Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BERPERILAKU HUSNUZAN TERHADAP ALLAH, DIRI


SENDIRI DAN SESAMA MANUSIA DAN PERILAKU
TAWADUK, TAAT, QANAAH DAN SABAR

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Oleh :
SYAMSIAH BR SINAGA
YASMILA

SEMESTER / PRODI : II (DUA) / PAI-A


FAKULTAS TARBIYAH

Dosen Pembimbing :
Dra. HJ. NURMAIDAR TANJUNG, MA

INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM


ASAHAN – KISARAN

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.
Hubungan baik antara manusia yang satu dengan yang lain, dan khususnya antara muslim
yang satu dengan muslim lainnya merupakan sesuatu yang harus diupayakan dengan
sebaik-baiknya.
Hal ini karena Allah SWT telah menggariskan bahwa mu’min itu bersaudara, Oleh sebab
itulah segala bentuk sikap dan sifat yang akan memperkokoh dan memantapkan
persaudaraan harus ditumbuhkan dan dipelihara, sedangkan segala bentuk sikap dan sifat
yang dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan. Dan agar hubungan ukhuwah islamiyah
itu tetap terjalin dengan baik, salah satu sifat positif yang harus dipenuhi adalah husnuzh
zhan (berbaik sangka).
Apabila kita mendapatkan informasi negatif tentang sesuatu yang terkait dengan pribadi
seseorang apalagi seorang muslim, maka kita harus melakukan tabayyun (pengecekan)
terlebih dahulu sebelum mempercayai apalagi meresponnya secara negatif, Allah SWT
berfirman yang artinya:

ٍَ
‫إ‬ ‫َب‬
‫ِن‬‫ٌ ب‬ ‫َاس‬
‫ِق‬ ‫ْ ف‬‫ُم‬
‫ءك‬َ‫َا‬ ِْ
‫ن ج‬ ‫ُوا إ‬ َ‫َ آ‬
‫من‬ ‫ِين‬ َّ ‫ها‬
‫الذ‬ َُّ
َ‫ي‬ ‫يا أ‬ َ
‫لى‬
ٰ
ََ
‫ُوا ع‬ ‫ْب‬
‫ِح‬ ‫َت‬
‫ُص‬ ‫ٍ ف‬ َ ‫ه‬
‫الة‬ ََ
‫ِج‬‫ما ب‬ ‫َو‬
ًْ ‫ُوا ق‬‫ِيب‬
‫تص‬ َْ
ُ ‫ن‬ ‫ُوا أ‬ ‫َي‬
‫َّن‬ ‫َت‬
‫َب‬ ‫ف‬
َ ‫ِم‬
‫ِين‬ َ ْ
‫ناد‬ ‫ُم‬
‫لت‬َْ
‫َع‬‫ما ف‬ َ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu." (QS 49:6).
B. RUMUSAN MASALAH.
1. Sebutkan pengertian dari Husnudan Terhadap Allah, Diri Sendiri dan Sesama Manusia
?
2. Sebutkan contoh contoh Husnudan Terhadap Allah, Diri Sendiri dan Sesama Manusia ?
3. Bagaimana membiasakan Husnudan Terhadap Allah, Diri Sendiri dan Sesama Manusia
dalam kehidupan sehari-hari ?
4. Sebutkan pengertian dari Tawaduk, Taat, Qana’ah dan Sabar ?
5. Bagaimana contoh contoh dari Tawaduk, Taat, Qana’ah dan Sabar ?
6. Bagaimana mempraktekkan dari Tawaduk, Taat, Qana’ah dan Sabar ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Husnudan Terhadap Allah, Diri Sendiri dan Sesama Manusia.

1. Pengertian Husnuzan Terhadap Allah

Husnuzhan seorang hamba kepada Allah SWT adalah berbaik sangka dengan terus
beranggapan bahwa segala sesuatu yang ditakdirkan Allah SWT kepada dirinya
adalah pilihan yang terbaik dari Allah SWT. Adapun jika kenyataan yang dia terima
merupakan kenyataan yang pahit atau tidak sesuai dengan keinginannya, hendaklah
dia menerimanya dengan tabah dan kembali berintrospeksi diri dan tidak serta merta
berprasangka bahwa Allah SWT telah berkehendak buruk baginya.

Di sisi lain mengapa manusia diwajibkan untuk berhusnuzhan kepada Allah SWT,
karena pengetahuan manusia sangatlah terbatas. Manusia hanya mngetahui hal-hal
yang sifatnya kasat mata dan sama sekali tidak mengetahui rahaisa dibaliknya. Karena
itulah kita harus berhusnuzhan kepada Allah SWT. Sebab apa yang dia kira suatu
kebaikan, belum tentu baik dimata Allah SWT, dan begitu juga sebaliknya 1. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT:

َْ
‫ن‬‫ٰ أ‬‫َسَى‬
‫َع‬‫ْ و‬ ‫م‬‫ٌ َلك‬
ُۖ ‫ُر‬
‫ْه‬ ‫َ ك‬‫هو‬ َُ
‫ل و‬ُ‫َا‬‫ِت‬ ْ ُ
‫الق‬ ‫ُم‬‫ْك‬
‫لي‬ََ
‫َ ع‬‫ِب‬‫ُت‬‫ك‬
‫ُّوا‬ ُ ‫ن‬
‫تحِب‬ َ
ْ‫ٰ أ‬‫َسَى‬
‫َع‬‫ْ و‬‫ُم‬
ۖ ‫ٌ َلك‬ ‫َي‬
‫ْر‬ ‫َ خ‬
‫هو‬ ‫ًا و‬
َُ ‫هوا شَي‬
‫ْئ‬ ‫ْر‬
َُ ‫تك‬َ
َ ُ
‫ون‬‫لم‬َْ
‫تع‬ َ ْ
َ ‫َل‬ ‫ُم‬ َْ
‫نت‬ ‫َأ‬
‫ُ و‬ َْ
‫لم‬‫يع‬َ ُ‫اَّلل‬
َّ َ ‫ْ و‬ ‫ُم‬
ۗ ‫ٌّ َلك‬
‫َ شَر‬ َُ
‫هو‬ ‫ًا و‬‫ْئ‬‫شَي‬
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah SWT
mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui. (QS. Al Baqarah : 216)

2. Pengertian Husnuzhan terhadap Diri Sendiri

1
Abu Salman Farhan Al-Atsary, Menjemput Kesuksesan dengan Berpikir Positif “The Amazing Husnudzon”, (Jakarta : Qudsi
Media, 2013) h. 89

3
Husnuzhan terhadap diri sendiri adalah sikap seorang muslim yang bisa menghadapi
hidup dengan penuh harapan dan tidak pernah putus asa. Sikap seperti ini sangat
dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Karena sifat inilah yang dapat
menumbuhkan sifat-sifat positif lainnya sperti sifat gigih dan selalu berinisiatif.
Dalam hal ini manusia kan selalu mengejar apa yang menjadi keinginannya dan apa
yang menjadi cita-citanya. Ia akan selalu berusaha dan tak lupa pula berdoa keada
Allah SWT atas semuanya itu.

Firman Allah SWT dalam Al Qur`an surat Al Mu`min ayat 60:


Dan Tuhanmu berfirman:

ْ َ ‫عونِي أ‬
ۚ ‫ست َِجبْ لَ ُك ْم‬ ُ ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْد‬
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Dengan selalu berdoa kepada Allah SWT dan terus berusaha tanpa putus asa, maka
Allah SWT akan mengabulkan keinginannya. Hal ini juga dipertegas dalam firman-
Nya:
ِ ُ‫َّللاَ ََل يُغَيِ ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحت َّ ٰى يُغَيِ ُروا َما بِأ َ ْنف‬
ۚ ‫س ِه ْم‬ َّ ‫ِإ َّن‬
Sesungguhnya Allah SWT tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar Ra`d: 11)

3. Husnuzhan terhadap Sesama Manusia


Husnuzan terhadap sesama manusia adalah sikap berbaik sangka saat berinteraksi
dengan orang lain. Dan dari interaksi itulah kerap kali timbul salah paham-salah
paham yang menjadi kerikil dalam komunikasi.Hampir setiap hari kita melakukan
kesalahan. Baik yang disadari maupun tidak. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk
melakukan taubat setiap hari. Bukan sekadar bila melakukan kesalahan saja. Kita
tidak selalu menyadari apakah kata-kata yang terucap melukai perasaan seseorang
atau tidak. Sikap kita membuat orang lain tersinggung atau tidak. Dan hal-hal lain
yang kita lakukan selama berinteraksi dengan orang lain. Seperti juga kita tidak
mengetahui maksud seseorang ketika perkataannya atau tingkahnya menyisakan
perasaan tidak nyaman bagi kita. Entah sedih, senang, malu, atau marah. Lawan
komunikasi kita di segala aktivitas yang kita lakukan tidak pula memahami tiap tutur
dan tindakan kita yang kita sengaja maupun yang tidak kita sadari terjadinya.

4
Hubungan baik antara sesama manusia, khususnya antara mukmin yang satu dengan
mumnin yang lain merupakan suatu yang harus dijalin dengan sebaik-baiknya. Hal ini
karena Allah SWT telah menggarisbawahi bahwa seluruh kaum mukmin adalah
bersaudara, sebagaimana firman Allah SWT:
َ‫َّللا لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُمون‬ ْ َ ‫إِنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونَ إِ ْخ َوة ٌ فَأ‬
َ َّ ‫ص ِل ُحوا بَيْنَ أَخ ََو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا‬

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujurat : 10)

Karena setiap saat kita dapat menjadi orang yang melukai atau dilukai atau keduanya
dalam waktu yang bersamaan setiap saat, maka kita amat perlu memelihara dan
memupuk kemampuan untuk berbaik sangka (husnuzhan) dan berlapang dada.
Apabila ada masalah kita harus mencegah prasangka buruk yang mungkin timbul
pada diri kita dengan berani bertanya mengenai duduk permasalahannya. Dan yang
paling akhir adalah berani meminta maaf atau memaafkan bila kita memang salah atau
ketika orang lain meminta maaf. Hal ini dimaksudkan agar ukhuwah Islamiyah tetap
terjalin dengan baik.2

B. Contoh – Contoh Husnuzan.


Ada beberapa contoh perilaku Husnuzan diantaranya sebagai berikut :
1) Husnuzan terhadap Allah SWT
· Syukur
· Ibadah
· Dzikir
· Berdoa
· Tawadu
· Tawakal
2) Husnuzan terhadap Diri Sendiri
· Percaya Diri
· Gigih
· Sabar
· Tawadu
3) Husnuzan terhadap Sesama Manusia

2
Sya’rawi, Syeikh Mutawalli 2006 Kenikmatan Taubat (Jakarta : QultumMedia) h. 72-73

5
· Saling mengormati
· Berbuat baik tehadap sesama
· Generasi tua menyayangi generasi muda
· Saling tolong-menolong dalam kebajikan

C. Membiasakan Perilaku Husnuzan Kepada Allah, Diri Sendiri dan Sesama


Manusia Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
1. Husnuzan terhadap Allah Swt.
Sebagai seorang muslim kita wajib berprasangka baik kepada Allah Swt. dan
rasul-Nya, dalam hal ini berarti setiap muslim harus yakin bahwa Allah Swt. dan
rasul-Nya senantiasa berlaku baik kepada dirinya. Perintah dan larangan Allah
Swt. yang dibawa oleh rasul-Nya, yang ditetapkan dalam syariat Islam adalah
untuk kebaikan manusia sendiri dan sama sekali bukan untuk kebaikan Allah Swt.
dan rasul-Nya.
Di antara sikap dan perilaku sebagai perwujudan husnuzan terhadap Allah Swt.
adalah perilaku syukur dan sabar.
a. Syukur
Menurut bahasa, syukur artinya terima kasih. Menurut istilah, syukur ialah
berterima kasih kepada Allah Swt. dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan
karunia-Nya melalui ucapan, sikap, dan perbuatan.
Cara bersyukur kepada Allah Swt. ialah dengan menggunakan segala nikmat
karunia Allah Swt. untuk hal-hal yang di ridhoi, antara lain bersyukur dengan
hati, bersyukur dengan lidah, bersyukur dengan amal perbuatan, dan bersyukur
dengan harta benda.
b. Sabar
Orang yang sabar adalah orang yang mampu mengendalikan nafsu amarah.
Dengan kata lain, orang yang sabar adalah orang yang mampu menahan
emosi. Orang yang mampu menahan nafsu amarah di katakana oleh
Rasulullah saw sebagai orang yang kuat.
Adapun sabar dalam pengertian Islam ialah tahan uji dalam menghadapi suka
dan duka hidup dengan ridha dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah Swt.
Pada hakikatnya, apa yang kita alami terhadap cobaan yang diberikan Allah
Swt. Kita harus berbaik sangka. Misalnya cobaan sakit, keluarga kita ada yang

6
mengalami kecelakaan lalu lintas, semua itu adalah cobaan dan kita harus
tabah dan tawakal menghadapinya.
Cara membiasakan sifat sabar antara lain sebagai berikut:
- Memperbanyak zikrullah (Mengingat Allah Swt.)
- Mengendalikan emosi
- Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah swt dengan membaca ayat-
ayat suci Al-Qur’an, salat, puasa, dan ibadah lainnya.
- Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama.
- Memilih lingkungan pergaulan yang baik.

2. Husnuzan terhadap Diri Sendiri


a. Gigih (Sungguh-sungguh)
Gigih berarti sikap teguh pendirian, tabah, dan ulet atau berkemauan kuat
dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Setiap muslim wajib memiliki sikap
dan sifat gigih baik dalam belajar, membantu orang tua, mencari rezeki, dan
gigih dalam beribadah kepada Allah Swt. Manfaat sikap gigih adalah:
- Membentuk pribadi yang tangguh
- Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah menerima
pengaruh buruk dari orang lain
- Menjadikan seseorang kreatif
- Menyebabkan seseorang tidak gampang berputus asa dan menyerah
terhadap keadaan
b. Berinisiatif
Berinisiatif artinya senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Orang
yang mempunyai inisiatif berarti orang yang selalu memiliki ide, gagasan, atau
pendapat untuk mencapai kemajuan. Orang yang berinisiatif disebut kreatif.
Ciri khas orang penuh inisiatif, adalah: Kreatif dan Tidak kenal putus asa

c. Rela Berkorban
Rela artinya bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan, atau
dengan kemauan sendiri. Berkorban artinya memberikan sesuatu yang dimiliki
sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Rela berkorban
dalam kehidupan masyarakat berarti bersedia dengan ikhlas memberikan
sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang lain ataupun

7
masyarakat. Walaupun dengan berkorban akan menimbulkan cobaan
penderitaan bagi dirinya sendiri.
Sesuai dengan Surah Al-Hujurat ayat 13, manusia diciptakan Allah Swt dari
jenis laki-laki dan perempuan supaya melakukan taaruf (saling mengenal).
Lebih jauh dengan taaruf umat Islam diharapkan mempunyai rasa setia kawan.
Dengan setia kawan seseorang sanggup memberikan pertolongan,
mendengarkan keluhan hati, dan siap menghibur dasaat kawannya susah.
d. Percaya Diri
Percaya diri termasuk perilaku terpuji yang harus dimiliki setiap
muslim/muslimah sehingga ia yakin akan kemampuan dirinya kemudian
berani mengeluarkan pendapat dan berani melakukan tindakan. Orang yang
percaya diri akan selalu optimis dan mantap dalam setiap langkahnya seraya
memohon pertolongan Allah Swt akan keberhasilan hidupnya.

3. Husnuzan terhadap Sesama Manusia


Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan
berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa
senang, berpikir positif, dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga,
dengki, dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas. Berprasangka baik
terhadap sesama manusia hukumnya mubah/jaiz/boleh.
Husnuzan terhadap sesama baik berupa sikap, ucapan, dan perbuatan hendaknya
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.
a. Kehidupan berkeluarga
Setiap anggota keluarga hendaknya saling berprasangka baik, tidak boleh
saling curiga, saling memnuhi hak, dan melaksanakan kewajiban masing-
masing.
b. Kehidupan bertetangga
1. Harus saling menghormati.
2. Berbuat baik kepada tetangga
c. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
1. Generasi tua menyayangi generasi muda.

8
2. Sesama anggota masyarakat atau sesame warga Negara hendaknya saling
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.3

D. TAWADUK
1. Pengertian, Contoh dan Praktek Tawaduk
Tawaduk artinya sikap rendah hati. Sikap ini merupakan sikap seseorang yang
tidak ingin menonjolkan diri dengan sesuatu yang ada pada dirinya. Orang yang
bersikap tawadu senantiasa ingat bahwa semua yang ada padanya adalah milik
Allah Swt. semata. Oleh karena itu, seorang yang bersifat tawadu tidak akan
menghina orang lain dengan apa pun yang diamanatkan Allah Swt. kepadanya.
Cara bicara orang yang mempunyai sikap tawadu senantiasa lembut dan merendah
sekaligus memiliki rasa percaya diri yang kuat. Ia selalu berusaha berbuat yang
terbaik tanpa ingin kebaikannya diketahui orang lain. Ia lebih suka menyampaikan
kebaikan orang lain dari pada keburukannya. Ia tidak tersinggung atau marah saat
orang lain menyampaikan keburukannya kepadanya. Ia selalu membaca istigfar
jika ada kritikan kepadanya.
Sikap Tawadu berbeda dengan sikap rendah diri. Rasa rendah diri berasal dari
ketidakmampuan memandang dirinya dan orang lain dengan benar.
Ketidakmampuan itu menyebabkan orang yang rendah diri salah menilai dirinya
tidak baik, tidak mampu, tidak tampan atau cantik, dan lebih pantas untuk sesuatu
hal. Oleh karena itu, orang yang salah menilai diri cenderung merasa minder,
tidak mampu, dan tidak percaya diri. Selain berbeda dengan rendah diri, sikap
tawadu merupakan kebalikan dari sikap sombong.
Sikap sombong muncul dari kesalahan menilai diri sebagai lebih baik, lebih
mampu, lebih kaya, atau rasa lebih lainnya. Orang yang sombong merasa bahwa
kelebihan yang ada padanya semata merupakan hasil kerja yang ia lakukan. Ia
tidak melihat kehadiran Allah Swt. dalam kehidupannya. Dengan pandangan
seperti itu, wajar jika orang sombong senang membandingkan dirinya dengan

3
Mutahhari, Murthada. 1984. Perspektif Alquran tentang Manusia dan Agama, (disunting oleh Haidar Baqir, Cet.I; Mizan,
Bandung.) h. 89-92

9
orang lain. Saat ia melihat orang lain lebih dari dirinya, ia merasa iri dan berbuat
dengki. Sebaliknya, ia menemukan orang yang ia rasa lebih rendah darinya, dia
merasa tinggi hati dan merendahkan orang lain. Allah berfirman :

Artinya : “ Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.


Sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara kedelai (Q.S. Luqman [31]
ayat 19)
Contoh Tawaduk
Contoh perilaku tawadu yaitu Anisa seorang anak yang cerdas dan senantiasa
menjadi juara kelas. Anisa tidak merasa sombong atau tinggi hati karena
kecerdasannya. Ia senantiasa membantu teman-temannya dengan belajar
kelompok. Ia merasa bahwa kecerdasannya merupakan karunia Allah Swt. yang
harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Praktek Tawadhu dalam kehidupan sehari-hari
Sikap tawadu membawa akibat yang baik, hal ini disampaikan oleh Rasulullah
saw. yang berarti “ Barang siapa bersikap tawadu karena mencari rida Allah
Swt. Allah akan meninggikan derajatnya. Ia akan menganggap dirinya tiada
berharga namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Sebaliknya,
barang siapa menyombongkan dirinya, Allah akan menghinakan dirinya. Ia
menganggap dirinya terhormat padahal dalam pandangan orang lain ia sangat
hina . . . . ”
Perilaku terpuji yang dapat menimbulkan sikap tawadhu yaitu :
a. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan.
b. Merasa cukup dengan karunia Allah Swt.
c. Menyadari bahwa hanya Allah Swt. yang pantas untuk sommbong.
d. Menyadari kelemahan manusia.

E. TAAT
1. Pengertian, Praktek dan Contoh sikap Taat.
Kata taat berasal dari bahasa arab Ta’at yang berarti mengikuti atau menuruti.
Secara istilah taat berarti mengikuti dan menuruti keinginan atau perintah dari luar

10
diri kita. Dengan kata lain, taat berarti tunduk dan patuh saat kita mendapat
perintah atau larangan untuk dihindari.
Contoh Taat.
Contoh perilaku taat yaitu Novi duduk di kelas VII SMP Negeri 2. Sebagai
seorang muslim, Novi menunaikan shalat tepat waktu, menunaikan puasa
ramadhan, dan puasa sunnah. Semua yang diperintahkan Allah Swt. dilakukan
oleh Novi, dan semua larangannya ditinggalkannya.

Praktek Taat Dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam islam terdapat tiga tingkatan objek ketaatan yaitu Allah Swt, Rasulullah
saw, dan ulul amri. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat an-Nisa [4] ayat 59.

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulnya
(Muhammad saw), dan ulul amri diantara kamu . . . . ” (Q.S. an-Nisa [4] ayat 59)

F. QANAAH
1. Pengertian dan Contoh Sifat Qanaah
Qanaah merupakan sikap rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang
didapat serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kekurangan yang
berlebih-lebihan. Orang yang memiliki sikap qanaah sadar bahwa untuk mencapai
suatu keinginan, harus dilakukan dengan usaha. Usaha yang dilakukan pun bukan
sekedar berusaha tanpa perencanaan dan kesungguhan. Ketika hasil dari usaha
tersebut belum sesuai dengan keinginan, orang ini menerimanya dengan ikhlas,
rida, dan lapang dada.
Sikap Qanaah terkait erat dengan sikap syukur kepada Allah Swt. Perbedaannya,
sikap qanaah lebih menekankan rasa rela menerima ketentuan Allah Swt.
sementara syukur lebih menekankan rasa rela menerima ketentuan Allah Swt.
Contoh Qana’ah
11
Contoh sikap qanaah adalah Arif hendak mengikuti lomba badminton antar
sekolah. Oleh karena itu, ia berlatih keras dan tidak lupa memohon keberhasilan
usahanya. Sewaktu pertandingan berlangsung Arif berusaha sekuat tenaga untuk
memenangkan pertandingan. Dia mengeluarkan seluruh kemampuannya, tetapi
apa daya dia harus kalah. Kekalahan tersebut diterimanya dengan lapang dada
dan ikhlas.

Praktek Qanaah dalam keseharian


Perilaku qanaah dapat diterapkan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Bersyukur terhadap nikmat Allah Swt.
b. Berusaha sekuat tenaga untuk menggapai keinginan.
c. Menerima ketentuan Allah Swt. dengan ikhlas setelah usaha yang maksimal.
d. Mengingat dan memikirkan nikmat yang dikaruniakan Allah Swt. kepada kita.4

G. SABAR
1. Pengertian dan Contoh Sabar
Sabar artinya menahan diri dalam menanggung suatu penderitaan, baik dalam
menemukan sesuatu yang tidak diinginkan ataupun dalam bentuk kehilangan
sesuatu yang disenangi. Menurut al-Gazali, sabar berarti suatu kondisi mental
dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya adalah atas dorongan ajaran agama.
Contoh Sabar
Saat musibah kebakaran rumah milik hamid datang, Hamid hanya berusaha sabar
atas ketentuan yang diberikan Allah kepada Hamid, dan akhirnya Allah
menggantikan dengan segera, berkat kesabaran hamid, banyak donatur yang
akhirnya membangunkan rumah hamid kembali.
Praktek sabar dalam keseharian
Penerapan perilaku sabar dalam kehidupan menyangkut dua hal yaitu :
a. Sabar dalam Menghadapi Cobaan Hidup

4
Rahayu ,Suci & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam ( Jakarta: Ganesa Exact) h.46-48

12
Cobaan hidup yang datang bisa berupa bencana, sakit, kematian, kemiskinan, dll.
Dalam keadaan seperti ini, kesabaran merupakan kunci untuk menghadapinya.
Berkaitan dengan perilaku sabar, Allah Swt. berfirman :
“ Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, Kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka berkata “ Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
b. Sabar dalam menjalankan ketaatan Allah Swt.5

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Husnuzhan secara bahasa berarti “berbaik sangka” . lawan katanya


adalah suuzan yang berarti “berburuk sangka” atau apriori ,skeptis ,dan sebagainya. Seorang
yang memiliki sikap Husnuzhan akan mepertimbangkan sesuatu dengan pikiran jernih, dan
hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya Sebaliknya orang yang
pemikiranya senantiasa dijelajahi oleh sikap suuzan akan memandang sesuatu selalu jelek.
seolah-olah tidak ada sedikitpun kebaikan dalam pikiranya dan cenderung menganggap
orang lain lebih rendah dari dirinya..
Cara menunjukkan sikap husnuzan kepada Allah swt adalah :
a. Senantiasa taat kepada Allah.
b. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan.
c. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
d. Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.

Di antara hikmah husnuzan adalah sebagai berikut :

5
Qardhawi, Memetik Buah Taqwa (Jakarta : Lentera Ilmu, 2012) h.67

13
1. Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, artinya melaksanakan perintah Allah
dan Rasul serta menjauhi segala larangannya, melaksanakan jihad fisabillilah dan mencintai
sesame manusia karena Allah.
2. Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
3. Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal.
4. Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah

DAFTAR PUSTAKA

Abu Salman Farhan Al-Atsary, Menjemput Kesuksesan dengan Berpikir Positif “The

Amazing Husnudzon”, (Jakarta : Qudsi Media, 2013

Departemen Agama, Tafsir Al-Quran (Depag : Jakarta, 2007)

Mutahhari, Murthada. 1984. Perspektif Alquran tentang Manusia dan Agama,

disunting oleh Haidar Baqir, Cet.I; Mizan, Bandung.

Rahayu ,Suci & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam ( Jakarta: Ganesa Exact)

Ramayulis, 1994. Ilmu Pendidikan Islam, Cet.I; Kalam Mulia, Jakarta.

Sya’rawi, Syeikh Mutawalli 2006 Kenikmatan Taubat (Jakarta : QultumMedia).

Qardhawi, Memetik Buah Taqwa (Jakarta : Lentera Ilmu, 2012)

14

Anda mungkin juga menyukai