• Obat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi,
menghilangkan, atau menyembuhkan sakit.
• Sedangkan berobat sendiri merupakan menggunakan obat, mengobati penyakit atau minta obat, sudah diobati
atau sudah mendapat obat
Dasar pengobatan dalam Islam:
• Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-
orang yang beriman.
• Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Nabi saw, bersabda: Allah tidak menurunkan penyakit kecuali
Dia pula menurunkan obatnya”. (H.R Bukhari dan Muslim).
Penggunaan Barang Haram dalam Pengobatan
• Empat imam mazhab yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali telah sepakat
bahwasanya pengobatan dengan sesuatu yang diharamkan hukumnya haram
•إِنَّ هَّللا َ أَ ْن َز َل الدَّا َء َوال َّد َوا َء َو َج َع َل لِ ُك ِّل َدا ٍء َد َوا ًء فَتَ َدا َو ْوا َوالَ تَ َدا َو ْوا بِ َح َر ٍام
• “Allah telah menurunkan penyakit dan juga obatnya. Allah menjadikan setiap penyakit ada obatnya. Maka
berobatlah, namun jangan berobat dengan yang haram.”
ضرورات تبيح المحظورات
ّ ال
Keadaan darurat itu membolehkan sesuatu yang dilarang”.
•Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-An’am ayat 145:
ِ ير فَإِنَّهۥُ ِر ۡجسٌ أَ ۡو فِ ۡسقًا أُ ِه َّل لِ َغ ۡي ِر ٱهَّلل َ ي ُم َح َّر ًما َعلَىٰ طَا ِع ٖم يَ ۡط َع ُم ٓۥهُ إِٓاَّل أَن يَ ُك
ِ ون َم ۡيتَةً أَ ۡو َد ٗما َّم ۡسفُوحًا أَ ۡو لَ ۡح َم ِخ
ٖ نز ِ ُ•قُل ٓاَّل أَ ِج ُد فِي َمٓا أ
َّ َوح َي إِل
ٞ ُاغ َواَل َع ٖاد فَإِ َّن َرب ََّك َغف ُ ۡ بِ ِۚۦه فَ َم ِن
يمٞ َّح
ِ ور ر ٖ َٱضط َّر َغ ۡي َر ب
•Artinya: Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
darah yang mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor -- atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang".
fatwa MUI mengenai obat dan pengobatan
4. Haram menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan dari bahan najis atau haram
5. Penggunaan bahan najis dan haram dalam pengobatan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
Adanya rekomendasi paramedis kompeten dan terpercaya bahwa tidak ada obat yang halal.
6. Berobat dengan bahan najis atau haram boleh dilakukan untuk pengobatan luar dengan syarat dilakukan pensucian
Sekilas Mengenai Covid-19
Sekilas Mengenai Covid-19
• Umat Islam harus kembali kepada bentuk pengobatan yang dicontohkan oleh
Nabi, dalam hal ini maka metode tahnik bisa digunakan dalam hal vaksinasi.
• Vaksin mengandung unsur yang diharamkan
• Vaksin yang beredar merupakan hasil produksi dari orang-orang kafir yang bisa jadi
mengandung sesuatu hal yang bersifat buruk.
2. Perspektif yang membolehkan vaksin
• Hadis mengenai tahnik yang dilakukan Rasulullah SAW benar merupakan hadis yang shahih,
namun dalam redaksi hadis tersebut hanya menjelaskan bahwa Rasulullah hanya melakukan tahnik
tanpa memberikan redaksi bahwa itu merupakan proses vaksinasi ala Nabi.
• Tidak semua vaksin menggunakan unsur babi dalam proses pembuatannya. Adapun kemudian
vaksin yang mengandung unsur babi dalam pembuatannya maka haram hukumnya untuk
dikonsumsi. Namun, ada kondisi tertentu di mana menggunakan vaksin yang mengandung unsur babi
menjadi dibolehkan.
• Terakhir, yaitu mengenai pembolehan kita menggunakan vaksin walau merupakan hasil produksi
orang kafir yaitu karena vaksinasi merupakan sesuatu yang berada pada ranah muamalah bukan
akidah. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata:
“Nabi meninggal sementara baju besi beliau digadaikan kepada seorang Yahudi dengan nilai tiga
puluh sha’ gandum.” (HR Bukhari no. 1620)”.
3. Fatwa MUI Nomor 2 tahun 2021 tentang “Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life
Sciences Co. Ltd. China dan PT. Bio Farma (Persero)” pada tanggal 11 Januari 2021 M / 27
Jumadil Awal 1442 H
Ringkasan dari fatwa tersebut kurang lebih sebagai berikut:
- Produksi vaksin memanfaatkan inactivated virus
- Sel virus yang digunakan pada serum vaksin merupakan sel ginjal dari kera hijau Afrika dan telah terbukti aman
digunakan dan melewati persetujuan World Health Organization (WHO)
- Media dari pertumbuhan sel virus menggunakan bahan kimia, serum dari darah sapi dan produk yang
berasal dari mikroba yang ditumbuhkan pada media yang berasal dari bahan nabati, kimia dan kandungan
mineral
- Terdapat beberapa penggunaan enzim dalam tahap produksinya namun enzim yang digunakan berasal dari
mikroba yang ditumbuhkan pada media yang berasal dari bahan nabati, kimia dan kandungan mineral
- Tidak ada sama sekali penggunaan babi maupun turunannya dalam produksi vaksin ini dan juga terbebas dari
bagian tubuh manusia juga dari tahap awal sampai akhir produksinya
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah memberikan izin pada penggunaan
vaksin ini yaitu melalui perizinan pada masa darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) yang mana