GANGGUAN ANEMIA ”
OLEH :
KELOMPOK 5
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil
dengan Gangguan Anemia ” dalam tugas mata kuliah maternitas II
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah
ini,namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon
maaf atasnya.Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.
Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB VI PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anemia Kehamilan
Anemia oleh orang awam dikenal sebagai “kurang darah”. Anemia adalah
suatau penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal.anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah
adalah kurangnya kemampuan oto jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan
bagian tubuh lainnya.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr%. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar heamoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
heamoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2.
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalahkeluhan lemah, pucat dan
mudah pingsan. Walaupun tekanan darah masih dalam batas normal. Secara klinik
dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat.
Sebagaian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekurangan zat
besi. Zat besi adalah salah satu unsure gizi yang merupakan komponen
pembentukan Hb atau sel darah merah. Oleh karena itu disebut denan “Anemia
Gizi Besi”( Feriyanto Ahmad Fadlun, 2011).
2.7 Patthway
Terapi anemia:
a. Terapi oral
adalah dengan memberikan preparat besi yaitu ferosulfat,
feroglukonat atau Natrium ferobisitrat. Pemberian preparat besi 60
mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak1 gr% tiap bulan. Saat
ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
b. Terapi parenteral
Adalah baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan
zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit
saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua. Pemberian
preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20
mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM
BAB III
A. Pengkajian
a. Identitas pasien
B. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Biasanya pada ibu hamil dengan gangguan anemia keluhan
utamanya adalah merasakan pusing, lemah dan lelah, dengan mengalami
tekanan penurunan darah.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama seperti
saat ini, biasanya anemia sangat rentan pada pola hidup yang tidak sehat.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah sebelumnya ada keluarga klien mengalami penyakit
yang sama seperti klien.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran
Kesadaran biasanya kompos mentis.
b. Tanda vital
a) Kaji TD: normalnya 110/70-130/80 mmhg, pada kasus anemia adalah
kurang dari 90/60 mmhg.
b) Suhu: normal suhu 36,5-37,20C
c) Nadi: normal nadi 80-100 ×/mnt
d) Pernafasan: normal pernafasan 16-20 ×/mnt
e) BB: kenaikan BB normal pada trimester I kurang lebih 1-2 kg.
f) Tinggi badan: kurang lebih 145 cm
c. Kepala
Periksa ada dan tidaknya ketombe, massa, dan nyeri tekan pada kepala.
d. Wajah
Terdapat odema, tidak ada cloasma, dan tidak ada bekas luka.
e. Mata
Tidak ada secret, selera putih, dan konjungtiva pucat
f. Hidung
Tidak ada pernafasan cuping hidung.
g. Mulut
Bersih , tidak ada stromatis, dan tidak ada karies gigi
h. Telinga
Tidak ada Simetris, tidak seruman dan pendengaran baik
i. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, getah bening dan vena jugularis.
j. Dada
Datar, tidak ada retraksi dinding dada, tidak bunyi wheezing, payudara simetris,
putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak
nyeri tekan, dan belum ada pengeluaran kolostrum.
k. Abdomen
Tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra.
D. Pengkajian pola fungsi (Bio- Psiko- Sosio dan Spiritual) menurut Gordon
1. Pola kesehatan
Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, kesejahteraan, dan
bagaimana kesehatan mereka diatur.
2. Pola metabolic – nutrisi
Menggambarkan konsumsi relative terhadap kebutuhan metabolic dan suplai
gizi : meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan
memebran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan.
3. Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan kulit),
termasuk pola individu sehari hari, perubahan atau gangguan, dan metode yang
digunakan untuk mengendalikan ekskresi.
4. Pola aktivitas – olahraga
Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan
rekreasi : termasuk aktivitas kehidupan sehari hari, tipe dan kualitas olahraga, dan
faktor faktor yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti oto-saraf, respirasi, dan
sirkulasi).
5. Pola tidur – istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah
pola tersebut.
6. Pola persepsi – kognitif
Menggambarkan pola persepsi – sensori dan pola kognitif : meliputi keadekuatan
bentuk sensori (penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penghidu),
pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi kognitif.
7. Pola persepsi diri-konsep diri
Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri : kemampuan
mereka, gambaran diri, dan perasaan.
8. Pola hubungan peran
Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan : meliputi persepsi
terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan seat ini.
9. Pola reproduksi – sekssualitas
Menggambarkan kepuasan atau ketidak puasan dalam seksuaitas termasuk status
reproduksi wanita, pada anak – anak bagamaomana dia mampu membedakan jenis
kelamin dan pengetahuan alat kelaminnya.
10. Pola koping – toleransi stress
Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan keterampilan koping dalam
mentoleransi stress.
11. Pola nilai dan keyakinan
Menggambarkan pola nilai, tujua atau kepercayaan (termasuk kepercayaan
spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup (Patricia, 1996)
1. Analisa data
Kurang
pengetahuan
2 Ds: data yang dikeluhkan pasien Saluran cerna Kebutuhan nutrisi
Anoreksia mual
muntah
Kebutuhan nutrisi
Hipoksia pucat
lemah
Intoleransi aktivitas
1. Diagnosa keperawatan.
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gaya hidup sehat dan di tandai dengan
kurang terpapar informasi.
b. Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal berhubungan dengan anemia dan di
tandai dengan stress.
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak dan di tandai
dengan keletihan.
2. Perencanaan keperawatan.
3. Implementasi keperawatan
4. Evaluasi kepearawatan
1) S: data subyektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih di rasakan setelah dilakukan
tindakan keperawatan
2) O: data obyektif
Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung
kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
3) A: Analis
Interprestasi dari data subjektif dan obyektif.
4) P: planning
Perencanaan keperawatan yang akan di lanjutkan, dihentikan, di modifikasi, atau
di tambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu di waspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan resiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.
Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala
anemia pada ibu hamil, yatitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-berkunang,
lidah luka, nafsu makan turun ( anoreksia). Konsentrasi hilang, napas pendek ( pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
Bahan kaya protein dapat di peroleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati,
dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat
besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/ bras yang
masih ada kulit airnya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya
protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam,
kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan vitamin.
DAFTAR PUSTAKA
Feriyanto Ahmad Fadlun, 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Ihsan Andry Hutama, 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Gangguan Anemia.