Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN ANAK

Profesi Ners 2017/2018

PROPSAL TERAPI BERMAIN


TERAPI BERMAIN MENYUSUN BALOK PADA AN. A
USIA 2 TAHUN 6 BULAN 26 HARI DENGAN KARDIOPATI + CAP
DI RUANG MOTHER AND CHILD
RS. WAHIDIN SUDIROHUSODO

OLEH :
ANDI NUR RAHMAD
C121 15 712

PRESEPTOR LAHAN, PRESEPTOR INSTITUSI,

(_____________________________) (_____________________________)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KONSEP BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik
dalam dirinya yang tidak disadari. (Wholey and Wong, 1991). Bermain adalah
suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh
kesenangan. (Foster, 1989)
Jadi, Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan. Bermain adalah cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Aktivitas bermain
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun
hal tersebut tidak menghasilkan komidatas tertentu misalnya keuntungan
finansial (uang). Anak bebas mengekspresikan rasa takut, cemas, gembira,
atau perasaan lainnya, sehingga dengan memberikan kebebasan
bermain, orang tua dapat mengetahui suasana hati anaknya.
B. FUNGSI BERMAIN
Fungsi bermain bagi anak :
1. Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu perkembangan gerak
dengan memainkan suatu obyek, misalnya : meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenali benda disekitar
misalnya : logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. Perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain
dan mempelajari peran dalam kelompok misalnya : dapat diperolah dari
orang tua, guru, orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah
laku sesuai/diterima oleh teman, anak akan menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan, jujur terhadap orang lain.
4. Terapi : bermain akan memeberi kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya, marah, depresi,
benci, takut.
5. Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada
anak yang belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis,
menggambar, bermain peran.
C. TUJUAN BERMAIN
Adapun tujuan dari bermain bagi anak ada sebagai berikut:
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di
rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERMAIN
1. Tahap Perkembangan : setiap tahap perkembangan memunyai
potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan : anak yang sakit makan kemampuan kognitif atau
psikomotornya terganggu.
3. Jenis Kelamin : sangat dipengarhi oleh usia terutama perminan yang
digunakan.
4. Lingkungan : lokasi, kultur, negara.
5. Alat Permainan Yang cocok : alat permainan yang sesuai tahap
perkembangan maka anak akan menggunakan dan merasa senang.
E. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Menurut Isi :
a. Social Play : belajar memberi respon, misalnya orang dewasa
berbicara/memanjakan anak, maka anak akan merasa senang dengan
respon mengeluarkan suara tersenyum.
b. Sense Of Pleasure Play : dengan bermain akan memperoleh
kesenangan dsri suatu objek disekelilingnya, misalnya : bermain pasir,
air.
c. Skill Play dengan bermain anak dapat memperoleh ketrampilan
sehingga anak akan memperoleh berulang-ulang.
d. Dramatik Play atau Role Play dengan bermain anak akan dapat
melakukan peran, misalnya : sebagai perawat, dokter, guru, ibu, ayah
dan anak akan membuat fantasi dari permainan tersebut.
2. Menurut Karakterisitik Sosial :
a. Solitery Play bermain sendiri walaupun ada orang lain didekatnya
(13).
b. Paralel Play, bermain sejenis , anak bermain dalam suatu
kelompok, masing-masing mempunyai mainan yang sama, tetapi tidak
ada interaksi diantara mereka : tidak tergantung (interaksi tetapi belum
bersosialisasi) Todler, Preschool.
c. Associative Play bermain dalam kelompok. Anak bermain dalam
suatu aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada
pembagian tugas, mereka bermain sesuai keinginannya.
d. Cooperative pelayanan bermain dalam kelompok. Permainan
terorganisir, terencana, ada tujuan, ada aturan-aturan misalnya : main
kartu, balap sepeda.
e. Unlocker play (pengamat). Anak melihat anak bermain hal ini sduah
merupakan bermain, menurunkan stress.
F. PRINSIP PRINSIP DALAM AKTIVITAS BERMAIN
Pada dasarnya, aktivitas bermain pada anak tidak hanya
menggunakan alat permainan saja. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan
oleh orang tua terhadap anaknya, seperti sentuhan, bercanda, belaian, dan
lainnya merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak, terutama pada
tahun pertama kehidupannya. Soetjiningsih (1995) mengatakan bahwa ada
beberapa hal yang perlu diperthatikan agar aktivitas bermain bisa menjadi
stimulus yang efektif sebagai berikut :
1. Memerlukan ekstra energi karena bermain memerlukan energi yang
memadai.
2. Perlu waktu yang cukup sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.
3. Alat permaian yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan
tahap perkembangan anak.
4. Penyediaan ruang untuk bermain sesuai dengan kebutuhan anak.
5. Pengetahuan yang cukup akan cara bermain.
6. Teman bermain untuk anak
G. BERMAIN DI RUMAH SAKIT
1. Keuntungan bermain di Rumah Sakit
a. Meningkatkan hubungan perawat pasien di Rumah Sakit
b. Dapat mengekspresikan perasaan tidak enak, misalnya : takut
sendirian, rasa marah.
c. Memulihkan rasa mandiri pada anak, dengan kegembiraan dalam
bermain.
d. Bermain terapeutik : dapat meningkatkan penguasaan pengalaman
yang traumatic, misalnya : peran perawat, dokter.
e. Membina tingkah laku positif di Rumah Sakit terhadap perawat. Di
rumah Sakit selain mendapat pengalaman traumatic juga dapat
bermain seperti anak lain.
f. Alat berkomunikasi antara perawat pasien yaitu cerita gambar.
2. Prinsip Bermain di Rumah Sakit :
a. Tidak banyak membutuhkan energy
b. Permainan simple
c. Kegiatan yang singkat waktunya
d. Mempertimbangkan keamanan : perlukaan, infeksi silang.
e. Kelompok umur yang sama.
f. Melibatkan orang tua
g. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan.
PROPOSAL PROGRAM BERMAIN
Ruangan: Mother and Child RSWS

Nama Klien : An. A


Usia : 2 Tahun 6 Bulan 26 Hari
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Kardiopati + CAP
Waktu : 14.00 WITA
Tingkat perkembangan
a. Personal sosial
Teori : pada tahap ini anak sudah bisa memakai baju sendiri,
menyuapi boneka, membuka pakain sendiri, menggunakan sendok
garpu, membantu di rumah, minum dari cangkir, menirukan kegiatan,
dan tahap ini anak juga sudah bisa mencoba untuk menyebut nama
teman, memakai t-sirt, bermain ular tangga kartu, gosok gigi tampa
bantuan
Kondisi klien : Anak berada dalam batas normal, yakni sudah mampu
menggunakan baju sendiri, cuci dan mengeringkan tangan, menyebut
nama teman.
b. Motorik kasar
Teori : pada usia ini anak sudah bisa melompat, meneang bola
kedepan, berjalan naik tangga, lari, berjalan mundur dan pada tahap ini
sudah mulai mencoba untuk lompat jauh, berdiri satu kali 1 detik,
berdiri 1 kaki 2 detik
Kondisi klien : anak dalam kondisi sehat, anak sudah mapu melempat
bola keatas, loncat jauh, berdiri 1 kaki dua detik.
c. Motorik halus
Teori : pada tahap ini anak sudah mampu menyusun mera kubus
sebanyak 8, meniru garus vertical, ambil manik-manik untuk
ditunjukkan, dan pada tahap ini anak juga sudah mulai mencoba
mengoyangkan ibu jari
Kondisi klien : Dalam kondisi sehat, perkembangan motorik halus
anak normal dan sesuai teori. anak sangat antusias untuk menyusun
balok-balok kubus yang disediakan.
d. Bahasa
Teori : pada tahap ini anak sudah bisa menunjukka 1-4 gambar, dan
bicara anak sebagian sudah bisa dimengerti dan pada tahap ini dalam
tahap mencoba untuk mengerti makna kata, kegiatan yang dilakukan,
kegunaan dari suatu benda, serta sifatdari suatu benda.
Kondisi klien : kondisi anak dalam kondisi sehat, perkembangan
bahasa anak normal, anak sudah berupaya mengajak orang tuanya
berbicara terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh anak.
Jenis permainan : Terapi bermain yang dilakukan adalah menyusun balok
balok kubus, alat permainan ini telah disediakan dalam kotak permainan dan
mengajak anak untuk bermain.
Alat yang digunakan : balok-balok kubus
Aturan permainan :
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mempersiapkan tempat dan alat permainan yang akan dilakukan ( bila
ada alatnya )
b. Mengecek kesiapan anak ( tidak mengantuk, tidak rewel, kondisi yang
memungkinkan )
2. Tahap Interaksi
a. Membina BHSP dengan anak (sapa anak dengan ramah dengan
menyebut nama panggilannya. Jangan memaksa anak)
b. Melakukan kontrak (tempat, waktu, dan jenis permainan yang akan
dilakukan oleh anak) bersama anak dan orang tua
c. Menjelaskan tujuan permainan dan prosedur permainan kepada orang
tua dan anak.
3. Tahap Kerja
a. Memberi petunjuk pada anak tentang cara bermain (menyusun kotak-
kotak balok)
b. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan (ibu atau keluarga
dan perawat dapat membantu anak bermain)
c. Memberikan stimulasi kepada anak untuk mulai menyusun kotaknya
dengan berwarna warni
d. Memberi pujian-pujian pada anak bila dapat melakukan (ketika akan
menyusun balok)
e. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal, psikomotor anak saat
bermain
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi sesuai tujuan
b. Menanyakan atau melihat perasaan dan pendapat keluarga tentang
permainan.
c. Menanyakan atau melihat perasaan anak setelah bermain (bermain
menyusun balok).
d. Mengakhiri permainan
e. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga di dalam
catatan keperawatan dan kemampuan hasil bermain.
Peserta : An. A sebagai klien dibantu oleh orang tua dan mahasiswa.
Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Kondisi lingkungan tenang, sehingga anak leluasa untuk bermain
Posisi tempat bermain berada dilantai
Klien sepakat untuk mengikuti kegiatan
Alat yang digunakan dalam kondisi baik
b. Evaluasi proses
Mahasiswa dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir
Mahasiswa mampu memimpin acara
Mahasiswa mampu memotivasi klien dalam kegiatan
Keluarga klien membantu mahasiswa melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah
Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
c. Evaluasi hasil
Anak tampak senang setelah diajak bermain
Orang tua anak juga antusias ketika anaknya diajak bermain
Anak menyatakan rasa senangnya.
LAPORAN PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
Nama Klien : An. A
Usia : 2 Tahun 6 Bulan 26 Hari
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Kardiopati + CAP
Waktu : Jumat 20 Oktober 2017. Pukul 14.00 WITA
Tempat : Poliklinik mother and child
Hasil pelaksanaan
Terapi bermain yang diberikan pada An. A dengan diagnosa kardiopati
+ CAP yaitu menyusun kota balok berwarna warni yang berlangsung selama
kurang lebih 15 menit. Alat yang digunakan adalah balok kotak warna warni
yang telah disediakan sebelum terapi bermain berlangsung. Dalam proses
pelaksaan terapi bermain sudah sesuai dengan rencana kerja. Klien
diperkenalkan dulu tentang aturan terapi bermain dan alat-alat terapi bermain.
Klien kemudian diberi kesempatan untuk menyusun balok-balok kotak secara
berwarna warni. Pada saat klien menyusun kotak balok berwarna warni klien
diberi motivasi dengan memberikan pujian terhadap karya klien. Dalam
peleksanaan terapi orang tua dilibatkan untuk membantu anak dan
memberikan anak motivasi. Pelaksanaan terapi bermain ini 90% sesuai dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya. Keluarga klien mengatakan senang
dengan terapi bermain yang diberikan pada anaknya karena dapat menjadi
hiburan bagi anaknya yang telah menunggu lama dari tadi pagi.

Anda mungkin juga menyukai