ح ٔال حضٍ ٔالٛ بضُذ صح،ًا أعهىٛ ف-ملسو هيلع هللا ىلص- ًٙاٌ) بٓزا انهفظ نى تشد عٍ انُبْٚزِ انكهًت (انُظافت يٍ اإل
فٛضع.
Kalimat ini (An-nadhafatu minal iman) tidak bersumber dari Nabi saw.
sebagaimana saya ketahui dengan sanad sahih, tidak hasan, dan tidak pula daif.
Meskipun secara matan kalimat An-Nadhafatu minal iman tidak valid dan tidak
ditemukan siapa yang mengatakan hal ini. Tetapi, secara makna kalimat tersebut
adalah sahih. Hal ini selaras dengan teks-teks hadis sahih yang mengatakan bahwa
kebersihan memang sangat penting.
Dari Abil Malih dari bapaknya, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak
akan menerima salat dengan tanpa bersuci. Dan Allah tidak akan menerima
sadaqah dari korupsi.” (HR. An-Nasa‟i)
Selain itu, di dalam ayat-ayat Al-Qur‟an pun banyak pujian yang ditujukan kepada
orang-orang yang respek terhadap kebersihan dan kesucian. Di antaranya adalah
ayat sebagai berikut.
طٓ ُش ْٔ ۗا َٔ ه
ُّ ُِحبٚ ُاّٰلل َ َ تٚ ٌْ َ ُِّحب ٌَُّْٕ اٚ ِّ ِس َجا ٌلْٛ ۗ ِّ ِفْٛ َ ْٕ ٍو ا َ َح ُّق ا َ ٌْ تَقُ ْٕ َو ِفٚ ش َعهَٗ انت ْق ٰٕٖ ِي ٍْ أَ ِل ّ ِ ُ ِّ اَبَذ ًۗا نَ ًَض ِْجذٌ اْٛ َال تَقُ ْى ِف
َ ص
ٍَْْٚان ًُط ِ ّٓ ِش
Demikianlah penjelasan tentang An-Nadhafatu minal iman hadis atau bukan yang
diterangkan oleh Syekh Yusuf Qardhawi. Ternyata kalimat itu bukanlah hadis.
Hanya saja spirit menjaga kebersihan ada di dalam Islam yang salah satunya
terdapat dalam hadis-hadis dan ayat sebagaimana tersebut di atas. Di mana orang
yang beriman pastinya akan menjaga kesuciannya sebagai syarat melaksanakan
salat dan ibadah lainnya. Wa Allahu A‟lam bis Shawab.
Dari Abi Malik Al-Asy‟ari, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Kesucian itu
sebagian dari iman, Alhamdulillah memberatkan timbangan, Subhanallah
walhamdulillah memenuhi ruang antara langit dan bumi, salat itu cahaya, sedekah
itu bukti nyata, sabar itu pelita, Al-Qur‟an itu hujjah (yang membela atau
menghujat). Setiap manusia bekerja sampai ada yang menjual dirinya, hingga ia
jadi merdeka atau jadi celaka.” (HR. Muslim)
Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh imam Ahmad, At-Tirmidzi, serta termasuk
bagian dari hadis yang dimasukkan imam Nawawi di dalam kitab Arbainnya yang
fenomenal itu.
Kata thuhur di dalam hadis tersebut mempunyai arti suci. Dan kesucian di dalam
agama Islam itu mencakup kesucian maknawi seperti suci dari kekufuran,
kemaksiatan, serta kehinaan. Bisa juga mencakup kesucian secara hissi (dapat
dilihat indrawi), yakni kebersihan. Kesucian juga merupakan syarat sahnya salat,
baik suci dari hadas yang dapat dihilangkan dengan cara berwudu dan mandi,
maupun suci dari najis yang harus dibersihkan sehingga sucilah pakaian, badan,
dan tempat yang akan digunakan untuk shalat.
Oleh karena itu, bab thaharah atau kesucian ini menjadi pelajaran pertama yang
harus dipelajari dalam fiqih Islam. Hal ini disebabkan karena kesucian adalah
adalah pengantar kita menuju salat. Sedangkan kunci surga adalah salat, dan
kuncinya salat adalah bersuci.
الروٌانً عنه لال :أخبرنا على بن لال :لرأت فً كتاب أبً الحسن الدارلطنً بخطه ،وحدثنٌه أحمد بن دمحم بن أحمد ُّ
عبد هللا بن الفضل البغدادي ،نا الحسٌن بن دمحم بن عفٌر األنصاري ،ثنا النضر بن هشام المكتب ،نا إبراهٌم بن ِحبّان بن
حكٌم ،أنا شرٌن عن م غٌرة ،عن إبراهٌم ،عن علممة عن عبد هللا بن مسعود لال :لال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص " :تخللوا ،فإنه
نظافة ،والنظافة من اإلٌمان ،واإلٌمان مع صاحبه فً الجنة " .
Dan diriwayatkan juga oleh Ath-thabaraany (360H) dalam kitabnya “Al-Mu’jam Al-
"kebersihan mengajakالنظافة تدعو إلى اإلٌمان Ausath” no.(7311) 7/215 dengan lafadz
kepada keimanan":
لال :حدثنا دمحم بن العباس ثنا النضر بن هشام األصبهانً ثنا إبراهٌم بن حٌان بن حكٌم بن حنظلة بن سوٌد بن علممة بن
سعد بن معاذ األنصاري حدثنً شرٌن ...به ،بلفظ " :تخللوا ،فإنه نظافة ،والنظافة تدعو إلى اإلٌمان ،واإلٌمان مع
صاحبه فً الجنة " .
Hadits ini dihukumi oleh syekh Albaany (1420H) sebagai hadits palsu, karena pada
sanadnya ada rawy yang bernama Ibrahim bin Hayyan bin Hakim([1]), periwayatan
haditsnya sangat lemah; Ibnu „Adiy (365H) mengatakan: Ia banyak meriwayatkan
]hadits-hadits palsu. [Silsilah Hadits Dhaif no.5277
1. "sesungguhnya Allah membangun Islam atasإن هللا بنى اإلسالم على النظافة Dengan lafadz:
dasar kebersihan".
”Disebutkan oleh Ar-Rafi’iy (622H) dalam kitabnya “At-Tadwiin fii Akhbaar Qazwain
1/176 :
لال أبو الحسن علً بن دمحم المزوٌنً الماضً :حدثنً أبو عبٌد هللا بن ٌزٌد ثنا أبو علً الحسن بن دمحم ثنا إسحاق بن
شاهٌن الواسطً ثنا دمحم بن ٌعلى الكوفً ثنا عمر بن صبٌح عن أبً سهل عن الحسن عن أبً هرٌرة لال :لال رسول هللا
ملسو هيلع هللا ىلص ( :تنظفوا بكل ما استطعتم ،فإن هللا بنى اإلسالم على النظافة ،ولم ٌدخل الجنة إال كل نظٌف )
Syekh Albaaniy mengatakan bahwa hadits ini palsu, karena pada sanadnya ada
rawy yang bernama Umar bin Subh([2]); Ibnu Hajar (852H) mengatakan: Ia
adalah matruk (haditsnya ditolak) dan Ibnu Rahawaih (238H) mengklaim ia sebahai
pendusta hadist. [Silsilah Hadits Dhaif no.3264]
2. Dengan lafadz: " بنً الدٌن على النظافةagama Islam dibangun atas dasar kebersihan".
Disebutkan oleh Imam Al-Gazaaliy (505H) dalam kitabnya “Ihyaa’ ‘uluumuddiin”. Al-
„Iraqiy (806H) mengatakan: Aku tidak menemukan hadits ini (])لم أجده. ([3)
3. Dengan lafadz: " تنظفوا فإن اإلسالم نظٌفmembersihkanlah, karena sesungguhnya Islam
itu bersih".
حدثنا: حدثنا الفضل بن أبى طالب عنه وأخبرناه الفضل بن دمحم العطار بأنطاكٌة لال: أخبرنا دمحم بن المسٌب لال: لال
فإن، " تنطفوا: لال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص: حدثنا نعٌم بن المورع عن هشام بن عروة عن أبٌه عن عائشة لال:عمبة بن مكرم لال
. " وال ٌدخل الجنة إالّ كل نظٌف، اإلسالم نظٌف
Hadits ini juga palsu, karena dalam sanadnya ada rawy yang bernama Nu’aim bin
al-muwarri’([4]), Imam Al-Hakim (405H) dan Abu Sa‟id An-Naqqasy (414H) berkata:
ia meriwayatkan dari Hisyam hadits-hadits yang palsu.
4. Dengan lafadz: " إن هللا نظٌف ٌحب النظافةsesungguhnya Allah itu bersih, mencintai
kebersihan".
حدثنا ابن لتٌبة ثنا عبدالرحمن بن ابراهٌم ثنا عبدهللا بن نافع حدثنا خالد بن إلٌاس عن عامر بن سعد بن أبى ولاص: لال
جواد ٌحب، كرٌم ٌحب الكرم، نظٌف ٌحب النظافة، " إن هللا عزوجل طٌب ٌحب الطٌب:عن أبٌه عن النبً ملسو هيلع هللا ىلص لال
. " وال تشبهوا بالٌهود التى تجمع االكناف فً دورها، فنظفوا بٌوتكم،الجود
Sanad hadits ini sangat lemah karna dalam sanadnya ada rawy yang
bernama Khalid bin Ilyas([5]), Ibnu hajar berkata: haditsnya ditinggalkan karena
sangat lemah (matruuk).
Diriwayatkan juga dengan sanad yang lain oleh Ibnu ‘Adiy dalam kitabnya “Al-
Kaamil” 5/291:
حدثنا دمحم بن الفضل الهمذانً ببٌت الممدس ثنا أحمد بن بدٌل ثنا حسٌن بن علً الجعفً ثنا بن أبً رواد عن سالم: لال
فاكسحوا، نظٌف ٌحب النظافة، سخً ٌحب السخاء، " إن هللا جمٌل ٌحب الجمال: لال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص: عن أبٌه لال
. " أفنٌتكم
Namun sanad inipun juga sangat lemah karena ada rawy yang bernama Ahmad bin
Budail([6]), Ibnu „Adiy berkata: Ia meriwayatkan hadits yang mungkar (sangat
lemah). [Silsilah Hadits Dhaif no.7086]
Dengan demikian lafadz hadits النظافة من اإلميمان, adalah palsu haram hukumnya
dinisbahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Banyak sekali ayat dan hadits yang menunjukkan bagaimana Islam sangat
memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan ciri dan tanda keimanan
seseorang, diantaranya:
Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang suka membersihkan diri. dan
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. [At-Taubah:108]
Allah mengharamkan seorang suami menggauli istrinya yang sedang haid atau
nifas:
ط َّه ْرنَ فَأْتُوه َُّن ِم ْن ْ ٌَ ٌض َو َال ت َ ْم َربُوه َُّن َحتَّى
َ َط ُه ْرنَ فَإِذَا ت ِ سا َء ِفً ْال َم ِح
َ ٌّض لُ ْل ه َُو أَذًى فَا ْعت َِزلُوا ال ِن ِ {و ٌَ ْسأَلُونَنَ َع ِن ْال َم ِح
َ
]ٕٕٕ :ط ِ ّه ِرٌن} [البمرة َ َ اَّلل ٌ ُِحبُّ الت َّ َّوا ِبٌنَ َوٌ ُِحبُّ ْال ُمت َّ
ن إ اَّلل
َ َّ ِ ُ َّ ُ َ َم ُ
ك ر مَ أ ُ
ْث ٌ َح
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran".
oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri (dgn tidak menyetubuhi) dari wanita di
waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci (dari haid).
apabila mereka Telah suci (mandi wajib), Maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. [Al-Baqarah:222]
Allah memerintahkan wudhu dan mandi bagi yang junub ketika hendak salat:
س ُحوا بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبٌَ ِْن َ ك َوا ْم ِ ِص َالةِ فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ٌْ ِدٌَ ُك ْم إِلَى ْال َم َراف َّ {ٌَا أٌَُّ َها الَّذٌِنَ آ َمنُوا إِذَا لُ ْمت ُ ْم إِلَى ال
سا َء فَلَ ْم ت َِجد ُوا َما ًء فَتٌََ َّم ُموا َ ّسفَ ٍر أ َ ْو َجا َء أَ َحدٌ ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَائِ ِط أ َ ْو َال َم ْست ُ ُم ال ِن َ ضى أ َ ْو َعلَى َّ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا
َ ط َّه ُروا َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر
ط ِّه َر ُك ْم َو ِلٌُتِ َّم ِن ْع َمتَهُ َعلَ ٌْ ُك ْمَ ٌُاَّللُ ِلٌَجْ عَ َل َعلَ ٌْ ُك ْم ِم ْن َح َرجٍ َولَ ِك ْن ٌ ُِرٌدُ ِل َّ ُ س ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ٌْدٌِ ُك ْم ِم ْنهُ َما ٌ ُِرٌد ْ َطٌِّبًا ف
َ ام َ ص ِعٌدًا َ
]6 :لَعَلك ْم تشك ُرونَ } [المائدة
ُ ْ َ ُ َّ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka
mandilah, dan jika kamu sakit (tidak boleh kena air) atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh (menyetubuhi) perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [Al-Maidah:6]
َ َ{وثٌَِابَنَ ف
]4 :ط ِّه ْر} [المدثر َ
Dan pakaianmu bersihkanlah. [Al-Muddatsir:4]
Adapun dari hadits-hadits Nabawy sangat banyak sekali, diantaranya:
ًور» [سنن أب َ فَإ ِ َّن التُّ َر،ئ أ َ َحد ُ ُك ْم ِبنَ ْع ِل ِه ْاألَذَى
َ ُ اب لَه
ٌ ط ُه َ « ِإذَا َو ِط:َس َّل َم لَال
َ صلَّى هللاُ َعلَ ٌْ ِه َو
َ ِاَّلل ُ أ َ َّن َر،َ َع ْن أ َ ِبً ه َُرٌ َْرة
َّ سو َل
]ً صححه األلبان:داود
Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Seorang a‟raby kencing berdiri dalam
mesjid, maka para sahabat ingin memukulnya, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda kepada mereka: "Biarkan ia menyelesaikan kencingnya, kemudian
kalian sirami kencingnya dengan seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk
memudahkan umat, bukan untuk menyusahkannya". [Sahih Bukhari]
Dari Aisya radiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Ada
10 sifat dasar manusia (fitrah): Mencukur kumis, memanjangkan jenggot, sikat
gigi, istinsyaaq (membersihkan hidung dengan menghirup air), memotong kuku,
mencuci persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, cebok dengan
air, dan kumur-kumur". [Sahih Muslim]
َو َال ٌَتَ َمسَّحْ ِمنَ ْالخ ََال ِء،ُ « َال ٌ ُْم ِسك ََّن أ َ َحد ُ ُك ْم ذَك ََرهُ بٌَِ ِمٌنِ ِه َوه َُو ٌَبُول:سلَّ َم
َ صلَّى هللاُ َعلَ ٌْ ِه َو
َ ِسو ُل هللاُ لَا َل َر:ََعن أَبًِ لَت َادَة َ لَال
]َاء» [صحٌح مسلم ِ ْ ًِس ف
ِ اإلن ْ َّ َو َال ٌَتَنَف،بٌَِ ِمٌنِ ِه
«الَّذِي:َسو َل هللاِ؟ لَال ِ َو َما اللَّعَّان: «اتَّمُوا اللَّعَّانٌَ ِْن» لَالُوا:َسلَّ َم لَال
ُ َان ٌَا َر َ صلَّى هللاُ َعلَ ٌْ ِه َو ُ أ َ َّن َر،َ َع ْن أَبًِ ه َُرٌ َْرة
َ ِسو َل هللا
] أ َ ْو فًِ ِظ ِلّ ِه ْم» [صحٌح مسلم،اس ِ َّك النِ ٌط ِر َ ًٌَِت َ َخلَّى ف
Demikian Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan, dan masih banyak lagi
nash-nash yang menganjurkan kebersihan. Bahkan Islam bukan hanya
memerintahkan kebersihan jasmani tapi jiwa juga harus bersih dari sifat-sifat yang
kotor, seperti syirik, munafiq, maksiat, iri hati, dengki, sombong, dan lain-lain.
Semoga Allah senantiasa membersihkan kita, baik lahir maupun batin. Amiiin !
Lihat juga: Tingkatan Iman - Najis anjing - Hukum memelihara anjing - Menyentuh
Kemaluan; Apakah Membatalkan Wudhu? - Air sisa perempuan
[1] ) Lihat biografi Ibrahim bin Hayyan bin Hakim dalam kitab: Al-Kaamil karangan
Ibnu „Adiy 1/254, Ad-Dhu‟afaa‟ karangan Ibnu Al-Jauzy 1/31, Mizaan al-I‟tidaal
karangan Ad-Dzahaby 1/147, Lisan Al-Mizan karangan Ibnu Hajar 1/270.
[2] ) Lihat biografi Umar bin Subh dalam kitab: Al-Kaamil 1/254, Ad-Dhu‟afaa‟
karangan Ibnu Al-Jauzy 2/211, Mizaan al-I‟tidaal 5/248, Taqriib at-Tahdziib karangan
Ibnu Hajar hal.414 .
[3] ) Lihat kitab: Al-Mugni takhrij hadits kitab Ihya‟ ulumuddin karangan Al-Iraqi
no.124, dan kitab Al-Maqaasid al-hasanah karangan As-Sakhawy no.302 .
[4] ) Lihat biografi Nu‟aim bin Muwarri‟ dalam kitab: Al-Kamil karangan Ibnu „Adiy
7/15, Ad-Dhu‟afaa‟ karangan Ibnu Al-Jauzy 3/165, Mizaan al-I‟tidaal 7/45, Lisaan Al-
Mizaan 8/290.
[5] ) Lihat biografi Khalid bin Ilyas dalam kitab: Al-Kaamil 3/5, Ad-Dhu‟afaa‟ karangan
Ibnu Al-Jauzy 1/245, Mizaan al-I‟tidaal 2/407, Taqriib at-Tahdziib hal.187 .
[6] ) Lihat biografi Ahmad bin Budail dalam kitab: Al-Kaamil 1/186, Mizaan al-I‟tidaal
1/218, Taqriib at-Tahdziib hal.77 .
THAHÂRAH ATAU
NAZHÂFAH
Fiqh
Prolog
Ada pernyataan yang sudah sangat populer di tengah masyarakat, namun
sebenarnya ia masih perlu mendapatkan pencermatan, yaitu pernyataan:
ٌا ِ ْ ٍَظافَتُ ِي
ِ ًَ ْٚ اإل َ ُ اَنatau “kebersihan bagian dari keimanan”. Sedemikian
populernya, sehingga pernyataan ini bisa diketemukan dalam berbagai
media penyiaran: baliho, baik cetak maupun elektronik, pamplet, poster,
stiker dan bahkan iklan layanan masyarakat di media cetak, maupun
elektronik. Lebih serunya lagi, banyak juga juru dakwah, pengkhutbah
atau pemberi kultum, atau sambutan-sambutan dari para pejabat yang
mengutip pernyataan ini dan menjadikannya sebagai dalil.
: – صه َى َ َٔ ِّ ْٛ َعهَ ُصهٗ هللا َ – ِصٕ ُل هللا ُ قَا َل َس:َع ُُّْ – قَال َ ُ هللاٙ َ ض ِ ٘ ِ – َس ّ َيانِكٍ ْاأل َ ْشعَ ِشِٙع ٍْ أَب َ
ّٰلل ت َ ًْ َآلَ ٌِ – أ َ ْٔ ت َ ًْ َؤل ُ – َيا ُ َٔ ، ٌَزَ اًِٛ اٌ َٔ ْان َح ًْذُ ِّٰللِ ت َ ًْ َؤل ُ ْان
ِ ِ ُص ْب َحاٌَ هللاِ َٔ ْان َح ًْذ ِ ًَ ٚاإل ْ ٕس ش
ِ ْ َط ُش ُّ «
ُ ُٓ انط
ْٔ َ آٌ ُحجتٌ نَكَ أ ُ َٔ ْانقُ ْش،َا ٌءٛض ِ َاٌ َٔانصب ُْش ٌ ْ َٔانصذَقَتُ ب ُْش،ٕس ٌ َُ ُ َٔانص َالة،ض ِ ث َٔ ْاأل َ ْس ِ أا
َ ًَ ٍَْ انضَٛب
222[ ٌع ََ ْف َضُّ فَ ًُ ْعتِقُ َٓا أ َ ْٔ ُيٕ ِبقُ َٓا» (سٔٔاِ يضهىِٚ َ ْغذُٔ فَبَاٚ اس ِ ُ ُك ُّم ان، َْكَٛعه َ ]).