ABSTRAK
Masjid merupakan pusat peradaban umat Islam. Maka dalam hal pengelolahan, setiap pengurus masjid harus memiliki
kompetensi dan wawasan luas mengenai manajemen. Sehingga masjid berfungsi sebagaimana di zaman Rasulullah SAW
yaitu 70% kegunaan masjid adalah sebagai gerakan sosial dan 30%nya adalah digunakan untuk ibadah. Dalam penelitian
ini ingin mengetahui bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh pengurus Masjid Jogokariyan dalam mengelola
manajemen masjid. Sehingga pengurus masjid mampu menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat. Penelitian
ini merupakan penelitian lapangan yang langsung turut serta akan kegiatan di Masjid Jogokariyan. Dari hasil penelitian
tampak bahwa usaha para pengurus masjid yang dilakukan untuk masjid dari waktu ke waktu telah memberi dampak
positif bagi masyarakat sekitar masjid pada khususnya dan bagi masyarakat luar pada umumnya. Selain memberi dampak
positif, masjid Jogokariyan juga menjadi inspirasi bagi masjid-masjid seluruh Indonesia dalam hal manajemennya.
ABSTRACT
The mosque is the center of Islamic civilization. So in terms of management, every mosque administrator must have
competence and broad insight about management. So that the mosque functions as in the time of the Prophet Muhammad
that is 70% of the use of the mosque is as a social movement and 30% is used for worship.In this study wanted to find out
how the efforts made by the administrators of the Jogokariyan Mosque in managing mosque management. So that the
mosque management can make the mosque as a center of community activity. This research is field research that directly
participates in activities in Jogokariyan Mosque.From the results of the study, it appears that the efforts of the mosque
management carried out for the mosque from time to time have had a positive impact on the community around the
mosque in particular and for the outside community in general. In addition to having a positive impact, the Jogokariyan
mosque has also become an inspiration for mosques throughout Indonesia in terms of its management.
197
Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1), 2019
yang terawal dibangun oleh Rasulullah SAW dalam subuh. Beberapa masjid malah cuma berfungsi untuk
usahanya membangun masyarakat. Apa yang Rasulullah shalat Jum'at.
SAW lakukan ini menjadi pedoman bagi siapa saja yang
mengaku sebagai agen pembangun peradaban. Kondisi sepinya masjid dari kegiatan atau aktivitas
ibadah umat salah satu penyebab utamanya adalah
Membangun masjid dalam hal ini tidak hanya kejahilan para pengurus masjid. Pengurus masjid hanya
membangun fisiknya, tetapi juga membangun nilai berlombah bagaimana cara mempermegah bangunan
gunanya. Tidak mungkin suatu masyarakat menjadi masjid, namun sepi dari jamaah. Pengurus masjid tidak
masyarakat madani tanpa ada masjid yang hidup faham sunnah, sehingga masjid tidak berfungsi
membersamainya. Seperti halnya pada masa Rasulullah sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah. Bahkan
SAW, masjid tidak hanya menjadi tempat shalat semata sebagian pengurus masjid berlombah menjadi juru kunci
bahkan dari sana dimulai gerakan pendidikan dan masjid, atau tukang kunci masjid. Padahal
penerangan, di sana digelar dan ditegakkan peradilan, sesungguhnya masjid ada sebagai tempat aktifitas umat
bahkan di sana pula dibicarakan perjanjian dengan bahkan menjadi pusat peradaban Islam.
tetangga non muslim. Itulah fungsi masjid sebagaimana
yang dicontohkan Rasul, yang memang sejalan dengan (Bulif : 2017) Melihat kondisi demikian, Kabar gembira
namanya (tempat sujud/berbakti kepada Allah) pusat datang dari Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Masjid
kegiatan jamaah muslim dalam menata dan menatap Jogokariyan yang diajukan sebagai perwakilan dari kota
masa depan hidupnya baik yang berjangka pendek Yogyakarta dalam perlombaan Masjid besar
(dunia) maupun yang berjangka panjang (akhirat). percontohan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada
tanggal 22 Agustus 2016, Masjid Jogokariyan berhasil
Menurut (Ahmad Sutarmadi: 2002) Fungsi dan memperoleh juara pertama dalam lomba masjid
manajemen masjid model Rasulullah Saw ini diteruskan percontohan yang diselenggarakan oleh Departemen
oleh para sahabat, Tabiin, Tabiit-tabiin, dan seterusnya Agama (Depag) DIY.
sampai abad XVI H, dan berkembang sangat
menakjubkan dan luar biasa. Contoh, Masjid Nabawi Pada November 2016, Masjid Jogokariyan diajukan
sekarang sebagai pusat ibadah dan peradaban Islam, sebagai perwakilan dari DIY untuk maju di lomba
serta masjidil Haram yang di dalamnya Ka’bah menjadi masjid percontohan tingkat Nasional dan terpilih
pusat Kiblat ibadah umat muslim sedunia. menjadi masjid percontohan Nasional. Dengan
menerima penghargaan langsung dari Kementrian
Masyarakat muslim kini mulai menjauhkan fungsi dan Agama Republik Indonesia.
manajemen masjid sebagaimana telah diwariskan oleh
Rasulullah. Entah karena ketidaktahuan dalam Masjid Jogokariyan yang terletak di Daerah Istimewa
mengelolah memanajemen masjid atau memang Yogyakarta, berdiri di Kampung Jogokariyan
kejahilan para pengurus masjid. Sehingga masjid bukan Yogyakarta. Dapat menjadi jembatan baru bagi warga
lagi menjadi pusat kegiatan jamaah muslim dan justru Jogokariyan untuk saling mengenal dan saling
terlihat angker. mengetahui satu sama lain. Sehingga hati warga merasa
memiliki masjid seperti rumah sendiri, hal ini mampu
(Supardi:2001) mengatakan kaum muslimin hampir- dilihat dari semangat warga dalam usaha memakmurkan
hampir tidak ada waktunya lagi untuk mampir shalat masjid dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Masjid
berjamaah di masjid. Walaupun ada masjid yang dekat dengan bangunan sederhana, membuat warga merasa
dari tempat kerjanya itupun, mereka tidak ada lagi nyaman. Kemudian banyaknya kegiatan-kegiatan yang
kesempatan untuk ke masjid. Kalaupun dia shalat karena dilaksanakan di masjid tersebut, ternyata menarik warga
kesibukannya dia memilih untuk shalat sendiri di kamar sekitar untuk ikut serta dalam kegiatan masjid.
kerjanya daripada shalat berjamaah di masjid. Padahal
masjid itu hanya di batasi oleh dinding dengan tempat Masjid Jogokariyan merupakan contoh masjid yang
dimana dia bekerja. dapat memberdayakan masyarakat dengan manajemen
yang baik, memperkuat ikatan sosial, menjadikan
(Mohammad E. Ayub, Muhsin dan Ramlan sebagai pusat interaksi yang bermanfaat dalam
Mardjoened: 1997) Jika akhir-akhir ini kita melihat pertukaran informasi, ilmu pengetahuan, dan
wujud fisik yang bangunannya megah tetapi sunyi dari ketrampilan, serta memberikan berbagai layanan dari
kegiatan, itu jelas merupakan penyimpangan fungsi kesehatan, pembelajaran, hingga permodalan. Masjid
yang keterlaluan. Kekurangberdayaan masjid membina Jogokariyan memposisikan diri sebagai masjid yang
umat terlihat nyata di masjid yang tersebar di desa-desa. tidak hanya dibangun sebagai tempat ibadah saja, tetapi
Suara adzan saja terkadang belum dikumandangkan juga kegiatan-kegiatan lainnya seperti pendidikan,
setiap waktu, apalagi waktu subuh. Di kota-kota, banyak perekonomian, dan lain sebagainya yang sangat
masjid yang megah indah dan strategis tempatnya tapi bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
jamaahnya tidak lebih dari lima orang pada saat shalat
198
Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1), 2019
199
Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1), 2019
berqurban dan berzakat di Baitul Maal Masjid menakjubkan. Ada peningkatan jumlah jamaah secara
Jogokariyan, yang aktif mengikuti kegiatan Masjid atau signifikan. Hal itu bisa dilihat ketika jumlah jamaah
belum, yang berkemampuan di bidang apa dan bekerja sholat Shubuh, bisa mencapai sepertiga jumlah jamaah
di mana, dan seterusnya. Detail sekali. Sholat Jumat. Tidak cukup hanya sebatas undangan
shalat dan pemahaman tentang shalat, pengurus masjid
Peta Dakwah Jogokaryan memperlihatkan gambar juga tidak lupa mencantumkan menu makan, dan
kampung yang rumah-rumahnya berwarna-warni: hijau, beberapa dorprize yang siap dibagikan kepada jamaah
hijau muda, kuning, dan seterusnya, hingga merah. Di yang hadir.
tiap rumah, ada juga atribut ikonik: Ka’bah (sudah
berhaji), Unta (sudah berqurban), Koin (sudah Dalam konsep pelayanan ini Masjid Jogokariyan
berzakat), Peci, dan lain-lain. Konfigurasi rumah memiliki langkah kongkrit yang bisa dikatakan penting.
sekampung itu dipakai untuk mengarahkan para Da’i Setelah melayani, maka yang akan dilakukan oleh
yang cari rumah. pengurus Masjid adalah memberikan pemahaman. Salah
satu alasan mengapa dalam konsep pelayanan ini
Menurut Ustad M. Jazir data potensi Jama’ah diteruskan dengan memberikan pemahaman adalah
dimanfaatkan sebaik-baiknya. Segala kebutuhan Masjid banyak dari kalangan umat Islam yang sering gagal
Jogokariyan yang bisa disediakan jama’ah, diorder dari faham dengan ajarannya sendiri. Sebagai salah satu
jama’ah. Masjid Jogokariyan juga berkomitmen tidak contoh, banyak dakwah wali songo yang belum selesai
membuat Unit Usaha agar tak menyakiti jama’ah yang difahamkan, ditelan mentah-mentah oleh kebanyakan
memiliki bisnis serupa. Sehingga ukhuwah umat Islam masyarakat Indonesia. Sampai kini ajaran tersebut
di Jogokaryan sangat kuat. Tiap pekan, Masjid masih berkembang diberbagai kalangan umat muslim
Jogokariyan menerima ratusan tamu. Konsumsi untuk Indonesia.
para tamu, diorderkan secara bergiliran dari jama’ah
yang memiliki rumah. Masih dalam konsep pelayanan, Masjid Jogokariyan
juga menerapkan Gerakan Infak Selalu Tersisa Nol
Intinya, langkah pemetaan inilah yang paling pertama Rupiah. Ta’mir masjid Jogokariyan membuat sistem
dilakukan oleh Masjid Jogokariyan dalam hal memulai keuangan Masjid Jogokariyan yang berbeda dari masjid
langkah strategis untuk mengetahui data tetap jamaah lainnya. Jika ada Masjid mengumumkan dengan bangga
Masjid Jogokariyan. Adapun langkah-langkah dalam bahwa saldo infaknya jutaan, maka Masjid Jogokariyan
pemetaan ini adalah pertama, melihat potensi dan selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman, saldo
kebutuhan masyarakat atau jamaah. Kedua, melihat infak harus sama dengan NOL! Infak itu ditunggu
peluang dan tantangan. Ketiga, melihat kekuatan dan pahalanya untuk menjadi ’amal shalih, bukan untuk
kelemahan. disimpan di rekening Bank.
200
Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1), 2019
mampu. Dalam hal ini masjid Jogokariyan Mading yang di dalamnya berisi tentang baik kegiatan
bekerjasama dengan beberapa lembaga keuangan/ masjid maupun kegiatan kampung pada umumnya.
Lazis seperti YDSF yang dikelolah oleh masjid Al 4) Masjid Jogokarian dalam hal sebagai Tempat menerima
Falah Surabaya. tamu-tamu, maka Masjid Jogokariyan telah membuka
c) Pelayanan Sandang/Pangan/Papan selebar-lebarnya sekretariat masjid untuk menerima
Salah satu upaya membantu jamaahnya yang tamu masjid.
kurang mampu, masjid jogokariyan membuat 5) Masjid Jogokarian dalam hal sebagai Pusat
sebuah kotak infaq kusus beras yang diletakkan di pengumpulan dan distribusi zakat, infaq, dan shodaqoh
depan pintu masuk masjid. Setiap terkumpul masjid maka Masjid Jogokarian telah mendirikan Baitul Maal
lalu membagikan ke jamaahnya yang kurang Masjid.
mampu. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan setiap 6) Masjid Jogokarian dalam hal sebagai tempat mengatur
sebulan sekali. kegiatan masyarakat Islam, maka Masjid Jogokarian
Dalam pelayanan papan, salah satu upaya pertama telah membuka selebar-lebarnya kepada pimpinan
masjid jogokariyan dalam hal ini adalah Rukun Warga (RW) atau Rukun Tetangga (RT) sebagai
memperhatikan kelayakan kamar mandi rumah tempat musyawarah kegiatan warga. Bahkan Masjid
jamaahnya. Sehingga ada program renovasi memberikan fasilitas apa yang dibutuhkannya.
kelayakan kamar mandi, dan ini telah berhasil 7) Masjid Jogokarian dalam hal sebagai Pusat pertolongan
merenovasi puluhan rumah warga atau jamaah Ummat, maka Masjid Jogokariyan membuka selebar-
sekitarnya. Kedepannya, masjid Jogokariyan lebarnya kepada jamaah atau siapapun untuk
memiliki rencana akan membangun semua rumah mengaduhkan atau menyelesaikan sebuah masalah yang
jamaah sekitaran masjid menjadi lantai dua. Lantai sedang di hadapi.
pertama untuk bisnis jamaah, kedua untuk tempat 8) Masjid Jogokarian dalam hal sebagai Pusat Penanganan
tinggal. Pembangunan ini bertujuan menjadikan Kesehatan, maka Masjid Jogokariyan telah membuka
masjid sebagai sentral bisnis jamaah sekitar Klinik pengobatan gratis kepada jamaahnya.
kampung jogokariyan. 9) Masjid Jogokarian dalam hal sebagai tempat menginap
para musafir, maka masjid Jogokarian telah membangun
Selain bebrapa bidang yang telah disebutkan di atas. sebuah Hotel (Primium) dan Penginapan (Secara Gratis)
Kunci Manajemen Masjid Jogokarian dalam hal kepada para musyafir yang berkunjung ke Masjid
pelayanan ini adalah mengembalikan fungsi Masjid Jogokariyan.
sebagaimana fungsi Masjid semasa Rasulullah masih 10) Masjid Jogokarian dalam hal sebagai pusat jaminan
hidup. Adapun fungsi masjid pada masa Rasulullah sosial, maka Masjid Jogokarian telah menyediakan
SAW adalah sebagai pusat peradaban umat. dapur umum bagi musyafir dan pasokan makanan bagi
masyarakat yang membutuhkan lewat baitul maal.
Maka ini pulah yang dilakukan Masjid Jogokariyan 11) Masjid Jogokarian dalam hal sebagai pusat dakwah
sebagai bentuk upaya keberhasilan menejemen masjid, maka masjid jogokariyan selalu membuka pintu selebar-
sehingga Masjid menjadi pusat peradaban Islam. Dan lebarnya kepada para pendakwah, ormas, dan lsm untuk
ini pulah rahasia dibalik kemakmuran masjid melakukan kegiatan dakwahnya di masjid jogokariyan.
Jogokarian Yogyakarta. Maka inilah fungsi masjid
yang telah dilakukan secara ril dan dirasakan Terakhir, Salah satu kunci pulah dalam hal pelayanan di
masyarakat atau para jamaahnya. Inilah hasil penelitian Masjid Jogokariyan adalah pengurus menunjuk Imam
berdasarkan pengamatan dan penelitian selama satu Masjid. Imam Masjid bukan Imam Shalat. Imam Masjid
bulan di Masjid Jogokarian Yogyakarta sebagai berikut: adalah seorang pemimpim yang disiapkan oleh
pengurus masjid untuk melayani para jamaah atau tamu
1) Masjid Jogoriyan dalam hal Sebagai pusat pendidikan, yang datang ke masjid.
pengajaran, dan pengembangan ilmu, khususnya al
Islam. Telah mengadakan berbagai kajian-kajian baik Pemberdayaan
tentang problematika umum, atau masalah ke Islaman. Dalam hal pemberdayaan, Masjid Jogokariyan telah
Dan kegiatan ini ada yang dilakukan secara rutin atau berupaya memberdayakan semua potensi yang bisa
pun menunggu momen. dimaksimalkan oleh masjid. Segala kebutuhan Masjid
2) Masjid Jogokariyan dalam hal Sebagai pusat Jogokariyan yang bisa disediakan jama’ah, diorder dari
peribadatan. Maka Masjid Jogokarian telah menjaga jama’ah. Masjid Jogokariyan juga berkomitmen tidak
kepercayaannya kepada masyarakat Jogokarian membuat Unit Usaha agar tak menyakiti jama’ah yang
sehingga tidak mendirikan masjid diror atau masjid memiliki bisnis serupa.
saingan. Sehingga Masjid Jogokariyan menjadi satu-
satunya Masjid yang ada dilingkungan kampung Adapun yang telah dilakukan oleh masjid jogokariyan
Jogokariyan. adalah memberdayakan ekonomi umat, dengan
3) Masjid Jogokariyan dalam hal sebagai Pusat informasi memberikan lapangan kerja kepada para jamaah. Seperti
masyarakat, maka Masjid Jogokariyan menyediakan pemberian lokasi jualan samping masjid untuk jamaah
yang usaha membuka angkringan dengan jadwal bergilir
201
Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1), 2019
dengan beberapa jamaah. Pembuatan marcedes Masjid memberikan pertanggungjawaban yang lebih spesifik
Jogokariyan meliputi Songkok Khas Masjid Jogokarian kepada para jamaahnya.
yang dipercayakan kepada salah satu jamaahnya yang
pernah di PHK dari perusahaan tempat bekerja. Realisasi Konsep Manajemen masjid Terhadap
Pemesanan makanan dan air mineral dari beberapa Program Kerja Masjid Jogokarian :
jamaah masjid. Sampai petugas keamanan (Satpam) pun 1. Memasyarakatkan masjid dan memasjidkan
Masjid memperkerjakan beberapa jamaahnya. masyarakat.
Memasyarakatkan masjid Adalah bagaimana
Kedepan, rencananya Masjid Jogokariyan akan keberadaan masjid dirasakan manfaatnya atau
merenovasi semua rumah jamaah untuk dibangun berkahnya. Sedangkan memasjidkan masyarakat
menjadi lantai dua. Sebagaimana mekkah dan madinah. adalah bagaimna menjadikan masyarakat sebagai
Lantai satu untuk berbisnis dan lantai dua untuk rumah. jamaah atau aktivis masjid. Maka inilah realisasi
Sehingga kedepannya kampung jogokariyan akan dari konsep pelayanan dan pemberdayaan.
dikenal juga dengan kampung bisnis yang pusatnya
adalah masjid jogokariyan. Dan kita juga sudah 2. Membangun kelembagaan masjid yang
mendapat dukungan dari beberapa guru besar di bidang profesional dalam karya dan ikhlas dalam niat.
arsitek Universitas Gadja Mada. Salah satu contoh kelembagaan yang diinisiasi oleh
masjid Jogokariyan secara profesional adalah
Selain pemberdayaan Ekonomi Umat, Masjid pertama, Klinik kesehatan Masjid. Klinik kesehatan
Jogokariyan juga memberdayakan jamaahnya untuk ikut masjid jogokariyan ini merupakan fasilitas yang
berperan aktif dalam kepengurusan masjid. Jamaah yang disediakan oleh masjid Jogokariyan dalam
ahli Ekonomi di berikan amanah untuk memegang melayani kesehatan masyarakat atau jamaah
pembendarahan masjid dan lain sebagainya. Sehingga dengan ditangani oleh tenaga ahli dan profesional.
golnya adalah jamaah merasa memiliki masjid itu Lembaga ini pun disalurkan secara gratis tanpa
sendiri. biaya apapun. Maka inilah bentuk realisasi konsep
pelayanan di dalam program kesehatan untuk
Adapun langkah-langkah dalam konsep pemberdayaan jamaah yang diusung oleh Masjid Jogokariyan.
ini adalah pertama, memulai dari data. Yaitu bertujuan Dengan harapan mampu meringankan beban
untuk mengetahui apa saja problem yang dihadapi oleh masyarakat atau jamaah masjid dalam bidang
jamaah. Kedua, mengetahui potensi yang dimiliki oleh kesehatan.
jamaah. Ketiga, mengetahui bidang atau talen yang Kedua, Baitul Maal Masjid Jogokariyan. Inilah
dimiliki jamaah. Keempat, memasukkan jamaah ke salah satu lembaga masjid yang bergerak dibidang
dalam koneksi atau jaringan sehingga membuat mereka lazis yang berguna untuk menampung sumber dana
lebih cepat dalam mengembangkan usahanya. dari para donatur. Lewat lembaga ini pulah,
nantinya menjadi strategi masjid dalam
Pertanggungjawaban menciptakan program pemberdayaan ekonomi
Dalam hal Pertanggungjawaban, Masjid Jogokariyan masyarakat. Maka inilah salah satu realisasi
memiliki cara penyampaian yang luar biasa kepada para program dari pada konsep pemberdayaan.
jamaahnya. Dan Masjid jogokariyan tidak meniru cara
penyampaian pertanggungjawaban masjid-masjid pada 3. Melaksanakan tertib administrasi, efisiensi,
umumnya. yaitu biasanya hanya disampikan lewat transparansi dalam anggaran.
selembaran-selembaran kertas yang ditempel di dinding Tertib administrasi, efisiensi, transparansi dalam
atau mading masjid. anggaran adalah sebagaimana telah diuraikan di
awal pembahasan yaitu dengan diterbitkannya
Masjid Jogokariyan berusaha menghormati dan buletin idhul fitri, buletin haji, dan buletin An
menghargai jamaahnya dengan pembuatan buletin atau Nakhr. Maka inilah realisasi program dalam
semacam majalah yang berisi tentang kegiatan, karya konsep pertanggungjawaban.
tulis, dan pendanaan masjid, yang kemudian diberikan
oleh pengurus Masjid langsung ke rumah-rumah 4. Mengembangkan seluruh potensi jama’ah bagi
jamaahnya. Dan ini biasanya terbit setiap satu tahun kemakmuran masjid dan kesejahteraan
sekali. jamaah.
Dalam program ini Masjid mencoba membaca data
Adapun langkah-langkah dalam tahapan potensi yang dimiliki oleh jamaah. Lalu masjid
pertanggungjawaban ini adalah masjid memberikan akan memberdayakan jamaahnya untuk semua
laporan dalam bentuk tertulis. Dan itu tidak hanya kebutuhan masjid. Intinya, setiap jamaah yang
disediakan dimesjid, tapi disebarkan. Sehingga sudah 22 memiliki kelebihan di bidang A akan ditempatkan
tahun masjid menerbitkan Buletin Idhul fitrih (Bulif). dibidang tersebut.
Selain itu masjid juga menerbitkan buletin khusus Haji Sebaliknya, masjid akan memberikan kecukupan
dan buletin An Nakhr yaitu buletin khusus Qurban. kepada jamaahnya baik dalam kebutuhan primer
Sehingga dengan diterbitkannya buletin ini mampu
202
Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1), 2019
atau sekunder. Sehingga dua sumber daya ini, yaitu dengan wawasan yang lebih banyak lagi di tengah
masjid dan jamaah menjadi hidup, dan saling tengah masyarakat atau jamaah. Maka goalnya
bergotong royong dalam melaksanakan program adalah masyarakat/jamaah bisa saling menghargai
keumatan. Maka inilah realisasi dari pada konsep cara dakwah satu kelompok dengan kelompok
pemberdayaan. lainnya, dengan tidak mudah membid’ahkan atau
mengkafirkan satu kelompok atau golongan.
5. Mengembangkan Dakwah jama’ah dan
jama’ah dakwah. 6. Menggarap dan membina generasi muda yang
Ini dimaksudkan bahwa Dakwah adalah prioritas berjasad kuat, berwawasan luas, berjiwa
pertama masjid Jogokariyan. Dimana masjid fokus marhamah, berprestasi, dan mandiri.
pada program dakwahnya, tanpa kemudian melihat Masjid Jogokariyan juga dikenal dengan anak
perbedaan khilafiyah yang hari ini banyak terjadi mudanya yang aktif dalam kegiatan masjid. Salah
dan menimpah sebagian umat. Sehingga satu garapan masjid adalah dengan difasilitasi
perkembangan dakwah di masjid Jogokariyan wadah yaitu remaja masjid. Remaja masjid
terlihat melaju pesat. Jogokariyan ini adalah salah satu usaha pembinaan
Ustadz Jazir dalam satu kesempatan saat oleh pengurus masjid untuk regenerasi pengerus
berbincang bersama penulis, beliau mengatakan, masjid ke depannya. Lewat remaja masjid inilah
“Selama tidak saling mengkafirkan, itu bukan generasi-generasi emas lahir.
masalah. Justru perbedaan khilafiyah inilah yang Setiap malam rabu, remaja masjid jogokariyan
membuat Islam itu berwarna.”. rutin melaksanakan kajian kepemudaan,
Mencontohkan, salah satu kasus yang pernah pemikiran, hingga keislaman. Selain kajian, remaja
terjadi di Masjid Jogokariyan dalam menghargai masjid jogokariyan juga ada kumpul alumni remaja
perbedaan khilafiyah adalah waktu itu ada salah masjid atau biasa disebut dengan keluarga Alumni
satu kelompok dari jamaah Hizbut Tahrir Masjid (Kurma) yang berguna untuk menjalin
Indonesia. Mereka membuat sebuah kajian yang silaturahim antar generasi pengurus juga diisi
mengundang ulama dari luar negeri. dengan kajian keislaman. Lebih jelasnya, inilah
Dalam kajian tersebut, Ulamanya membahas rantai pengkaderan yang dilakukan oleh masjid
tentang waktu shalat subuh yang benar. Ualama Jogokariyan. Sebagai Berikut: Pertama, Himpunan
tersebut mengatakan, Shalat subuh orang Anak-anak Masjid (Hamas), yang beranggotakan
Yogyakarta tidak ada yang sah. Menurutnya, shalat pra TK- kelas 6 Sekolah Dasar. Adapun
subuh orang yogya belum masuk waktunya. Pengurusnya beranggotakan dari kelas 1 SMP
Sampai kemudaian ulama tersebut mengajak sampai kelas 2 SMA.
seluruh yang hadir dalam kajian tersebut untuk Kedua, Remaja Masjid (Remas), terdiri dari
seksama membuktikan waktu shalat subuh yang anggota dan pengurus dari kelas 2 SMA sampai
benar di pantai parangtritis, untuk melihat fajar sebelum Nikah. Ketiga, Keluarga Alumni, yang
shadiq (tanda mulainya Shalat subuh). beranggotakan mantan Remas dan Bapak/Ibu
Akhirnya, setelah membuktikan bersama. Ulama muda dan Keempat, Takmir Masjid, merupakan
beserta peserta kajian yang hadir tersebut sepakat akumulasi dari berbagai potensi yang ada di
bahwa shalat subuh harus di undur beberapa menit. masjid. Baik anak-anak, remaja, alumni remaja/
Hasil inpun langsung di sampaikan oleh kurma, maupun orang tua.
perwakilan ormas HTI tersebut kepada takmir. Maka inilah reaslisasi program dari pada konsep
Melihat hal demikian, takmirpun langsung pemberdayaan yang dilakukan oleh masjid
mendiskusikan hal terkait ke lembaga-lembaga Jogokariyan untuk melanjutkan estafet
perhitungan (Hisab/Ruqyat) seperti ke Majlis kepengurusan masjid Jogokariyan.
Ulama Indonesia, Muhammadiyah, Nahdatul
Ulama’ dan lain sebagainya. 7. Membina keluarga jama’ah yang sakinah
Setelah melakukan diskusi panjang, akhirnya sebagai benteng ketahanan ummat
takmirpun mendapatkan hasil bahwa shalat subuh Salah satu program pembinaan keluarga jama’ah
tetap dilaksanakan pada waktu seperti biasanya. sakinah yang diinisiasi atau mendapat dukungan
Melihat hal demikian, untuk menghindari penuh oleh masjid jogokariyan adalah program
pergolakan/perdebatan yang akhirnya justru saling Ibu-ibu yang dimotori oleh Aisyiah yang diadakan
menyalahkan antara takmir dan HTI, maka Masjid setiap malam selasa. Selain itu, Masjid juga biasa
pun memberikan haknya untuk HTI melaksanakan mengadakan kajian-kajian bertemakan pembinaan
shalat di kloter yang kedua. keluarga sakinah. Untuk waktu biasanya
Inilah salah satu contoh kasus yang pernah terjadi menyesuaikan.
di Masjid Jogokariyan. Dan ini adalah bentuk Maka inilah reaslisasi program dari pada konsep
menghargai perbedaan khilafiyah yang pelayanan kepada jamaah masjid Jogokariyan.
ditunjukkan oleh Masjid Jogokariyan untuk umat Harapannya adalah sebgai benteng ketahanan bagi
Islam. Sehingga dakwah itu bisa berkembang keluarga muslim pada umumnya.
203
Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1), 2019
204
Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1), 2019
Saran
1. Kepada para pengurus Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) agar tidak puas dengan hasil yang
telah ditorehkan sampai hari ini. dan selalu
memberikan yang terbaik untuk para tamu yang
ingin belajar ke masjid Jogokariyan.
2. Kepada para penerus (Pemuda/Remaja Masjid
Jogokariyan) yang kelak menjadi DKM agar
belajar dengan sungguh-sungguh dan bisa
meneruskan perjuangan senior yang telah berjuang
dengan keras sehingga Masjid Jogokariyan
menjadi simbol kemakmuran nasional masjid-
masjid seluruh Indonesia.
205