&
FATWA 107 Tahun 2016 DSN MUI
Dr. KH. Sodikun, M.Si
DASAR FATWA DALAM KESEHATAN
يرا
ً صِ َس ِمي ًعا ب َ س َأنْ ت َْح ُك ُموا بِا ْل َعد ِْل ۚ ِإنَّ هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإنَّ هَّللا َ َك
َ ان ِ ِإنَّ هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأنْ تَُؤ دُّوا اَأْل َمانَا
ِ ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِ َها َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْي َن النَّا •
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”
2. Surat Asyu’ara (26) : 80 :
ين
ِ ِشف ْ • َوِإ َذا َم ِر
ْ َضتُ فَ ُه َو ي
“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”
2. Surat Al-Isra’ (17) : 82 :
• ُ َرنِي َع ْم ٌرو َوه َُو ا ْبنzَب َأ ْخب ٍ نُ َو ْهzسى قَالُوا َح َّدثَنَا ا ْب َ وف َوَأبُو الطَّا ِه ِر َوَأ ْح َم ُد ْبنُ ِعي ٍ يب َح َّدثَنَا َها ُرونُ ْبنُ َم ْع ُر
َ صِ سلَّ َم َأنَّهُ قَا َل لِ ُك ِّل َدا ٍء َد َوا ٌء فَِإ َذا ُأ
َ َو
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َد َوا ُء الدَّا ِء بَ َرَأ بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل
َ ِ ول هَّللا
ِ س ُّ س ِعي ٍد عَنْ َأبِي
ُ الزبَ ْي ِر عَنْ َجابِ ٍر عَنْ َر َ ث عَنْ َع ْب ِد َربِّ ِه ْب ِن ِ ا ْل َحا ِر
“Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma’ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin ‘Isa mereka berkata; Telah menceritakan kepada
kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku ‘Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari ‘Abdu Rabbih bin Sa’id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu
penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah ‘azza wajalla”. (HR Muslim)
Menurut Al-Syatibi, penetapan kelima pokok muqosid syariah sebagai Hifz al-din; Hifz al-nafs; Hifz al-‘aql; Hifz
al-nasl; dan Hifz al-mal didasarkan atas dalil-dalil Al-Qur’an dan hadis. Dalil-dalil tersebut berfungsi sebagai al-
qawaid al-kulliyyat dalam menetapkan al-kulliyyat al-khams .
PERANAN MUI DALAM KESEHATAN
1. Komisi Fatwa MUI telah membantu pemerintah dan masyarakat dalam bidang kesehatan
mengeluarkan Fatwa di Bidang Kesehatan Cukup Banyak (Buku Kumpulan Fatwa Kesehatan
akan Di terbitkan).
2. Dewan Syariah Nasional MUI Telah menetapkan sertifikasi fasilitas kesehatan syariah dalam
Fatwa DSN No. 107 Tahun 2016.
3. Dewan Halal Nasional MUI Siap Menjadi Pengawal Fatwa Halal sejak berlakunya UU No 33
tahun 2014 Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Makanan, Minuman, Obat obatan dan Alat
Kesehatan.
4. Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (LK MUI) Berdiri Tanggal 27 Desember 2020
mempunyai tujuan yang jelas yaitu salah satunya Membangun Ekosistem Kesehatan Syariah
5. Masyarakat Kesehatan Syariah (MKS) di deklarasikan tanggal 3 September 2021 di dukung oleh
26 Perkumpulan, Mendukung dan Mempercepat Peran serta semua organisasi kesehatan dan
masyarakat dalam mewujudkan Ekosistem Kesehatan Syariah yang akan menjadi kebijakan
Kesehatan Nasional Indonesia.
MERUMUSKAN
KEBIJAKAN KESEHATAN
SYARIAH DIDUKUNG
FATWA MUI
BKKBN
KEMENAG
PENEGAK
HUKUM MAKIN TINGGI LEVEL FASKES MAKIN TINGGI BIAYA DAN EFORT YANG HARUS DIBAYAR MASYARAKAT,
(GEN, MAKSIAT
BPJS & PEMERINTAH
PENY MENULAR
, LGBT)
TERIMA KASIH