Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MEDIKAL II

COLOSTOMY CARE & ENEMA

DISUSUN OLEH :

1. NIA MEDIAWATI
2. NIS USWATUN HASANAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyeslesaikan tugas makalah ini.
Solawat beriring salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu sehingga memperlancar
proses pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terimakasi sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut.Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


banyak kekurangan baik dari segi susuna kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalh ini dapat bermanfaat dan menginspirasi
untuki para pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Mataram, 7 Maret 2020


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 COLOSTOMY CARE
2.2 ENEMA
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kolostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang
dibuat untuk sementara atau menetap. Kolostomi sementara dibuat, misalnya pada
penderita gawat perut dengan peritonitis yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon.
Pada keadaan demikian, membebani anastomosis baru dengan pasase feses merupakan
tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk pengamanan
anastomosis, aliran feses dialirkan sementara melalui kolostomi dua stoma yang biasanya
disebut stoma laras ganda.
Sebagian besar pasien yang pernah melakukan kolostomi belum mengetahui perawatan
kolostomi yang tepat sehingga sering terjadi infeksi pada luka kolostomi dan terjadi
iritasi. Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan adanya bimbingan bagi pasien guna
melakukan perawatan luka kolostomi secara mandiri. Terapis enterostoma merupakan
ahli yang bertugas khusus untuk merawat dan membimbing penderita dan keluarganya
untuk menghadapi hidup dengan anus preternaturalis.
Enema/huknah/klisma adalah suatu tindakan memasukkan cairan secara perlahan-lahan
ke dalam rektum dan kolon sigmoid melalui anus dengan menggunakan kanul rektal.
Terdapat tiga jenis enema; enema rendah, enema tinggi, dan enema gliserin. Enema
rendah adalah memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon desenden. Enema tinggi
adalah memasukkan cairan melalui anus (rektum) sampai ke kolon asenden. Enema
gliserin adalah memasukkan cairan melalui anus ke dalam kolon sigmoid dengan
menggunakan spuit gliserin.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Colostomy care
2. Enema
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui bagaiamana cara perawatan kolostomi.
2. Mahasiwa mengetahui bagaimana cara mengimplementasi tindakan enema.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Colostomy Care
1. Pengertian
Kolostomi adalah pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar
melalui dinding peruut dengan tindakan bedah bila jalan ke anus tidak bisa
berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon karena gangguan fungsi
anus. (Suratun, 2010)
Perawatan kolostomi adalah membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma,
dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
2. Tujuan
Kolostomi bertujuan untuk membantu mengeluar kanisisal uran cerna,pada
berbagai kondisi dimana usus besar rusak akibat cedera atau penyakit, misalnya
kanker. Pada kanker usus besar atau kanker kolorektal, bagianusus yang
dekatdenganduburdanterkenakankerakandiangkatterlebihdahulu, sehingga anus
sudahtidaklagimenjadisaluranpembuangankotoran. Kolostomi untuk kondisi saat
ini bersifat permanen.
1) Memberikan kenyamanan pada klien dan lingkungan
2) Mencegah terjadinya infeksi
3) Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4) Menjaga kebersihan
3. Prinsip
a. Bersih
b. Mempertahankan daerah disekitar stoma dari iritasi dan infeksi
c. Menajaga privasi, kenyamanan pasien dan lingkungan.
4. Indikasi
a. Atresia ani
Penyakit atresia ani adalah tidak terjadinya perforasi membrane yang
memisahkan bagian entderm mengakibatkan pembuangan lubang anus yang
ditak berhubungan langsung dengan rectum (purwanto,2010). Atresia ani
adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi
anus, rectum ataukeduanya (Betz, 2011). Menurut Suriardi (2013), atresia ani
atau imferpora anus adalah tidak komplit perkembangan embrionik pada distal
usus (anus) tertutupnya anus secara abnormal.
b. Hirschprung
Penyakit hirschprung atau megakolonaganglionik bawaan disebabkan oleh
kelainan inervasiusus, mulai pada sfingter ani interna dan meluas keproksimal,
melibatkan panjan gusus yang bervariasi (Nelson,2010).
Penyakit hirschprung disebut juga kogenital aganglionisis atau
megacolonya itu tidak adanya sel ganglion dalam rectum dan sebagaian tidak
ada dalam colon (suriadi,2013).
c. Malforasianorektum
Istilah malforasianorektum merunjuk pada suatu spectrum perhatian utama
ditunjukkan pada pengendalian usus selanjutnya, fungsi seksual dan saluran
kencing.Beberapa kelainan yang memerlukan pembedahan kolostomiadalah :
a) Fistula Rektovesika
Pada penderira fistula rektovesika, rectum berhubungan dengan saluran
kencing pada setingileher vesikaurinaria.
b) Fistula Rektouretra
Pada kasusfistula rektouretra, rectum berhubungan dengan bagian
bawah uretra atau bagian atas uretra. Mereka yang mempunyai fistula
rektoprostatik mengalami perkembangan sacrum yang jelek dan sering
perineumnya datar. Penderita ini mengalami kolostomi protektif selama
masa neonates. Fistula rektouretra merupakan cacatan orektum yang
paling sering pada penderita laki-laki (Nelson,2010).
c) Atresia Rektum
Atresia rectum adalah cacat yang jarang terjadi, hanya 1 % dari anomaly
anorektum.Tanda yang unik pada cacatini adalah bahwa penderita
mempunyai kanal anus yang normal (Nelson, 2010).
d) KloakaPersisten
Pada kasus kloakapersisten, rectum, vagina, dan saluran kencing
bertemu dan menyatu dalam satu saluran, bersama.Perineum
mempunyai satulubang yang terletak sedikit dibelakang
klitoris.Kolostomi pengalih anterindikasi pada saat lahir, lagi pula
penderita yang menderita kloaka mengalami keadaaan darurat urologi,
karena sekitar 90% disertai dengan cacat urologi.sebelum kolostomi,
diagnosis urologi harus ditegakkan untuk mengosongkan saluran
kencing, jika perlu pada saat yang bersama dilakukan kolostomi
(Nelson,2010)
e) Fistula Vestibular
Fistula vertibular adalah cacat yang paling sering ditemukan pada
perempuan. Kolostomi proteksi diperlukan sebelum dilakukan operasi
koreksi, walaupun kolostomi ini tidak perlu dilakukan sebagai satu
tindakan darurat karena fistulanya sering cukup kompeten untuk
dekompresi saluran cerna (Nelson, 2010).

5. Kontraindikasi
Kontraindikasi perawatan kolostomi adalah
1.    Irritable bowel syndrom
2.    Stoma pada kolon asenden dan transversum
3.    Stoma prolaps dan hernia peristoma
4.    Pasien dengan urostomi, ileostomi
6. Gambar
a. Single Colostomy ( Tunggal / Ujung )
Kolostomi ujung merupakan tipe umum dari temporary colostomy.
Kolostomi jenis ini hanya memiliki sebuah stoma yang muncul di bagian
proksimal usus dan dilakukan pada kerusakan kolon sebagian.

Gambar: Single Colostomy

b. Double Barreled Colostomy ( Tabung Ganda)


Kolostomi tabung ganda memiliki dua stoma yang terpisah yaitu satu stoma
berada di proksimal dan berfungsi, sedangkan stoma yang lain berada di
distal dan tidak berfungsi. Stoma umumnya berdekatan antara satu stoma
dengan yang lainnya, satu stoma berada di atas stoma yang lainnya atau
saling berdampingan
a b

Gambar : Double Barreled Colostomy

c.Devine Devided Colostomy ( Kolostomi Pemisahan )


Kolostomi pemisahan merupakan kolostomi yang memiliki dua stoma yang
dipisahkan oleh kulit di atas dinding abdomen.

Gambar : Devine Devide Colostomy

d. Loop Colostomy ( Colostomy Lengkung )


Untuk kolostomi lengkung , sebuah usus dibawa keluar dari abdomen dan
disangga dengan batang plastik. Apabila dibuat dua lubang, lubang
proksimal (ujung) berfungsi mengeluarkan materi feses dan lubang distal
yang tidak berfungsi hanya mengeluarkan mucus / lendir saja.
Gambar : Loop Colostomy
7. Prosedur Kerja
Persiapan Alat
1. Tiga pasang sarung tangan peristoma
2. Wadah/gelas ukur
3. Dua pengaman linen
4. Baskom air hangat
5. Sabun ringan (tanpa minyak, parfum, krim)
6. Waslap
7. Handuk
8. Penyegar udara
9. Bahan kantong baru
10. Gunting
11. Pensil/pena
12. Pasta atau bedak kulit peristoma
13. Deodoran kantong ostomi
Persiapan Pasien
1. Aturposisipasienberbaring
2. Jelaskan pada pasien dan orang tua tentang prosedur yang dilakukan dan jaga
privasi pasien
3. Ciptakan suasana senyaman mungkin
Prosedur dan Rasional
NO PROSEDUR RASIONAL
Cuci tangan. Mengurangi
1. perpindahan
mikroorganisme.
Jelaskan prosedur umum Mengurangi ansietas
2.
pada klien.
Jelaskan setiap langkah Penguatan instruksi
yang akan dilakukan, pada klien secara
biarkan klien dan pemberi detail perlu
3.
perawatan mengajukan dilakukan agar klien
pertanyaan atau mengambil dapat melaksakan
bagian dalam prosedur. perawatan mandiri.
Berikan privasi. Mengurangi rasa
4.
malu.
Gunakan sarung tangan. Menghindari
5. pemajanan perawat
pada sekresi tubuh.
Tempatkan pengalas linen Mencegah rembesan
6. pada sekitar abdomen dan di feses ke atas kulit.
bawah lubang stoma.
Ukur stoma dengan metode Memberikan keakuratan
7. pengukuran. dan kecocokan pemasangan
kantong.
Biarkan wafer barier-kulit adhesif Memotong barier sesuai
tetap utuh (potong seperti piring ukuran tema.
datar, tanpa kantong, yang
dilekatkan dengan pas pada kulit
8.
sekitar stoma), gambarkan
lingkaran pada tepi adhesive yang
sama ukurannya dengan stoma;
potong melingkar.
9. Potong bagian belakang kantong Memungkinkan kantong
ostomi adhesif melingkar sehingga ditempatkan di atas dan
ukurannya kira-kira 1/8 inci lebih melingkari stoma tanpa
besar dari ukuran stoma actual. menyentuh membrane
stoma.
Buka dasar kantong dan berikan Mengurangi bau dan rasa
sedikit deodoran kantong, jika klien malu.
10.
menginginkannya; tutu kembali Menghindari kebocoran
kantong dengan kuat. feses.
Lepaskan penutup wafer barier- Melekatkan wafer barier
kulit adhesive dan tempelkan wafer pada kulit.
11. pada kulit dengan lubang di tengah Kehangatan kulit dan jari
di atas stoma; biarkan selama kira- meningkatkan keadhesifan
kira 30 detik. wafer.
Berikan pasta stoma atau bedak Mencegah iritasi kulit
12. pada kulit yang terpajan antara peristoma yang tidak
wafer barier kulit dan stoma. tertutup.
Lepaskan penutup adhesive bagian Mengamankan kantong
belakang kantong dan bagian tenga untuk menampung feses.
kantong di atas stoma, dan
tempelkan pada wafer barier kulit.
13. (Jika kantong mempunyai tepi,
masukkan kantong ke dalam tepi,
masukkan kantong ke dalam tepi
lingkaran pada wafer barier seperti
(gambar).
Lepaskan sarung tangan dan Meningkatkan
14 bereskan semua lingkungan yang
. perlengkapan yang telah bersih.
digunakan.
Cuci tangan. Mengurangi
15
pemindahan
.
mikroorganisme.
Sumber: Suratun,L.S.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Dokumentasi
1. Warna, konstitensi, dan jumlah feses dalam kantong.
2. Kondisi stoma dan kulit peristoma.
3. Pengkajian abdomen.
4. Status emosional klien
5. Indicator verbal dan nonverbal tentang perubahan konsep diri selama prosedur.
6. Indicator verbal dan nonverbal kesiapan klien untuk melakukan perawatan diri.
7. Penyuluhan dan partisipasi klien dalam pelaksanaan prosedur.
8. Kebutuhan penyuluhan tambahan untuk klien.
9. Tipe alat yang diinginkan klien.

2.2 Enema
1. Pengertian
Enema /huknah/klisma adalah suatu tindakan memasukan cairan secara perlahan-
lahan ke dalam rectum dan kolon signoid melalui anus dengan menggunakan kanul
rektal. Terdapat tiga jenis enema : enema rendah, enema tinggi, dan enema
gliserin.enema rendah adalah memasukan cairan kedalam anus sampai kekolon
desenden. Enema tinggi adalah memasukan cairan melalui anus ( rektum)sampai ke
kolon resenden. Enema glisenden adalah memasukan cairan melalui anus ke dalam
kolon sigmoid dengan menggunakan spuit gliserin. atau Enema adalah suatu
tindakan masukan cairan kedalam rectum dan conon untukmemberikan rasangan
paristatic dengan tujuan memberikan sisa-sisa pencernaan, dan persiapan sebelum
melakukan tindakan diagnostik atau pembedahan. Ada dua jenis pemberian enema
berdasarkan bahan yang digunakan, yaitu penggunaan gliserin dan larutan Nacl 0,9 %
Enema adalah prosedur pemasukan cairan kedalam kolon melalui anus. Enema dapat
ditujukan untuk merangsang peristaltik kolon supaya dapat buang air besar,
membersihkan kolon untuk persiapan pemeriksaan operasi, serta memberikan sensasi
berbeda dalam teknik berhubungan.
2. Tujuan
a. Merasang peristaltik usus dan defekasi untuk mengatasi kontipasi dan
impaksi.
b. Membersihkan kolon untuk persiapan operasi atau pemeriksaan diagnostik
c. Melunakkan feses yang telah mengeras atau mengosongkan rectum dan kolon
bawah untuk prosedur diagnostik atau pembedahan
d. Memberikan defekasi yang normal sebagai bagian dari program latihan
defekasi (bowel training program)
e. Memberikan terapi seperti: mengurangi kadar kalium yang tinggi dengan
enema natrium polystyrene sulfonase ( kayexalate) dan mengurangi bakteri
kolon dengan enema neomycin.

3. Prinsip
a. Bersih
b. Mempertahankan daerah disekitar stoma dari iritasi dan infeksi
c. Menajaga privasi, kenyamanan pasien dan lingkungan.
4. Indikasi
a. Klien yanng mengalami kontipasi
b. Klien yang mengalami impaksi
c. Pemeriksaan radiologi seperti kolonoskopi, endoskopi membutuhkan pengosongan
usus supaya hasil pembacaan yang diperoleh maksimal
d. Anastesia umum (GA) dalam pembedahan bisa diberikan melalui enema dengan
tujuan ntuk mengurangi efek muntah selama dan setelah operasi, juga mencegah
terjadinya aspirasi

5. Kontraindikasi
a. Klien menngalami dehidrasi dan banyi yang masih muda, bila diberikan
enema dengan tipe larutan hipertonik
b. Keadaan patologis klinis pada rectum dan kolon seperti hemoroid bagian
dalam atau hemoroid besar
c. Tumor rektum dan kolon
d. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal jantung
e. Pasien post operasi.

6. Gambar dan Keterangan


7. Prosedur Kerja
Alat dan bahan
1) 1 set enema berisi:
a. Wadah untuk tempat larutan
b. Pipa untuk menghubungkan wadah ke selang rectum
c. Klem untuk menjepit pipa, untuk mengontrol aliran larutan ke pasien
d. Kanul rektal ukuran : 22-30 G Fr ( dewasa), 12-18 G Fr (anak) atau paket enema
dengan rektal tip.
e. Pelumas yang digunakan untuk rectal tube sebelum dimasukkan
f. Termometer untuk mengukur suhu larutan
g. Sabun/jely/garam
h. Sejumlah larutan yang dibutuhkan dengan suhu yang tepat. Larutan ditempatkan
diwadahnya, diperiksa suhunya, kemudian ditambahkan sabun/garam
2) Selimut mandi untuk mrnutupi klien
3) Pelak agar tempat tidur tidak basah
4) Keras toilet
5) Baskom, washlap dan handuk serta sabun
6) Bedpan.

Prosedur
a. Cuci tangan
b. Kaji status klien
c. Siapkan alat dan tempat didekat tidur klien
d. Jelaskan alasan/tujuan dan prosedur
e. Pertahankan privasi klien, tutup pintu/pasang gorden, buka are rektal yang
diperlukan
f. Berikan posisiyang nyaman: tinggikan tempat tidur yang sesuai dan
pasangpengaman tempat tidur pada sisi yang berlawanan, atur posisi klien, miring
ke kiri atau posisi Sim’s dengan lutut kanan fleksi

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kolostomi adalah pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui
dinding peruut dengan tindakan bedah bila jalan ke anus tidak bisa berfungsi, dengan cara
pengalihan aliran feses dari kolon karena gangguan fungsi anus. (Suratun, 2010).
Perawatan kolostomi adalah membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma, dan
mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

Enema adalah prosedur pemasukan cairan kedalam kolon melalui anus. Enema dapat
ditujukan untuk merangsang peristaltik kolon supaya dapat buang air besar,
membersihkan kolon untuk persiapan pemeriksaan operasi, serta memberikan sensasi
berbeda dalam teknik berhubungan.

DAFTAR PUSTAKA
Dhiraj,C.D.(2008).General Surgical Operation. New Delhi: B-3 EMCA house.

Johnson,J.J.Y.(2005). Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta: EGC.

Suratun,L.S.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.

Gemma,S. Colostomy Care. (2009). Retrieved from


http://mystoma.weebly.com/colostomy-technique.html.

Anda mungkin juga menyukai