INKUBATOR PERAWATAN
SKRIPSI
JAINTON
10082118
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
MEDAN
2013
Kategori : SKRIPSI
Nama : JAINTON
Departemen : FISIKA
Diluluskan di
Medan, Agustus 2013
Komisi pembingbing:
Pembingbing 2 Pembimbing 1
Yulizham,S.Si.MT Dr .MarhaposanSitumorang
NIP:19710703199931004 NIP:195510301980031003
Diketahui/disetujui oleh:
Departemen Fisika FMIPA USU
Ketua,
Dr .Marhaposan Situmorang
NIP:195510301980031003
Saya mengaku bahwa skripsi ini adalh hasil kerja sendiri ,kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sembernya .
Medan , 2013
JAINTON
100821018
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesempatan, kekuatan dan
pengetahuan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi
ini dengan baik dan semaksimal mungkin. Laporan skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan sarjana jurusan fisika medis FMIPA
USU Medan.
Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna
dan masih terdapat kekurangan-kekurangan akibat keterbatasan yang penulis
miliki, untuk itu dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa penulis menerima
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat kontruksi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan pada masa yang akan datang. Pada ksempatan ini penulis serta
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada: Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan penulis
pengetahuan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelsaikan laporan ini.
Orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik Moril dan Material agar
tetap semangat untuk menjalani semua kegiatan yang saya lakukan terutama untuk
kuliah, Bapak Marhaposan Situmorang, selaku pembimbing penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini. Seluruh staff pengajar Pembimbing I Dr.Marhaposan
Situmorang,Pembimbing II Yulizham ssi,MT,dan Semua dosen penguji saya
beserta pegawai FMIPA USU Medan dan seluruh teman-teman.
Pegawai BPFK Medan penulis telah ikut serta mendukung penulisan karya
ilmiah ini, hingga hasil laporan skripsi penulis terselesaikan. Demikian penulis
menyusun laporan ini dengan harapan bahwa laporan ini dengan harapan
bermanfaat bagi para pembaca dan jaga penulisnya sendiri.
ABSTRAK
ABSTRAC
Halaman
Persetujuan ............................................................................................................ ii
Pernyataan ............................................................................................................. iii
Penghargaan .......................................................................................................... iv
Abstrak .................................................................................................................. v
Abstract ................................................................................................................. vi
Daftar isi ................................................................................................................ vii
Daftar tabel ............................................................................................................ ix
Daftar gambar........................................................................................................
Bab I : PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................2
1.3 Batasan masalah.....................................................................................2
1.4 Tujuan penelitian ...................................................................................3
1.5 Mamfaat penelitian .............................................................................. ..3
1.6 Metodologi penelitian.............................................................................3
1.7 Sistematik...............................................................................................4
Bab I.I : DASAR TEORI.....................................................................................5
2.1 Pengertian kalibrasi................................................................................5
2.2 Tujuan dan mamfaat kalibrasi................................................................5
2.3 Waktu kalibrasi......................................................................................6
2.4 Kalibrasi alat inkubator dan metode pengujiannya...............................8
2.5 Inkubator..............................................................................................16
2.6 Cara kerja inkubator.............................................................................17
2.7 Bagian-bagian inkubator bayi..............................................................25
2.8 Prinsip kerja inkubator.........................................................................26
2.9 Titik suhu dan pengukuran suhu..........................................................29
Bab III : Pengujian dan kalibrasi........................................................................46
3.1 Pendataan administrasi........................................................................46
Halaman
Tabel 4.1 : Hubungan Antara (k) dan (p) .............................................................58
Tabel 4.2 : Analisa Kerusakan pada Alat Inkubator.............................................64
Tabe 4.3 : Kegagalan Pada Resistor Tetap..........................................................70
Tabel 4.4 : Kegagalan Pada Kapasitor Tetap.......................................................71
Tabel 4.5 : Kerusakan Pada Semikonduktor........................................................72
Tabel 4.6 : Pengukuran komponen Parameter Penting Semikonduktor Diskrit..73
Halaman
Gambar 2.6 : Pemilihan temperatur kelembapan dan level oksigen untuk bayi...24
Gambar 2.10 : Grafik tegangan terhadap suhu pada thermokopel tipe E, J, K dan
R....................................................................................................41
Gambar 3.6 : Pengujian, Kalibrasi Inkubator dengan Safety Analyzer 601 ......... 50
ABSTRAC
DASAR TEORI
Adapun untuk alat kesehatan, pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
Secara umum selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur,
frekuensi pemakaian dan pemeliharaan dari alat tersebut. Adapun waktu-waktu
kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, setahun sekali
dan seterusnya
2. Dinyatakan dalam pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai dan
seterusnya
3. Kombinasi cara pertama dan kedua di atas, misalnya enam bulan sekali atau
1000 jam pakai, tergantung mana yang dahulu.
Untuk alat kesehatan khususnya, telah diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan atau Permenkes No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan bahwa setiap alat kesehatan yang dipergunakan atau
sarana pelayanan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh institusi
penguji, untuk menjamin keteletian dan ketetapan serta keamanan pengguna alat
kesehatan. Waktu pengkalibrasian alat kesehatan tertera pula dalam Permenkes
No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang
dipergunakan atau sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau kalibrasi secara
berkala, sekurang-kurangnya satu kali setiap tahun.
1. Sertifikasi kalibrasi,
2. Lembar hasil atau laporan hasil kalibrasi yang memuat, mencantumkan atau
berisi angka koreksi, deviasi atau penyimpangan, ketidakpastian dan batasan-
batasan atau standart penyimpangan yang diperkenankan, dan
3. Label atau penanda.
Kalibrasi diperlukan hanya untuk alat yang baik atau sedang
dioperasionalkan dan bukan untuk alat yang rusak. Alat rusak haruslah diperbaiki
dahulu baru kemudian dilakukan pengujian dan kalibrasi untuk memastikan
bahwa alat tersebut betul-betul baik.
D
A
Keterangan :
Perubahan Temperatur
Temperatur Incubator
rata-rata
O
11 C
Temp. Ruangan
Waktu
Waktu Pemanasan Kondisi Temperature Stabil
Keterangan gambar:
Inkubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk
menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan atau stabil. Pada
modifikasi manual-otomatis inkubator bayi, terdapat sebuah boks kontrol yang
dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah). Boks bagian atas
digunakan untuk meletakkan sensor, kontroler, rangkaian elektronik, sedangkan
box bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat, yang
digunakan untuk meletakkan heater, tempat atau wadah air dan kipas. Sensor yang
digunakan adalah sensor suhu (PT 100) dan sensor kelembaban diletakkan di
dalam box tidur bayi (di luar boks kontrol).
Pada sensor suhu PT 100 dan sensor kelembaban terdapat display yang
sekaligus sebagai driver sensor digunakan untuk mengetahui serta memberikan
setting suhu dan kelembaban dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang
dikehendaki. Yang menjadi aktuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater
berfungsi sebagai pemanas ruangan, sedangkan kipas berfungsi untuk
menyalurkan udara panas yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan
menuju boks tidur bayi melalui selang.
Sebuah inkubator (buka hangat atau isolett) adalah suatu alat yang
digunakan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai untuk neonates
(bayi yang baru lahir). Hal ini digunakan dalam kelahiran prematur atau untuk
beberapa bayi baru lahir yang rentan penyakit.
Cara memakai suhu inkubator bayi modern yang temperaturnya diatur oleh
sistem kontrol. Temperatur pada saluran-saluran supllai udara merubah tahanan
thermisor dibandingkan dengan suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang
dikehendaki atau diset. Jika suhu udara memasuki tempat bayi atau chamber lebih
rendah dari pada suhu yang diset, daya dihubungkan ke heater untuk mengoreksi
perbedaan ini. Pada sistem kontrol, jumlah daya yang diberikan ke heater
sebanding dengan perbedaan atau selisih suhu di antara suhu udara yang
sebenarnya dengan suhu yang diset. Hal ini berarti daya berkurang sewaktu suhu
mencapai set poin (suhu yang diset), merupakan gambaran penting mengenai
contoh lebih presisi dan untuk memperkecil kemungkinan melebihi setting. Bila
suhu yang dikehendaki tidak tercapai, alarm akan berbunyi.
a. Tegangan
b. Kebersihan chamber
c. Setting suhu
d. Alarm
e. Aksesoris
f. Pembumian
Inkubator bayi adalah tempat penyimpanan bayi yang baru lahir, suhu di
dalam bayi inkubator disesuaikan dengan suhu tubuh ibunya yaitu sekitar 32-
360C, perlengkapan sebuah baby inkubator pada umunnya terdiri dari sensor suhu,
heater, dan sistem alarm (buzzer). Setting suhu dilakukan dengan menekan tombol
pemilihan (keypad) dan ditampilkan pada LCD, sehingga sensor suhu digunakan
IC LM35 yang mendeteksi suhu di dalam inkubator tak satupun orangtua yang
menginginkan bayinya lahir premature pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Namun bila harus demikian, apa boleh buat! Tentu harus menerima
Hasil studi penelitian yang dipimpin Carlo Bellieni dari Rumah Sakit
Umum Universitas Studi di Siena Italia menemukan gelombang elektromagnetik
pada inkubator menyebabkan perubahan pada detak jantung bayi. Peneliti
mengamati detak jantung pada 43 bayi yang baru lahir yang dirawat dalam
inkubator. Mereka mengukur angka kecepatan detak jantung (HRV) bayi ketika
inkubator dihidupkan atau dimatikan. Belliani dan koleganya menemukan, saat
inkubator dihidupkan, bayi terpapar frekuensi elektromagnetik 8,9 milligauss
(level normal sekitar 1 milligauss). Sementara HRV-nya drop atau melemah 50%
Selain itu juga belum ditemukan korelasi antara masalah kesehatan dan
inkubator. Sekadar diketahui, jantung manusia berdetak dengan angka kecepatan
yang hampir sama sepanjang waktu. Namun, pada saat tertentu terjadi percepatan
dan kemudian melambat pada saat manusia menarik dan mengeluarkan napas.
Variasi kecepatan ini adalah sehat. Selain itu, pola inilah yang digunakan oleh
para praktisi medis dan ilmuwan untuk mengukur seberapa baik sistem
kegelisahan bekerja. Bagi orang dewasa, HRV rendah merupakan kunci terkena
risiko penyakit jantung. Selama ini, inkubator digunakan para dokter untuk
menjaga kondisi bayi yang prematur dalam beberapa minggu. Fungsi utama alat
ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti tubuh bayi. Namun
begitu, penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan
magnet di sekitar.
Ada 3 masalah utama bayi kurang bulan, yaitu kemampuan bernapasnya belum
sempurna, belum optimalnya kemampuan isap untuk mendapatkan ASI, dan
kemampuan mengontrol suhu tubuh.
Oleh karena itu, kita sering melihat bayi kurang bulan yang dirawat di
inkubator, diberi O2 agar kebutuhan oksigennya terpenuhi, serta dijamin suhu
lingkungannya tetap hangat. Selain itu, bayi dalam inkubator juga diberi makanan
lewat selang cairan yang kecil dan terpasang lewat hidung menuju lambungnya.
Karena bayi ini masih terlalu muda, masalah utama yang harus dicegah
adalah terjadinya infeksi. Inkubator harus selalu berada dalam keadaan steril dan
semua tenaga kesehatan yang menyentuhnya perlu melakukan persiapan-
persiapan, seperti mencuci tangan yang baik dan benar serta memakai jubah
khusus yang disediakan rumah sakit. Bila keadaannya telah stabil, bayi ini dapat
dirawat oleh ibu dengan cara perawatan bayi lekat atau perawatan metode
„kanguru‟. Dengan metode ini, bayi yang membutuhkan sentuhan kasih sayang ini
akan mendapatkan kehangatan dari tubuh ibu atau ayahnya seperti saat dalam
kandungan. Cara perawatan yang sekarang telah diakui keberhasilannya ini akan
Namun demikian, para peneliti tidak menemukan bukti yang kuat adanya
dampak nyata terhadap kesehatan yang diakibatkan inkubator. Fungsi utama alat
ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti tubuh bayi. Namun,
penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan magnet di
sekitar alat dan tempat bayi. Dalam risetnya, peneliti melibatkan 27 bayi yang
sebenarnya tidak membutuhkan perawatan di inkubator. Para bayi dipantau dalam
tiga periode, yang masing-masing berlangsung selama lima menit. Periode
pertama inkubator dinyalakan, kemudian periode berikutnya dimatikan, dan
terakhir dinyalakan lagi.
HEATER DISPLAY
POWER CONTRO
L
SKIN
FAN/
TEMPERATURE
BLOWER
TEMP.CHEMBE
R
TEMPERAT
MECHANIC
AL
CONTROL
OXYGEN
Thermi
stor
Power
Line
Bridge Amplifie
V
r
1
Gate
V V Silicon
Compara Pulse controlled
3 genera 4
tor Swith
1-Hz tor
V V
Set-Point Sawtooth 2 5
Resistor generator Heater
Gambar 2.6 Pemilihan temperatur kelembapan dan level oksigen untuk bayi
3. Tempat bayi
Ruang tempat bayi sebaiknya terbuat dari bahan sejenis plastik atau acrylic,
jangan dari jenis kaca. Sebab dikhawatirkan bila terbuat dari bahan jenis kaca
apabila terjadi kecelakaan kaca tersebut dapat melukai bayi.
4. Panel kontrol
Pada panel kontrol ini terdapat saklar on dan off, pengatur suhu, penunjuk
suhu yang ada di dalam ruang tempat bayi, lampu indikator, dan lain-lain.
7. Box
Di dalam box ini terdapat tempat air, pemanas, blower, dan rangkaian listrik.
Titik tripel (triple point): temperatur dan tekanan tunggal air, uap air, dan
es bersama-sama berada dalam kesetimbangan. Jika kita tempatkan air, es, dan
uap air dalam wadah tanpa udara, maka sistem pada akhirnya akan mencapai
suatu keadaan kesetimbangan ketika tidak ada es yang mencair atau menguap,
tidak ada air yang membeku atau menguap, dan tidak ada uap air yang
mengembun atau membeku. Ini terjadi pada tekanan 4,58 mmHg dan temperatur
0,010C atau 273,16K
Termal
Tegangan Termal Sebuah benda memuai atau menyusut, diperlukan gaya untuk
mengembalikan benda itu keadaan semula sebesar:
L=
α = F=αEA T.
Bilangan Avogadro:
=6,02 x Molekul/Mol
Karena jumlah total molekul N dalam gas sama dengan jumlah permol
dikalikan dengan jumlah permol dikalikan dengan jumlah mol atau N= n ,maka
PV =n RT= RT atau PV=NkT
K= = =1,38 x J/K
( ) rata-rata= kT
Maka, energi kinetik rata-rata molekul adalah 3/2kT, jadi temperatur absolut
adalah ukuran energy kinetic translasi rata-rata molekul. Kita sertakan kata
“translasi”, karena molekul juga mempunyai energi rotasi dan vibrasi.
1. Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda yang lainnya karena
adanya perbedaan temperatur.
2. Kalor itu semacam usaha mekanik pada mekanika yaitu sebagai energi yang
ditransfer oleh gaya.
Perpindahan Kalor
1. Konduksi
=kA
2. Konveksi
=hA
K=koefisienkonveksi
DT=kenaikansuhu(ºK)
Jika sebuah benda dengan emisivitas e dan luas A berada pada temperatur
T1, benda ini meradiasikan energi dengan kecepatan A . Jika benda
tersebut dikelilingi oleh lingkungan dengan temperatur T2 dan emasivitas tinggi
(mendekati satu), kecepatan energi radiasi oleh sekitarnya sebanding dengan
Lord Kelvin pada tahun 1848 mengusulkan skala temperatur termodinamika pada
suatu titik tetap triple point, dimana fase padat, cair dan uap bersama equilibrium,
angka ini adalah 273,160K (derajat Kelvin) yang juga merupakan tiitk es. Skala
lain adalah Celcius, Fahrenheit dan Rankine dengan hubungan sebagai berikut:
0F = 9/5 0C + 32 atau
0R = 0F + 459, 69
Pergerakan partikel substrat dapat terjadi pada tiga dimensi benda yaitu:
1. Benda padat,
2. Benda cair dan
3. Benda gas (udara)
Aliran kalor substrat pada dimensi padat, cair dan gas dapat terjadi secara:
Yang menjadi masalah dalam bab suhu adalah kebanyakan orang kesulitan
untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya. Berikut ini adalah contoh
mengubah dari skala Celcius ke skala Fahrenheit.
t0F – 32 = 180
t0 C – 0 100
t0F – 32 = 9
t0 C 5
t0F – 32 = 9
t0F – 32 = t0C
t0 F = t0C + 32
Untuk skala yang lain caranya sama dengan contoh di atas. Termometer
menurut isinya dibagi menjadi: termometer cair, termometer padat, termometer
digital. Semua termometer ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Sedangkan berdasarkan penggunaannya termometer bermacam-macam
sebagai termometer klinis dan lain-lain.
Yang menjadi masalah dalam bab suhu adalah kebanyakan orang kesulitan
untuk mengubah dari satu skala ke skala yang lainnya. Berikut ini adalah contoh
mengubah dari skala celcius ke skala Fahrenheit Untuk skala yang lain caranya
sama dengan contoh diatas. Termometer menurut isinya dibagi menjadi:
termometer cair, termometer padat, termometer digital. Semua termometer ini
mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan berdasarkan
penggunaannya thermometer bermacam-macam sebagai thermometer klinis dan
lain-lain.
Termometer yang sering digunakan saat ini terdiri dari tabung kaca,
dimana terdapat alkohol atau air raksa pada bagian tengah tabung. Ketika suhu
meningkat, alkohol atau air raksa yang berada di dalam wadah akan memuai
sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya,
ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada
bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer
tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa
merupakan nilai suhu yang diukur. Lihat gambar!
2.9.10.3 Termokopel
Sensor adalah sebuah alat yang dapat mengubah suatu isyarat atau keadaan
menjadi sinyal-sinyal listrik. Terdapat beragam jenis sensor, seperti: sensor
cahaya, sensor gaya, sensor suhu, sensor suara, sensor kelembaban, sensor getaran
atau vibrasi, sensor kecepatan, sensor gas, sensor ledakan, dan masih banyak lagi.
a. Tipe E (kromel-konstantan)
b. Tipe J (besi-konstantan)
Vnet = Vh – Vc
Keterangan :
Vc = tegangan referensi
Gambar 2.10 Grafik tegangan terhadap suhu pada thermokopel tipe E, J, K dan R
Gambar 2.11 IC LM 35
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang sesuai dengan
perubahan suhu.
Dari 8 bit yang ada digunakan 7 bit untuk MSB difungsikan sebagai aktif
low, sedangkan LSB difungsikan sebagai aktif high. Ø Port B Ø Port C ini dalam
perancangan sistem difungsikan sebagai output LCD. Ø Port D dan PIND.0
dikonfigurasikan sebagai output aktuator lampu. Jika logika “0” maka aktuator
tersebut mati (tidak menyala), sedangkan logika “1” berarti aktuator tesebut
sedang menyala (hidup). Sedangkan pengambilan data dari sensor SHT 11
tersebut akan di up date setiap 1 detik untuk mendapatkan nilai suhu maupun
kelembaban yang kemudian ditampilkan pada LCD, dimana pengambilan data
dari sensor SHT 11 secara bergantian dalam waktu 1 detik tersebut. Dengan
mikrokontroller dapat mengendalikan suatu peralatan agar dapat bekerja secara
otomatis. Untuk mengakses LCD 2x16 harus mengkonfigurasikan pin dari LCD
dengan pin I/O mikrokontroller tersebut. Pada gambar menunjukkan konfigurasi
dari pin-pin LCD tersebut
Titik tetap skala Celcius dan skala Fahrenheit menggunakan titik beku dan
titik didih air berada dalam keseimbangan (tidak ada perubahan wujud
zat).Sebaliknya, titik suatu suatu zat merupakan temperatur dimana wujud cair
dan wujud gas berada dalam keseimbangan .Perlu diketahui bahwa titik beku dan
titik didih selalu berubah terhadap tekanan udara, karenanya tekanan perlu
ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya kita menggunakan tekanan standart yakni
1atm (satu atmosfir).
Untuk skala Celcius temperatur titik beku normal air (disebut juga sebagai
titik es) dipilih sebagai nol derajat Celcius C) dan temperatur titik didih
normal air (disebut juga seebagai titik uap) dipilih sebagai sertus derajat Celcius
C). Di antara titik es dan titik uap terdapat 110 derajat. Pada termomter
yang menggunakan skala Celcius, temperatur yang lebih rendah dari temperatur
titik es biasanya ditandai dengan angka negatif.
DASAR TEORI
Adapun untuk alat kesehatan, pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
Secara umum selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur,
frekuensi pemakaian dan pemeliharaan dari alat tersebut. Adapun waktu-waktu
kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, setahun sekali
dan seterusnya
2. Dinyatakan dalam pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai dan
seterusnya
3. Kombinasi cara pertama dan kedua di atas, misalnya enam bulan sekali atau
1000 jam pakai, tergantung mana yang dahulu.
Untuk alat kesehatan khususnya, telah diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan atau Permenkes No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan bahwa setiap alat kesehatan yang dipergunakan atau
sarana pelayanan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh institusi
penguji, untuk menjamin keteletian dan ketetapan serta keamanan pengguna alat
kesehatan. Waktu pengkalibrasian alat kesehatan tertera pula dalam Permenkes
No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang
dipergunakan atau sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau kalibrasi secara
berkala, sekurang-kurangnya satu kali setiap tahun.
1. Sertifikasi kalibrasi,
2. Lembar hasil atau laporan hasil kalibrasi yang memuat, mencantumkan atau
berisi angka koreksi, deviasi atau penyimpangan, ketidakpastian dan batasan-
batasan atau standart penyimpangan yang diperkenankan, dan
3. Label atau penanda.
Kalibrasi diperlukan hanya untuk alat yang baik atau sedang
dioperasionalkan dan bukan untuk alat yang rusak. Alat rusak haruslah diperbaiki
dahulu baru kemudian dilakukan pengujian dan kalibrasi untuk memastikan
bahwa alat tersebut betul-betul baik.
D
A
Keterangan :
Perubahan Temperatur
Temperatur Incubator
rata-rata
O
11 C
Temp. Ruangan
Waktu
Waktu Pemanasan Kondisi Temperature Stabil
Keterangan gambar:
Inkubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk
menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan atau stabil. Pada
modifikasi manual-otomatis inkubator bayi, terdapat sebuah boks kontrol yang
dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah). Boks bagian atas
digunakan untuk meletakkan sensor, kontroler, rangkaian elektronik, sedangkan
box bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat, yang
digunakan untuk meletakkan heater, tempat atau wadah air dan kipas. Sensor yang
digunakan adalah sensor suhu (PT 100) dan sensor kelembaban diletakkan di
dalam box tidur bayi (di luar boks kontrol).
Pada sensor suhu PT 100 dan sensor kelembaban terdapat display yang
sekaligus sebagai driver sensor digunakan untuk mengetahui serta memberikan
setting suhu dan kelembaban dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang
dikehendaki. Yang menjadi aktuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater
berfungsi sebagai pemanas ruangan, sedangkan kipas berfungsi untuk
menyalurkan udara panas yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan
menuju boks tidur bayi melalui selang.
Sebuah inkubator (buka hangat atau isolett) adalah suatu alat yang
digunakan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai untuk neonates
(bayi yang baru lahir). Hal ini digunakan dalam kelahiran prematur atau untuk
beberapa bayi baru lahir yang rentan penyakit.
Cara memakai suhu inkubator bayi modern yang temperaturnya diatur oleh
sistem kontrol. Temperatur pada saluran-saluran supllai udara merubah tahanan
thermisor dibandingkan dengan suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang
dikehendaki atau diset. Jika suhu udara memasuki tempat bayi atau chamber lebih
rendah dari pada suhu yang diset, daya dihubungkan ke heater untuk mengoreksi
perbedaan ini. Pada sistem kontrol, jumlah daya yang diberikan ke heater
sebanding dengan perbedaan atau selisih suhu di antara suhu udara yang
sebenarnya dengan suhu yang diset. Hal ini berarti daya berkurang sewaktu suhu
mencapai set poin (suhu yang diset), merupakan gambaran penting mengenai
contoh lebih presisi dan untuk memperkecil kemungkinan melebihi setting. Bila
suhu yang dikehendaki tidak tercapai, alarm akan berbunyi.
a. Tegangan
b. Kebersihan chamber
c. Setting suhu
d. Alarm
e. Aksesoris
f. Pembumian
Inkubator bayi adalah tempat penyimpanan bayi yang baru lahir, suhu di
dalam bayi inkubator disesuaikan dengan suhu tubuh ibunya yaitu sekitar 32-
360C, perlengkapan sebuah baby inkubator pada umunnya terdiri dari sensor suhu,
heater, dan sistem alarm (buzzer). Setting suhu dilakukan dengan menekan tombol
pemilihan (keypad) dan ditampilkan pada LCD, sehingga sensor suhu digunakan
IC LM35 yang mendeteksi suhu di dalam inkubator tak satupun orangtua yang
menginginkan bayinya lahir premature pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Namun bila harus demikian, apa boleh buat! Tentu harus menerima
Hasil studi penelitian yang dipimpin Carlo Bellieni dari Rumah Sakit
Umum Universitas Studi di Siena Italia menemukan gelombang elektromagnetik
pada inkubator menyebabkan perubahan pada detak jantung bayi. Peneliti
mengamati detak jantung pada 43 bayi yang baru lahir yang dirawat dalam
inkubator. Mereka mengukur angka kecepatan detak jantung (HRV) bayi ketika
inkubator dihidupkan atau dimatikan. Belliani dan koleganya menemukan, saat
inkubator dihidupkan, bayi terpapar frekuensi elektromagnetik 8,9 milligauss
(level normal sekitar 1 milligauss). Sementara HRV-nya drop atau melemah 50%
Selain itu juga belum ditemukan korelasi antara masalah kesehatan dan
inkubator. Sekadar diketahui, jantung manusia berdetak dengan angka kecepatan
yang hampir sama sepanjang waktu. Namun, pada saat tertentu terjadi percepatan
dan kemudian melambat pada saat manusia menarik dan mengeluarkan napas.
Variasi kecepatan ini adalah sehat. Selain itu, pola inilah yang digunakan oleh
para praktisi medis dan ilmuwan untuk mengukur seberapa baik sistem
kegelisahan bekerja. Bagi orang dewasa, HRV rendah merupakan kunci terkena
risiko penyakit jantung. Selama ini, inkubator digunakan para dokter untuk
menjaga kondisi bayi yang prematur dalam beberapa minggu. Fungsi utama alat
ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti tubuh bayi. Namun
begitu, penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan
magnet di sekitar.
Ada 3 masalah utama bayi kurang bulan, yaitu kemampuan bernapasnya belum
sempurna, belum optimalnya kemampuan isap untuk mendapatkan ASI, dan
kemampuan mengontrol suhu tubuh.
Oleh karena itu, kita sering melihat bayi kurang bulan yang dirawat di
inkubator, diberi O2 agar kebutuhan oksigennya terpenuhi, serta dijamin suhu
lingkungannya tetap hangat. Selain itu, bayi dalam inkubator juga diberi makanan
lewat selang cairan yang kecil dan terpasang lewat hidung menuju lambungnya.
Karena bayi ini masih terlalu muda, masalah utama yang harus dicegah
adalah terjadinya infeksi. Inkubator harus selalu berada dalam keadaan steril dan
semua tenaga kesehatan yang menyentuhnya perlu melakukan persiapan-
persiapan, seperti mencuci tangan yang baik dan benar serta memakai jubah
khusus yang disediakan rumah sakit. Bila keadaannya telah stabil, bayi ini dapat
dirawat oleh ibu dengan cara perawatan bayi lekat atau perawatan metode
„kanguru‟. Dengan metode ini, bayi yang membutuhkan sentuhan kasih sayang ini
akan mendapatkan kehangatan dari tubuh ibu atau ayahnya seperti saat dalam
kandungan. Cara perawatan yang sekarang telah diakui keberhasilannya ini akan
Namun demikian, para peneliti tidak menemukan bukti yang kuat adanya
dampak nyata terhadap kesehatan yang diakibatkan inkubator. Fungsi utama alat
ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti tubuh bayi. Namun,
penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan magnet di
sekitar alat dan tempat bayi. Dalam risetnya, peneliti melibatkan 27 bayi yang
sebenarnya tidak membutuhkan perawatan di inkubator. Para bayi dipantau dalam
tiga periode, yang masing-masing berlangsung selama lima menit. Periode
pertama inkubator dinyalakan, kemudian periode berikutnya dimatikan, dan
terakhir dinyalakan lagi.
HEATER DISPLAY
POWER CONTRO
L
SKIN
FAN/
TEMPERATURE
BLOWER
TEMP.CHEMBE
R
TEMPERAT
MECHANIC
AL
CONTROL
OXYGEN
Thermi
stor
Power
Line
Bridge Amplifie
V
r
1
Gate
V V Silicon
Compara Pulse controlled
3 genera 4
tor Swith
1-Hz tor
V V
Set-Point Sawtooth 2 5
Resistor generator Heater
Gambar 2.6 Pemilihan temperatur kelembapan dan level oksigen untuk bayi
3. Tempat bayi
Ruang tempat bayi sebaiknya terbuat dari bahan sejenis plastik atau acrylic,
jangan dari jenis kaca. Sebab dikhawatirkan bila terbuat dari bahan jenis kaca
apabila terjadi kecelakaan kaca tersebut dapat melukai bayi.
4. Panel kontrol
Pada panel kontrol ini terdapat saklar on dan off, pengatur suhu, penunjuk
suhu yang ada di dalam ruang tempat bayi, lampu indikator, dan lain-lain.
7. Box
Di dalam box ini terdapat tempat air, pemanas, blower, dan rangkaian listrik.
Titik tripel (triple point): temperatur dan tekanan tunggal air, uap air, dan
es bersama-sama berada dalam kesetimbangan. Jika kita tempatkan air, es, dan
uap air dalam wadah tanpa udara, maka sistem pada akhirnya akan mencapai
suatu keadaan kesetimbangan ketika tidak ada es yang mencair atau menguap,
tidak ada air yang membeku atau menguap, dan tidak ada uap air yang
mengembun atau membeku. Ini terjadi pada tekanan 4,58 mmHg dan temperatur
0,010C atau 273,16K
Termal
Tegangan Termal Sebuah benda memuai atau menyusut, diperlukan gaya untuk
mengembalikan benda itu keadaan semula sebesar:
L=
α = F=αEA T.
Bilangan Avogadro:
=6,02 x Molekul/Mol
Karena jumlah total molekul N dalam gas sama dengan jumlah permol
dikalikan dengan jumlah permol dikalikan dengan jumlah mol atau N= n ,maka
PV =n RT= RT atau PV=NkT
K= = =1,38 x J/K
( ) rata-rata= kT
Maka, energi kinetik rata-rata molekul adalah 3/2kT, jadi temperatur absolut
adalah ukuran energy kinetic translasi rata-rata molekul. Kita sertakan kata
“translasi”, karena molekul juga mempunyai energi rotasi dan vibrasi.
1. Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda yang lainnya karena
adanya perbedaan temperatur.
2. Kalor itu semacam usaha mekanik pada mekanika yaitu sebagai energi yang
ditransfer oleh gaya.
Perpindahan Kalor
1. Konduksi
=kA
2. Konveksi
=hA
K=koefisienkonveksi
DT=kenaikansuhu(ºK)
Jika sebuah benda dengan emisivitas e dan luas A berada pada temperatur
T1, benda ini meradiasikan energi dengan kecepatan A . Jika benda
tersebut dikelilingi oleh lingkungan dengan temperatur T2 dan emasivitas tinggi
(mendekati satu), kecepatan energi radiasi oleh sekitarnya sebanding dengan
Lord Kelvin pada tahun 1848 mengusulkan skala temperatur termodinamika pada
suatu titik tetap triple point, dimana fase padat, cair dan uap bersama equilibrium,
angka ini adalah 273,160K (derajat Kelvin) yang juga merupakan tiitk es. Skala
lain adalah Celcius, Fahrenheit dan Rankine dengan hubungan sebagai berikut:
0F = 9/5 0C + 32 atau
0R = 0F + 459, 69
Pergerakan partikel substrat dapat terjadi pada tiga dimensi benda yaitu:
1. Benda padat,
2. Benda cair dan
3. Benda gas (udara)
Aliran kalor substrat pada dimensi padat, cair dan gas dapat terjadi secara:
Yang menjadi masalah dalam bab suhu adalah kebanyakan orang kesulitan
untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya. Berikut ini adalah contoh
mengubah dari skala Celcius ke skala Fahrenheit.
t0F – 32 = 180
t0 C – 0 100
t0F – 32 = 9
t0 C 5
t0F – 32 = 9
t0F – 32 = t0C
t0 F = t0C + 32
Untuk skala yang lain caranya sama dengan contoh di atas. Termometer
menurut isinya dibagi menjadi: termometer cair, termometer padat, termometer
digital. Semua termometer ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Sedangkan berdasarkan penggunaannya termometer bermacam-macam
sebagai termometer klinis dan lain-lain.
Yang menjadi masalah dalam bab suhu adalah kebanyakan orang kesulitan
untuk mengubah dari satu skala ke skala yang lainnya. Berikut ini adalah contoh
mengubah dari skala celcius ke skala Fahrenheit Untuk skala yang lain caranya
sama dengan contoh diatas. Termometer menurut isinya dibagi menjadi:
termometer cair, termometer padat, termometer digital. Semua termometer ini
mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan berdasarkan
penggunaannya thermometer bermacam-macam sebagai thermometer klinis dan
lain-lain.
Termometer yang sering digunakan saat ini terdiri dari tabung kaca,
dimana terdapat alkohol atau air raksa pada bagian tengah tabung. Ketika suhu
meningkat, alkohol atau air raksa yang berada di dalam wadah akan memuai
sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya,
ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada
bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer
tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa
merupakan nilai suhu yang diukur. Lihat gambar!
2.9.10.3 Termokopel
Sensor adalah sebuah alat yang dapat mengubah suatu isyarat atau keadaan
menjadi sinyal-sinyal listrik. Terdapat beragam jenis sensor, seperti: sensor
cahaya, sensor gaya, sensor suhu, sensor suara, sensor kelembaban, sensor getaran
atau vibrasi, sensor kecepatan, sensor gas, sensor ledakan, dan masih banyak lagi.
a. Tipe E (kromel-konstantan)
b. Tipe J (besi-konstantan)
Vnet = Vh – Vc
Keterangan :
Vc = tegangan referensi
Gambar 2.10 Grafik tegangan terhadap suhu pada thermokopel tipe E, J, K dan R
Gambar 2.11 IC LM 35
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang sesuai dengan
perubahan suhu.
Dari 8 bit yang ada digunakan 7 bit untuk MSB difungsikan sebagai aktif
low, sedangkan LSB difungsikan sebagai aktif high. Ø Port B Ø Port C ini dalam
perancangan sistem difungsikan sebagai output LCD. Ø Port D dan PIND.0
dikonfigurasikan sebagai output aktuator lampu. Jika logika “0” maka aktuator
tersebut mati (tidak menyala), sedangkan logika “1” berarti aktuator tesebut
sedang menyala (hidup). Sedangkan pengambilan data dari sensor SHT 11
tersebut akan di up date setiap 1 detik untuk mendapatkan nilai suhu maupun
kelembaban yang kemudian ditampilkan pada LCD, dimana pengambilan data
dari sensor SHT 11 secara bergantian dalam waktu 1 detik tersebut. Dengan
mikrokontroller dapat mengendalikan suatu peralatan agar dapat bekerja secara
otomatis. Untuk mengakses LCD 2x16 harus mengkonfigurasikan pin dari LCD
dengan pin I/O mikrokontroller tersebut. Pada gambar menunjukkan konfigurasi
dari pin-pin LCD tersebut
Titik tetap skala Celcius dan skala Fahrenheit menggunakan titik beku dan
titik didih air berada dalam keseimbangan (tidak ada perubahan wujud
zat).Sebaliknya, titik suatu suatu zat merupakan temperatur dimana wujud cair
dan wujud gas berada dalam keseimbangan .Perlu diketahui bahwa titik beku dan
titik didih selalu berubah terhadap tekanan udara, karenanya tekanan perlu
ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya kita menggunakan tekanan standart yakni
1atm (satu atmosfir).
Untuk skala Celcius temperatur titik beku normal air (disebut juga sebagai
titik es) dipilih sebagai nol derajat Celcius C) dan temperatur titik didih
normal air (disebut juga seebagai titik uap) dipilih sebagai sertus derajat Celcius
C). Di antara titik es dan titik uap terdapat 110 derajat. Pada termomter
yang menggunakan skala Celcius, temperatur yang lebih rendah dari temperatur
titik es biasanya ditandai dengan angka negatif.
Gambar 3.6 Pengujian dan Kalibrasi InKubator dengan Safety Analyzer 601 Pro Series
XL
f. Sensor atau gawai: pastikan semua sensor dalam kondisi bersih dan tidak retak atau
rapuh. Tidak dibolehkan menukar probe pada alat lain dengan merk yang berbeda.
g. Saringan udara: pastikan saringan udara dalam keadaan bersih dan tidak tersumbat agar
aliran udara dapat masuk atau melewati filter dengan leluasa.
h. Tampilan dan indikator: selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator dan
tampilan layar berfungsi seluruhnya, yakin bahwa bagian tampilan digital berfungsi.
i. Batas cairan: periksa bak cairan pada wadah air
j. Kasur: pastikan kondisi bersih, jika tersedia seting posisi kemiringan kasur pastikan untuk
dapat digerakan dan aman bila posisi berdiri.
k. Catatlah semua ketidak sesuaian yang ditemukan pada lembar kerja.
3.5 Kalibrasi Suhu pada Kompartemen
a. Tentukan titik pengukuran suhu pada 32˚C, 34˚C, 36˚C
b. Letakkan standart di tengah matras pada kompatermen UUT
c. Pastikan semua sensor standar t terpasang dengan benar sesuai gbr.3.1, 3.2, 3.3, kemudian
hidupkan standart, lalu tutup selungkup kompartemen dan hidupkan UUT
d. masukam kabel db9 ke konektor port 232 lalu hubungkan ke komputer
e. Operasikan UUT pada suhu 32˚C, tunggu beberapa saat sampai penunjukan suhu tercapai
dan kondisi steady (kurang lebih satu jam)
f. Catat nilai penunjukan suhu maksimum dan minimum yang terukur pada display
STANDAR pada sensor T1, T2, T3 di lembar kerja
g. Pengambilan data dilakukan hanya 1 kali pada setiap titik pengukuran pada kondisi
minimum dan maksimum setelah dua kali perubahan min-max suhu pada kompartement
dengan kondisi suhu yang sudah stabil/steady. Ulangi langkah 5d sampai dengan 5e pada
setting suhu 34˚C dan 36˚C (khusus setting 36˚C pengambilan data dilakukan tiga kali
min-max).
h. Catat nilai untuk menunjukkan suhu maximum pada matras pada sensor T4 hanya pada
setting suhu 36˚C di lembar kerja
i. Catat nilai penunjukan kecepatan udara maximal pada sensor 6 (m/detik) hanya pada
setting suhu 36˚C di lembar kerja
j. Catat nilai penunjukan tingkat kebisingan maximal pada sensor 7 (dBA) yang terukur
pada lembar kerja dan hanya pada setting suhu 36˚C
k. Setelah pengukuran terbaca lihat pengukuran pada software labtop untuk membaca tabel
gerafik pengukuran yang diukur
l. Print hasil pengukuran dari sofware incu analyzer
BAB IV
4.1 Data
Vi
i 1
V1 V 2 V 3 ...Vn
1. Nilai rata-rata (Mean)
n n
n
1 2
2. Standar Deviasi (Stdv) = (Vi Mean )
n 1 i 1
Uexp = 2 X Uc
1. Hood Temperatur ± 10 C
dinyatakan :
Tempelkan label hijau tanda lulus kalibrasi, jika alat dinyatakan laik pakai dan label
merah jika alat dinyatakan tidak laik pakai.
Xi
X1 X 2 X 3 ... Xn
a. Menghitung nilai rata – rata (mean) i 1
….. (1)
n n
n
1 2
b. Menghitung standard deviasi (Stdv) = (Vi Mean ) ................. (2)
n 1 i 1
Stdv
c. Mengitung standar deviasi baku = ................................... (3)
n
Selanjutnya nilai standar deviasi baku disebut nilai ketidakpastian tipe A (Ua)
a. Ketidakpastian dari sertifikat alat STANDAR (Ub1) dengan asumsi distribusi normal.
Ustd
ub1 = ..... ( 5 )
k
b. Ketidakpastian dari kemampuan daya baca UUT (ub2) dengan asumsi distribusi
rectangular.
a
Ub2 = …….. (6)
3
1
Dengan a Resolusi
2
1 Re solusi
ub2 = . ....... (7 )
2 3
c. Ketidakpastian dari drift atau spesifikasi akurasi STANDAR (ub3) dengan asumsi
distribusi rectangular.
a
ub3 = ........( 8 )
3
Derajat Kebebasan
1 100 2
(v ) .( ) .........( 10 )
2 R
Dengan R adalah nilai reliabilitas sumber – sumber ketidakpastian tipe-b dan dapat
ditentukan sampai berapa % keraguan terhadap nilai tersebut. Dalam metode ini
ditentukan nilai R = 10, sehingga nilai v adalah 50.
2 2 2 2 2 2 2 2 2
uc ( ca .ua cb 1 .ub 1 cb .ub cb 3 .ub 3 cb 4 .ub 4 ) ........( 11 )
Untuk mendapatkan faktor cakupan (k), maka ditentukan dahulu nilai derajat
kebebasan efektifnya, yaitu sebagai berikut :
4
uc
V eff 4 4 4 4 4 4 4 4
c a1 . u a1 c an . u an c b1 . u b1 c bn . u bn
... ...
V al V an V bl V bn
Berdasarkan tabel t-student maka didapatkan nilai t sebagai faktor cakupan (k) pada tingkat
kepercayaan (confidence level) 95%. Maka ketidakpastian bentangan (expanded
uncertainty) adalah
U k . u c ........( 13 )
Dimana :
Stdev
Ua
n
a 0 , 05
Ub 1
3 3
Dengan asumsi distribusi rectangular maka ketidakpastian kemampuan daya baca Baby
Incubator adalah :
a 0 ,5
Ub 2
3 3
4.1.2. Pembahasan
Dalam uraian bab 2.10 grafik hasil, telah diuraikan tentang hasil suhu INKUBATOR,
serta pada bab 2.4 kalibrasi alat INKUBATOR PERAWATAN dan metode pengujian, telah
diketahui mengenai suhu udara rata-rata, kebisingan, kecepatan udara, dapat diukur dengan
mengguanakan incu analyzer. Untuk suhu udara diukur derajat puncak ke puncak suhunya
(gambar 4.11 dan 4.12) dicari nilainya, dan pengukuran dengan nilai suhu udara rata-
rata.suhu matras, laju aliran udara, kebisingan dan kecepatan udara yaitu dengan mengukuran
keluaran suhu pada incu analyzer. Setelah grafik hasil parameter yang diuji, diukur,
kemudian dilakukan analisa dari data pengukuran tersebut untuk kemudian dapat diketahui
kelayakpakaian dari inkubator tersebut. Pemakaian metode ketidak pastian untuk mencari
kelaikpakaian inkubator berlaku untuk seluruh parameter suhu udara rata- rata, suhu matras,
kebisingan dan kecepatan udara.
Sebagai contoh dan untuk mewakili cara pengambilan data, penulis mengambil
contoh pada grafik hasil pengukuran setting suhu pada alat C. Dari grafik hasil tersebut
diambil data sebanyaknya 6 data (diukur panjang grafik Peak/puncak ke puncak ) seperti
berikut ini:
Cara memperoleh data:
1. Setting suhu inkubator dan tunggu sampai suhu stabil
2. Masukkan inkubator analyzer
3. Lakukan pencatatan minimum maximum dalam 2 kali pengukuran, misalnya temperatur
udara C hasil pengukuran 1 minimun = C maximum pengukuran ke -2 = ±
ambil nilai rata – rata min +max?2 = C
4. Lakukan sampai 3 kali pengukuran
V=
2
2. Menghitung standart deviasi (Stdv) =
Dari data pengukuran (contoh udara rata-rata) tersebut dapat dicari ketidakpastian
pengukuran sebagai berikut:
2
standart deviasi (Stdv)= =
=
=
= 0,05
ESDM
= =0,0204
4. Nilai Ketidakpastian :
Ua =
= 0.02
= 0,25
Ub2 =
Ub = 0,0144
=0,56
7. Ketidakpastian Gabungan
Dengan menggunkan rumus % koreksi, maka dapat kita ketauhi kelayak pakaian
INKUBATOR untuk seluruh parameter dan dimasukkan kedalam tabel hasil:
% koreksi = x 100%
0,2 = x 100%
0,2 = 9,84375
= 0,0203
8. Toleransi Alat
Dari pengukuran hasil kalibrasi dan cara kerja alat masih di ambang batas toleransi,
dimana batas toleransi suhu inkubator ± 1˚c alat 33 - 32,2 = nilai tolransi alat = 0,8
9. Koreksi
Koreksi = nilai rata – rata pengukuran – nilai standart setting
= 32-31,4 =0,6
Dari hasil data-data perhitungan di atas dan koreksi untuk perhitungan temperatur
suhu rata-rata C (yang kita pilih sebagai contoh perhitungan) adalah 0,928% memiliki
hasil “LAYAK PAKAI” atau masih berada dalam nilai penyimpangan ± C untuk kalibrasi
temperatur suhu yang diijinkan Departemen Kesehatan.
Dari hasil pengukuran parameter temperatur suhu rata matras laju aliran udara,
kebisingan, kelembaban adalah “LAYAK PAKAI” DAN MASIH BERADA DALAM nilai
penyimpangan yang diijinkan Depertemen Kesehatan yaitu untuk kalibrasi temperatur panas,
suhu matras ± C dan sebesar temperatur suhu rata-rata adalah ± C maka inkubator yang
diuji dinyatakan masih layak pakai serta aman untuk digunakan.
Standart untuk suhu dalam incubator “bayi” tipe forced air (dengan sirkulasi udara)
adalah 32°C–36°C. Suhu pada incubator bayi (hatching) diset 34°C lebih rendah
dibandingkan dengan incubator “penghangat” agar bayi tak kedinginan. Dalam kasus sistem
kontrol, temperatur T adalah variabel yang akan dikontrol, dan nilai T inilah yang diinginkan
sebagai output. Kemudian input kontrol adalah out put dari pemanas listrik (electric heater).
Besarnya kalor sebagai in put kontrol selalu diatur dengan mengatur tegangan yang diberikan
ke pemanas. Jika pemanas dimodelkan sebagai suatu beban resistif, maka besarnya kalor per
unit waktu. P adalah daya pemanas (watt), Vh adalah tegangan efektif (volt) yang diberikan
ke pemanas, dan Rh adalah resistansi pemanas (ohm). Ini menunjukkan bahwa energi listrik
yang dikonversi ke pemanas merupakan sebuah fungsi nonlinier terhadap tegangan yang
diberikan ke pemanas, dan tidak dapat diperoleh transfer function yang menunjukkan
hubungan antara temperatur T dengan tegangan in put Vh. Namun telah ditunjukkan bahwa
besarnya temperatur dapat diatur dengan mengatur besarnya tegangan yang diberikan ke
pemanas. Di sini sering terjadi kerusakan akibat rangkaian heater terlalu panas dapat
menyebabkan kerusakan atau retaknya alat pemanas heater.
pada papan
Kawat putus karena
pembengkokan yang
berulangulang
Resistor-resistor Sirkit terputus Film terkelupas karena
film (karbon, temperatur tinggi atau
oksida tegangan tinggi
logam, film Lapisan film tergores atau
logam, metal terkikis ketika di fabrikasi
glase) Pada nilai-nilai resistansi yang
tinggi (lebih besar 1 mega
ohm) spiral resistan sinyal
harus tipis dan karenanya
kegagalan sirkit terbuka lebih
besar kemungkinannya
Kontak-kontak ujungnya
buruk. Biasanya disebabkan
oleh tekanan mekanik karena
montase yang jelek pada sirkit
Wire wound Sirkit terputus Keretakan kawat, terutama
(resistor bila digunakan kawat kecil,
kawat) karena ketidakmurnian
menyebabkan keretakan
Perkaratan kawat yang
disebabkan oleh elektrolitis
yang ditimbulkan oleh udara
lembab yang terserap
Kegagalan sambungan-
sambungan yang dilas
PENYEBABNYA
SEMIKONDUKTOR Proses-proses difusi Kedua semikonduktor
BIPOLAR Proses Metalisasi ini mudah rusak kalau
● Transistor Proses Mekanis mendapat beban lebih.
● Dioda Kemungkinan
● UJT kerusakan yang terjadi
● IC Logika adalah:
● IC Linear - Hubung singkat: pada
UNIPOLAR junction BE, BC atau
● FET CE
● Mosfet - Terbuka: pada
● VMOS junction BE
● CMOS atau BC.
● IC Linear Melewati tegangan
catu, arus dan daya
maksimumnya
Memasukan/menca
but IC saat tegangan
hidup
ikan
pengukuran VGT
praktis dari tegangan
pinch-off(Vp). pacu
gerbang
IH arus
hold
Menswitch ICBO arus IDSS arus drain VDRM
dioda: trr bocor dengan VGS=0 repetitive
recovery (Emiter sirkit peak off-
time terbuka) state
arah balik voltage
ICEO arus IDS (on) IR arus
bocor Resistans drain ke arah
(basis sirkit source dengan balik
terbuka) VGS=0
4.2.4 Cara Mengatasi Kerusakan Komponen Elektronika Supaya Tidak Cepat Rusak
1) Untuk mengurangi kemungkinan sebuah komponen rusak maka kita harus memahami
keterbatasan masing-masing komponen tersebut.
2) Kegagalan resistor tetap maupun variabel bisa terjadi secara berangsur- angsur dan
berubah nilainya menjadi besar ataupun secara tiba-tiba terputus karena penggunaan yang
salah, tetapi resistor tetap mempunyai laju kegagalan yang rendah sekali (sangat andal)
dibandingkan dengan resistor variabel maupun komponen lainnya.
3) Kegagalan pada kapasitor bisa terbuka atau hubung-singkat dan masing-masing jenisnya
kemungkinan penyebabnya dapat berbeda-beda.
4) Pada komponen semikonduktor tingkat kegagalannya cukup tinggi terutama pada saat
fabrikasi, karena banyak proses yang harus dijalani yang cukup rumit.
5) Kegagalan pada komponen semikonduktor bisa terbuka maupun hubung-singkat, dan
komponen ini lebih peka bila dibandingkan dengan komponen pasif, jadi penanganannya
harus lebih hati-hati.
6) Komponen perlu juga diuji untuk meyakinkan keberadaannya, apakah masih dapat
dipakai atau tidak. Pengujian dapat dilakukan secara sederhana maupun secara lebih
akurat lagi dengan menggunakan rangkaian sederhana yang dapat kita rangkai sendiri.
7) Komponen elektronika optik adalah komponen-komponen yang dipengaruhi sinar
(optolistrik), komponen-komponen pembangkit cahaya (light-emitting) dan komponen-
komponen yang mempengaruhi atau mengubah sinar. Terdiri dari tiga kategori, yaitu:
foto emisi, foto konduksi dan foto voltaik.
a) Pasang dan gunakan grounding atau pembumian pada instalasi listrik dan hubungkan
ke alat inkubator
b) Gunakan UPS untuk menghindari tegangan listrik naik turun agar tetap stabil karena
sangat mempengaruhi cara kerja alat dan ketahanan komponen elektronika pada alat
c) Pastikan arus PLN yang masuk pada gedung/ruangan alat 220V AC
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan kalibrasi INKUBATOR ini maka dapat diambil
kesimpulan bahwa INKUBATOR PERAWATAN YP-930 yang diuji telah memenuhi syarat
ketentuan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu ± C untuk temperatur suhu
udara rata – rata suhu matras ≤ C dan kebisingan ≤65 dBA, untuk kecepatan udara 0,35m
/detik, dan layak untuk digunakan,lakukan telaah teknis dan kesimpulan data pengukuran
keselamatan listrik dengan merujuk nilai toleransi dan ambang batas yang di izinkan,buat
lebel berupa ALAT LAIK PAKAI jika memenuhi semua kategori dan ALAT TIDAK LAIK
PAKAI jika tidak memenuhi syarat,tepelkan lebel hijau jika lulus kalibrasi sesuai dengan
PERMENKES No.363/menkes/PER/IV/1998.
5.2 SARAN
Metode kualitatif ini mencakup pengujian untuk mengukur keselamatan listrik alat
INKUBATOR PERAWATAN yang meliputi tahanan isolasi catu daya, impedansi
pembumian alat, arus bocor pada selungkup (chassis). Penulis mengharapkan karya tulis ini
dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lebih lanjut. Dalam pengujian, kalibrasi dan
pengambilan sampel grafik INKUBATOR PERAWATAN untuk mendapatkan hasil keluaran
INKUBATOR PERAWATAN yang baik, dibutuhkan daya stabil dan pembumian
(grounding) yang baik terhadap pemakaian alat medis INKUBATOR PERAWATAN oleh
pengguna atau sarana pelayanan medis,apabila ditemukan fisik dan UUT terdapat ketidak
sesuaian maka disampaikan saran-saran perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN