Anda di halaman 1dari 13

BILAS LAMBUNG

DISUSUN OLEH
Kelompok 14 Ners II a:
1. Bella Natio (032018003)
2. Ratna Juli laia (032018029)
3. Nelly Verawati Sintinjak (032018030)
4. Cindy Anelis Harefa (032018044)

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN


PRODI NERS TAHAP AKADEMIK
2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat
dan KaruniaNya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “BILAS LAMBUNG”. Kelompok kami juga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semoga dengan adanya makalah ini, dapat
berguna bagi pembaca dalam proses pembelajaran dan untuk menambah wawasan.
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu kami
meminta kepada pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membangun
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 14 April 2020


Penyusun

Kelompok 14

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
lambung adalah saluran pencernaan makanan yang melebarseperti kantung
terletak dibagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagian lainnya tertutup oleh hati,
usus besar, dan limfa. Lambung merupakan 3 bagian otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti keledai ,terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum .makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa
membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalamkerongkongan.Kumbah lambung merupakan metode alternatife yang umum
pengosongan lambung,dimana cairan dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik
ataunasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk membuang
bagian agen yang mengandung toksik.
Tujuan dari tindakan kumbah lambung yaitu membuang racun yang tidak terabsorbsi
setelah racun masuk ke saluran pencernaan ,mendiagnosa perdarahanlambung ,membersihkan
lambung sebelum prosedur endoskopi serta membuang cairan/partikel dalam lambung.Bilas
lambung atau yang disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur
yang dilakukan selam 200 tahun.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun
dari dalam tubuh sampai dengan menguras isi lambung shingga bersih. Untuk mengetes
benar tidaknya tube masuk ke lambung, harus didengarkan dengan menginjeksikan udara dan
kemudian mendengarkannya menggunakan stetoskop. Hal ini untuk memastikan bahwa tube
tidak masuk ke dalam paru-paru.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan gastric lavage/kumbah lambung?
 Apakah tujuan dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
 Apa indikasi dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
 Apa kontraindikasi dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
 Bagaimana persiapan pasien yang akan dilakukan gastric lavage/kumbahlambung?
 Apasaja yang harus disiapkan pada saat akan dilakukan gastriclavage/ kumbah
lambung?
 Bagaimana prosedur tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
 Apa saja yang harus diwaspadai perawat setelah melakukan kumbah lambung?

1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian dari kumbah lambung
 Mengetahui tujuan dilakukannya kumbah lambung
 Mengetahui indikasi tindakan kumbah lambung
 Mengetahui kontraindikasi tindakan kumbah lambung
 Mengetahui persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan kumbah lambung
 Mengetahui alat dan bahan dari tindakan kumbah lambung
 Mengetahui proses dari tindakan kumbah lambung
 Mengetahui kemungkinan yang terjadi pada pasien setelah dilakukan kumbah

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Bilas Lambung


Adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan dan mengeluarkan
air dari lambung dengan menggunakan NGT (Naso Gastric Tube).

2.2 Tujuan.
a. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun yang masuk saluran
pencernaan.
b. Mendiagnosa perdarahan lambung.
c. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy.
d. Membuang cairan atau partikel dari lambung.
e. Mengosongkan isi lambung.

2.3Indikasi
a. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
b. Persiapan operasi lambung
c. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
d. Tidak ada refleks muntah
e. Gagal dengan terapi emesis
f. Pasien dalam keadaan sadar
g. Persiapan untuk pembedahan
h. Perdarahan gastrointestinal
i. Kelebihan dosis obat-obatan

2.4 Kontraindikasi
a. Kumbah lambung tidak dilakukan secara rutin dalam penatalaksanaan pasien dengan
keracunan. Kumbah lambung dilakuakan ketika pasien menelan substansi toksik yang
dapat mengancam nyawa, dan prosedur dilakukan dalak 60 menit setelah tertelan.
b. Kumbang lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum selain mengeluarkan
tablet tersebut.
c. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan-bahan toksik yang tajam dan
terasa membakar (risiko perforasi esophageal). Kumbah lakukan tidak dilakukan
untuk bahan toksik hidrokarbon (risikorespirasi), misalnya: camphor,
hidrokarbon, halogen, hidrokarbon aromatik, pestisida.
d. Kumbah lambung dikontrindikasikan untuk pasien yang menelan benda tajam dan
besar.
e. Pasien tanpa gerak refleks atau pasien dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan
intubasi sebelum kumbah lambung untuk mencegah inspirasi.
f. Pasien kejangg. Tumor paru-paruh. Menginsersi tube melalui nasal bila ada frakturi.
Menelan alkali

2.5 Persiapan Klien


a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, mengadakan pendekatan kepada anak
atau keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi
b. Pasien harus duduk senyaman mungkin di tempat tidur. Tanyakan pasien apakah
lubang hidungnya hidungnya tersumbat atau bila ada kesulitan bernapas melalui
hidung
c. Pasien berbaring pada sisi kiri atau kanan dengan kepala dimiringkan kebawah 20 0 ,
walaupun saat lavase lambung dilakukan sebelum operasi pasien dapat didudukkan
dengan kemiringan 450. Pasien dan staf harus memakai jubah yang tidak tembus air.

2.6 Persiapan Alat


a. Aplikator berujung kapas
b. Spuit berujung kateter atau Luer-Lok, berukuran 30 ml atau lebih
c. Pelindung kulit , jika diindikasikan
d. Salin normale.
e. Sabun dan air hangat
f. Handuk dan waslap
g. Plester sekali pakai
h. Plester
i. Kassa kotak berukuran 4x4 atau kassa gulung
j. Sarung tangan sekali pakai (beberapa pasang)
k. Stetoskop
l. Peniti untuk menuliskan jam dan memberikan label di balutan
m. Pompa infus untuk pemberian makan continu, jika diindikasikan
n. Strip Pho.Air berjumlah 50-75 ml dalam cangkir atau wadah irigasi

2.7 Prosedur Pelaksanaan


Gastric Lavage Continous atau system terbuka.
N PROSEDUR RASIONAL
O
1 Jelaskan prosedur kepada klien. Mengurangi kecemasan;
meningkatkan kerja sama dan
partisipasi
2 Membawa alat-alat ke dekat pasien Meningkatkan efesiensi
3 Atur posisi dalam sikap semifowler bila Menfasilitasi slang masuk
sadar ke esofagus dan bukan trakea
4 Pasang sampiran. Menjaga privasi pasien.
5 Pasang pengalas; satu dibawahdagu klien Menjaga kebersihan dan
yang dipenitikan dibagian punggung dan kenyamanan pasien
satu diletakkan pada sisi dimana ember
diletakkan.
6 Letakkan ember diatas kain pel dibawah Menjaga kebersihan dan
tempat tidur. mencegah kontaminasi silang
7 Perawat cuci tangan dan pakai sarung tangan Mengurangi transfer
mikroorganisme
8 Ambil selang sonde lambung dan keluarkan air Memungkinkan cairan
dari dalam selang membersihkan slang
9 Selang sonde diukur dari epigasterika-mulut Mengindikasikan jarak dari
ditambah darimulut-kebawah telinga (40-45 pintu masuk hidung ke area
cm)kemudian tandai lokasi pada slang sengan faring dan kemudian ke
sepotong plester kecil lambung. Plester
mengindikasikan kedalaman
slang yang harus dimasukkan
10 Memasang selang lambung yang telah diklem untuk proes pengosongan
perlahan-lahan kedalam lambung melalui mulu lambung
11 Pastikan apakah selang lambung benar-benar untuk mengetahui ketepatan
telah masuk kedalam lambung dengan cara tempat
memasukkan pangkalnya kedalam air dan klem
dibuka. Jika tidak ada gelembung udara yang
keluar, selang sudah masuk dalam lambung.
Sebaliknya jika ada udara yang keluar berarti
sonde masuk keparu-paru, segera cabut selang
lambung
12 Tempatkan pasien pada posisi lateral kiri Posisi ini menurunkan
dengan kepala diturunkan (trendelenburg) pasase isi lambung ke dalam
duodenum selama lavase dan
meminimalkan kemungkinan
aspirasi ke dalam paru
13 Kosongkan isi lambung dengancara untuk mempermudah
merendahkan dan mengarahkan sonde ke irigasi pembuangan isi
dalam ember lambung.
14 Jepit selang dan sambungkan saluran /seperti Pengisian berlebihan lambung
corong , ke ujung selang, atau gunakan spuit dapat menyebabkan regurgitasi
50ml untuk menginjeksikan larutan lavase dalam dan aspiran atau kekuatan isi
selang lambung lambung melalui pilorus.
15 Tinggikan saluran di atas pasien dan tuang Pada anak-anak jika
kira-kira 150 sampai 200 ml larutan ke dalam menggunakan air biasa untuk
saluran. (pada anak-anak 50-100 ml dengan air mebilas lambungakan
hangat atau NaCl) kedalam lambung berpotensi hiponatremi karena
merangsang muntah
16 Sebelum cairan terakhir dalam corong habis, memudahkan cairan untuk
turunkan selang NGT agar cairan keluar dan keluar (gravitasi)
sedot isi lambung ke dalam wadah dengan
menggunakan spuit 50ml , sampai sejumlah
cairan yang masuk
17 Prosedur ini diulang sampai keluar cairan yang Cairan yang jernih
jernih (sesuai dengan warna normal cairan menandakan bahwa lambung
lambung) dan tidak terlihat bahan partikel sudah bersih
18 Keluarkan selang lambung perlahan-lahan
dengan cara menarik sonde perlahan-lahan,
kemudian selang dan corong dimasukkan dalam
kom
19 Beri air untuk kumur kepada klien, kemudian kebersihan hygiene pasien
mulut dan sekitarnya dibersihkna dengan tisu untuk menghindari infeksi
nosokomialpada pasien
20 Angkat pengalas dan rapikan klien Menjaga kenyamanan klien
21 Alat-alat dirapikan dan cuci tangan mempertahankan lingkungan
yang rapi dan menghilangkan
mikroorganisme

22 Mencatat tindakan serta hasil termasuk untuk bukti bahwa tindakan


jumlah dan jenis karakter irrigant digunakan, sudah dilakukan dan untuk
output lambungdan jumlah, dan kondisi klien dan selalu memonitor keadaan
toleransi dari prosedur. pasien setiap saat

Gastric Lavage Continous atau system tertutup.


NO PROSEDUR RASIONAL
1 Jelaskan prosedur kepada klien Mengurangi kecemasan;
meningkatkan kerja sama
dan partisipasi
2 Membawa alat-alat ke dekat pasien Meningkatkan efesiensi
3 Atur posisi dalam sikap semifowler bila sadar Menfasilitasi slang
masuk ke esofagus dan
bukan trakea
4 Pasang sampiran Menjaga privasi pasien
5 Pasang pengalas; satu dibawah dagu klien yang Menjaga kebersihan dan
dipenitikan dibagian punggung dan satu diletakkan kenyamanan pasien.
pada sisi dimana ember diletakkan.
6 Letakkan ember diatas kain pel dibawaah TT. Menjaga kebersihan dan
kenyamanan pasien
7 Perawat cuci tangan dan pakai sarung tangan. Mengurangi transfer
mikroorganisme
8 Ambil selang sonde lambung dan keluarkan air dari
dalam selang.
9 Selang sonde diukur dari epigasterika-mulut Mengindikasikan jarak dari
ditambah dari mulut-kebawah telinga(40-45 cm) pintu masuk hidung ke area
kemudian tandai lokasi pada slang sengan faring dan kemudian
sepotong plester kecil kelambung. Plester
mengindikasikan
kedalaman slang yang
harus Dimasukkan
10 Memasang selang lambung yang telah diklem Menjaga kebersihan dan
perlahan-lahan kedalam lambung melalui mulut kenyamanan pasien.
11 Pastikan apakah selang lambung benar-benar untuk mengetahui
telah masuk kedalam lambung dengan cara ketepatan tempat.
memasukkan pangkalnya kedalam air danklem
dibuka. Jika tidak ada gelembung udara yang
keluar, selang sudah masuk dalam lambung.
Sebaliknya jika ada udara yang keluar berarti
sodemasuk ke paru-paru, segera cabut selang
lambung
12 Tempatkan pasien pada posisilateral kiri dengan Posisi ini menurunkan
kepala diturunkan (trendelenburg) pasase isi lambung ke
dalam duodenum selama
lavasedan meminimalkan
kemungkinan aspirasi ke
dalam paru.
13 Hubungkan kantong ataubotol larutan irigasi Larutan isotonic
dengan normal saline fisiologis ketabung mempertahankan tekanan
nasogastrik menggunakan konektor Y ,yang osmotic dan
disambungkan dengan drainase atau tabung meminimalkan kehilangan
hisap untuk menyambung lengan lainnya dari elektrolit dari lambung
konektor
14 Gunakan penjepit atau klem suction penguras Meninggikan saluran untuk
tabung untuk mematikan alat hisap, lalu masukkan melancarkan cairan , sesuai
cairan normal saline (lavase) dari selang dengan gaya gravitasi.
pertama, sementara selang kedua diklem.
Masukkan cairan sekitar 50 sampai 200ml untuk
dialirkan menuju kedalam lambung dengan
gravitasi
15 Jika cairan yang masuk sudah sekitar 50-200ml untuk melancarkan
dan atau maksimal 500ml cairan yang masuk ke proses kumbah
dalam lambung, segera klem selang pertama lambung ,dan agar
dan buka klem pada selang kedua yang cairanyang sudah
menghubungkan ke alat sunction terkontaminasi tidak
kembali atau tidak
bercampur ke selang yang
pertama
16 Hentikan aliran cairan tersebut jika cairan sudah cairan berubah warna
tidak merah kehitaman atau agak bersih menjadi merah muda
atau sudah tidak
kehitaman menandakan
cairan lambung sudah
bersih
17 Beri air untuk kumur kepada klien, kemudian kebersihan hygiene
mulut dan sekitarnya dibersihkan dengan tisu pasien untuk menghindari
infeksi nosokomial pada
pasien
18 Angkat pengalas dan rapikan klien Menjaga kenyamanan klien
19 Alat-alat dirapikan dan cuci tangan mempertahankan
lingkungan yang rapidan
menghilangkan
mikroorganisme
20 Mencatat tindakan serta hasil termasuk jumlah dan untuk bukti bahwa
jenis karakter irrigant digunakan, output lambung tindakan sudah dilakukan
dan jumlah, dan kondisi klien dan toleransi dan untuk selalu
dari prosedur memonitor keadaan pasien
setiap saat

2.8 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Selama Prosedur


Periksa selang lambung sebelum digunakan, apakah tidak tersumbat, dan tidak rapuh
a. Suhu cairan tidak boleh > 37C untuk mencegah iritasi pada selaput lender lambung
b. Bila terjadi reaksi batuk-batuk / sianosis pada saat memasukkan sonde,
segera cabut
c. Bila pasien memakai gigi palsu harus dikeluarkan
d. Bila cairan yang keluar bercampur darah, pengumbah lambung harus segera
dihentikan
e. Perhatikan cairan yang keluar, warnanya, kepekatannya, dan lain-lain
f. Bila ada rintangan/hambatan pada saat memasang sonde, tidak bolehdipaksakan
g. Catat reaksi pasien sebelum, sesaat, dan sesudah pelaksanaaan prasat,waktu dan
lamanya pelaksanaan prasat.
h. Jumlah cairan yang masuk dan keluar beserta warnanya
i. Petugas yang melaksanakan
2.9 Evaluasi dan Dokumentasi
2.9.1 Evaluasi
a. Apakah hasil yang diharapkan tercapai?
b. Hasil tercapai : Area insersi tetap bebas dari infeksi; tidak ada tanda-tanda iritasi atau
drainase
c. Hasil tercapai : Klien tidak mengalami regurgitasi atau tidak menunjukkan
tanda-tanda aspirasi
d. Hasil tercapai : Klien dan pemberi perawatan mengungkapkan informasi
yang berhubungan dengan perawatan slang dan area insersi
2.9.2 Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu.
b. Catat jenis jumlah cairan irigasi.
c. Catat penempatan spesimen.
d. Catat karakteristik cairan lambung.
e. Catat toleransi pasien terhadap prosedur.
f. Catat penjelasan pada pasien atau keluarga yang diperlukan.
g. Catat sifat cairan atau spesimen.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kumbah Lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan
dan mengeluarkan air dari lambung dengan menggunakan NGT(Naso Gastric Tube) dengan
indikasi pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu, perdarahan gastrointestinal,
kelebihan dosis obat-obatan dan lain-lain. Salah satu tujuan dari tindakan kumbah lambung
adalah membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun yang masuk saluran pencernaan.
3.2 Saran
Dalam melakukan kumbah lambung perawat harus memperhatikan bahwa
selang NGT tepat berada pada lambung tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah
melakukan kumbah lambung pasien harus memperhatikan respon tubuh pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mancini, Mary.1994. Prosedur Keperawatan Darurat. Jakarta: EGC Kholida dan,


Nila.2013. Prosedur Praktik Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
2. Smith, Jean.2010. Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi 5. Jakarta: EGC
3. Paula dkk.2009.Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.Jakarta : Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai