Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KMB II

CA COLORECTAL

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1 Rio Sanjaya
2 Sucita Efendi
3 Tria Rizky Ananda

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN JENJANG S.1
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ca Colorectal” dalam tugas mata kuliah
KMB II. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah
ini,namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon
maaf atasnya. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.
Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.

Mataram, 03 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Penyusunan Makalah.................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................2
2.1 Definisi...................................................................................................2
2.2 Etiologi...................................................................................................2
2.3 Manifestasi Klinis..................................................................................3
2.4 Patofisiologi...........................................................................................4
2.5 Pathway..................................................................................................5
2.6 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................5
2.7 Penatalaksanaan.....................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................9
BAB IV PENUTUP.................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali,
dan akan terus membelah diri. Sel-sel tersebut lalu menyusup ke jaringan sekitarnya dan
terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, serta menyerang organ-organ penting dan
saraf tulang belakang (Maharani, 2016).
Kanker dapat terjadi di berbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh,
mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan
mudah diketahui dan diobati. Namun, bila terjadi di dalam tubuh, kanker itu akan sulit
diketahui dan kadang-kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya
sudah mencapai stadium lanjut sehingga sulit diobati.
Kanker colon adalah kanker yang menyerang usus besar. Penyakit ini adalah
peringkat ke 3 yang mematikan setelah kanker paru-paru. Etiologi dari kanker colon tidak
diketehaui, tetapi asal kanker colon multifaktor termasuk faktor lingkungan dan
komponen genetik. Diet mungkin memiliki peran penyebabnya, terutama diet dengan
kadar lemak tinggi.
Di Indonesia, data IARC (2012) menunjukkan bahwa kanker colon dan rektum
merupakan kanker tersering nomor 3 (34.000 per tahun, 15,9%) dan penyebab kematian
nomor 3 (18.000 per tahun, 10,8%). Besarnya angka kematian kanker colon di Indonesia
ini mencapai hampir setengah dari insidennya. Sedangkan menurut WHO (2013)
prevelensi kanker colon di Indonesia masuk pada urutan kasus ke 4 yang mematikan
dengan angka kejadian 694.000. Namun, data kepustakaan kanker colon di Indonesia
masih sangat sedikit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar penyakit kanker kolon?
2. Bagaimana asuhan keperawatan kanker kolon?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit kanker kolon.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan penyakit kanker kolon.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Penyakit Kanker Kolon
1. Definisi
Kanker usus besar (kanker kolon) adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rectum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal membentuk
polip (sel yang tumpuh sangat cepat) (Abata, 2014).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari kolon (Brooker, 2001).
Cancer colorectal merupakan tumor yang terjadi dalam colon, adapun lokasinya
adalah: 26% pada caecum dan ascending colon, 10% pada transfersum colon, 15% pada
desending colon, 20% pada sigmoid colon dan 30% pada rectum (Riyadi, 2011).
2. Etiologi
Penyebab kanker kolon belum diketahui secara pasti, tetapi ada kolerasi dengan
factor makanan yang mengandung lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, obesitas
(kegemukan), pernah terkena kanker usus besar, berasal dari keluarga yang memiliki
riwayat kanker usus besar, pernah memiliki polip di usus, umur (risiko meningkat pada
usia di atas 50 tahun), jarang melakukan aktivitas fisik, sering terpapar bahan pengawet
makanan maupun pewarna yang bukan makanan, merokok, serta adanya interaksi antara
bakteri di dalam kolon dengan asam empedu dan makanan.
a. Diet makanan
Diet-diet yang tinggi lemak akan cenderung menimbulkan kanker kolorektal.
Buktinya, Negara-negara dengan angka kanker kolorektal yang tinggi memiliki
masyarakat yang mengonsumsi lemak yang jauh lebih tinggi daripada masyarakat di
Negara-negara dengan angka kanker yang rendah.
b. Polip
Kebanyakan kanker usus besar berkembang di polip-polip usus besar. Oleh
karena itu, pengangkatan polip-polip usus besar yang ramah dapat mencegah kanker
kolorektal. Polip-polip usus besar berkembang ketika kerusakan kromosom terjadi
pada sel-sel lapisan dari dalam usus besar. Kromosom-kromosom itu mengandung
informasi genetis yang diwariskan dari setiap individu. Ketika kromosom-kromosom
itu rusak, maka pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol sehingga mempengaruhi
massa dari jaringan-jaringan polip. Awalnya polip-polip usus besar bersifat ramah
atau jinak.
c. Radang borok usus besar
Kanker usus besar adalah komplikasi yang berasal dari radang borok usus besar
yang kronis. Risiko ini mulai muncul setelah 8-10 tahun dari colitis. Risiko
tumbuhnya kanker usus besar pada seseorang penderita radang borok usus besar juga
dihubungkan dengan lokasi dan perluasan dari penyakit radang borok tersebut.
d. Genetis
Latar belakang genetis seseorang merupakan salah satu factor risiko kanker usus
besar yang penting. Namun demikian, sekira 80% dari kanker usus besar terjadi
secara sporadic pada pasien yang tidak mempunyai sejarah kanker usus besar
keluarga.
3. Klasifikasi
a. Stadium 0 : kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam kolon atau rectum.
Carcinoma insitu adalah nama lain untuk kanker kolorektal stadium 0.
b. Stadium I : tumor telah tumbuh kedinding dalam kolon atau rectum. Tumor belum
tumbuh menembus dinding.
c. Stadium II : tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau
rectum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan disekitarnya, tapi sel-sel
kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening.
d. Stadium III : kanker telah menyebar ke kelenjar pada mereka yang berusia tua. Lebih
dari 90% orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.
e. Stadium IV : kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain ,misalnya hati atau
paru-paru.
f. Kambuh : kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali
setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh
kembali dalam kolon atau rectum, atau dibagian tubuh yang lain.
4. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan
defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia
yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal
abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan
lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram,
penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses.
Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

5. Patofisiologi
Kanker kolon dan rectum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan
epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta
merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat
terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (paling sering hati).
Pertumbuhan kanker menghasilakn efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen
usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker
dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain.
Prognosis relative baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseksi
dilakukan, dan jauh lebih jelek bila telah terjadi metastase ke kelenjar life. Dengan
menggunakan metode Dukes, kanker kolorektal digolongkan berdasarkan metastasenya :
a. Stadium A : tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa saja
b. Stadium B : kanker yang sudah menembus usus ke jaringan di luar rectal
tanpa keterlibatan nodus limfe.
c. Stadium C : invasi ke dalam system limfe yang mengalir regional.
d. Stadium D : metastase regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
dan tidak dapat dioperasi lagi.
6. Pathway
7. Tanda dan Gejala
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses,
konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal
merupakan keluhan yang umum terjadi. Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa
cairan, cenderung tatap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan
menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia
akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi
dengan tes Guaiak (suatu tes sedrhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang
terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon alan
mungkin dapat berupa, tetapi jarang pada stadium awal. Pederita mungkin mengalami
perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigastrium.
Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai
akibat iritasi dan respon reflex. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena
lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil
dan berebntuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses.
Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau
rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, emnimbulkan gejala-
gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan
defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut.
Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak
lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang bagi ca colon terdiri :
a. Digital Rectal Examination (DRE), adalah pemeriksaan yang sederhana dan dapat
dilakukan oleh semua dokter dengan memasuki jari yang sudah dilapisi sarung tangan
dan zat lubrikasi kedalam dubur kemudian memeriksa bagian dalam rectum. Bila ada
tumor di rectum akan teraba dan diketahui dengan pemeriksaan ini.
b. Double-contrast barium enema, adalah pemeriksaan radiologi dengan sinar rontgen
pada kolon dan rectum. Penderita diberikan enema dengan luran barium dan udara
yang dipompakan ke dalam rectum kemudian difoto. Dan dilihat seluruh lapisan
dinding dan dilihat apakah normal atau ada kelainan.
c. Fecal Occult Blood Test (FBOT), kanker maupun polip dapat menyebabkan
perdarahan dan tes FOB dapat mendeteksi adanya darah pada tinja. Bila tes ini
mendeteksi adanya darah, harus dicari dari mana sumber darah tersebut, apakah dari
rectum, kolon atau bagian usus lainnya dengan pemeriksaan yang lain.
d. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit, dapat menunjukkan anemia,
perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih, trombosi meningkat atau
berkurang.
Prosedur dignostik paling penting untuk kanker kolon adalah pengujian darah
samar, enema barium, rektosikmoidoskopi, dan kolonoskopi. Pemeriksaan antigen
karsinoembrionik(CEA) juga dilakukan , meskipun mungkin bukan diindikator yang
dapat dipercaya dalam mendiagnosa kanker kolon karna tidak semua lesi menyekresi
CEA.

9. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi
tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
a. Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis.
b. Obstruksi pada usus besar.
c. Pembentukan abses.
d. Pembentukan fistula pada urinaria bladder atau vagina.
e. Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
perdarahan.
10. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk
pendukung atau terapi adjufan, terapi ini biasanya diberikan selain pengobatan bedah
pilihan terapi adjufan mencakup kemoterapi, terapi radiasi, dan atau immunoterapi.
Terapi adjufan standar diberikan pada kanker kolon kelas C adalah program 5-
FU/levamesole, pasien dengan kanker rektal kelas B dan c diberikan 5-FU dan metil
CCNU dan dosis tinggi radiasi pelvis.
Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode paraoperatif, intraoperatif dan
pascaoperatif untuk memperkecil tumor, mencapai hasil yang lebih baik dari
pembedahan, dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak di
operasi atau tidak dapat direseksi, radiasi digunakan untuk memnghilangkan gejala
secara bermakna.
b. Pembedahan
Pembedahan merupakan tindakan primer pada kira-kira 75% pasien dengan
kanker kolorektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau palliative. Kanker yang
terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik
dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan
luasnya pembedahan pada bebarapa kasus’. Laparoskop digunakan sebagai pedoman
dalam membuat keputusan dikolon ; massa tumor kemudian dieksisi. Reseksi usus
diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C.
Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon D. Tujuan
pembedahan dalam situasi ini adalah palliative. Apabila tumor telah menyebar dan
mencakup struktur vital sekitarnya,maka operasi tidak dapat dilakukan.
Tipe pembedahan tergantung pada padalokasi dan ukuran tumor. Prosedur
pembedahan pilihan adalah sebagai berikut (doughty dan jackson, 1993) :
1. Reseksi segmental dengan anastomosis
2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmod permanent
3. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis lannjut
dari kolostomi
4. Kolostomi permanent atau ileostomi.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor registrasi, diagnostic medic, alamat.
2) Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan ajdi
penanggung jawab selama perawatan, data yang tekumpul meliputi nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian.
Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri hebat pada bagian perut.
2) Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh lemah, nyeri abdomen dan kembung. Klien mengeluh perubahan
defekasi yaitu BAB seperti pita, diare yang bercampur darah dan lender dan rasa
tidak puas setelah buang air besar. Klien mengalami anoreksia, mual, muntah dan
penurunan berat badan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit yang sama atau pernah
terdapat riwayat sebelumnya. Kemungkinan pernah menderita polip kolon, radang
kronik kolon dan colitis ulseratif yang tidak teratasi. Adanya infeksi dan obstruksi
pada usus besar.
4) Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama seperti penyakit diderita pasien. Adanya riwayat kanker pada keluarga,
diidentifikasi kanker yang menyerang tubuh atau organ termasuk kanker
kolorektal adalah diturunkan sebagai sifat dominan.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : konjungtiva anemesih/subanemesis.
2) Leher : distensi vena jugularis (JVP).
3) Mulut : mukosa mulut kering dan pucat, lidah pecah-pecah dan bau yang tidak
enak.
4) Abdomen : distensi abdomen, adanya teraba massa, penurunan bising usus dan
kembung.
5) Kulit : turgor kulit buruk, kering (dehidrasi/malnutrisi).

d. Pengkajian Fungsional

1) Aktivitas dan istirahat.


Biasanya kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah merasa gelisah dan ansietas
tidak tidur semalaman karena akibat reaksi nyeri pembedahan.
2) Pernafasan.
Biasanya klien nafas pendek, dispnea (respon terhadap nyeri yang dirasakan)
yang ditandai dengan takipnea dan frekuensi menurun.
3) Sirkulasi.
Biasanya takikardi (respon terhadap demam ,dehidrasi,proses inflamasi dan
nyeri). Ada perubahan pada tanda- tanda vital misalnya ,tekanan darah
meningkat,nadi takikardi, pernafasan cepat, suhu meningkat.
4) Integritas ego.
Biasanya ansietas ketakutan ,emosi kesal ,misal;perasaan tak berdaya / tak ada
harapan.
5) Eliminasi.
Biasanya fesesnya terlihat cair atau lunak karena dipasang kolostomi pada bagian
abdomen.
6) Biasanya mual dan muntah sering dilakukan klien setelah operasi,maka dari itu
akan menurunkan berat badan pada klien tapi itu hanya awal - awal post operasi
tetapi lama kelamaan sudah terbiasa.
7) Muskuloskeletal
Biasanya klien mengalami penurunan kekuatan otot akibat sudah insisi
pembedahan itu hanya untuk sementara saja.
8) Seksualitas.
Biasanya tidak bisa melakukan hubungan seksual/ frekuensi menurun.
9) Hubungan sosial.
Biasanya ketidakefektifan interaksi dan bersosialitas dengan masyarakat karena
sakit.

2. Diagnose Keperawatan

a. Nyeri kronis berhubungan dengan kompresi tumor pada ujung saraf nyeri di dinding
kolon
b. Keletihan berhuungan dengan anemia karena adanya perdarahan intestinal dan feses
bercampur darah
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
nutrisi yang tidak adekuat
d. Risiko infeksi berhubungan dengan luka paca bedah kolostomi

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3 x 24 jam
Nyeri kronis diharapkan klien mampu 1. Lakukan pengkajian nyeri
mengontrol nyeri, dan klien
berhubungan mampu melakukan cara secara komprehensif
dengan kompresi mengontrol nyeri termasuk lokasi,
tumor pada ujung karakteristik, durasi,
saraf nyeri di frekuensi, kualitas dan faktor
dinding kolon presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal


dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien

4. Kaji kultur yang


mempengaruhi respon nyeri

5. Kaji tipe dan sumber


nyeri untuk
menentukan intervensi

6. Ajarkan tentang teknik non


farmakologi
7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
9. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil

Keletihan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji statu fisiologis pasien


berhuungan dengan keperawatan 3x24 jam yang menyebabkan kelelahan
anemia karena diharapkan Pasien mampu 2. Ajarkan pasien
adanya perdarahan untuk: mengungkapkan perasaan
intestinal dan feses secara verbal
bercampur darah 3. Perbaiki defisit status
fisiologis pasien
4. Pilih intervensi untuk
1. Menunjukkan tingkat
mengurangi kelelahan baik
kelelahan dengan indikator :
secara farmakologi maupun
non farmakologi
5. Monitor intake/asupan nutrisi
untuk mengetahui sumber
a. Kelelahan dari skala 2
energi yang adekuat
cukup berat ditingkatkan
6. Monitor lokasi sumber nyeri
ke skala 4 menjadi ringan
yang dialami pasien
b. Kehilangan selera makan
7. Tingkatkan tirah baring dan
dari skala 2 cukup berat
batasi kegiatan.
ditingkatkan ke skala 4
menjadi ringan
c. Kelenjar getah bening
dari skala 2 cukup berat
ditingkatkan ke skala 4
menjadi ringan
d. Kegiatan sehari-hari dari
skala 2 cukup berat
ditingkatkan ke skala 4
menjadi ringan

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan 3x24 jam
Risiko infeksi diharapkan tidak terjadi infeksi 1. Cuci tangan sebelum dan
berhubungan Kriteria hasil : sesudah melakukan perawatan
dengan luka paca 1. Tidak ada tanda-tanda ke pasien
infeksi post operatif
bedah kolostomi 2. Tidak demam 2. Observasi TTV
3. Tidak ada 3. Pastikan teknik perawatan
pembengkakan disekitar
luka luka yang tepat
4. Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus
melapor ke tenaga kesehatan
5. Kolaborasi untuk memberikan
terapi antibiotik yang sesuai

4. Implementasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan dan di
lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien tergantung pada kondisinya. Sasaran
utama pasien meliputi peredaan nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan
penanganan, pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan
isolasi sosial, dan upaya komplikasi.
5. Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang
telah dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan terhadap klien sesuai
dengan kriteria hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker usus besar (kanker kolon) adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rectum. Kebanyakan kanker usus besar berawal
dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang tumpuh sangat cepat).
Penyebab kanker kolon belum diketahui secara pasti, tetapi ada kolerasi
dengan factor makanan yang mengandung lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, obesitas (kegemukan), pernah terkena kanker usus besar, berasal dari
keluarga yang memiliki riwayat kanker usus besar, pernah memiliki polip di usus.
DAFTAR PUSTAKA

Abata, Qorry’ Aina. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jatisari : Yayasan PP Al-Furqon.
Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
Maharani, Sabrina. 2016. Mengenal 13 Jenis Kanker & Pengobatannya. Yogyakarta : Kata
Hati.
Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sjamsuhidajat & Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai