OLEH :
ANDI NUR RAHMAD
C121 15 712
(_____________________________) (_____________________________)
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik
dalam dirinya yang tidak disadari. (Wholey and Wong, 1991). Bermain adalah
suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh
kesenangan. (Foster, 1989)
Jadi, Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan. Bermain adalah cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Aktivitas bermain
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun
hal tersebut tidak menghasilkan komidatas tertentu misalnya keuntungan
finansial (uang). Anak bebas mengekspresikan rasa takut, cemas, gembira,
atau perasaan lainnya, sehingga dengan memberikan kebebasan
bermain, orang tua dapat mengetahui suasana hati anaknya.
B. FUNGSI BERMAIN
Fungsi bermain bagi anak :
1. Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu perkembangan gerak
dengan memainkan suatu obyek, misalnya : meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenali benda disekitar
misalnya : logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. Perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain
dan mempelajari peran dalam kelompok misalnya : dapat diperolah dari
orang tua, guru, orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah
laku sesuai/diterima oleh teman, anak akan menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan, jujur terhadap orang lain.
4. Terapi : bermain akan memeberi kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya, marah, depresi,
benci, takut.
5. Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada
anak yang belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis,
menggambar, bermain peran.
C. TUJUAN BERMAIN
Adapun tujuan dari bermain bagi anak ada sebagai berikut:
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di
rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERMAIN
1. Tahap Perkembangan : setiap tahap perkembangan memunyai
potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan : anak yang sakit makan kemampuan kognitif atau
psikomotornya terganggu.
3. Jenis Kelamin : sangat dipengarhi oleh usia terutama perminan yang
digunakan.
4. Lingkungan : lokasi, kultur, negara.
5. Alat Permainan Yang cocok : alat permainan yang sesuai tahap
perkembangan maka anak akan menggunakan dan merasa senang.
E. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Menurut Isi :
a. Social Play : belajar memberi respon, misalnya orang dewasa
berbicara/memanjakan anak, maka anak akan merasa senang dengan
respon mengeluarkan suara tersenyum.
b. Sense Of Pleasure Play : dengan bermain akan memperoleh
kesenangan dsri suatu objek disekelilingnya, misalnya : bermain pasir,
air.
c. Skill Play dengan bermain anak dapat memperoleh ketrampilan
sehingga anak akan memperoleh berulang-ulang.
d. Dramatik Play atau Role Play dengan bermain anak akan dapat
melakukan peran, misalnya : sebagai perawat, dokter, guru, ibu, ayah
dan anak akan membuat fantasi dari permainan tersebut.
2. Menurut Karakterisitik Sosial :
a. Solitery Play bermain sendiri walaupun ada orang lain didekatnya
(13).
b. Paralel Play, bermain sejenis , anak bermain dalam suatu
kelompok, masing-masing mempunyai mainan yang sama, tetapi tidak
ada interaksi diantara mereka : tidak tergantung (interaksi tetapi belum
bersosialisasi) Todler, Preschool.
c. Associative Play bermain dalam kelompok. Anak bermain dalam
suatu aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada
pembagian tugas, mereka bermain sesuai keinginannya.
d. Cooperative pelayanan bermain dalam kelompok. Permainan
terorganisir, terencana, ada tujuan, ada aturan-aturan misalnya : main
kartu, balap sepeda.
e. Unlocker play (pengamat). Anak melihat anak bermain hal ini sduah
merupakan bermain, menurunkan stress.
F. PRINSIP PRINSIP DALAM AKTIVITAS BERMAIN
Pada dasarnya, aktivitas bermain pada anak tidak hanya
menggunakan alat permainan saja. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan
oleh orang tua terhadap anaknya, seperti sentuhan, bercanda, belaian, dan
lainnya merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak, terutama pada
tahun pertama kehidupannya. Soetjiningsih (1995) mengatakan bahwa ada
beberapa hal yang perlu diperthatikan agar aktivitas bermain bisa menjadi
stimulus yang efektif sebagai berikut :
1. Memerlukan ekstra energi karena bermain memerlukan energi yang
memadai.
2. Perlu waktu yang cukup sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.
3. Alat permaian yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan
tahap perkembangan anak.
4. Penyediaan ruang untuk bermain sesuai dengan kebutuhan anak.
5. Pengetahuan yang cukup akan cara bermain.
6. Teman bermain untuk anak
G. BERMAIN DI RUMAH SAKIT
1. Keuntungan bermain di Rumah Sakit
a. Meningkatkan hubungan perawat pasien di Rumah Sakit
b. Dapat mengekspresikan perasaan tidak enak, misalnya : takut
sendirian, rasa marah.
c. Memulihkan rasa mandiri pada anak, dengan kegembiraan dalam
bermain.
d. Bermain terapeutik : dapat meningkatkan penguasaan pengalaman
yang traumatic, misalnya : peran perawat, dokter.
e. Membina tingkah laku positif di Rumah Sakit terhadap perawat. Di
rumah Sakit selain mendapat pengalaman traumatic juga dapat
bermain seperti anak lain.
f. Alat berkomunikasi antara perawat pasien yaitu cerita gambar.
2. Prinsip Bermain di Rumah Sakit :
a. Tidak banyak membutuhkan energy
b. Permainan simple
c. Kegiatan yang singkat waktunya
d. Mempertimbangkan keamanan : perlukaan, infeksi silang.
e. Kelompok umur yang sama.
f. Melibatkan orang tua
g. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan.
PROPOSAL PROGRAM BERMAIN
Ruangan: Mother and Child RSWS