi risiko kanker payudara sampai
pada kadar 45%.
• Menurunkan risiko kanker rahim sampai 26%.
• Pengkonsumsian buah-buahan, sayuran, dan
minyak zaitun memiliki peran penting dalam
melindungi tubuh dari kanker kolon.
• Penggunaan minyak zaitun sebagai krim kulit
setelah berenang melindungi terjadinya kanker
kulit (melanoma)
Berpengaruh positif melindungi tubuh dari kanker
lambung dan mengurangi risiko tukak lambung.
Mengandung lemak terbaik yang seharusnya
dikonsumsi manusia seperti yang terdapat dalam ASI.
Penggunaan sebagai minyak rambut mampu
membunuh kutu dalam waktu beberapa jam saja.
Mempergunakan Siwak (Miswak)
Bersiwak adalah menyikat gigi dengan Miswak, yakni
sejenis ranting pohon yang lunak dan tidak melukai
gigi dan memiliki kandungan getah yang tidak lengket
dan berfungsi seperti pasta gigi.
“ “Jika tidak memberatkan umatku, (pasti) akan
aku perintahkan mereka (mempergunakan) siwak pada
setiap kali berwudhu.” HR. al-Bukhari ”
Selainnya

Disebutkan pula khasiat dari beberapa bahan lainnya


(di antaranya seperti air Zam-zam dan Daun Bidara)
yang dapat dikategorikan sebagai Thibbun Nabawi.
Dapat pula kita pergunakan berpuasa untuk
pengobatan secara Thibbun Nabawi. Menurut catatan
Mohammad Sholikhin, puasa itu malah bisa
menyembuhkan sakit maag. Sebab, puasa yang kita
lakukan telah didasari niat sebelum fajar bahwa kita
pada esok harinya akan berpuasa dan berbuka sewaktu
maghrib. Niat itu direkam oleh otak dan akan
memengaruhi jam biologis, yang seharusnya makan di
waktu siang, tetapi terus hingga maghrib kelak.
Padahal, rasa lapar dipengaruhi oleh hipofisis yang
bekerja. Ini akan memengaruhi pankreas dan
adrenalin. Pankreas inilah yang mengeluarkan insulin
guna mencerna makanan termasuk karbohidrat. Jadi
dengan puasa itulah, lambungpun mengering selama
13 jam. Dengan demikian, luka-luka dan borok-borok
pada lambung ikut kering. Setelah berbuka-pun, kita
dianjurkan meminum air hangat campur madu segelas
sebagai obat luka pada lambung. Sehingga, bisa
disimpulkan puasa dapat mengeringkan luka dan
menjadi kunci untuk "mempuasakan" orang menjelang
operasi di bidang medis.[12]

Kitab tentang pengobatan Islami


Ibnul Qayyim pada tahun 1300-an menulis karya yang
penting dalam bidang thibbun nabawi, yang berjudul
Ath-Thibbun Nabawi yang berisi 277 bab. Dia
membahas beragam perawatan sesuai rekomendasi
dari nabi, juga berkenaan dengan adabnya,
malapraktik dan pentingnya kompetensi dari seorang
dokter.[13]. Adab di dalam proses pengobatan terus
memiliki kedudukan penting di dalam pengobatan
Islami[14][15]. Ulama lainnya, seperti As-Suyuthi
juga memiliki dua buah kitab tentang thibbun Nabawi,
juga Imam Adz-Dzahabi (w. 1348 M)

Anda mungkin juga menyukai