0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
70 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut merangkum prosedur pemasangan alat CTG (Fetal Monitor) untuk memantau kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin sejak usia kehamilan 28 minggu. Prosedur pemasangan meliputi persetujuan pasien, penentuan letak dan DJJ janin, pemasangan transduser di daerah fundus dan punktum maksimum, perekaman selama 30 menit, hingga dokumentasi dan pelaporan hasil. Alat ini digunakan untuk mendeteksi stres dan ke
Dokumen tersebut merangkum prosedur pemasangan alat CTG (Fetal Monitor) untuk memantau kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin sejak usia kehamilan 28 minggu. Prosedur pemasangan meliputi persetujuan pasien, penentuan letak dan DJJ janin, pemasangan transduser di daerah fundus dan punktum maksimum, perekaman selama 30 menit, hingga dokumentasi dan pelaporan hasil. Alat ini digunakan untuk mendeteksi stres dan ke
Dokumen tersebut merangkum prosedur pemasangan alat CTG (Fetal Monitor) untuk memantau kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin sejak usia kehamilan 28 minggu. Prosedur pemasangan meliputi persetujuan pasien, penentuan letak dan DJJ janin, pemasangan transduser di daerah fundus dan punktum maksimum, perekaman selama 30 menit, hingga dokumentasi dan pelaporan hasil. Alat ini digunakan untuk mendeteksi stres dan ke
Standar Prosedur Direktur RS UMI BAROKAH BOYOLALI Operasional
dr. Dwi Rakhmawati, Sp.KK
Pengertian CTG atau disebut Fetal Monitor merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin. Tujuan - Mendeteksi stres pada janin. - Mendeteksi kegawatan pada janin. Kebijakan Perlu adanya tata cara pemasangan CTG. Syarat Pemeriksaan - Usia kehamilan mulai 28 minggu. CTG - Ada persetujuan tindak medik dari pasien. - Punktum maksimal DJJ diketahui. - Prosedur pemasangan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan. Pemeriksaan CTG - Hitungan gerakan janin. - Penilaian biofisikal. - Gerakan pernafasan janin. - Gerakan tubuh kasar. - Tonus janid. - Volue cairan amnion. Indikasi a. Ibu - Pre eklampsia – eklampsia. - KPD - Kehamilan 40 minggu. - Vitium cordis. - Asthma bronkial. - Inkompatibiltas rhesus/ABO. - Infeksi TORCH. - Bekas SC. - Induksi/akselerasi persalinan. - Persalinan preterm. - Hipotensi. - Pendarahan antepartum. - Ibu perokok. - Berusia lanjut (>35 tahun). b. Janin - Pertumbuhan janin terhambat (PJT). - Gerakan janin berkurang. - Susp lilitan tali pusat. - Aritmia, bra dikardi, takikardi janin. - Hidrops fetalis. - Kelainan presentasi. - Mekoneum dalam cairan ketuban. - Riwayat lahir mati. - Kehamilan ganda.
Menjelaskan indikasi. Cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh DPJP. - Kosongkan kandung kencing. - Periksa kesadaran dan TTV ibu. - Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberikan O2 4Lpm. - Lakukan px leopold untuk menentukan letak, presentasi dan DJJ. - Hitung DJJ selama satu menit. - Pasang transduser untuk tekometri di daerah fundus uteri dan tranduser VS daerah punktum maksimum. - Setelah transduser terpasang baik, beritahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah disediakan. - Hidupkan CTG. - Lma perekaman 30 menit. - Lakukan dokumentasi. - Matikan CTG, bersihkan dan rapikan kembali. - Beritahu pasien bahwa px sudah selesai. - Berikan hasil perekaman CTG pada DPJP. Unit Terkait - Polikilinik. - IGD. - Ruang bersalin. - Bangsal rawat inap.