OLEH :
KELOMPOK 3 B
Mengetahui:
2
Definisi tindakan : Humidifier merupakan suatu alat yang melembabkan oksigen
sebelum diterima/ masuk kedalam salauran pernapasan pasien. Humidifikasi sering
digunakan untuk pasien yang mendapat terapi oksigen.
3
7 Pasang peralatan oksigen dan
pelembab udara :
a. Isi tabung pelembab udara dengan Mengisi melebihi tanda akan mengakibatkan air
air steril sampai setinggitanda masuk ke dalam selang
yang ada pada tabung.
4
menghilang
12 Dokumentasi: pemberian oksigen, Mendokumentasikan penggunaan terapi oksigen yang
kecepatan aliran, kepatenan nasal benar dan respon klien
kanul, respon klien dan pengkajian
pernapasan direkam medik.
prinsip steril pada humidifier. Humidifier berfungsi melembabkan udara yang masuk.
secara teori humidifier harus diganti setiap 24 jam menggunakan air steril sebab
humidifier dapat menjadi reservois infeksi yang baik bagi bakteri. Jika air humidifier
berkurang dan ingin ditambah, air sisa harus dibuang seluruhnya. Beberapa literatur juga
menyebutkan bahwa terapi oksigen yang menggunakan nasal kanul dengan kecepatan
aliran oksigen kurang dari 4 liter per menit tidak perlu memakai humidifier (Perry &
Potter, 2006). Untuk Pasien yang mengalami gangguan pelembaban seperti dilakukan
dapat memakai humidifier kering bila oksigen yang diberikan kurang dari 40% dan
kurang dari 4 jam (Hilton, 2004). Pada praktik di lapangan ditemukan bahwa perawatan
humidifier yang dilakukan di ruang bedah tumor yaitu untuk pasien yang baru akan diberi
terapi oksigen, sebelum memasang tabung humidifier, terlebih dahulu tabung dicuci.
Tabung humidifier diisi dengan air steril hanya saja pada saat air di humidifier mulai
berkurang, air sisa di dalam humidifier tidak dibuang sebelum ditambah. Selain itu,
desinfeksi humidifier dilakukan lebih dari 24 jam. Banyaknya beban kerja dan volume
kerja perawat menjadi salah satu penyebab perawatan tabung humidifier dilakukan lebih
5
Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah pneumonia yang terjadi setelah
pasien 48 jam dirawat di rumah sakit dan tidak termasuk semua infeksi yang terjadi
sebelum masuk rumah sakit. Pneumoni nosokomial dapat muncul terutama pada pasien
yang menggunakan ventilator, tindakan trakeostomy, intubasi, pemasangan NGT dan
terapi inhalasi. Beberapa penyebab pneumonia nosokomial antara lain aspirasi lambung,
penggunaan penghambat histamine tipe II, penggunaan alat-alat nebulizer, alat pelembab
(humidifier), pipa saluran bedah, pipa nasogastrik, pipa endotrakeal termasuk
penghisapan lendir, pemasangan kateter, pemakaian obat imunosupresif dan antimikroba,
transfusi darah berulang dan pemberian makanan melalui enteral yang semuanya
merupakan faktor resiko terjadinya infeksi nosokomial pada paru-paru (Nguyen, 2009;
Broaddus, 2009).
Humidifier merupakan salah satu penyebab terjadinya Hospital Acquired
Pneumonia (HAP). Pencegahan pertumbuhan bakteri pada tabung humidifier sangat
penting dilakukan. Terdapatnya bakteri pada humidifier akibat masuknya bakteri yang ada
di udara atau diri pasien. Aerosol bakteri yang terdapat dalam air humidifier atau bakteri
yang ada di selang oksigen dapat menjadikan infeksi nosokomial, aliran oksigen yang
rendah dapat menjadi penyebab pertumbuhan bakteri (Purnomo, 2011). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (2009) yaitu mengevaluasi perbedaan
pertumbuhan bakteri antara responden yang menggunakan humidifier dan non humidifier
di salah satu RSU di Surabaya yang diobservasi pada jam ke-0, jam ke-12 dan jam ke-24
dengan total responden sebanyak 24 orang. Sebelum diberikan terapi oksigen, terlebih
dahulu dilakukan perawatan pada tabung dengan cara didesinfeksi. Hasil pemeriksaan
ditemukan pada responden yang menggunakan humidifier pada jam ke-0 ditemukan
pertumbuhan bakteri 25% (2 responden) sedangkan pada kelompok non humidifier tidak
ditemukan pertumbuhan bakteri. Pada jam ke-12 pada kelompok non humidifier tidak
ditemukan pertumbuhan bakteri sedangkan pada kelompok humidifier ditemukan
pertumbuhan bakteri sejumlah 37.5% (3 responden), jam ke-24 tidak ditemukan
pertumbuhan bakteri pada kelompok non humidifier sedangkan kelompok humidifier
ditemukan pertumbuhan bakteri pada 3 responden (37.5%). Hasil analisis ditemukan
bahwa humidifier 33.3% terdapat bakteri dan 16.7% tidak terdapat bakteri, sedangkan
pada non humidifier 50% tidak terdapat bakteri. Jenis bakteri yang terdapat pada yang
tumbuh dalam tabung humidifier adalah 4.2% staphylococcus Epidermidis, Enterobacter
Aeruginosa 4.2%, dan 91.7% bakteri yang tidak dapat dievaluasi. Oleh karena itu,
penggunaan non humidifier dapat mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri sehingga
6
dapat mengurangi infeksi nosokomial, selain itu apabila menggunakan humidifier
sebaiknya didesinfeksi atau mengganti air humidifier maksimal 12 jam sekali.
4. Rekomendasi
7
a) Perangkat humidifikasi harus di diobservasi minimal sekali per sift
b) Pemberikan oksigen dengan non humidifier pada aliran oksigen rendah yaitu dibawa 5
Lpm dapat dipertimbangkan hal ini mampu mencegah terjadinya pertumbuhan
bakteri sehingga dapat mengurangi infeksi nosokomial,
c) Pemberian oksigen menggunakan humidifier sebaiknya didesinfeksi atau mengganti
air humidifier setiap 12 sampai 24 jam pemakaian, karena penggunaan humidifier
berkepanjangan beresiko menjadi perkembang biakan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
8
Universitas Indonesia. Retrieved from http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/2016-10/124123-Abu Bakar.pdf
Broaddus E, Fu R. (2009). Hospital-acquired infections. Diakses pada 15 April 2017
pada:
www.case.edu/med/epidbio/mphp439/Hospital_Acquired_Infections.htm.
Hilton, P.A. (2004). Fundamental nursing skill. Philadelphia: Whurr Publishers.
Jacob, A., Rekha, R., & Trachhnand, J. S. (2014). Buku ajar: clinal nursing
procedures.Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.
Nafisah, S. (2007). Pengaruh lama penggantian air humidifier lebih dari 24 jam
terhadap pertumbuhan bakteri pada terapi oksigen system low flow low
concentration di ruang rawat inap interna RSUD dr. Soebandi Jember.
Surabaya: Universitas Airlangga.
NHS. (n.d). Humidification Protocol - Salisbury NHS Foundation Trust. Diakses pada 13
april 2017 dari:
http://www.icid.salisbury.nhs.uk/ClinicalManagement/Respiratory/Pages/Hu
midificationprotocol.aspx
Nguyen QV. (2009) Hospital-acquired infections. Diakses pada 13 April 2017 dari:
www.emedicine.medscape.com/article/967022-overview.
Purnomo, R.T. (2011). Perbedaan pengaruh terapi oxigen aliran rendah menggunakan
humidifier dengan air dan tanpa air Terhadap terjadinyapneumonia
acquired nosokomial (hap). Diakses pada 10 April 2017, dari
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/triage/article/download/175/172
Perry, A.G & Potter, P.A (2006). Fundamnetal keperawatan: konsep, proses dan praktis.
Jakarta: EGC.