PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan
beberapa hal yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian dari berkompetisi?
2. Apa pengertian kebaikan?
3. Bagaimana penjelasan perintah Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-
Baqarah:148 untuk berkompetisi ?
4. Apa faedah berkompetisi dalam urusan akhirat ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berkompetisi
Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan
objek sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against
(melawan), over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa
disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu.
Menurut Deaux, Dane dan Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas
mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu
atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari
struktur reward dalam suatu situasi. Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah
saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok
untuk memperebutkan objek yang sama.
B. Pengertian Kebaikan
Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan
dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika
tingkah laku tersebut menuju kesempuranan manusia. Kebaikan disebut
nilai(value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang
konkrit.Manusia menentukan tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih
jalanyang ditempuh. Pertama kali yang timbul dalam jiwa adalah tujuan itu,
dalampelaksanaanya yang pertama diperlukan adalah jalan-jalan itu. Jalan
yangditempuh mendapatkan nilai dari tujuan akhir.Manusia harus mempunyai
tujuan akhir untuk arah hidupnya.
Tujuan harus ada, supaya manusia dapat menentukan tindakan pertama. Jika
tidak,manusia akan hidup secara serampangan. Tetapi bisa juga orang
mengatakanhidup secara serampangan menjadi tujuan hidupnya.Akan tetapi
dengan begitu manusia tidak akan sampai kepada kesempurnaan kebaikan selaras
dengan derajat manusia.Untuk setiap manusia, hanya terdapat satu tujuan akhir.
Seluruh manusiamempunyai sifat serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntut
kesempurnaan.Tujuan akhir selamanya merupakan kebaikan tertinggi, baik
manusia itu mencarinya dengan kesenangan atau tidak.
Tingkah laku atau perbuatan menjadi baik dalam arti akhlak, apabila
membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan
yang membuatnya baik sebagai manusia.
(:
Artinya :
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka
sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada
(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu
adalah karunia yang amat besar
2) Arti kata dan identifikasi Tajwid
No Lafadz Arti
1. Kemudian
2. Kami wariskan
3. Kitab
4. Orang orang yang
5. Kami pilih
6. Diantara hamba hamba kami
7. Maka diantara mereka
8. Zalim / aniaya
9. Pada dirinya sendiri
10. Dan diantara mereka
11. Pertengahan
12 Dan diantara mereka
13 Mendahului
14 Dengan berbuat kebaikan
16 Dengan izin Allah
17 Demikian itu
18 Ia / adalah
19 Karunia
20 Yang besar
4) Kandungan isi
Surat ini adalah surat ke 35 dalam Al Quran yang berisikan 45 ayat. Tergolong
surat makiyah maka isi ayat ini lebih kepada menerangkan tentang tingkatan-
tingkatan seorang muslim dalam mengamalkan kitab (Al Quran). Di ayat ini
disebutkan tiga golongan yang menerima kitab.
Berdasarkan Surat dan ayat di atas Ibnu Taimiyyah membagi manusia ke dalam
tiga derajat kedudukan manusia yaitu :
a) Golongan Dhoolimun li nafsih, yaitu golongan yang selalu mendholimi dan
menganiaya diri sendiri. Mereka merupakan golongan yang durhaka kepada Allah,
dengan meninggalkan perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya. Mereka yang
menzalimi diri sendiri, yaitu mereka yang tidak menggunkan Al Quran sebagai
pedoman hidup. Tandanya, mereka selalu berbuat kesalahan dan kejahatan. Antara
kebaikan dan kejahatan lebih banyak kejahatannya
b) Golongan Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya
berada pada pertengahan , bersifat cermat dan senantiasa berhati-hati dengan
melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan-larangan-Nya Orang yang
semacam ini kebaikan dan keburukannya kadang seimbang. Kadang mereka
banyak berbuat baik, tetapi banyak pula berbuat salah.
c) Golongan Sabiqun bil khoirot, ialah golongan dari manusia yang senantiasa
aktif dalam melakukan kebaikan yang wajib dan mengerjakan
amalan-amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan menjauhi
perkara-perkara yang syubhat dan ragu-ragu dalam kehidupan
sehari-hari. Mereka yang beruntung, yaitu mereka yang dengan
izin Allah berbuat kebaikan. Hidupnya senantiasa dihiasi oleh
amal shaleh.
Nilai amal shaleh sangat erat kaitannya dengan iman. Amal yang tidak didasari
dengan iman (bukan karena Allah) tidak dapat memberikan pahala kepada kita
walaupun sebesar langit dan bumi sehingga amalan yang kita lakukan tidak akan
mendapat nilai di sisi Allah. Al Quran dalam hal ini antara lain menyatakan
sebagai berikut:
1. orang yang mati dalam kekafiran (tidak bertobat) tidak akan diterima
amalannya
2. orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya
3. amal perbuatan orang kafir akan sia-sia
4. orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat
5. orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka
6. orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan di
dunia saja.
5) Gambaran Surat Al-Faathir : 32
a) Allah mewariskan Al Qur an kepada hamba hambanya yang terpilih
b) Dalam Al Qur an Allah menggolongkan hamba hamba Nya ( terkait
dengan Al Qur 'an sebagai pegangan hidup) yaitu
c) antara perbuatan baik dan buruk ( golongan ini akan ditempatkan di Araf
yaitu tempat antara surga dan neraka , lalu dengan izin dan kasih sayang Allah
mereka akan dimasukkan ke surga )
d) - : artinya orang yang terus menerus melakukan kebaikan
e) Dari ketiga golongan tersebut diatas maka golongan yang ketigalah
golongan yang akan mendapat keberuntungan ( yaitu surga 'adn )
6) Perilaku yang mencerminkan Surat Al- Faathir : 32
a) Menerima Al Qur 'an dengan sepenuh hatidan menjadikan Al Qur an
sebagai pegangan hidup
b) Menjalankan semua ajaran yang ada didalam Al Qur 'an
c) Cepat cepat melakukan perintah baik yang wajib maupun yang sunat , serta
cepat cepat meninggalkan larangan baik yang haram maupun yang makruh
d) Selalu berkompetisi dalam ibadah ( tidak pernah berhenti )
e) Menghindari perbuatan dlolim ( aniaya)
f) Selalu mencari pahala dengan melakukan amal kebaikan
Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke
dalam surga. Engkau juga tidak wahai Rasulullah?, tanya beberapa sahabat.
Beliau menjawab, Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat
Allah.[9]
Sedangkan firman Allah Taala,
Surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-
orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Mungkin ayat ini dapat
dipahami bahwa seseorang memasuki surga karena amalannya yaitu beriman pada
Allah dan Rasul-Nya. Bagaimana mengkompromikannya?.Ada beberapa
penjelasan para ulama mengenai hal ini:
1. Yang dimaksud seseorang tidak masuk surga dengan amalnya adalah
peniadaan masuk surga karena amalan.
2. Amalan itu sendiri tidak bisa memasukkan orang ke dalam surga. Kalau
bukan karena karunia dan rahmat Allah, tentu tidak akan bisa memasukinya.
Bahkan adanya amalan juga karena sebab rahmat Allah bagi hamba-Nya.
3. Amalan hanyalah sebab tingginya derajat seseorang di surga, namun bukan
sebab seseorang masuk ke dalam surga.
4. Amalan yang dilakukan hamba sama sekali tidak bisa mengganti surga yang
Allah beri. Itulah yang dimaksud, seseorang tidak memasuki surga dengan
amalannya. Maksudnya ia tidak bisa ganti surga dengan amalannya. Sedangkan
yang memasukkan seseorang ke dalam surga hanyalah rahmat dan karunia Allah.
[10]
6. Faedah keenam.
Beriman dan beramal sholih, itu adalah karunia dan anugerah dari Allah Taala.
Muhammad bin Ali Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, Seorang hamba
dilebihkan dari yang lainnya sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada yang
mungkin dapat menghalangi pemberian Allah dan tidak mungkin ada yang dapat
memberi apa yang Allah halangi. Ketahuilah bahwa kebaikan seluruhnya berada
di tangan-Nya. Allahlah yang benar-benar Maha Mulia, Maha Pemberi dan tidak
kikir.[11]
BAB III
PENUTUP
Berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah ternyata bukanlah
hal yang mustahil dan aneh bagi orang-orang yang telah merasakan manisnya
iman. Bahkan ini merupakan bentuk rahmat yang agung dan taufik dari Allah
yang memudahkan mereka untuk merasakan indahnya surga dunia yang hakiki,
agar mereka semakin termotivasi dan bersemangat mengejar tingginya
kenikmatan surga di akhirat nanti.
Imam ibnul Qayyim berkata: Maha suci (Allah ) yang memperlihatkan kepada
hamba-hamba-Nya (yang shaleh) surga-Nya (di dunia) sebelum (mereka) bertemu
dengan-Nya (di akhirat kelak), dan Dia membukakan untuk mereka pintu-pintu
surga-Nya di negeri (tempat) beramal (dunia), sehingga mereka bisa merasakan
kesejukan dan keharumannya, yang itu (semua) menjadikan mereka (termotivasi
untuk) mencurahkan (semua) kemampuan mereka untuk meraihnya dan
berlomba-lomba mendapatkannya[12]
DAFTAR PUSTAKA
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhis Sholihin, Salim bin Ied Al Hilali, Dar Ibnil
Jauzi, cetakan pertama, 1430 H, 3
Fathul Qodir, Asy Syaukani, Mawqi At Tafasir
Maalimut Tanzil, Al Baghowi, Dar Thoyyibah, cetakan keempat, 1417 H, 8
Lathoif Al Maarif, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islami, cetakan
pertama, 1428 H
Taisirul Alam wa tafshiril Karimir- Rahman
Liston Haposan Subrian. 2010. Pengertian Kebaikan Secara Etika. (online).
Diakses pada tanggal 6 November 2014 .pada pukul 09.27 WIB.
http://www.scribd.com/doc/64042435/1/A-Pengertian-Kebaikan-Secara-Etika
Arif Sobaruddin. 2012. Pengertian kompetisi. (online). Diakses Pada tanggal 6
November 2014 pada pukul 09.27 WIB.
http://www.bisosial.com/2012/11/pengertian-konpetisi.html
Muhammad Nasruddin Hasan. 2010. Berlomba-Lomba dalam Kebaikan. (online).
Diakses pada tanggal 6 November 2014 pada pukul 09.27 WIB.
http://referensiislam.blogspot.com/2011/06/berlomba-lomba-dalam-
kebaikan.html
Muhammad Haryono. 2011. Meneguhkan Iman (2). (online). Diakses pada
tanggal 6 November 2014 pukul 10: 00WIB
http://muhammadmaryono.wordpress.com/author/muhammadmaryono/page/4/
KATA PENGANTAR
P
enyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
A. PENGERTIAN BERKOMPETISI........................................................... 3
B. PENGERTIAN KEBAIKAN................................................................... 3
C. LAFAL , ARTI DAN KANDUNGAN AYAT-AYAT TENTANG
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN....................................................... 4
1. Surat Al Baqarah : 148........................................................................ 4
2. Surat Al Fathir : 32.............................................................................. 8
D. PENJELASAN MAKNA SECARA UMUM AYAT-AYAT TENTANG
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN ................................ 12
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19