Anda di halaman 1dari 17

BOOK REPORT (276 – 292)

‫أسس التربية اإلسالمية في السنة النبوية‬


METODE PENGOBATAN ROSULULLAH SAW DAN

ANJURAN UNTUK ISTIRAHAT & REKREASI SETELAH MENGALAMI


KELELAHAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu dan Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu: Prof. Dra. Hj. Nina Nurmila, MA., Ph.D

Disusun Oleh:
EGA ISHESOLIHAH F.Z
NIM : 2220040017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022 M /1443 H
1. Identitas Buku
Judul Buku : ‫أسس التربية اإلسالمية في السنة النبوية‬

/ Ususut Tarbiyah
Islamiyah Fi Sunnatin Nabawiyah
Penulis : Taʼlif ʻAbd Al-Ḥamid Al-Ṣayd Al-Zintani., ʻAbd Al-

Ḥamid Al-Ṣayd Zintani


Penerbit : Dar al-ʻArabiyah lil-Kitab, Ṭarabulus, Al-Jamahiriiyah al-

ʻArabiiyah Al-Libiyah al-Shaʻbiyah Al-Ishtirakiyah.


Tahun 1984
Tebal Halaman : 276 - 292

2. Uraian Isi Buku Halaman 276 – 292


(1) Dia melarang pergi ke daerah-daerah dimana ada epidemic, seperti dia melarang
meninggalkan mereka dan pindah ke daerah yang sehat, untuk mencegah penyebaran
epidemic yang melimpah diantara orang-orang, dan mengurungnya disatu tempat untuk
persiapan pengobatannya. Dan eliminasi, dan perlindungan bagi mereka yang tidak
terinfeksi. Contohnya adalah apa yang disebutkan dalam sunnah tentang wabah, dan
penerapan karantina untuk mencegah penyebarannya.
(2) Dari Usamah bin Zaid Rasulullah Saw bersabda: “Jika kamu mendengar tentang dia
disuatu negeri, janganlah kamu memasukinya dan jangan biarkan dia melarikan diri. Dan
Rasulullah Saw. Memberikan contoh kita dalam menjaga kesehatan agar kita mengikutinya
dan mendapatkan petunjuk darinya.
(3) Dari Amr bin Al-Sharid dari ayahnya dia berkata: Dalam delegasi Tsaqif (yang akan
Dibai’at Rasulullah Saw) terdapat seorang laki-laki berpenyakit kusta. Maka Rasulullah
Saw mengirim seorang utusan supaya mengatakan kepadanya:”Kami telah menerima
bai’at mu karena itu kamu boleh pulan.” (HR. Muslim).
(4) Salah satu cara sunnah Nabi berkaitan dengan menjaga kesehatan adalah melarang
memakan makanan yang kotor seperti: hewan yang sudah mati, dagung, darah dan babi.
Allah SWT Berfirman : “Sesunggunya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah,
daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, tetapi
barangsiapa terpaksa memakannya bukan karena mengnginkannya dan tidak pula
melampaui batas, maka sungguh, Allah Maha pengampun, maha penyayang. Dan juga
melarang meminum khamar.
Allah Berdirman :”Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya minuman keras,
berjudi, berkurban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji, dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu beruntung.
Hal yang sama juga berlaku untuk larangan maksiat, yang tampak dan yang
tersembunyi, yaitu hubungan seksual yang tidak sah secara secara sembunyi-sembunyi dan
terang-terangan. Dan tidak diragukan lagi bahwa pornografi menyebabkan penyakit serius
dan fatal pada ummat manusia, seperti sifilis, gonore, dan lain sebagainya. Selain menjadi
sarana kemerosotan moral dan korupsi sosial, yang berujung pada keruntuhan keluarga,
hilangnya individu, dan kehancuran masyarakat. Allah SWT berfirman: “Janganlah kamu
mendekati Zina karena itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”

2. Aspek Tarepeutik/Terapi
Sunnah Nabi sangat tertarik pada aspek pencegahan, dan sangat memperhatikan aspek
terapeutik dan berbagai caranya, karena itu adalah cara yang tepat untuk membersihkan
individu dari penyakit dan rasa sakitnya jika ia gagal melindungi dirinya sendiri. Dan dia
menderita penyakit dan penyakit. Dia meminta semua orang untuk mencari obat yang
bermanfaat, karena Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta penyakit dan obat-obatan, dan
manusia harus melanjutkan penelitian, studi dan eksperimen ilmiah sampai dia mencapai
deteksi obat-obatan yang efektif untuk berbagai penyakit dan penyakit, Insya Allah.
 Dari Usamah bin Syarik ia berkata: Saya mendatangi Nabi SAW sementara para
sahabatnya berada disisi beliau, sepertinya diatas kepala mereka terdapat burung.
Kemudian saya mengucapkan salam atasnya dan duduk. Setela itu, datanglah orang-
orang arab dan bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah SAW, haruskah kami
berobat?” beliau menjawab, “Ya, karena Allah tidak pernah menurunkan penyakit,
kecuali Allah juga m enurunkan obatnya, kecuali untuk satu penyakit, yaitu kepikunan.”
Dan tidaklah diterima dan tidak masuk akal tetapnya manusia atas penyakitnya
sama penyakitnya tanpa berobat dengan alasan penyakitnya bisa disembuhkan olehnya.
Maka Allah mentakdirkan mencangkup penyakit dan obatnya bersamaan dan itu
pemilik urusan seluruhnya.
 Telah berkata Rasulullah Saw, obat itu ada takarannya dan sungguh akan bermanfaat
atas ijin Allah Swt. Maka Allah Swt berkata: “Dan apabila kamu sakit maka dialah yang
menyembuhkan.
Sebagaimana Apabila kita memiliki obat yang sesuai untuk segala penyakit maka
penyakit itu akan sembuh dengan waktu yang cepat.
 Dari Jabir dari Rasulullah Saw, bahwasannya Jabir telah berkata bersabda Rasulullah
Saw. Dari setiap penyakit pasti ada penawarnya, maka apabila tertimpa penyakit maka
ada obatnya, maka penyakit itu akan pergi dengan izin Allah SWT.
Aku telah tinggalkan sunah Nabawiyyah yang suci ini dengan berbagai cara-cara
pengobatan yang bermanfaat. Bersamaan dengan cocoknya obat dari penyakit yang
bermacam-macam.
 Dari Asim bin Qatadah telah berkata telah dating kepada kami Jabir bin Abdillah
dikeluarga kami ketika itu ada seorang yang menderita sakit bengkak bernanah atau
luka. Lalu jabir berkata: “Kamu Sakit Apa?” ia menjawab:” Bengkak, saya sakit sekali.”
Jabir berkata: “ Hai pelayan, panggil tukang bekam kemari!” Orang sakit itu
bertanya:”Ya Abdullah, apa yang akan kamu perintahkan pada tukang bekam itu?” Jabir
menjawab:” Saya akan menyuruhnya untuk membekam bengkakmu.” Orang Sakit itu
berkata :” Demi Allah, dihinggapi lalat atau tersentuh kainnya saja sakit sekali. Apalagi
jika dibekam.” Ketika Jabir mengetahui bahwa orang tersebut enggan untuk dibekam,
maka ia pun berkata:” Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Saw,
bersabda:”Diantara penyembuhan yang ampuh adalah berbekam, minum madu, atau
sudutan dengan panas api.” Selanjutnya: “Tetapi aku tidak suka dengan penyembuhan
besi yang dipanasi.” Ahim berkata: “Lalu pelayan tersebut datang dengan membawa
tukang bekam itu membekam bagian tubuh orang yang sakit itu, sehingga hilanglah
sakit yang dideritanya.”
Termasuk arahan Nabi untuk mendinginkan kepala orang yang demam dengan air
untuk menurunkan suhu tinggi panasnya, dan untuk melindungi otak dari pendarahan atau
jenis bahaya lain yang mungkin disebabkan oleh demam pada orang yang menderitanya.
 Dari Umar dari Nabi Saw berkata: “Demam berasal dari bau neraka, jadi dinginkan
dengan air, ini juga termasuk mengarahkannya dengan obat habatussauda (Shuniz)
karena penyakit ini cocok untuknya.
 Dari Khalid bin Sa’ad dia berkata: “ Kami keluar dengan Ghalib bin abhar kemudian
dalam perjalanan itu beliau jatuh sakit. Pada saat itu datanglah ibnu abi atiq yang
kemudian berkata kepada kami, “Pakailah habatussauda ini dan ambillah lima atau
tujuh dan haluskanlah. Kemudian taburkan pada hidung dengan beberapa tetesan minya
pada sisi ini dan sisi ini. Karena sesungguhnya Aisyah Ra mengatakan padaku beliau
mendengar Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya Habatussauda ini adalah penawar dari
segala penyakit.” (HR. Bukhari)
Metode Pengobatan seperti pembedahan, penyakit dalam, kauterisasi, pendinginan
demam dengan air, dan sejenisnya, dan masing-masing cocok untuk pengobatan, penyakit
tertentu. Dan sunah Nabi menekankan perlunya kepatuhan minum obat sampai selesainya
pengobatan, agar obat tersebut bekerja didalam tubuh sesuai dengan jumlah atau dosis yang
ditentukan dan diulang pada waktu yang diketahui. Ini adalah salah satu perinsip terapi
terpenting yang dikonfirmasi oleh kedokteran modern, dan didahului oleh sunnah Nabi.
 Dari Abu Sa’id Al-Khudri Ra berkata bahwa ada seseorang datang kepada Rasulullah
Saw dan mengadu, “Wahai Rasulullah Saw kemudian saudaraku terkena diare,
Rasulullah Saw kemudian bersabd. “Minumkanlah madu kepadanya.”Orang itupun
lantas meminumkan madu kepada saudaranya. Akan tetapi, ia kemudian datang lagi
kepada Nabi dan mengadu untuk kedua kalinya, “Wahai Rasulullah Aku sudah
meminumkan madu kepadanya tetapi justru diarenya semakin parah.” Nabi Saw pun
kemudian meminumkannya lagi kepada saudaranya itu. Ia pun kembali datang dan
mengadu, “ Wahai Rasulullah Minum madu justru semakin memperparah diarenya.”
Rasulullah SAW pun bersabda::”Maha benar Allah dan telah berdusta perut saudaramu.
Pergilah dan minumkanlah madu kepadanya.” Orang tersebut pun lantas pergi, dan
meminumkan madu kepada saudaranya, dan tak lama kemudian, saudaranya itu pun
sembuh.
Perut pasien yang bersangkutan dalam hadis diatas setelah diulang beberapa kali dan
dalam jangka waktu yang cukup. Termasuk juga pengulangan Rasulullah Saw cara
pengobatan dengan pemebedahan sampai pasien sembuh, dan jika pengobatan pertama tidak
berhasil, dengan berbagai metode pengobatan sesuai dengan perkembangan dan
karakteristik penyakit yang menjadi jelas bagi terapi.
 Dari Jabir dia berkata: Saad bin Muadh melemparkan gelang kakinya, dia berkata, “Nabi
Saw memutuskannya dengan sempit.” Kemudian dia melemparkannya dan dia
memutuskannya kedua kalinya.
Ini adalah beberapa bukti hidup dalam sunnah Nabi yang disucikan, yang kami kutip untuk
menunjukkan ketertarikannya yang besar pada “Aspek Terapi”. Karena keinginanya untuk
menjaga kesehatan tubuh, memperkuat strukturnya, dan melindunginya dari penyakit dan
penyakit yang menghilangkan kemampuan dan energinya. Melumpuhkannya dan
membuatnya tidak mampu mengerahkan dirinya sendiri, diperlukan upaya untuk
menghadapi beban hidup dan akibatnya yang berat. Karena kelelahan.

Point Ke-6
Aspek Keletihan atau kelelahan
Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi konstruksi fisik adalah kelelahan dan
kelelahan, karena berbahaya bagi pertumbuhan fisik, pada semua tahap kehidupan. Salah satu
karakteristik alami dari pertumbuhan fisik adalah bahwa kelelahan ditimbulkan, dan diselimuti
kelelahan setelah upaya terus menerus dan intensif, dan kelelahan dapat diselesaikan oleh
anggota tubuh, atau sekelompok anggota yang telah melakukan upaya tertentu, atau itu
menyelesaikan seluruh tubuh jika berjalan dengan darah dan semua organ tubuh, dan itu
menghasilkan kasus ini dari (bahan yang dihancurkan atau dibakar, yang dihabiskan dalam
upaya pengerahan tenaga.
Di antara tanda-tanda pertama keletihan atau kelelahan: ataksia, pusing, gangguan kerja
sendi jantung dan sistem pernapasan, dan orang yang lelah dapat mencapai titik pingsan. Ini
karena energi dan kemampuan manusia, apa pun kekuatan ototnya dan kesehatan struktur
fisiknya, batas tertentu berakhir dengan perasaan lelah, yang ketika ia mencapainya, kapasitas
produksinya mulai menurun, dan hasratnya untuk melanjutkan aktivitas atau pekerjaannya
berkurang, dan kesalahannya berlimpah. Mungkin berguna untuk menunjukkan bahwa
kelelahan dapat dibagi menjadi tiga jenis utama: Yang pertama adalah: kelelahan parsial, yaitu
Ini terjadi pada satu anggota atau kelompok anggota yang terlibat dalam kinerja suatu
kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan, yang kedua: kelelahan umum yang mencakup
seluruh tubuh sebagai akibat dari bahan yang hancur, dan yang ketiga: kelelahan berlebihan,
yang disertai dengan kelelahan parah dan beberapa kasus ketidakmampuan untuk melakukan
upaya apa pun, jenis yang mengancam penyakit.
Kelelahan selalu terjadi sebagai akibat dari gangguan dalam proses pertukaran zat di
dalam tubuh, dengan berbagai organnya, karena kekurangan bahan yang menghasilkan
energi dan gerakan muncul, di antaranya ada banyak penghancuran bahan yang dihabiskan
dalam upaya, aktivitas dan pekerjaan.
Oleh karena itu, perlu memiliki rekreasi dan istirahat yang cukup untuk menghilangkan
kelelahan dan kelelahan, memperbarui aktivitas dan kemampuan untuk bekerja dan
memperkuat energi gerakan. Penting juga untuk memperhitungkan batas-batas kemampuan
manusia dan energi fisik ketika menugaskannya tugas atau tugas apa pun, dan untuk
mempertimbangkan hal ini pada berbagai tahap perkembangannya, apakah dia masih kecil,
seorang pemuda atau seorang pria, agar tidak membuat masalah padanya dan membawanya
di atas apa yang dia tanggung, dan menyakitinya dari tempat kita ingin dia mendapat
manfaat.
 Sunnah Nabi telah memperhitungkan dasar penting ini dalam pendidikan dan
bimbingan, dan menyerukan metode yang lembut dalam mengasuh dan menghindari
kekerasan, dengan tidak membebani orang dengan apa yang tidak dapat mereka
tanggung. Diriwayatkan dari 'Aisha bahwa Rasulullah (damai dan berkah Allaah
besertanya) berkata: "Wahai Aisha, Allah adalah sahabat yang mencintai kebaikan, dan
memberikan kebaikan apa yang tidak dia berikan untuk kekerasan dan apa yang tidak
dia berikan untuk apa yang tidak dia berikan untuk apa yang dia lakukan. Selain dia. (1)
Penyakit kelelahan terjadi sebagai akibat terganggungya proses pertukaran bahan-
bahan di dalam tubuh dengan berbagai organnya, karena timbul kekurangan bahan-bahan
penghasil energy dan gerak, antara lain bahan-bahan yang dikeluarkan dalam usaha,
aktivitas, dan pekerjaan sering rusak. Oleh karena itu, diperlukan rekreasi dan istirahat yang
cukup untuk menghilangkan kepenatan dan keletihan, memperbaharui aktivitas dan
kemampuan bekerja, serta memperkuat tenaga gerak. Penting juga untuk
mempertimbangkan batas-batas kemampuan dan energy fisik seseorang ketika
mempercayakan kepadanya tugas atau pekerjaan apapun, dan untuk memperhitungkannya
dalam berbagai tahap pertumbuhannya, apakah dia masih anak-anak, remaja, atau laki-laki
agar kita tidak membuatnya keras dan membebaninya melebihi apa yang dapat dia tanggung,
dan mencelakainya dari mana kita ingin dia mendapat manfaat.
Menjaga sunnah Nabi yang mulia adalah pondasi yang penting dalam bidang
pendidikan dan bimbingan, lalu menyeru metode yang lembut dalam mendidik dan
menghindari kekerasan, dengan tidak membebani orang melebihi kapabilitasnya dalam
mendidik.
 Dari Aisyah dari Rasulullah Saw berkata: “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu,
Maha lembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kepada kelembutan hal-hal
yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya.”
Dan dia menyeru untuk memperhatikan kemampuan dan kekuatan untuk mencegah
kesulitan dan berlebihan dalam melaksanakan pekerjaan dan menunaikan tanggung jawab.
 Dari Aisyah Ra. Bahwa pada suatu malam Nabi Saw pernah membuat sekat (didalam
masjid) dengan tikar lalu shalat di dalamnya, dan menghamparkannya di siang hari
untuk duduk, ternyata orang-orang berkumpul di sekeliling Nabi Muhammad Saw,
untuk mengerjakan shalat sebagaimana beliau shalat, hingga orang-orang semakin
banyak, lalu beliau menghadap (kepada mereka) dan bersabda: “Wahai sekalian
manusia, beramalah menurut yang kalian sanggupi, sesungguhnya Allah tidak akan
bosan sehingga kalian merasa bosan, sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah
adalah yang dikerjakan secara continue walaupun sedikit.” (HR. Bukhori No 5413)
 Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf berkata, telah mengabarkan
kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Abu Wail dari Ibnu Mas’ud r.a ia berkata
:”Keadaan Nabi saw memprihatinkan dengan memberikan nasehat kepada kami pada
hari-hari tertentu; karena tidak suka kesulitan atas kami dalam menerima nasihat itu.”
(HR. Bukhari)
Islam telah mengatur tentang waktu yang baik untuk digunakan mengajarkan ilmu
termasuk Nasehat yang tercantum dalam hadist diatas, yang dimaksud mengatur adalah
mempertimbangkan diantara hari-hari atau waktu-waktu itu ada waktu yang kondisi tubuh
pun baik, segar, dan kuat, bersemangat yang cocok untuk beraktivitas termasuk mencerna
pengajaran; baik membaca, memperhatikan, atau mendengarkan.
Hadits itu menunjukkan seorang yang hendak memberikan pengajaran itu lebih baik
mengetahui keadaan Pendengar, Murid dalam hal kondisi tubuhnya di waktu mereka
menerima pengajaran yang lebih diperhitungkan dengan baik, seperti Rasulullah
shallalahu’alaihi wa sallam yang menjaga serta memperhatikan dalam memberikan nasehat
pada hari-hari tertentu serta dia tidak sering memberikan nasehat di setiap hari karena takut
bosan, jemu, karena kebosanan itu adalah sebab kurang perhatian kepada nasehat, atau
karenanya bisa jadi meninggalkannya. karena bosan itu akan berpengaruh kepada mereka
dalam aktifitas mereka termasuk dalam menerima pengajaran serta akan mendapatkan
kesulitan mencernanya, dan menyebabkan mengerjakan sesuatu pun tidak beres dengan
sempurna.
Nabi pernah menegur sahabat Muadz bin Jabal, sebagai imam shalat jamahh. Pasalnya,
membuat para makmum menggerutu dikarenakan membaca surah yang terlalu panjang. Para
sahabat lain yang jadi makmum kesusahan, disebabkan masih ada aktivitas lain selain shaat.
Pun dalam jamaah masih ada orangtua yang sudah lanjut usia. Sehingga akan membuatnya
kapayahan berdiri terlalu lama.
Teguran Nabi terhadap Muadz bin Jabal itu termaktub dalam sebuah hadis shahih yang
telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Yang bersumber dari Jabir bin Abdillah. Berikut
kutipan sabda Nabi;

َ ‫ص َةاَل‬ َ ُ‫سلَّ َم ث ُ َّم يَأْتِي قَ ْو َمهُ فَي‬


َّ ‫ص ِلي ِب ِه ْم ال‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ص ِلي َم َع النَّ ِبي‬ َ ُ‫ي اللَّه‬
َ ُ‫ع ْنهُ َكانَ ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫أ َ َّن ُم َعاذَ بْنَ َجبَ ٍل َر‬
َّ ‫الر ُج َل فَأَت َى النَّ ِب‬
‫ي‬ َ ‫صلَّى‬
َّ َ‫ص َةاَل ً َخ ِفيفَةً فَبَلَ َغ ذَلِكَ ُم َعاذًا فَقَا َل ِإنَّهُ ُمنَافِ ٌق فَبَلَ َغ ذَلِك‬ َ َ‫فَقَ َرأ َ ِب ِه ْم ْالبَقَ َر َ قَا َل فَت َ َج َّوزَ َر ُج ٌل ف‬
ِ َ‫صلَّى ِبنَا ْالب‬
َ‫ار ََة‬ ِ ‫سو َل اللَّ ِه ِإنَّا قَ ْو ٌم نَ ْع َم ُل ِبأ َ ْيدِينَا َونَ ْس ِقي ِبن ََو‬
َ ‫اض ِحنَا َوإِ َّن ُم َعاذًا‬ ُ ‫سلَّ َم فَقَا َل يَا َر‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
َّ ‫ان أ َ ْنتَ ث َ َةاَلثًا ا ْق َرأْ َوال‬
ِ ِ ‫َّ ْم‬ ٌ َّ ‫سلَّ َم َيا ُم َعاذُ أَفَت‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ َ‫فَقَ َرأ َ ْال َبقَ َر َ فَت َ َج َّو ْزتُ فَز‬
ُّ ‫ع َم أَنِي ُمنَافِ ٌق فَقَا َل النَّ ِب‬
َ ‫ي‬
‫سبِحْ اس َْم َر ِبكَ ْاْل َ ْعلَى َونَحْ َو َها‬ َ ‫ض َحاهَا َو‬ ُ ‫َو‬
“Sesungguhnya Muaz bin Jabal pernah shalat (di belakang) Rasulullah Saw, kemudian
dia kembali ke kaumnya untuk mengimami shalat bersama mereka dengan membaca surah
Al-Baqarah.Jabir melanjutkan kisahnya; ‘Maka seorang laki-laki pun keluar (dari shaf) lalu ia
shalat dengan shalat yang agak ringan dan ternyata hal itu sampai kepada Muaz seraya berujar,
‘Sesungguhnya dia adalah seorang munafik.’Ketika ucapan Muaz sampai pada laki-laki
tersebut, laki-laki itu langsung mendatangi Nabi Saw sambil berkata; ‘Wahai Rasulullah,
sesungguhnya kami adalah kaum yang memiliki pekerjaan untuk menyiram ladang, sementara
semalam Muaz shalat mengimami kami dengan membaca surat Al-Baqarah, hingga saya
keluar dari shaf, lalu dia mengiraku seorang munafik.’Nabi Saw bersabda; ‘Wahai Muaz,
apakah kamu hendak membuat fitnah?’ Beliau mengucapkannya tiga kali. ‘Bacalah surah
‘Was syamsi wa dhuhaha dan sabbihisma rabbikal a’la atau yang serupa dengannya.”
Dari Hadis menerangkan bahwasannya pentingnya mengusahakan segala sesuatu sesuai
dengan batas kemampuan yang kita miliki seperti yang dijelaskan dalam Q.s Al Baqorah : 286

‫طأْنَا ۚ َربَّنَا َو ََل‬ َ ‫اخ ْذنَا ٓ ا ِْن نَّ ِس ْينَا ٓ ا َ ْو ا َ ْخ‬


ِ ‫ت ۗ َربَّنَا ََل ت ُ َؤ‬ َ َ ‫علَ ْي َها َما ا ْكت‬
ْ ‫س َب‬ َ ‫ت َو‬ ْ ‫س َب‬ ً ‫ف اللّٰهُ نَ ْف‬
َ ‫سا ا ََِّل ُو ْس َع َها ۗ لَ َها َما َك‬ ُ ‫ََل يُ َك ِل‬
‫عنَّ ۗا َوا ْغ ِف ْر لَن َۗا‬
َ ‫ْف‬ ُ ‫طاقَةَ لَنَا ِب ۚه َواع‬ َ ‫علَى الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِلنَا ۚ َربَّنَا َو ََل ت ُ َح ِم ْلنَا َما ََل‬
َ ٗ‫ص ًرا َك َما ََ َم ْلت َه‬ ْ ِ‫علَ ْينَا ٓ ا‬
َ ‫تَحْ ِم ْل‬
ࣖ َ‫علَى ْالقَ ْو ِم ْال ٰك ِف ِر ْين‬ ُ ‫ار ََ ْمنَا ۗ ا َ ْنتَ َم ْو ٰلىنَا فَا ْن‬
َ ‫ص ْرنَا‬ ْ ‫َو‬
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia
mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari
(kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum
kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak
sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami.
Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Dan inilah yang benar-benar diperhatikan oleh Rasulullah Saw ketika orang-orang
beriman, baik yang sudah renta, remaja dan oran dewasa biasa menjanjikan kepadanya maka
beliau mengarahkan mereka agar pendengaran dan ketaatan berada dalam batas kemampuan
maisng-masing.
‫ع ْن‬
َ ‫ع ْن إِ ْس َم ِعي َل‬
َ ‫ي ب ُْن َُجْ ٍر‬ َ ‫َار ح و أ َ ْخ َب َرنِي‬
ُّ ‫ع ِل‬ ٍ ‫ع ْب ِد اللَّ ِه ب ِْن دِين‬
َ ‫ع ْن‬
َ ‫ان‬ ُ ‫أ َ ْخ َب َرنَا قُت َ ْيبَةُ قَا َل ََدَّثَنَا‬
ُ ‫س ْف َي‬
‫ع ِة ث ُ َّم‬ َّ ‫س ْمع َو‬ َ ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫سو َل اللَّ ِه‬ ٍ ‫ع ْب ِد اللَّ ِه ب ِْن دِين‬
َ ‫الطا‬ ِ َّ ‫علَى ال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ع َم َر قَا َل ُكنَّا نُ َبا ِي ُع َر‬
ُ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ ‫َار‬ َ
َ َ ‫ي فِي َما ا ْست‬
‫ط ْعت ُ ْم‬ َ ‫طعْتَ َوقَا َل‬
ٌّ ‫ع ِل‬ َ َ ‫يَقُو ُل فِي َما ا ْست‬
“Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada
kami [Sufyan] dari [Abdullah bin Dinar], telah menceritakan serta mengabarkan kepadaku
[Ali bin Hujr] dari [Isma'il] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar], ia berkata; dahulu
kami membai'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mendengar dan taat,
kemudian beliau bersabda: "Dalam perkara yang engkau mampu." Dan Ali mengatakan;
dalam perkara yang kalian mampu.”(HR. Nasai No 4116)
Dengan demikian kita dapat melihat sunah Nabi dalam mengamati batas kemampuan
dan kekuatan tubuh serta kebutuhan yang harus dipenuhi untuk beristirahat setelah
melakukan pekerjaan hal ini ditunujukan untuk memulihkan kembali energy serta tenaga
yang sudah dipakai agar nantinya bisa kembali melakukan pekerjaan lagi dengan kondisi
tubub yang fress.
 Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bertanya pada
nya, “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan dan selalu terjaga di malam hari?”
Aku pun menjawab, “Benar ya Rasulullah.” Rasulullah lalu bersabda, “Jangan kau lakukan
semua itu. Berpuasa dan berbukalah, terjaga dan tidurlah, sesungguhnya badanmu
mempunyai hak atas dirimu, matamu mempunyai hak atas dirimu.” (HR Bukhari).
Larangan Rasulullah sangat beralasan. Berlebih-lebihan dalam beribadah hingga
mengesampingkan kondisi fisik akan berdampak pada kesehatan dan selanjutnya akan
memengaruhi kualitas hidup dan ibadah seseorang. Islam memerintahkan umatnya untuk
menjaga kesehatan. Bahkan, Allah akan meminta pertanggungjawaban atas pemanfaatan nikmat
tersebut.
Tidak ada yang lebih indah dari arahan kenabian yang bertujuan ini, yang berisi konten
pendidikan dan kesehatan yang sangat akurat dan bijaksana.Agar seseorang dapat
mempertahankan hidupnya dari kerusakan, ia harus memperhitungkan batas energi dan
kemampuannya. dan memperhatikan keamanan kesehatannya, dan kesehatan tubuhnya dengan
beristirahat setelah lelah, dan beristirahat setelah kelelahan, dan dengan demikian pulih Dia
mengumpulkan kekuatannya dan mengumpulkan aktivitasnya, sehingga dia kembali lagi ke
pengerahan tenaga, usaha, dan kerja dengan vitalitas besar dan efisiensi tinggi.
Poin Ke- 7 Istirahat dan Hiburan:
Pada paragraph sebelumnya, menjadi jelas bagi kita sejauh mana seseorang perlu istirahat
setelah menderita dan kelelahan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan tubuhnya dari
penyakit dan penyakit dan membantunya tumbuh dengan baik dan berintegrasi, terutama pada
tahap awal hidupnya.
Istirahat terkait, untuk terjadi, dengan elemen penting yang memperbarui energi dan
kekuatan psikologis dan fisik, yaitu rekreasi, yang mencakup praktik berbagai hobi, olahraga,
permainan dan kegiatan bebas: individu dan kolektif dan rekreasi dengan program yang
ditargetkan tidak-, tetapi itu adalah cara yang konstruktif, jika menemukan bimbingan pendidikan
yang disengaja, untuk mengeksploitasi waktu istirahat dan waktu luang di mana ia memurnikan
pikiran, memurnikan ciptaan, meringankan jiwa, mengangkat hati nurani dan merilekskan tubuh,
dan memberi manusia kesempatan untuk kebahagiaan dan kenikmatan kecenderungan, bakat,
dan keinginannya yang sah.
Jika kita mempelajari posisi Sunnah Nabi istirahat, sebagai dasar penting yang
mempengaruhi tubuh dan pertumbuhan dan kemampuannya, kita menemukan posisi pemahaman
dan kesadaran penuh, itu menegaskan perlunya mengambil bagian istirahat yang cukup setelah
usaha dan kelelahan sampai tubuh mendapatkan kembali kemampuan dan kekuatannya untuk
beraktivitas dan bekerja.
 Diriwayatkan bahwa Anas berkata: Rasulullah (damai dan berkah Allaah besertanya)
memasuki masjid dengan tali yang direntangkan di antara dua tiang dan berkata: Apa ini?
Mereka berkata: Zaynab berdoa, dan jika dia malas atau suam-suam kuku, dia akan
menangkapnya. Dia berkata: "Biarkan agar salah satu dari kalian dapat mencapai
aktivitasnya, jadi jika dia malas, dia akan duduk (1). Rasulullah * memukul dari dirinya
sendiri teladan pendidikan para Sahabat yang ketat atau berlebihan dalam beribadah,
mengarahkan mereka untuk mengistirahatkan tubuh mereka dan tidak membebani mereka
di atas apa yang dapat mereka tanggung, bahkan jika itu dalam ibadah, karena takut mereka
membahayakan tubuh mereka, atau keengganan mereka terhadap biaya dan pekerjaan, setiap
orang memiliki energi yang terbatas dan kemampuan tertentu setelah itu dia tidak dapat
melanjutkan upaya atau kegiatan apa pun.
 Diriwayatkan bahwa Anas bin Malik (semoga Allah berkenan kepadanya) berkata: Tiga
Rahat datang ke rumah-rumah Istri-istri Nabi * Mereka bertanya tentang penyembahan Nabi
(damai dan berkah Allaah besertanya), tetapi mereka tidak diberitahu seolah-olah mereka
telah mengatakannya, dan mereka berkata: Di mana kita dari Nabi * Dia telah diampuni atas
dosa-dosa di atas, Dan apa yang tertunda. Salah satu dari mereka berkata, "Adapun saya,
saya tidak pernah berdoa di malam hari." Yang lain berkata: Saya berpuasa selamanya dan
tidak berbuka puasa. Yang lain berkata: Saya pensiun dari wanita dan tidak pernah menikah.
Rasulullah (damai dan berkah Allaah besertanya) datang dan berkata: Dan kamu adalah
orang-orang yang mengatakan ini dan itu, tetapi demi Allah, aku takut padamu karena Tuhan
dan takut kepada-Nya, tetapi aku berpuasa dan berbuka puasa, dan berdoa dan tidur, dan
menikahi wanita, jadi siapa pun yang menginginkan Sunnah-ku bukan dariku. (1) Adalah
rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada hamba-hamba-Nya bahwa mereka yang harus tidur
di mana mereka beristirahat setelah kelelahan dan kesulitan dan merilekskan tubuh mereka
dan memulihkan kekuatan dan energi mereka sehingga mereka kembali mengerahkan upaya
dan aktivitas lagi dengan vitalitas dan efektivitas.
Dengan demikian, kehidupan manusia yang sehat adalah siklus kerja dan istirahat yang
terintegrasi, gerakan dan keheningan, aktivitas dan rekreasi.
*Yang Mahakuasa berfirman: ”Dan karena belas kasihan-Nya Dia menciptakan siang dan
malam bagi Anda, untuk tinggal di dalam Dia dan untuk mencari karunia-Nya, dan agar Anda
boleh bersyukur)”
Oleh karena itu, Sunnah mendesak kita untuk tidak melebihi tenaga dan kemampuan kita,
tidak hanya dalam tindakan dan kegiatan kita, tetapi juga dalam ketaatan dan penyembahan, yang
merupakan yang paling terhormat karena merupakan sarana untuk lebih dekat dengan Tuhan
Yang Maha Esa dan mendapatkan persetujuan-Nya, sebagai tanggapan terhadap kebutuhan sifat
manusia dan dengan mempertimbangkan batas-batasnya.
 Diriwayatkan bahwa 'Aisha berkata: Aku memiliki seorang wanita, dan Nabi datang
kepadaku * Dia berkata, "Siapa ini?" Saya berkata, "Inilah, jangan tidur, ingatlah siapa
doanya."*: "Kamu harus melakukan apa yang kamu bisa, karena Allah tidak bosan dengan
Allah sampai kamu kenyang. (3)
Konsep pendidikan dalam Sunnah Nabi, meskipun berfokus pada aspek ideal pemurnian
jiwa dan promosi moral, tetapi tidak mengabaikan aspek realistis yang memperhitungkan naluri
manusia dan karakteristik material, dan batas-batas kemampuan dan energinya, dan kebutuhan
dan impulsnya dan memuaskan mereka dengan cara yang sah dan bijaksana
Oleh karena itu, pendidikan di Sunnah didasarkan pada rahmat, kasih sayang dan kebaikan,
dan menghindari metode kekerasan, kesulitan dan berlebihan. Dengan pandangan manusia yang
terintegrasi ini, sebagai jiwa dan tubuh, Sunnah Nabi memberikan tubuh haknya untuk
beristirahat dan rekreasi, dan menyerukan untuk menghindari kelelahan dan kelelahan, untuk
menjaga keselamatannya dan menjaga kesehatannya untuk melakukan perannya yang efektif
dalam kepatuhan, biaya dan pekerjaan.
Sunnah Nabi menekankan perlunya rekreasi dan hiburan setelah usaha dan aktivitas, dan
dengan demikian menyeimbangkan keseimbangan moderat antara aspek serius dan rekreasi
kehidupan manusia sejalan dengan naluri manusia dan untuk memenuhi tuntutan yang diperlukan
dan memenuhi kebutuhan alaminya. Dan tentang Handala Al-Asidi ... Aku berkata: Nafiq
Handala, wahai Rasulullah. Jawabnya. Rasulullah: Atau itu? Aku berkata: Ya Rasulullah, kami
akan bersamamu mengingatkan kami tentang Neraka dan Surga sama seperti aku adalah pendapat
mata, jadi jika kami pergi darimu dengan suami, anak-anak dan pertanian, kami banyak lupa.
Rasulullah bersabda: "Di tangan siapa aku bernafas, jika kamu terus menjadi apa adanya kamu
bersamaku, dan sebagai peringatan, para malaikat akan berjabat tangan dengan kamu di atas
kasurmu dan di jalanmu, tetapi wahai Handala, satu jam dan satu jam, tiga kali. (1)
Sunnah Nabi tidak mempermasalahkan olok-olok yang tidak bersalah, disintegrasi,
penyederhanaan, belaian dan belaian kondisi moderasi tanpa mengarah pada kebencian dan
penghinaan, atau ejekan, penghinaan dan kelangkaan cacat orang, segala sesuatu yang melebihi
batasnya berbalik melawannya.
Rasulullah biasa membelai anak-anak dan bermusyawarah dengan mereka.
* Anas bin Malik berkata: | Dan dia adalah utusan Allah
Siapa yang dilonggarkan orang dengan seorang anak laki-laki? (2) Dia tidak membelai
anak-anak dan menyederhanakan dengan mereka. * Anas bin Malik (semoga Allah berkenan
kepadanya) melaporkan: Jika Nabi (damai dan berkah Allaah besertanya) berbaur dengan kami
Sehingga ia berkata kepada adik laki-lakiku, wahai Abu Umair, apa yang dilakukan
perubahan? dan
Rasulullah (damai dan berkah Allaah besertanya) tidak menghalangi para Sahabat untuk
tertawa, yang merupakan kebutuhan manusia.
Alami karena rekreasi jiwanya, tetapi dia biasa berbagi dengan mereka dan senyumnya yang
terhormat, kedamaian ada padanya
dan kedamaian .
* Aisha (semoga Allah berkenan kepadanya) melaporkan: Saya tidak pernah melihat Nabi
tertawa sampai saya melihatnya karena kesenangannya, tetapi dia tersenyum. (1)
Rasulullah tidak bercanda dengan beberapa Sahabat dan membelai mereka, untuk
membawa kesenangan bagi diri mereka sendiri: * Anas bin Malik melaporkan bahwa seorang
laki-laki mengambil Rasulullah (damai dan berkah Allaah besertanya) dan berkata:
Danny sedang mengandungmu pada putra unta. Beliau bersabda: "Wahai Rasulullah, apa
yang harus kuperbuat dengan anak unta itu?" Rasulullah bersabda, "Apakah unta melahirkan
kecuali unta? |
Tapi dia tulus dalam olok-olok dan belaiannya, dan hanya mengatakan yang sebenarnya. *
Abu Hurayrah melaporkan: Mereka berkata, ya Rasulullah, bahwa engkau membelai kami, dia
berkata, "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. (4)
Rasulullah tidak menertawakan hal lucu dalam keagungan, gengsi dan penghormatan, tanpa
cekikikan. * Abu Hurayrah (semoga Allah berkenan kepadanya) melaporkan bahwa seorang laki-
laki datang kepada Rasulullah * dan berkata: Wahai Rasulullah, kamu binasa. bilang
Dan itu bergesekan! Dia berkata: Saya jatuh pada keluarga saya di bulan Ramadhan. Dia
berkata: Dan dia membebaskan lehernya, dia berkata: Saya tidak akan menemukannya. Dia
berkata, "Dia bangkrut dua bulan berturut-turut. Dan dia berkata, "Saya tidak bisa," dan dia
berkata, "Beri makan enam puluh orang miskin." Dia berkata, "Saya tidak dapat
menemukannya." Jadi dia datang dengan keringat dan berkata: ambillah dan kamu akan
berpegang teguh padanya. Beliau bersabda: "Wahai Rasulullah, yang tertinggi dari keluargaku,
karena orang yang di tangannya jiwaku berada di antara dua bukit kota lebih membutuhkan
daripada aku." Nabi (damai dan berkah Allaah besertanya) tertawa sampai taringnya muncul, dan
dia berkata: "Ambillah dia" (3).
Namun, Nabi (damai dan berkah Allaah besertanya) melarang bercanda yang dapat
menyebabkan merendahkan orang dan menyoroti awrah dan kejahatan mereka hanya untuk
menertawakan mereka dan berkecil hati oleh mereka. * Ibnu 'Abbas melaporkan bahwa Nabi
(damai dan berkah Allaah besertanya) berkata: |
Dan jangan tamar saudaramu atau bercanda dengannya, dan jangan berjanji padanya kencan
dan menggantikannya. (1)
Dan tentang menertawakan apa yang dikeluarkan oleh seseorang untuk kebutuhan alami
untuk mencegah mengekspos dan mengejeknya. * Diriwayatkan bahwa 'Abdullah bin Zam'ah
berkata: Dr. melarang Nabi
# Bahwa pria itu menertawakan apa yang keluar dari jiwa. (2) Dilarang menggunakan
kebohongan sebagai sarana tertawa dan bercanda. Hal ini demi menjaga rasa hormat dan kasih
sayang antar manusia.
* Bahaz bin Hakim meriwayatkan dari ayahnya bahwa kakeknya berkata: Aku mendengar
Rasulullah * berkata:
Celakalah dia yang berbohong agar orang-orang bisa menertawakannya, celakalah dia,
celakalah dia. (3)
Sunnah Nabi tidak keberatan «bernyanyi, atau bernyanyi yang tidak fitna, yang bukan
merupakan cara untuk membangkitkan naluri atau menghasut amoralitas dan amoralitas, atau
menjadi faktor air dan ketidakpedulian, karena nyanyian dan lagu adalah salah satu sarana
hiburan polos yang meringankan jiwa dari bebannya, sehingga sukacita dan kesenangan
memasukinya, dan kesusahan dan kesedihan menjauh darinya, dan karena itu juga merupakan
salah satu sarana antusiasme dan motivasi untuk perbuatan baik dan kegiatan yang bertujuan.
 Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi Saw melewati beberapa Madinah, sehingga
ia berada di sebelah Mereka memukul rebana mereka, bernyanyi dan berkata: Kami adalah
tetangga Bani Al-Najjar. Oh saya akan mencintai Muhammad dari tetangga. Nabi bersabda:
"Allah tahu bahawa aku mencintaimu."
Rasulullah berizin * dalam bernyanyi yang tidak taat pada hari-hari Idul Fitri, yaitu hari-
hari sukacita, kegembiraan, kesenangan dan hiburan yang tidak bersalah. * Aisha berkata: Ali
Abu Bakar dan aku memiliki dua budak perempuan dari tetangga Ansar menyanyikan apa yang
dikatakan Ansar pada hari Baath, dia berkata: Mereka bukan dua lagu, Abu Bakar berkata: Iblis
ada di rumah Rasulullah, dan itu pada hari Idul Fitri. Rasulullah bersabda: "Wahai Abu Bakar,
setiap orang memiliki Idul Fitri, dan inilah Idul Fitri kami. dan (2)
Ada bukti dalam hadits ini bahwa Rasulullah tidak melarang bernyanyi| Orang yang tidak
bersalah sebagai sarana rekreasi, tetapi ketika dia menemukan dalam bernyanyi beberapa
kecenderungan untuk melebih-lebihkan dan melebih-lebihkan, dia melarangnya, dan
memerintahkan untuk meninggalkannya, dan tidak mencegah nyanyian itu sendiri. |
 Khalid bin Dhakwan meriwayatkan dari al-Rabi' binti Mu'awdh bin Afra, beliau bersabda:
Rasulullah SAW * Kemudian Ali memasuki pagi Bani Bi, dan beliau duduk di tempat
tidurku sebagai Majlis-mu dariku, dan aku membuat perhiasan memukuli mereka dengan
rebana dan meratapi mereka yang membunuh ayahku pada hari Badar, sampai salah seorang
dari mereka berkata: Kami memiliki seorang nabi yang tahu apa yang akan terjadi besok.
Dia berkata, "Klaim ini, dan katakan apa yang Anda katakan." (9)
Mantan sahabat Rasulullah itu biasa merayakan pernikahan dengan bernyanyi dengan
gembira, gembira dan senang.
 Diriwayatkan bahwa 'Amir ibn Sa'd berkata: Saya memasuki Qurza ibn Ka'b dan Abu
Mas'ud al-Ansari, di sebuah pernikahan, dan jika mereka bernyanyi di sebelah mereka, saya
berkata: Anda adalah sahabat Rasulullah. Dan siapakah orang-orang Badar yang melakukan
ini kepadamu?! Dia berkata, "Duduklah jika Anda mau, dengarkan bersama kami, dan jika
Anda mau, pergilah, kami telah diizinkan untuk bersenang-senang di pesta pernikahan."

Anda mungkin juga menyukai