Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

SUCTION

Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Nia Mediawati
2. Nia Uswatun Hasanah

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah, serta semua pihak yang dengan
caranya masing-masing telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebagai makhluk yang lemah kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, kami terima dengan lapang dada.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita.

Mataram, 26 November
2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suction
2.2 Tujuan Pemasangan Suction
2.3 Prinsip Penggunaan Suction
2.4 Indikasi Penggunaan Suction
2.5 Kontraindikasi Penggunaan Suction
2.6 Gambar dan Keterangan
2.7 Prosedur Kerja
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan napas dengan memakai
kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), oratraceal tube (OTT), tracheostomy
tube (TT), pada saluran pernapasan bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan napas,
mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mecegah terjadinya infeksi paru. Prosedur
ini dikontraindikasikan kepada pasien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan
spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui trakea, gangguan perdarahan,
edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, dan infark miokard (Elly, 2000).

Sebagai pasien yang memunyai permasalahan pernapasan yang memerlukan


bantuan ventilator mekanik dan pemasangan ETT (Endo tracheal tube), dimana
pemasangan ETT masuk sampai percabangan bronkus pada saluran napas. Pasien yang
terpasang ETT dan ventilator maka respon tubuh pasien mengeluarkan benda asing adalah
mengeluarkan sekret yang mana perlu dilakukan tindakan suction

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Suction?

2. Apa Tujuan Pemasangan Suction?

3. Bagaimana Prinsip Pemasangan Suction?

4. Bagaimana Indikasi Pemasangan Suction?

5. Bagaimana Kontraindikasi Pemasangan Suction?

6. Apa Saja Jenis-Jenis Suction?

7. Bagaimana Prosedur Kerja Pemasangan Suction?


1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa itu Suction

2. Untuk Mengetahui Tujuan Pemasangan Suction

3. Untuk Mengetahui Prinsip Pemasangan Suction

4. Untuk Mengetahui Indikasi Pemasangan Suction

5. Untuk Mengetahui Kontraindikasi Pemasangan Suction

6. Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis-Jenis Suction

7. Untuk Mengetahui Prosedur Kerja Pemasangan Suction


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Suction adalah tindakan penghisapan lendir di jalan napas (Dony & Hendro, 2014).

Suctioning merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang


tidak mampu mengeluarkan sekret atau lender dengan melakukan penghisapan atau suction.
Tujuan tindakan ini adalah membersihkan jalan nafas dan memenuhi kebutuhan oksigen
(Hidayat, 2011).

Suction yaitu membersihkan sekret dari saluran endotracheal disamping


membersihkan sekret, suction juga merangsang reflek batuk. Prosedur ini memberikan
patensi jalan napas sehingga mengoptimalkan kembali pertukaran oksigen dan
karbondioksida dan juga mencegah pneumonia karena penumpukan sekret. Dilakukan
berulang-ulang sesuai dengan penumpukan sekret di jalan napas pasien, prosedur suction
menggunakan prinsip steril (Kozier & Erb, 2012).

2.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya suction yaitu untuk menghilangkan sekret yang menyumbat


jalan napas, untuk mempertahankan patensi jalan napas, mengambil sekret untuk
pemeriksaan laboratorium, dan untuk mencegah infeksi dari akumulasi cairan sekret
(Kozier & Erb, 2012).

Tujuan lain dilakukannya pemasangan suction, antara lain :

1. Jalan nafas oral bersih dari sekret


2. Memfasilitasi pernapasan
3. Menurunkan halitosis dan anoreksia dengan mengeluarkan sekret yang berlebihan
di mulut (Smith & Young, 2010).

2.3 Prinsip Pemasangan Suction


Menurut Kozier & Erb (2012), pemasangan suction menggunakan prinsip steril.

Suction juga menggunakan prinsip 4A, yaitu :

1. Aseptik, segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya


mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi.

2. Asionatik, tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis.

3. Afektif, tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang menunjukkan


perasaan dan emosi.

4. Atraumatik, tindakan yang mencegah terjadinya trauma.

2.4 Indikasi

Menurut Kozier & Erb (2012) indikasi pemasangan suction pada pasien adalah bila
terjadi gurgling (suara napas berisik seperti berkumur), cemas, susah/kurang tidur, snoring
(mengorok), penurunan tingkat kesadaran, perubahan warna kulit, penurunan saturasi
oksigen, penurunan pulse rate (nadi), irama nadi tidak teratur, respiration rate menurun, dan
gangguan patensi jalan napas.

2.5 Kontraindikasi

Menurut Elly (2000), prosedur pemasangan suction dikontrainsikasikan pada klien


yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat
penghisapan melalui trakea, gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus,
perdarahan gaster, dan infark miokard.

2.6 Gambar & Keterangan


Suction pump adalah suatu alat yang dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak
dibutuhkan pada tubuh manusia. Tindakan penghisapan bertujuan untuk mempertahankan
jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang kuat dengan
cara mengeluarkan sekret dari jalan napas, pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri dengan menggunakan alat melalui mulut, nasofaring, atau trakeal
(Kesehatan, 2011).

Spesifikasi alat :

1. Nama : Suction Pump

2. Type : YB-DX23B

3. Setting tekanan : 0-(-760) mmHg

Nama lain dari suction pum, antara lain :


1. Vacum regulator

2. Suction controllers

3. Slym pump

4. Alat hisap

Komponen yang ada pada suction pump :

1. Motor

2. Botol penampung

3. Selang

4. Suction regulator

5. Manometer

6. Over flow protection

7. Foot switch

Motor suction adalah sebuah motor listik, biasanya hanya bekerja pada suatu
tegangan, yaitu 110 V atau 220 V, Rpm 145, 50/60 Hz, maka ketika pemilihan motor
dilakukan itu harus sesuai dengan besarnyatgangan yang ada didalam rangkaiannya, dapat
kita temukan sebuah capasitator yang berfungsi sebagai starting capasitator.

2.7 Prosedur Kerja


2.7.1 Persiapan Alat dan Bahan

1. Alat penghisap lender dengan botol berisi larutan desinfektan.


2. Kateter penghisap lendir
3. Pinset steril.
4. Sarung tangan steril.
5. 2 kom berisi larutan aquadest atau NaCl 0,9 % dan berisi larutan desinfektan
6. Kasa steril.
7. Kertas tisu.
8. Stetoskop.
2.7.2 Cara Kerja

NO Tindakan Rasional

1. Jelaskan prosedur kepada pasien Menurunkan kecemasan

2. Cuci oral dan atur alat Mengurangi transfer


mikroorganisme; meningkatkan
efisiensi

3. Periksa alat penghisap apakah berfungsi Mempertahankan keamanan


dengan baik

4. Atur posisi klien semi – fowler atau Mempermudah penghisapan sekret di


posisi powler. area mulut

5. Aktifkan mesin penghisap dan tutup Menguji fungsi alat penghisap


ulang slang yang tersambung dengan
mesin penghisap dengan jari. Gunakan
tekanan 50-12o mmHg.

6. Buka larutan irigasi steril dan tuang ke Memungkinkan untuk membilas


dalam wadah steril. slang kateter dengan larutan steril

7. Buka kemasan obat kumur dan larutan Menyegarkan dan menurunkan


dengan air ( opsimal). jumlah mikroorganisme di dalam
mulut.

8. Pakai sarung tangan. Mencegah kontak dengan sekret.

9. Buka kemasan kateter penghisap. Memfailitasi akses ke penghisap


10. Letakkan handuk di bawah dagu klien. Mencegah pakaian terkena kotoran

11. Sambungkan port pengendali kateter Memfasilitai penghisapan melalui


penghisapan ke slang mesin penghisap kateter.

12. Lumasi 7,5 sampai 10 cm ujung kateter Mencegah trauma mukosa ketika
dengan larutan irigasi. kateter dimasukkan

13. Meminta klien untuk mendorong secret Mempermudah pengeluaran sekret


ke depan mulut

14. Masukan kateter ke mulut sepanjang Meningkatkan pengeluaran sekresi


jalur rahang dan arahkan ke orofaring yang meumpuk
sampai klien batuk atau terasa ada
tahanan.pastikan jari tidak menutup
lubanng port kateter penghisap.

15. Tarik kateter secara perlahan sambal Mengeluarkan secret dari orofaring
melakukkan penghisapan dengan
menutup lubang port kateter penghisap.

16. Hindari kontak langsung kateter dengan Mencegah trauma tambahan pada
membrane mukosa yang teriritasi atau jaringan oral.
luka.

17. Letakkan ujung salang kateter Membersihkan secret yang terdapat


penghisap ke dalam larutan steril dan di dalam selang.
lakukan penghisapan selama 1-2 detik.

18. Minta klien untuk bernapas tiga atau Melakukan reoksigenasi;


empat kali saat anda mengauskultasi menentukan kebutuhan untuk
bunyi napas brongkus dan kaji status pengulangan tindakan penghisapan.
secret.

19. Ulangi langkah 13 smpai 17 kali atau du Meningkatkan membersihkan jalan


ajika secret masih tersisa. napas.

20. Jika secret sudah bersih, irigasi mulut Membersihkan mikroorganisme dan
dengan obat kumur sebanyak 5-10 ml secret yang kental; menyegarkan
dan meminta klien untuk membilas napas dan dan memperbaiki sensasi
mulutnya. cita rasa

21. Lakukan penghisapan pada mulut; Mengeluarkan sekret dan sisa obat
ulangi tindakan irigasi kumur

22. Buka sambungan slang kateter


penghisap dari slang mesin penghisap;
matikan mesin, dan buangkan kateter.

23. Beri jeli petroleum ke bibir dan Mencegah bibir pecah – pecah dan
pelembap mulut untuk bibir bagian menjag kelembapan membran
dalam dan lidah, jika diinginkan.

24. Buang atau simpan semua alat dengan Menurunkan transfer


tepat. mikroorganisme; mempersiapkan
untuk penggunaan selanjutnya.

25. Buang sarung tangan

26. Atur posisi lien agar nyaman dengan Merendahkan diagfragma dan
kepala tempat tidur dielevasikan 45 maeningkatkan ekspansi paru
derajat.

27. Pasang pagar pengaman tempat tidur Mencegah jatuh; memfasilitasi


dan letak lampu pemanggil dalam kimunikasi.
jangkauan klien.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suction yaitu membersihkan sekret dari saluran endotracheal disamping


membersihkan sekret, suction juga merangsang reflek batuk. Prosedur ini memberikan
patensi jalan napas sehingga mengoptimalkan kembali pertukaran oksigen dan
karbondioksida dan juga mencegah pneumonia karena penumpukan sekret. Dilakukan
berulang-ulang sesuai dengan penumpukan sekret di jalan napas pasien, prosedur suction
menggunakan prinsip steril (Kozier & Erb, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Erb & Kozier. (2012). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Edisi 5. Jakarta:
EGC.

Hendro & Dony. (2014). Alat Kesehatan Untuk Praktik Klinik & SOP. Jogjakarta:
Nuha Medika.

Hidayat. (2011). Buku Saku : Prosedur Keterampilan Dasar Praktik Klinik.


Surabaya: Healh Books.

Nuracmah, E. (2000). Buku Saku Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

Young & Smith . (2010). Buku Saku : Prosedur Klinis Keperawatan, Edisi 5.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai