Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TENTANG “ ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN

GANGGUAN ANEMIA ”

OLEH :

KELOMPOK 5

1. LINDA ADE PRATAMA


2. MUUMINAH
3. NURFADILLA
4. RIO SANJAYA
5. TEDY MAHENDRA EFENDI
6. PARIATI PUSPITA YANTI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S.1
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil
dengan Gangguan Anemia ” dalam tugas mata kuliah maternitas II
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah
ini,namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon
maaf atasnya.Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.
Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.

Mataram, 06 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1 Definisi Anemia Kehamilan


2.2 Etiologi pada ibu hamil
2.3 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
2.4 Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
2.5 Faktor Risiko dalam Kehamilan
2.6 Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil
2.7 Patthway
2.8 Pencegahan dan Terapi Anemia

BAB III Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Anemia...............................20

BAB VI PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah darah dalam
tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan
besi dan vitamin untuk membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya.
Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari padapada ketika tidak
hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah
merah yang di butuhkan untuk membuat darah ekstra. Hemoglobin adalah protein dalam
sel darah merah yang membawa oksigen ke sel-sel lain dalam tubuh. Banyak wanita
mengalami defisiensi besi pada pada trimester kedua dan ketiga. Ketika tubuh
membutuhkan lebih banyak zat besi dibandingkan dengan yang telah tersedia, maka
dapat berpotensi terjadinya anemia.
Jadi selama kehamilan, anemia didefinisikan sebagai Hb 10 g ≤/ dL (Ht ≤30%).
Jika Hb ≤11,5% g/ dL pada awal kehamilan, wanita mungkin perlu di berikan obat
profilatik karena hemodilusi berikutnya biasanya mengurangi kadar Hb untuk ≤10 g/ dL.
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi.
Hal ini penting di lakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama
kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih
mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya. Anemia adalah kekurangan zat besi
dalam tubuh , tetapi tidak perlu khawatir tentang bayinya karena ia akan memastikan
bahwa ia mendapat cukup zat besi. Tubuh ibu akan segera meningkatkan zat besi
sebelum bayinya. Bayi benar-benar akan mengalami anemia jika situasi sangat berat,
pada cadangan besi hanya cukup sekitar 20 minggu. Anemia pada bayi akan terjadi ketika
tidak mendapatkan cukup zat besi untuk bersaing dengan kebutuhan tubuh ibu, sehingga
terjadi kekurangan zat besi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu gangguan anemia pada ibu hamil?
2. Bagaiaman etiologi pada ibu hamil dengan gangguan anemia?
3. Apa saja klasifikasi anemia dalam kehamilan?
4. Apa saja gejala anemia pada ibu hamil?
5. Apa saja faktor resiko dalam kehamilan?
6. Bagaimana patofisiologi anemia pada ibu hamil?
7. Bagaimana pencegahan dan terapi anemia?
8. Bagaimana konsep Asuhan Kepeawatan Pada Ibu Hamil dengan Gangguan
Anemia?
1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi gangguan anemia pada ibu hamil
2. Dapat mengetahui etiologi pada ibu hamil dengan gangguan anemia.
3. Dapat mengetahui klasifikasi anemia dalam kehamilan
4. Dapat mengetahui gejala anemia pada ibu hamil
5. Dapat mengetahui faktor resiko dalam kehamilan
6. Dapat mengetahui patofisiologi anemia pada ibu hamil
7. Dapat mengetahui pencegahan dan terapi anemia
8. Dapat mengetahui askep pda ibu hamil dengan gangguang anemia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anemia Kehamilan
Anemia oleh orang awam dikenal sebagai “kurang darah”. Anemia adalah
suatau penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal.anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah
adalah kurangnya kemampuan oto jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan
bagian tubuh lainnya.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr%. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar heamoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
heamoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2.
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalahkeluhan lemah, pucat dan
mudah pingsan. Walaupun tekanan darah masih dalam batas normal. Secara klinik
dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat.
Sebagaian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekurangan zat
besi. Zat besi adalah salah satu unsure gizi yang merupakan komponen
pembentukan Hb atau sel darah merah. Oleh karena itu disebut denan “Anemia
Gizi Besi”( Feriyanto Ahmad Fadlun, 2011).

Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:

1. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi


kebutuhan:
a. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah makanan yang
berasal dari hewani (seperti ikan, hati, ayam).
b. Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua,
yang walapun kaya akan zat besi. Namun hanya sedikit yang bisa
diserap dengan baik oleh usus
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
a. Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan
tubuh akan zat besi meningkat tajam.
b. Pada msas hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi yang
diperlukan untuk pertumbuhan janin. Serta untuk kebutuhan ibu
sendiri.
c. Pada penderita penyakit menahun seperti TBC.
3. Meningkatkan pengeluaran zat besi dari tubuh.
Perdarahan atau kehilanagn dara dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi
pada pasien dengan penyakit berikut ini.
a. Kecacingan (terutama cacing tambang). Unfeksi cacing tambang
menyebabkan perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi
terjadi terus-menerus yang mengakibatkan hilangnya darah atau zat
besi.
b. Malaria pada penderita anemia gizi besi dapat memperberat kedaan
anemia.
c. Kehilangan darah pada waktu haid berarti mengeluarkan zat bsi yang
ada dalam darah ( Feriyanto Ahmad Fadlun, 2011).

2.2 Etiologi pada ibu hamil


Etiolgi terjadinya anemia pada ibu hamil terdiri dari penyebab langsung, tidak
langsung dan penyebab dasar. Penyebab langsung terdiri dari ketidakcukupan
makanan yang di konsumsi baik secara kuantitas maupun kualitas, dan penyakit
infeksi. Penyebab tidak langsung terdiri dari perhatian akan anemia pada ibu
hamil masih kurang di keluarga. Penyebab mendasar terdiri dari pendidikan yang
masih rendah dan pendapatan keluarga yang masih rendah.
Terjadi hemodilusi, yaitu pertambahan volume cairan yang lebih banyak
dari pada sel darah, sehingga kadar hemoglobin berkurang yang mengakibatkan
ibu hamil mengalami anemia.
1. Penyebab anemia diantaranya adalah :
a. Kekurangan zat gizi (malnutrisi)
b. Kurang zat besi dalam diet
c. Mal absorbsi
d. Kehilangan darah banyak, persalninan yang lalu, dan lain-lain
e. Penyakit-penyakit kronik : TBC, paru, cacing usu, malaria, dan lain-;lain
f. Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat
g. Defisensi besi dan perdarahan
2.3 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema
kesehatan yang di alami oleh wanita di seluruh dunia terutama dinegara
berkembang. Badan kesehatan dunia (World Health Organization=WHO)
melaporkan bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar
37-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia
kehamilan. Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mempunyai dampak
buruk, baik pada ibunya maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan
anemia berat lebih memungkinkan terjadinya patrus premature dan
memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah serta dapat meningkatkan
kematian perinatal. Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah
karena kekurangan zat besi (Anemia Defisiensi Besi). Penyebabnya
biasanya asupan makanan tidak memadai (terutama pada anak
perempuanrenaja), kehamilan sebelumnya, atau kehilangan normal secara
berulang zat besi dalam darah haid (yang mendekati jumlah tertentu,
biasanya berlangsung setiap bulan dan dengan demikian mencegah
penyimpanan zat besi) (Proverawati Atikah, 2011).
Untuk menegakan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamese. Hasil anamese di dapatkan keliuhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunag-kunag dan keluhan mual muntah pada hamil muda.
Pada pemeriksaan pengawasan Hb dapat dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yang trimester I dan III
Hasil pemeriksaan Hb, dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10% : Anemia ringan
c. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang
d. Hb <7 gr% : Anemia berat.
2. Anemia megaloblastic
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam
folat, jarang sekalu karena kekurangan vitamin B12.
Anemia megaloblastic biasanya berbentuk makrositik atau
pernisiosa. Penyebabnya adalah karena kekurangan asam folik, jarang
sekali akibat kekurangan vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan
infeksi yang kronik, Pengobatan :
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3x1 tablet per hari
c. Sulfas ferrous 3x1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per/oral hasilnya lamban
sehingga dapat diberikan transfuse darah
3. Anemia hippolastik
Adalah Anemia hippolastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum
tulang membentuk sel – sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan
pemeriksaan :
a. Darah tepi lengkap
b. Pemeriksaan fungsi sternal
c. Pemeriksaan retikulosit
4. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
1) Factor intrakorpuskuler ; dijumpai pada anemia hemolitik heriditer,
talasemia, anemia sel sickle (sabit) ; hemoglobinopati C, D, G, H, I
dan praksismal nocturnal hemoglobinuria
2) Factor ekstrakorpuskuler ; disebabkan oleh malaria, sepsis,
keracunan zat logam, dan dapat beserta obat – obatan; leukemia,
penyakit Hodgkin. gejala utama adalah dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan seerta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan organ-organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabakan oleh infeksi maka infeksinya
diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah. Namun
pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memeberi hasil maka
tranfusi darah yang berulang dapat membantu penderita ini
(Marmi, 2011).

2.4 Gejala Anemia Pada Ibu Hamil


Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya, kelelahan,
kelemahan, pusing, dispnea ringan dengan tenaga). Gejala dan tanda lain mungkin
termasuk pucat dan, jika terjadi anemia berat, akan mengalami takikardi atau
hipotensi. Anemia meningkatkan risiko kelahiran prematur dan infeksi ibu
postpartum. Banyak gejala anemia selama kehamilan juga gejala anda mungkin
mengalami bahkan jika anda tidak anemia; ini meliputi:
1. Merasa lelah atau lemah
2. Kulit pucat progresif dari kulit
3. Denyut jantung cepat
4. Sesak napas
5. Konsentrasi terganggu (Marmi, 2011).
2.5 Faktor Risiko dalam Kehamilan
Tubuh berada pada risiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan jika :
1. Hamil dengan lebih dari satu anak
2. Sering mual dan muntah karena sakit pagi hari
3. Tidak mengkonsumsi cukup zat besi
4. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
5. Hamil saat masih remaja
6. Kehilangan banyak darah (misalnya, dari cedera atau selama operasi)
(Marmi, 2011).
2.6 Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil
Darah akan bertambah dalam kehamilan, yang lazim disebut Hidremia
atau Hipervolemia. Anemia dalam kehamilan dapat di sebabkan oleh banyak
faktor, antara lain: kurang zat besi, kehilangan darah yang berlebihan, proses
penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya: peningkatan kebutuhan
zat besi. Selama kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi ertoropenin. Akbiatnya, volume plasma terjadi dalam
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb.
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematocrit (Ht),
konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan
jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Pada akhirnya, volume plasma akan
sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan kembali normal tiga
bulan postpartum. Presentase peingkatan volume plasma yang terjadi selama
kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara
fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung
yang semakin berat dengan adanya kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan
dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat
terhadap plasenta dan payudara.

2.7 Patthway

2.8 Pencegahan dan Terapi Anemia


Meningkatakn konsumsi makanan yang bergizi.Makan makanan yang
banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam,
hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, tempe). Makan sayir-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat jeruk,
dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatakan penyerapan zat besi dalam
usus.
a. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum
Tablet Tambah Darah (TTD).
b. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia
seperti kecacingan, malaria, dan penyakit TBC.
1. Tablet Tambah Darah
Tablet tammbah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet
mengandung 200 mg ferm sulfat atau 60 mg besi elemental dam 0,25
mg asam folat. Wamita mengalami menstruasi sehingga memerlukan
zat besi untuk mengganti darah yang hilang. Wanita yang sedang
hamil ata menyusui, kebutuhan zat besinya sangat tinggi sehingga
pwerlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja. Minumlah 1
(satu) tablet tambah sarah seminggu sekali dan anjurkan minum 1
tablet setiap hari paling sedikit selama haid. Untuk ibu hamil,
minumlah 1 (satu) tablet tambah darah setiap selama haid. Untuk ibu
hamil, minumlah 1 (satu) tablet tambah darah setiap hari paling sedikit
selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.
2. Zat besi (Fe)
Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh manusia, yaitu sebanyak 305 gram. Pada tubuh, zat besi
merupakan bagian dari hemoglobin yang berfungsi sebagai alat angkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Dengan berkurangnya Fe,
sintesis hemoglobin berkurang dan akhirnya kadar haemoglobin akan
menurun. Berdasarakan akibat dari kekurangan zat besi pada
kehamilan adalah hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan. Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir
premature, prndarahan dan rentan infeksi ( Feriyanto Ahmad Fadlun,
2011).
3. Nutrisi
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya
anemia jika sedang hamil atau mencoba menjadi hamil. Makan
makanan yang tinggi kandungan zat besi (sayuran berdaun hijau,
daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah) dapat membantu
memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa
tubuh memiliki cukup asam besi dan folat. Pastikan tubuh
mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari. Jika mengalami
anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil
suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil dicek pada kunjungan
pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Marmi, 2011).

Terapi anemia:

a. Terapi oral
adalah dengan memberikan preparat besi yaitu ferosulfat,
feroglukonat atau Natrium ferobisitrat. Pemberian preparat besi 60
mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak1 gr% tiap bulan. Saat
ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
b. Terapi parenteral
Adalah baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan
zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit
saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua. Pemberian
preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20
mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN GANGGUAN ANEMIA

A. Pengkajian
a. Identitas pasien

Kaji identitas klien seperti:

Nama: untuk membedakan pasien yang satu dengan yang lainnya.


Umur: untuk mengetahui masa lanjutan pasien beresiko tinggi atau tidak
Agama: untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan pada ibu sesuai
dengan kepercayaannya
Pendidikan: untuk mengetahui status sosial, ekonomi, dan pengaruhnya terhadap
hiperemsis gravidarum.
Alamat: untuk mengetahui tempat tinggal dan untuk memudahkan menghubungi
keluarga klien jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Penanggung jawab: untuk mengetahui penanggung jawab klien jika terjadi
sesuatu yang tidak di inginkan.

B. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Biasanya pada ibu hamil dengan gangguan anemia keluhan
utamanya adalah merasakan pusing, lemah dan lelah, dengan mengalami
tekanan penurunan darah.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama seperti
saat ini, biasanya anemia sangat rentan pada pola hidup yang tidak sehat.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah sebelumnya ada keluarga klien mengalami penyakit
yang sama seperti klien.
C. Pemeriksaan Fisik

a. Kesadaran
Kesadaran biasanya kompos mentis.
b. Tanda vital
a) Kaji TD: normalnya 110/70-130/80 mmhg, pada kasus anemia adalah
kurang dari 90/60 mmhg.
b) Suhu: normal suhu 36,5-37,20C
c) Nadi: normal nadi 80-100 ×/mnt
d) Pernafasan: normal pernafasan 16-20 ×/mnt
e) BB: kenaikan BB normal pada trimester I kurang lebih 1-2 kg.
f) Tinggi badan: kurang lebih 145 cm

c. Kepala
Periksa ada dan tidaknya ketombe, massa, dan nyeri tekan pada kepala.
d. Wajah
Terdapat odema, tidak ada cloasma, dan tidak ada bekas luka.
e. Mata
Tidak ada secret, selera putih, dan konjungtiva pucat
f. Hidung
Tidak ada pernafasan cuping hidung.
g. Mulut
Bersih , tidak ada stromatis, dan tidak ada karies gigi
h. Telinga
Tidak ada Simetris, tidak seruman dan pendengaran baik
i. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, getah bening dan vena jugularis.
j. Dada
Datar, tidak ada retraksi dinding dada, tidak bunyi wheezing, payudara simetris,
putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi, tidak ada massa, tidak
nyeri tekan, dan belum ada pengeluaran kolostrum.
k. Abdomen
Tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra.

D. Pengkajian pola fungsi (Bio- Psiko- Sosio dan Spiritual) menurut Gordon
1. Pola kesehatan
Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, kesejahteraan, dan
bagaimana kesehatan mereka diatur.
2. Pola metabolic – nutrisi
Menggambarkan konsumsi relative terhadap kebutuhan metabolic dan suplai
gizi : meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan
memebran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan.

3. Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan kulit),
termasuk pola individu sehari hari, perubahan atau gangguan, dan metode yang
digunakan untuk mengendalikan ekskresi.
4. Pola aktivitas – olahraga
Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan
rekreasi : termasuk aktivitas kehidupan sehari hari, tipe dan kualitas olahraga, dan
faktor faktor yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti oto-saraf, respirasi, dan
sirkulasi).
5. Pola tidur – istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah
pola tersebut.
6. Pola persepsi – kognitif
Menggambarkan pola persepsi – sensori dan pola kognitif : meliputi keadekuatan
bentuk sensori (penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penghidu),
pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi kognitif.
7. Pola persepsi diri-konsep diri
Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri : kemampuan
mereka, gambaran diri, dan perasaan.
8. Pola hubungan peran
Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan : meliputi persepsi
terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan seat ini.
9. Pola reproduksi – sekssualitas
Menggambarkan kepuasan atau ketidak puasan dalam seksuaitas termasuk status
reproduksi wanita, pada anak – anak bagamaomana dia mampu membedakan jenis
kelamin dan pengetahuan alat kelaminnya.
10. Pola koping – toleransi stress
Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan keterampilan koping dalam
mentoleransi stress.
11. Pola nilai dan keyakinan
Menggambarkan pola nilai, tujua atau kepercayaan (termasuk kepercayaan
spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup (Patricia, 1996)
1. Analisa data

No Symptom Etiologi Problem


1 Ds : data yang dikeluhkan pasien Anemia Kurang
pengetahuan
Do: data yang bisa diukur Pengetahuan
terbatas

Kurang
pengetahuan
2 Ds: data yang dikeluhkan pasien Saluran cerna Kebutuhan nutrisi

Do: data yang bisa diukur Mal nutrisi

Anoreksia mual
muntah

Kebutuhan nutrisi

3 Ds: data yang dilekuhkan pasien Penurunan curah Intoleransi aktivitas


jantung

Do: data yang bisa diukur Aliran darah


kecurah jantung
menurun

Hipoksia pucat
lemah

Intoleransi aktivitas

1. Diagnosa keperawatan.
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gaya hidup sehat dan di tandai dengan
kurang terpapar informasi.
b. Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal berhubungan dengan anemia dan di
tandai dengan stress.
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak dan di tandai
dengan keletihan.
2. Perencanaan keperawatan.

No Dx Tujuan dan kriteria hasil (NOC) NIC


1 1 Tujuan: 1. Pendidikan kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Peningkatan kesiapan
1×24 jam.deficit pengetahuan klien lebih pembelajaran
dapat di pahami
KH:
1. Klien dapat mandiri
2. Klien lebih leluasa dalam informasi
2 2 Tujuan: 1. Monitor intake dan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan output cairan, nilai
1×24 jam. Pasien mampu menunjukan hemoglobin, dan
nutrisi tidak terganggu kebiasaan membeli
KH: makanan.
1. Asupan makan dan minum secara 2. Jelaskan program gizi
oral tidak terganggu pada pasien
2. Keinginan untuk makan tidak
terganggu
3 3 Tujuan: 1. Peningkatan mekanika
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tubuh
1×24 jam. Klien lebih dapat bergerak aktif 2. Peningkatan tidur
dan tidak merasa terganggu
KH:
1. Klien sudah dapat bergerak aktif
2. Fisik klien sudah tanpak bugar

3. Implementasi keperawatan

Dx Impelementasi Respon Hasil TTD


1 Memberikan Pendidikan kesehatan kepada
keluarga atau pasien agar dapat lebih leluasa dalam
informasi
2 Menjelaskan program gizi pada pasien, agar pasien
dapat memperbaiki gizi-gizi pasien.
3 meningkatkan tidur agar tidak terjadinya anemia

4. Evaluasi kepearawatan

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatanpasien


dengan tujuan yang telah di tetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien
digunakan komponen SOAP, yang di maksud dengan SOAP adalah:

1) S: data subyektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih di rasakan setelah dilakukan
tindakan keperawatan
2) O: data obyektif
Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung
kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
3) A: Analis
Interprestasi dari data subjektif dan obyektif.
4) P: planning
Perencanaan keperawatan yang akan di lanjutkan, dihentikan, di modifikasi, atau
di tambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu di waspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan resiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.
Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala
anemia pada ibu hamil, yatitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-berkunang,
lidah luka, nafsu makan turun ( anoreksia). Konsentrasi hilang, napas pendek ( pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
Bahan kaya protein dapat di peroleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati,
dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat
besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/ bras yang
masih ada kulit airnya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya
protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam,
kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan vitamin.
DAFTAR PUSTAKA

Marmi, 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta

Feriyanto Ahmad Fadlun, 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.

Proverawati Atikah, 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakrta

Ihsan Andry Hutama, 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Gangguan Anemia.

PPNI, 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta

PPNI, 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai