Anda di halaman 1dari 5

Anatomi dan fisiologi

Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa. Membra merupakan jaringan epitel yang melapisi dan
melindungi organ ,mensekresi mukus untuk menjaga jalan saluran sistem pencernaan dan mengabsorbsi
nutrien.

Mulut atau bukal rongga yang terdiri dari bibir sekitar pembukaan mulut , leher sepanjang sisi dinding
rongga,lidah serta otonya, langi-langit mulut bagian depan dan belakang yang mebentuk akar rongga.

Kelainan / Patofisiolologi gigi dan mulut

Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan
dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan
akan bertambah banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan
tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam.
Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan
email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang

Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang
pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di
atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi
radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.

Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi dari perlekatannya
dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan
menyebabkan tanggalnya gigi.

Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan
berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak
sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor
(misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali
tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi sudah parah dan rasa sakit
tidak tertahankan lagi

Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan nafas tidak segar yang ujung-ujungnya bisa
menghambat pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja (apalagi yang sedang melakukan pendekatan
pada pujaan hati) kita harus tahu seluk beluk perawatan mulut dan gigi.

Beberapa gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut :

· Bau mulut
Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan gigi adalah bau mulut. Bau mulut
sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan oleh
penyakit sistemik yang merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti diabetes melitus,
kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan, penyakit-penyakit pada kerongkongan

Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan seperti pengaruh minuman
kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak
optimal, dan kebiasaan merokok.

Mulut yang kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut.
Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita juga kurang sedap, yang segera hilang
setelah kita sikat gigi dan minum air.

· Akibat lain dari gigi tidak terawat

Walaupun amat jarang terjadi, penyakit gigi terkadang dapat juga menyebabkan kematian. Gigi
berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat akan menjadi sumber infeksi dan dapat mempengaruhi
kondisi organ lainnya

Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam yang disebut pulpa gigi yang
terdiri dari jaringan syaraf, pembuluh darah dan limfe. Bakteri kemudian menghancurkan seluruh pulpa,
terkadang sampai tidak ada lagi jaringan pulpa yang masih hidup.

Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembengkakan pada ujung akar berbentuk kantung yang disebut
granuloma. Granuloma mengandung jaringan lunak, bakteri, nanah dan lain sebagainya, yang dapat
tertekan dalam aliran darah sehingga terbawa ke bagian lain dari tubuh. Selain aliran darah, penyebaran
bakteri atau nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan langsung dengan saluran pernafasan
dan saluran pencernaan.

Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti misalnya pada mata,
hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada saluran pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai
infeksi fokal.

· Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea). Karies gigi
merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang merupakan proses
patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Kekurangan
kalsium adalah hasil dari akumulasi musin, karbohidrat, basilus asam laktat pada asaliva yang secara
normal ditemukan pada mulut, yang membentuk lapisan gigi yang disebut plak. Plak adalah transparan
dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam
normal dan netralisasi, yang mencegh disolusi bakteri pada rongga mulut. Asam akhirnya merusak gigi
dan email, pada kasus yang berat, merusak pulpa atau jaringan spon dalam gigi. Lubang pertama kali
mulai sebagai diskolorasi pengapuran putih dari gigi. Selanjutnya dengan berkembangnya lubang, gigi
menjadi kecoklatan atau kehitaman.
· Untuk orang yang berusia lebih dari 35 tahun, masalah yang paling umum adalah pyorrhea. Penyakit
periodontal adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau
ligament periodontal (mosby, 1994). Diperkirakan bahwa 25% - 75% populasi orang dewasa dengan gigi
alami memiliki beberapa bukti dari penyakit ini (Coleman, Nelson, 1993). Penambahan penyakit seperti
berikut:

Deposit kalkulus pada gigi digaris gusi.

Gingiva menjadi bengkak dan perih.

Peradangan menyebar, pembentukan celah atau kantong antara gusi dan gingival, gusi menyusut.

Tulang alveolar hancur, dan gigi lepas (lewis, collier, 1996).

· Halitosis (bau nafas) merupakan masalah umum. Hal ini akibat hygiene mulut yang buruk, memasukkan
makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut yang tepat mengeliminasi bau,
kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.

· Perawat seringkali menghadapi keilosis pada klien. Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada
sudut mulut. Defisiensi riboflavin, nafas mulut, dan saliva yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.,
pemberian minyak pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep antijamur atau antibakteri
memperkecil perkembangan mikroorganisme.

· Gejala penyakit periodontal meliputi gusi yang berdaiah; bengkak, jaringan yang radang; garis gusi yang
menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gusi dan gigi dan kehilangan gigi tiba-tiba.
Jika perawatan mulut yang tepat tidak dipertahankan, maka bekteri mati, disebut tartaryang mengumpul
disepanjang garis gusi. Tartar menyerang gusi dan serat yang menempel pada gigi, akibatnya kehilangan
gigi. Tindakan preventif paling baik adalah pembersihan dengan flossing dan gosok gigi yang teratur.

· MASALAH MULUT LAIN

Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti tembakau;
defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus, atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi. Glositis
adalah peradangan lidah hasil karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan.
Gengikitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau terjadi tanda
leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus. Perawatan mulut khusus merupakan keharusan
apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah
mengarah kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian utama bagi klien yang memiliki kanker (Griefzu,
Radjeski, Winnick, 1990).

Nursing proses

A. Pengkajian

Pengkajian perawat tentang bibir,gigi,mukosa buccal,gusi,langit-langit,dan lidah klien. Perawat


memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Klien yang
tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi,gusiyang
meradang,gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi),karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis.
Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi
pada mulut melibatkan organisme seperti treponeme pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis
virus herpes. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau
kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data dasr mengenai keadaan rongga mult klien. Hal ini
berfungsi sebagai dasar untuk perwatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan ( Greifzu
Radjeski, Winnick, 1990).

Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan aktual atau potensial dalam integritas
struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi
akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan
perawatan mulut karena defisit perawatan-diri. Identifikai diagnosa yang akurat memerlukan seleksi
faktor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat
pemaparan radiasi, misalnya, akan memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan mukosa akibat
penempatan selang andotrakea.

B.Perencanaan

Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan higiene mulut termasuk
mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien.
Perawatan harus membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktik higiene mulut.
Beberapa klien sanat sensitif tentang kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat.
Dalam banyak kasus, klien (seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak sadar bahwamereka
berisiko penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang
mengalami perubahan mukosa akan memerlukan perawatan jangka panjang. Hasil tidak dapat terlihat
untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran
bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene mulut
meliputi sebagai berikut :

Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.

Klien mampu melakukan sendiri perawatan higiene- mulut dengan benar.

Klien akan mencapai rasa nyaman .

klien akan memahami praktik higiene-mulut.

C. Implementasi

Higiene mulut yang baik termasuk kabersihan, kenyaman, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan
yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas perawatan
jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perwatan mulut
harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada rongga mulut klien.
D. Evaluasi

• Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien

• Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak dapat dilihat dalam beberapa hari

• Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan.

• Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi

Anda mungkin juga menyukai