Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KAJIAN ISLAMI DENGAN KEGAWATDARURATAN

OROPHARYNGEAL AIRWAY

Disusun oleh:

Kelompok 3

1. Nia astuti (142011915015)


2. Noftarina sarina p (142011915016)
3. Regen ariwiranda (142011915021)
4. Rifky fitriyanto (142011915023)
5. Rohayati (142011915024)
6. Selvi (142011915027)
7. Sinta nurjana (142011915028)
8. Syarah wahyuni (142011915029)
9. Tyara maharanie (142011915030)

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa
kami sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa dan mengajarkan agama tuntunan
penulis yaitu Agama Islam.

Makalah yang berjudul “ OPA ( Oropharyngeal Airway) ” ini kami menyusunnya untuk
memenuhi salah satu tugas yang telah diberikan dan semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.

Dalam makalah ini kami menyajikannya dengan ringkas namun mudah- mudahan dapat
dimengerti oleh pembaca. kami juga banyak mengutip dari buku- buku keperawatan jiwa ataupun dari
buku yang lain dengan tujuan dapat banyak membantu kami dalam menulis makalah dan dapat
dipercaya oleh pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami untuk
menyusun makalah ini. Mudah-mudahan apa yang dilakukan mendapatkan balasan berupa pahala dari
Allah SWT. Dan juga kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
dari segi bahasa ataupun penyampaian kami dalam makalah. Oleh karena itu, kami menerima kritik
dan saran agar kami dapat memperbaiki penulisan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan umumnya untuk
para pembaca.

Palembang, juni 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


...............................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................


.........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
.........................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................

.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN BAB III

PENUTUP

3.1 Keimpulan .......................................................................................................


...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................

...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat muncul beberapa rumusan masalah, yaitu :

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang dapat kita peroleh dari pembahasan rumusan masalah diatas adalah :
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Oropharyngeal tube adalah sebuah tabung / pipa yang dipasang antara mulut dan pharynx
pada orang yang tidak sadar yang berfungsi untuk
membebaskan jalan nafas. (Medical Dictionary). Pembebasan jalan nafas dengan oropharyngeal tube
adalah cara yang ideal untuk mengembalikan sebuah kepatenan jalan nafas yang menjadi terhambat
oleh lidah pasien yang tidak sadar atau untuk membantu ventilasi. (Sally Betty,2005)

Oropharyngeal tube adalah alat yang terbuat dari karet bengkok atau plastik yang dimasukkan
pada mulut ke pharynx posterior untuk menetapkan atau memelihara kepatenan jalan nafas. (William
dan Wilkins).

Pada pasien tidak sadar, lidah biasanya jatuh ke bagian pharynx posterior sehingga
menghalangi jalan nafas, sehingga pemasangan oropharyngeal tube yang bentuknya telah disesuaikan
dengan palatum / langit-langit mulut mampu membebaskan dan mengedarkan jalan nafas melalui
tabung / lubang pipa. Dapat juga berfungsi untuk memfasilitasi pelaksanaan suction. Pembebasan jalan
nafas dengan oropharingeal tube digunakan dalam jangka waktu pendek pada post anastesi atau langkah
postictal. Penggunaan jangka panjang dimungkinkan pada pasien yang terpasang endotracheal tube
untuk menghindari gigitan pada selang

endotraceal.

2.2 Organ-organ yang terlibat dalam oropharyngeal airway

1. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius) 2.Orofaring (merupakan


pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)
3. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi
Adapun indikasi pemasangan oropharyngeal tube adalah sebagai berikut :

a. Pemeliharaan jalan nafas pasien dalam ketidaksadaran,

b. Melindungi endotracheal tube dari gigitan,

c. Memfasilitasi suction pada jalan nafas

Kontra indikasi

a. Tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar karena dapat
merangsang muntah, spasme laring.
b. Harus berhati-hati bila terdapat trauma oral.

2.4 Konsep Fisiologi / Pengaruh Terhadap Tubuh

Pemasangan oropharengeal tube meniadakan proses pemanasan dan pelembaban udara


inspirasi kecuali pasien dipasang ventilasi mekanik dengan humidifikasi yang baik. Perubahan ini
menyebabkan gagalnya silia mukosa bronkus mengeluarkan partikel-partikel tertentu dari paru.
Discharge trakea berkurang dan menjadi kental, akhirnya terjadi metaplasia skuamosa pada epitel
trakea.

Pada penderita dengan bantuan jalan nafas oropharyngeal ini merupakan

benda asing dalam tubuh pasien sehingga sering menjadi tempat ditemukan berbagai koloni bakteri,
yang sering ialah Pseudomonas aeruginosa dan kokus
gram positif. Pada fiksasi oropharyngeal tube juga sering kali menimbulkan penekanan pada salah satu
sisi bibir pasien sehingga bisa menyebabkan luka/nekrotik sebagai penyebab masuknya kuman ke
dalam tubuh pasien.

2.5 Prinsip Pencegahan Infeksi

Untuk pencegahan infeksi, digunakan prosedur yang bersih baik itu dari peralatan dan juga
lingkungan bersih dalam melakukan prosedur tindakan. Untuk

perawatan, jaga kebersihan mulut setiap 2 sampai 4 jam jika dibutuhkan.


Oropharyngeal tube dapat direndam di baskom yang telah diisi air kemudian dibilas dengan
larutan hydrogen peroxida dan air.

2.6 Prinsip / Hal Lain Untuk Pemasangan Oropharyngeal tube

a. Cara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau apabila ukuran
terlampau panjang, epiglotis akan tertekan sehingga menyebabkan jalan nafas tersumbat

b. Hindarkan terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat

c. Jangan gunakan alat ini pada pasien dimana refleks faring masih ada karena dapat menyebabkan
muntah dan spasme laring.

2.7 Hal Yang Dikaji Sebelum Tindakan

Hal yang dikaji sebelum tindakan pemasangan oropharyngeal tube Pastikan pasien dalam
keadaan tidak sadar. Pemaksaan pemasangan alat ini akan menimbulkan “gag reflek” atau muntah yang
mungkin menyebabkan aspirasi. Perhatikan dan ukur besarnya oropharyngeal tube yang akan dipakai.

2.8 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1) Kerusakan pertukaran gas spontan

2) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

3) Kerusakan menelan

4) Resiko infeksi

2.9 Standar Operasional Prosedur (SOP)

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN OROPHARINGEAL AIRWAY

Pengertian Pembebasan jalan nafas dengan oropharyngeal tube adalah cara yang ideal
untuk mengembalikan sebuah kepatenan jalan nafas yang menjadi terhambat oleh lidah pasien
yang tidak sadar atau untuk membantu ventilasi

(Sally Betty,2005)
Indikasi • Untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka
• Tidak sadar
• Kejang yang akan berkembang menjadi tonik atau gerakan klonik

Tujuan • Untuk Menjaga kepatenan jalan nafas pasien


Memudahkan penghisapan lendir
Persiapan • Mayo / Guidel / oropharyngeal tube sesuai kebutuhan
tempat dan • Sarung tangan
alat • gunting dan Plester
• Bengkok
• Tounge spatel
• Kassa steril
• Suction
• Selang penghisap

1. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada keluarga
Persiapan 2. Menjelaskan prosedur pemasangan oropharingeal tube
pasien 3. Melakukan inform consent
4. Menyiapkan pasien dalam posisi nyaman sesuai kebutuhan , yaitu Posisikan klien
terlentang

Persiapan 1. Ciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta kooperatif
lingkungan 2. pasang sampiran atau sketsel
Pelaksanaan 1) Cuci tangan, gunakan sarung tangan.

2) Membuka mulut pasien, tahan dengan menggunakan tongue spatel


3) Bersihkan mulut dengan kassa steril menggunakan ujung penyedot faring yang kaku
(Yaunker), bila memungkinkan
4) pilihlah ukuran airway yang sesuai dengan pasien. yaitu dengan menempatkan OPA di
samping wajah, dengan ujung OPA pada sudut mulut, ujung yang lain pada sudut rahang
bawah. Bila OPA diukur dan dimasukkan dengan tepat, maka OPA akan tepat sejajar
dengan pangkal glotis
5) Masukkan oropharing tube dengan mengikuti salah satu cara dibawah
ini.
• Balik oropharing tube sehingga bagian atasnya menghadap kemuka atau ke palatum.
setelah masuk dinding posterior pharing lalu putar oropharingeal tube 180º sampai posisi
ujung mengarah ke oropharing.
• Gunakan penekan lidah , gerakkan lidah keluar untuk menghindari terdorong ke
belakangmasuk faring posterior. Masukkan oropharing tube oral ke
dalam posisi yang seharusnya dengan bagian atas masuk kebawah
dan tidak perlu diputar.
6) Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut jalan nafas dengan segera dan masukkan
kembali.
7) Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester tanpa menutup lubang
oropharing tube.
8) Berikan posisi yang nyaman.
9) Rapikan pasien
10) Rapikan alat
11) Lepas handschoen
12) Perawat cuci tangan
Sikap 1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin privacy pasien
3. Bekerja dengan teliti
Evaluasi • Keadaan umum pasien


Tindakan dan hasil setelah dilakukan
• Tanda-tanda vital
• Pola nafas
• harus dilakukan oral hygiene
• Instruksikan keluarga untuk segera laor pada perawat jika pasien merasa tidak
nyaman atau terdapat sumbatan
Dokumentasi 1) Ukuran dari jalan napas yang digunakan
2) Waktu prosedur dilakukan dan toleransi pasien
3) Setiap perubahan dalam status pasien dan atau setiap komplikasi

4) Kecepatan dan sifat dari pernapasan.


2.10 Pendidikan yang Perlu Diberikan pada Pasien dan Keluarga

Instruksikan klien dan keluarga untuk tidak menggerakkan Oropharyngeal tube, plester, atau
pemegang oropharyngeal tube. Jika klien mengeluh atau nampak tidak nyaman, instruksikan
keluarga bertanya pada perawat.

Informasikan pada klien dan keluarga bahwa jika tube menyebabkan sumbatan, untuk segera
memberitahukan kepada perawat dan intervensi akan dilakukan
untuk mengurangi sumbatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Oropharyngeal airway (OPA) adalah alat yang digunakan untuk membantu ventilasi dengan cara mencegah lidah

jatuh ke belakang dan menutup saluran nafas. Pemasangan Oropharyngeal airway (OPA) ini berfungsi untuk mencegah

lidah jatuh kebelakang yang menutup saluran nafas dan membuka jalan pernafasan karena lidah yang sudah terlanjur

menutup saluran nafas. Oropharyngeal Airway (OPA) digunakan pada pasien tidak sadar untuk mencegah lidah supaya

tidak jatuh ke belakang faring yang dapat menutupi jalan napas dan Oropharyngeal Airway (OPA) sebaiknya tidak

dilakukan pada korban yang terstimulus oleh reflek muntah, karena dapat beresiko aspirasi.

Oropharyngeal Airway (OPA) memiliki ukuran yang bervariasi, maka dari itu sebelum memasang OPA harus

diukur terlebih dahulu, pengukuran OPA yaitu dari ujung mulut hingga ujung daun telinga. Ukuran yang terlalu kecil

dapat mengakibatkan lidah terdorong ke orofaring. Sedangkan ukuran yang terlalu besar dapat menyumbat trakea.

Pemasangan Oropharyngeal Airway (OPA) yang kurang tepat justru dapat menyumbat jalan napas, hal ini terjadi apabila

OPA mendorong lidah ke tenggorokan selain itu, pemasangan OPA yang kurang tepat juga dapat menyebabkan

komplikasi seperti trauma mulut, gigi, lidah, dan mukosa mulut, muntah atau aspirasi, obstruksi jalan napas.

3.2 Saran

Pemasangan Oropharyngeal Airway (OPA) yang kurang tepat dapat menyebabkan komplikasi dan akan

memperparah keadaan pasien, Oleh karena itu untuk menghindari komplikasi yang disebabkan pemasangan OPA yang

kurang tepat diharapkan penolong yang akan memasang OPA sudah berkompeten dalam pemasangan OPA ataupun

penolong sebaiknya saat melakukan pemasangan OPA harus sesuai dengan prosedure atau SOP tentang pemasangan

Oropharyngeal Airway (OPA) yang sudah dipelajari sebelumnya


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/337961437/Makalah-Airway-Breating
https://edoc.site/makalah-airway-management-pdf-free.html

www.kesehatankerja.com/OROPHARYNGEAL%20AIRWAY-OPA- GUEDEL.htm

Anda mungkin juga menyukai