Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL INSIDENCE REPORT (CIR)

MENGISI TABUNG/MENAMBAHKAN STERIL WHATER (AIR


STERIL) KEDALAM TABUNG HUMIDIFIER
RUANG LONTRA 2 ATAS BELAKANG (BEDAH TUMOR)
RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

OLEH :

KELOMPOK 3 B

Andi Nur Rahmad/C12115712 Wirdah /12113027


Sufi Asriani/C12112012 Nurul Arifah Amir/C12113308
Desy Ana Hendra/C1213007 Dian Sulasti/C12113501

Mengetahui:

Preseptor Klinik Preseptor Institusi

Titi Iswanti Afelya, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN DASAR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
CIR (Critical Insidence Report)
1. Pendahuluan:
Terapi oksigen merupakan pemberian oksigen dengan konsentrasi lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi atmosfer lingkungan. Pemberian oksigen yang berasal
dari sumbernya tidak dapat digunakan langsung oleh pasien karena dibutuhkan alat
penurun aliran dan humidifier. Humidifier merupakan suatu alat yang melembabkan
oksigen sebelum diterima/ masuk kedalam salauran pernapasan pasien (Smeltzer & Bare,
2008). Selain berfungsi sebagai pelembab oksigen, humidifier juga sebagai konektor
selang oksigen (nasal/masker) ke pasien. Selang nasal/masker tidak dapat langsung
disambungkan dengan sumber oksigen. (Perry & Potter, 2006). Kelembaban adalah
jumlah uap air yang diangkut oleh udara atau gas lainnya dan dipengaruhi oleh suhu.
Kelembapan udara dapat mencegah mukosa saluran pernafasan atas mengalami
kekeringan dan iritasi. Humidifikasi juga sangat bermanfaat sebagai ekspektoran yang
mudah untuk mempertahankan sekresi. Humidifikasi dibutuhkan karena oksigen dari
sentral maupun tabung bersifat kering (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010). Pada
orang sehat, epitel bersilia pada hidung dan saluran napas atas memastikan agar udara
yang dihirup masuk ke trakea telah disaring, dihangatkan dan dilembabkan sehingga
kondisi di dalam paru-paru tetap dalam keaadaan konstan. Udara yang dihirup biasanya
berubah berdasarkan suhu dan kelembaban, hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sekitar. Fungsi pulmonal paling efektif bila udara mencapai alveoli pada suhu tubuh (37
C) dan kelembaban relatif 100% (NHS Foundation, n.d).

Humidifer 135 ml & 315 ml UWC Hydrox Prefilled Humidifier


( Dapat Diisi Ulang)

Tindakan keperawatan : Mengisi Tabung/menambahkan steril whater (air steril)


kedalam tabung humidifier

2
Definisi tindakan : Humidifier merupakan suatu alat yang melembabkan oksigen
sebelum diterima/ masuk kedalam salauran pernapasan pasien. Humidifikasi sering
digunakan untuk pasien yang mendapat terapi oksigen.

Rasional dan prosedur tindakan:


No Tindakan Keperawatan Rasional tindakan
.
1 Kaji kebutuhan oksigenasi klien Mengurangi kesalahan dalam pemberian oksigen
2 Lakukan pemeriksaan tanda vital, Memberikan data dasar untuk pemeriksaan yang akan
ttingkat kesadaran, hasil pemeriksaan datang.
laboratorium, dll.
3 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Menurunkan kecemasan klien dan meningkatkan
kerjasama klien
5 Persiapkan alat
6 Cuci tangan Mengurangi penyebaran infeksi

3
7 Pasang peralatan oksigen dan
pelembab udara :
a. Isi tabung pelembab udara dengan Mengisi melebihi tanda akan mengakibatkan air
air steril sampai setinggitanda masuk ke dalam selang
yang ada pada tabung.

b. Pasang alat pengatur oksigen (flow


Alat pengatur aliran oksigen membantu memantau
meter) pada sumber oksigen dan
dan mengatur aliran oksigen ke pasien
atur pada posisi off.

c. Pasang tabung pelembab udara


pada dasar alat pengatur aliran
Melembabkan udara akan membantu mencegah
oksigen
keringnya membrane mukosa sehingga memberikan
d. Pasang nasal dan kanul nasal pada kenyaman pada pasien
tabung pelembab

e. Atur aliran oksigen sesuai instruksi

f. Pastikan alatbekerja dengan baik


Oksigen merupakan obat yang berbahaya bila
dengan melihat adanya gelembung-
diberikan lebih atau kurang dari yang diinstruksikan.
gelembung udara pada pada tabung
Selang yang melekuk akan menghambat aliran
pelembab udara atau rasakan
oksigen dalam selang.
adanya aliran yang keluar dari
selang
6 Letakkan ujung kanula ke dalam Membuat aliran oksigen langsung masuk ke dalam
hidung dan atur ulang kanula elastis saluran napas bagian atas.
sampai benar-benar pas menempati
hidung dan nyaman bagi klien
7 Pertahankan selang oksigen kendur Memungkinkan klien menengok tanpa kanula
tercabut
8 Periksa kanula setiap 8 jam dan Memastikan kepatenan kanula dan aliran oksigen dan
pertahankan pelembab terisi setiap mencegah inhalasi yang tidak dilembabkan
waktu
9 Periksa kecepatan aliran oksigen dan
program dokter setiap 8 jam
10 Cuci tangan Mengurangi peneyebaran mikroorganisme
11 Kaji apakah sesak sudah mulai Mengindikasikan hipoksia telah berkurang

4
menghilang
12 Dokumentasi: pemberian oksigen, Mendokumentasikan penggunaan terapi oksigen yang
kecepatan aliran, kepatenan nasal benar dan respon klien
kanul, respon klien dan pengkajian
pernapasan direkam medik.

2. Kesenjangan antara teori dan praktik


Dalam pemberian terapi oksigen salah satu hal yang harus diperhatikan adalah

prinsip steril pada humidifier. Humidifier berfungsi melembabkan udara yang masuk.

secara teori humidifier harus diganti setiap 24 jam menggunakan air steril sebab

humidifier dapat menjadi reservois infeksi yang baik bagi bakteri. Jika air humidifier

berkurang dan ingin ditambah, air sisa harus dibuang seluruhnya. Beberapa literatur juga

menyebutkan bahwa terapi oksigen yang menggunakan nasal kanul dengan kecepatan

aliran oksigen kurang dari 4 liter per menit tidak perlu memakai humidifier (Perry &

Potter, 2006). Untuk Pasien yang mengalami gangguan pelembaban seperti dilakukan

bypass (penggunaan endotrakheal atau trakheostomi). Pasien yang dilakukan bypass

dapat memakai humidifier kering bila oksigen yang diberikan kurang dari 40% dan

kurang dari 4 jam (Hilton, 2004). Pada praktik di lapangan ditemukan bahwa perawatan

humidifier yang dilakukan di ruang bedah tumor yaitu untuk pasien yang baru akan diberi

terapi oksigen, sebelum memasang tabung humidifier, terlebih dahulu tabung dicuci.

Tabung humidifier diisi dengan air steril hanya saja pada saat air di humidifier mulai

berkurang, air sisa di dalam humidifier tidak dibuang sebelum ditambah. Selain itu,

desinfeksi humidifier dilakukan lebih dari 24 jam. Banyaknya beban kerja dan volume

kerja perawat menjadi salah satu penyebab perawatan tabung humidifier dilakukan lebih

dari 24 jam sekali.

3. Analisa berdasarkan EBP

5
Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah pneumonia yang terjadi setelah
pasien 48 jam dirawat di rumah sakit dan tidak termasuk semua infeksi yang terjadi
sebelum masuk rumah sakit. Pneumoni nosokomial dapat muncul terutama pada pasien
yang menggunakan ventilator, tindakan trakeostomy, intubasi, pemasangan NGT dan
terapi inhalasi. Beberapa penyebab pneumonia nosokomial antara lain aspirasi lambung,
penggunaan penghambat histamine tipe II, penggunaan alat-alat nebulizer, alat pelembab
(humidifier), pipa saluran bedah, pipa nasogastrik, pipa endotrakeal termasuk
penghisapan lendir, pemasangan kateter, pemakaian obat imunosupresif dan antimikroba,
transfusi darah berulang dan pemberian makanan melalui enteral yang semuanya
merupakan faktor resiko terjadinya infeksi nosokomial pada paru-paru (Nguyen, 2009;
Broaddus, 2009).
Humidifier merupakan salah satu penyebab terjadinya Hospital Acquired
Pneumonia (HAP). Pencegahan pertumbuhan bakteri pada tabung humidifier sangat
penting dilakukan. Terdapatnya bakteri pada humidifier akibat masuknya bakteri yang ada
di udara atau diri pasien. Aerosol bakteri yang terdapat dalam air humidifier atau bakteri
yang ada di selang oksigen dapat menjadikan infeksi nosokomial, aliran oksigen yang
rendah dapat menjadi penyebab pertumbuhan bakteri (Purnomo, 2011). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (2009) yaitu mengevaluasi perbedaan
pertumbuhan bakteri antara responden yang menggunakan humidifier dan non humidifier
di salah satu RSU di Surabaya yang diobservasi pada jam ke-0, jam ke-12 dan jam ke-24
dengan total responden sebanyak 24 orang. Sebelum diberikan terapi oksigen, terlebih
dahulu dilakukan perawatan pada tabung dengan cara didesinfeksi. Hasil pemeriksaan
ditemukan pada responden yang menggunakan humidifier pada jam ke-0 ditemukan
pertumbuhan bakteri 25% (2 responden) sedangkan pada kelompok non humidifier tidak
ditemukan pertumbuhan bakteri. Pada jam ke-12 pada kelompok non humidifier tidak
ditemukan pertumbuhan bakteri sedangkan pada kelompok humidifier ditemukan
pertumbuhan bakteri sejumlah 37.5% (3 responden), jam ke-24 tidak ditemukan
pertumbuhan bakteri pada kelompok non humidifier sedangkan kelompok humidifier
ditemukan pertumbuhan bakteri pada 3 responden (37.5%). Hasil analisis ditemukan
bahwa humidifier 33.3% terdapat bakteri dan 16.7% tidak terdapat bakteri, sedangkan
pada non humidifier 50% tidak terdapat bakteri. Jenis bakteri yang terdapat pada yang
tumbuh dalam tabung humidifier adalah 4.2% staphylococcus Epidermidis, Enterobacter
Aeruginosa 4.2%, dan 91.7% bakteri yang tidak dapat dievaluasi. Oleh karena itu,
penggunaan non humidifier dapat mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri sehingga

6
dapat mengurangi infeksi nosokomial, selain itu apabila menggunakan humidifier
sebaiknya didesinfeksi atau mengganti air humidifier maksimal 12 jam sekali.

Penggunaan humidifier penting pada terapi oksigen, tetapi beberapa buku


menyebutkan bahwa terapi oksigen yang menggunakan nasal kanul dengan kecepatan
aliran oksigen kurang dari 4 liter per menit tidak perlu memakai humidifier (Perry &
Potter, 2006). Hilton (2004) menyebutkan bahwa pemberian non humidifier tidak boleh
lebih dari 4 jam. Kenji (2004) melakukan demonstrasi matematika, menyimpulkan bahwa
pemakaian oksigen 4-5 liter per menir tidak membutuhkan humidifier karena aliran
oksigen 4-5 liter per menit dengan menggunakan alat nasal kanul atau simple masker,
masih dipengaruhi udara ruangan. Kelembaban udara ruangan masih mencukupi untuk
membantu kelembaban terapi oksigen yang diberikan.
Penelitian yang dilakukan oleh purnomo (2011) menunjukkan bahwa terapi
oksigen aliran rendah yang menggunakan humidifier tanpa air 100% responden tidak
mengalami HAP. Terapi oksigen aliran rendah yang menggunakan humidifier dengan air
sebanyak 12,5% mengalami HAP. Pemakaian humidifier dengan diisi air atau tidak diisi
air dengan aliran oksigen kurang dari 5 liter per menit selama perawatan, setiap harinya
masih ditemukan keluhan kekeringan pada mukosa hidung. Non humidifier masih dapat
menjadi pilihan terapi karena dapat mengurangi biaya dan mempermudah perawat pada
waktu perawatan tabung {(Campbell, et al (1988) dalam purnomo (2011)}.
berdasarkan protokol humidifikasi dalam aspek keperawatan dari NHS
Foundation Trust menjelaskan bahwa, pasien dengan humidifikasi penggunaan tabung
humidifier perawatan sehari-hari yang dilakukan
a perangkat humidifikasi harus di diobservasi minimal sekali per sift
b setiap tabung humidifier yang terisi air setelah digunakan oleh satu pasien harus
dibuang
c masker oksigen harus di cuci dengan menggunakan sabun dan dibilas menggunakan
air hangat hingga bersih lalu dikeringkan minimal sekali dalam sehari
d air yang digunakan untuk mengisi tabung humidifier harus menggunakan air steril
untuk mencegah kontaminasi oleh bakteri dalam waktu lama dan untuk mengurangi
terjadinya infeksi nosokomial.
resiko infeksi bisa terjadi karena perkembangan mikroorganisme seperti
pseudomonas , E. Koli dan Bakter lainnya bisa ditemukan sampai 40% setelah
penggunaan humidifier lebih dari 72 jam.

4. Rekomendasi

7
a) Perangkat humidifikasi harus di diobservasi minimal sekali per sift
b) Pemberikan oksigen dengan non humidifier pada aliran oksigen rendah yaitu dibawa 5
Lpm dapat dipertimbangkan hal ini mampu mencegah terjadinya pertumbuhan
bakteri sehingga dapat mengurangi infeksi nosokomial,
c) Pemberian oksigen menggunakan humidifier sebaiknya didesinfeksi atau mengganti
air humidifier setiap 12 sampai 24 jam pemakaian, karena penggunaan humidifier
berkepanjangan beresiko menjadi perkembang biakan bakteri.

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, A. (2009). Perbedaan Pertumbuhan Bakteri di Humidifier dan Non Humidifier


pada Pasien yang Mendapat Terapi Oksigen di RSU Dr. Soetomo Surabaya.

8
Universitas Indonesia. Retrieved from http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/2016-10/124123-Abu Bakar.pdf
Broaddus E, Fu R. (2009). Hospital-acquired infections. Diakses pada 15 April 2017
pada:
www.case.edu/med/epidbio/mphp439/Hospital_Acquired_Infections.htm.
Hilton, P.A. (2004). Fundamental nursing skill. Philadelphia: Whurr Publishers.
Jacob, A., Rekha, R., & Trachhnand, J. S. (2014). Buku ajar: clinal nursing
procedures.Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.

Kenji, M. (2004). Is it necessary to humidified inhaled low-flow oxygen or concentration


oksigen?. Journal of the japanese respiratory society. 42 (2). 138-144.

Nafisah, S. (2007). Pengaruh lama penggantian air humidifier lebih dari 24 jam
terhadap pertumbuhan bakteri pada terapi oksigen system low flow low
concentration di ruang rawat inap interna RSUD dr. Soebandi Jember.
Surabaya: Universitas Airlangga.
NHS. (n.d). Humidification Protocol - Salisbury NHS Foundation Trust. Diakses pada 13
april 2017 dari:
http://www.icid.salisbury.nhs.uk/ClinicalManagement/Respiratory/Pages/Hu
midificationprotocol.aspx
Nguyen QV. (2009) Hospital-acquired infections. Diakses pada 13 April 2017 dari:
www.emedicine.medscape.com/article/967022-overview.
Purnomo, R.T. (2011). Perbedaan pengaruh terapi oxigen aliran rendah menggunakan
humidifier dengan air dan tanpa air Terhadap terjadinyapneumonia
acquired nosokomial (hap). Diakses pada 10 April 2017, dari
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/triage/article/download/175/172

Perry, A.G & Potter, P.A (2006). Fundamnetal keperawatan: konsep, proses dan praktis.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai