Anda di halaman 1dari 33

Ketentuan Syariat Islam Terkait

Jaminan Produk Halal (JPH)

Fahmi Hasan Nugroho, Lc., M.A.


‫‪Firman Allah‬‬

‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ ْ َ َّ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ِّ ً َ َ َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ َ‬
‫ان ِإ ُنهُ لك ُم عدوُ‬
‫ات الشيط ِ ُ‬
‫ض حالال ط ِيبا ُوال تت ِبعوا خطو ِ ُ‬
‫‪ -‬يا أيها الناسُ كلوا ِمما ِفي األر ِ ُ‬
‫م ِبينُ (البقرة ‪)168‬‬
‫ْ َّ َ ْ َ‬ ‫َ ِّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ و َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُّ َ َّ‬
‫ن‬ ‫ات ما رزقناك ُم واشكر ا ِ ِ ُ‬
‫لِل ِإن كنت ُم ِإياهُ تعبدو ُ (البقرة‬ ‫ين آمنوا كلوا ِمن ط ِيب ِ ُ‬
‫‪ -‬يا أيها ال ِذ ُ‬
‫‪)172‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ً ِّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ َ‬
‫ات واعملوا صا ِلحاُۖ ِإ ِني ِبما تعملو ُن ع ِليمُ (املؤمنونُ ‪)51‬‬
‫ن الط ِيب ِ ُ‬‫‪ -‬يا أيها الرسلُ كلوا ِم ُ‬
‫‪2‬‬
Hadis Rasulullah

َُّ‫ُالح َر َام َُب ِّين َُُو َب ْي َنه َماُأم ْورُم ْش َتب َُهاتُ َال َُي ْع َلمهن‬
َ ‫الل َُب ِّين َُوإ َّن‬ َ ‫إ َّن‬
َ ‫ُالح‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ُّ َ َّ َ َ َّ َ ْ َ
ُ،‫ُوعر ِضه‬ ِ ‫اتُفق ِدُاستبرأ ُِل ِدي ُِن ِه‬ ِ ‫اس فم ِنُاتقىُالشبُه‬ ُ ِ ‫ك ِثير ُِمنُالن‬
َ َ َ َ َ َ ُّ َ ََ ْ ََ
ُ ِ ‫اتُوقع ُِفيُالح ُر‬
...‫ام‬ ِ ‫ومنُوقع ُِفيُالشبه‬
“Sesungguhnya perkara halal itu jelas dan perkara haram itu jelas, tapi antara keduanya ada
perkara samar-samar yang tidak diketahui banyak orang. Maka siapa yang menhindari
syubhat maka ia telah menjaga kesucian agama dan kehormatannya, dan siapa yang jatuh
kepada syubhat maka ia jatuh kepada hal haram.” 3
‫‪Kaidah‬‬

‫▰ األصل في األشياء اإلباحة إال ما دل الدليل على تحريمه‬


‫▰ األصل في األشياء النافعة اإلباحة واألصل في األشياء الضارة الحرمة‬

‫‪4‬‬
Penyebab Keharaman

1. Najis
2. Kotor dan Menjijikan
3. Berbahaya
4. Memabukkan
5. Binatang Buas
6. Ada dalil yang melarang

5
Penyebab Keharaman

1. Najis
Najis adalah segala hal yang dianggap kotor oleh syariat.
Setiap yang najis hukumnya haram dikonsumsi, seperti babi, anjing, darah,
hewan ternak yang tidak disembelih secara syar’i, dan makanan yang terkena
najis.
ً‫اعمُ َي ْط َعم اهُۥ إ َّ اُال َأن َيكُو َ ُن َم ْي َت ًُة َأ ْ ُو َدما‬ َ َ َ ً َّ َ َّ َ َ ‫َ ا‬
ِ ‫وح ُى ِإل َ ُى محرما ع َلىُ ط‬
َ ‫َّ ا‬
ِ ‫قل ُال أ ِج َدُ ِف َى م ُا أ‬
ِ
َّ ْ َ َّ ً ْ ْ ْ َّ
ُ ِ ‫وحا أ ْ ُو ل ْح َُم ِخ ِنزيرُ ف ِإنهۥ ِرجسُ أ ُو ِفسقا أ ِه ُل ِلغي ُِر‬
‫ٱلِل ِب ِ ُه‬ ً ‫َّم ْسف‬

6
Penyebab Keharaman

Najis - Mutanajjis
▰ Najis adalah segala hal yang dianggap kotor oleh syariat. Ia haram
dikonsumsi dalam kondisi ikhtiyar, hanya boleh dikonsumsi dalam
kondisi darurat.
▰ Mutanajjis adalah hal yang tersentuh najis. Ia haram dikonsumsi sebelum
disucikan kembali. Barang halal yang mutanajjis bisa menjadi halal Jika
telah disucikan.

7
Penyebab Keharaman

Ragam najis
▰ Najis Mughallazhah (najis berat), yaitu babi, anjing dan turunan
keduanya atau salah satunya.
▰ Najis Mukhaffafah (najis ringan), yaitu urine bayi laki-laki yang belum
berumur 2 tahun dan belum mengkonsumsi selain air susu ibu.
▰ Najis Mutawassithah (najis sedang), yaitu najis selain dua kategori di
atas.

8
Penyebab Keharaman

Cara pembersihan barang mutanajjis


▰ Benda najis tidak bisa menjadi suci.
▰ Benda mutanajjis bisa menjadi suci dengan cara:
▻ Dicuci sampai hilang najisnya
▻ Diperbanyak hingga menjadi 2 kulah (untuk air)
▻ Diubah sifatnya hingga hilang unsur haramnya (untuk air)
▻ Najis mughallazah dicuci 7 kali dan salah satunya dengan tanah,
najis mukhaffafah diciprati air hingga merata.
9
Penyebab Keharaman

2. Kotor dan Menjijikan


َ ٰۤ َ ْ ْ َ َ ِّ َ َ ِّ َّ َ ُّ َ
)157 ‫ت ويح ِرمُ علي ِهمُ الخب ِٕىثُ (األعراف‬
ُ ِ ‫وي ِح ُل لهمُ الط ِيب‬
▰ Arti “al-Thayyibat” dalam ayat ini adalah apa yang dianggap baik oleh
manusia, sedangkan arti al-Khaba’its adalah yang dianggap kotor oleh
manusia.
▰ Termasuk ke dalam jenis ini adalah air liur, air mani, belatung, kecoa.

10
‫‪Penyebab Keharaman‬‬

‫‪3. Berbahaya‬‬
‫ال تقتلوا أنفسكم إن هللا كان بكم رحيما (النساء ‪)29‬‬
‫وال تلقوا بأيديكم إلى التهلكة (البقرة ‪)195‬‬
‫َّ‬
‫يتحساه في نار جهنم خالدا مخلدا‬ ‫ومن ِّ‬
‫تحس ى س ًّما فقتل نفسه فس ُّمه في يده‬
‫ي)‬‫فيها أبدا (البخار ُ‬
‫‪▰ Termasuk ke dalam kategori ini adalah tumbuhan dan hewan yang‬‬
‫‪beracun.‬‬

‫‪11‬‬
‫‪Penyebab Keharaman‬‬

‫‪4. Memabukkan‬‬
‫▰ يا أيها الذين آمنوا إنما الخمر وامليسر واالنصاب واألزالم رجس من عمل‬
‫الشيطان فاجتنبوه لعلكم تفلحو ُن (املائدة ‪)90‬‬
‫▰ كل مسكر خمر وكل خمر حرام (متفق عليه)‬
‫َ‬ ‫ََْ‬
‫▰ كان رسولُ هللا ﷺ ينت ِبذُ له أو ُل الليل فيشربه إذا أصبح يومه ذلك‬
‫ى والغد إلى العصر‪ ،‬فإن بقي ش يء‬
‫والليلة التي تجيء والغد والليلة اآلخر ُ‬
‫سقاه الخادم أو أمر به فصب (مسلم)‬
‫‪12‬‬
Penyebab Keharaman

Khamr vs. Alkohol


▰ Setiap khamr pasti mengandung alkohol tapi tidak semua alkohol
terkategorikan sebagai khamr.
▰ Khamr adalah setiap minuman yang memabukkan, baik berasal dari
perasan anggur ataupun yang lainnya.
▰ Selain minuman yang memabukkan tidak otomatis terkategori khamr
meskipun cair seperti obat sirup.
▰ Setiap khamr hukumnya najis dan haram meskipun sedikit.
▰ Alkohol ada yang dari industri khamr dan ada yang alcohol murni.
13
Penyebab Keharaman

5. Binatang buas
‫ نهى رسو ُل هللا ﷺ عن كل ذي ناب من السباع وعن ُكل‬:‫عن ابن عباس قال‬
)‫ذي مخلب من الطير (مسلم‬
Rasulullah melarang setiap hewan buas yang bertaring dan unggas bercakar
tajam.

14
Penyebab Keharaman

6. Adanya dalil yang melarang


)173 ‫إنما حرم عليكم امليتة والدم ولحم الخنزير وما أهل به لغير هللا (البقرة‬
:‫عن عائشة رض ي هللا عنها عن النبي ﷺ أنه قال "خمسُ فواسق يقتلن في الحل والحرم‬
)‫الحية والغراب األبقع والفأرة والكلب العقورُ والحديا" (مسلم‬
Dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda, “lima hewan fasiq yang dapat
dibunuh di luar atau di dalam tanah haram, yaitu: ular, gagak, tikus, anjing
yang galak dan rajawali. (Muslim)

15
Fatwa MUI Tentang Alkohol

Fahmi Hasan Nugroho, Lc., M.A.


Fatwa MUI Tentang Alkohol

Perlu diperhatikan:
1. Sumber asal alkohol: Industri khamr -> haram, bukan industri khamr ->
Halal.
2. Batasannya: 1) Di bawah 0.5% untuk minuman, 2) tidak membahayakan,
3) tidak disalahgunakan (dalam kasus khamr)

17
Fatwa MUI Tentang Alkohol

1. No. 4 tahun 2003 tentang Standarisasi Fatwa Halal


2. No. 11 tahun 2009 tentang Hukum Alkohol
3. No. 10 tahun 2018 tentang Produk Makanan dan Minuman yang
Mengandung Alkohol/Etanol
4. No. 11 tahun 2018 tentang Produk Kosmetika yang Mengandung
Alkohol/Etanol
5. No. 40 tahun 2018 tentang Penggunaan Alkohol/Etanol untuk Bahan
Obat
18
Fatwa MUI No. 4 Tahun 2003
Tentang Standarisasi Fatwa Halal

- Khamr adalah setiap yang memabukkan, tidak hanya minuman namun juga
makanan dan lainnya.
- Batas minimal kadar alkohol 1%, di bawah itu tetap haram atas dasar sadd dzari’ah,
tapi tidak najis.
- Ethanol yang berasal dari industri khamr hukumnya haram dan haram digunakan
untuk industri pangan.
- Ethanol bukan dari industri khamr hukumnya suci dan halal digunakan dalam
industri pangan jika produk akhirnya tidak terdeteksi, tapi menjadi haram jika masih
terdeteksi.
- Cuka dari khamr hukumnya halal dan suci, baik terjadi dengan sendirinya ataupun
melalui rekayasa. 19
Fatwa MUI No. 11 Tahun 2009
Tentang Hukum Alkohol

- Khamr adalah setiap minuman yang memabukkan.


- Alkohol adalah senyawa dengan rumus R-OH atau Ar-OH.
- Minuman beralkohol adalah yang mengandung etanol dan senyawa lain
baik melalui proses fermentasi maupun ditambahkan.
- Alkohol dari khamr hukumnya najis dan haram digunakan untuk produk
makanan, obat, kosmetik dan lainnya.
- Alkohol dari bukan khamr hukumnya suci dan boleh digunakan untuk
produk makanan, obat, kosmetik dan lainnya jika aman secara medis, tapi
haram jika membahayakan.
20
Fatwa MUI No. 10 Tahun 2018
Tentang Produk Makanan dan Minuman yang Mengandung
Alkohol/Etanol

- Ketentuan umum mengikuti fatwa no. 11 Tahun 2009 dengan penggantian definisi
alkohol menjadi “senyawa kimia dengan rumus (C2H5OH)”.
- Kadar alkohol minimal khamr adalah 0.5%, minuman yang masuk kategori khamr
maka hukumnya najis dan haram.
- Alkohol dari industri non khamr boleh jadi bahan produk makanan jika tidak
membahayakan, boleh jadi bahan produk minuman jika tidak membahayakan dan
kadarnya di bawah 0.5%.
- Produk perantara yang tidak dikonsumsi langsung yang mengandung alkohol non
khamr untuk bahan produk makanan hukumnya boleh jika tidak membahayakan,
dan untuk bahan produk minuman hukumnya boleh jika tidak membahayakan dan
kadarnya di bawah 0.5%. 21
Fatwa MUI No. 11 Tahun 2018
Tentang Produk Kosmetika yang Mengandung Alkohol/Etanol

- Ketentuan umum terkait khamr dan alkohol mengikuti fatwa no. 11


tahun 2009 dengan tambahan definisi kosmetika sebagai “bahan atau
campuran bahan yang digunakan untuk membersihkan, menjaga,
meningkatkan penampilan, mengubah penampilan, digunakan dengan
cara mengoles, menempel, memercik atau menyemprot”.
- Produk kosmetika yang mengandung khamr adalah najis dan haram
digunakan.
- Alkohol non khamr pada produk kosmetika tidak dibatasi kadarnya,
hukumnya halal selama tidak membahayakan.
22
Fatwa MUI No. 40 Tahun 2018
Tentang Penggunaan Alkohol/Etanol untuk Bahan Obat

- Ketentuan hukum terkait khamr, alkohol, dan minuman beralkohol


mengikuti fatwa no. 11 tahun 2009, dengan tambahan definisi obat dan
makanan. Definisi obat mengikuti UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
dan definisi makanan adalah “barang yang digunakan sebagai makanan atau
minuman, tidak termasuk obat.
- Obat-obatan cair yang berasal dari khamr hukumnya haram.
- Penggunaan alkohol non khamr dalam obat (cair-non cair) dibolehkan
dengan syarat: 1) Tidak membahayakan, 2) Tidak ada penyalahgunaan, 3)
Aman dan sesuai dosis, 4) Tidak digunakan sengaja untuk membuat mabuk.
23
Fatwa MUI Tentang Makanan

Fahmi Hasan Nugroho, Lc., M.A.


Fatwa MUI Tentang Makanan/Minuman

Perlu diperhatikan:
1. Asalnya: Bahan Nabati atau Hewani?
▻ Jika Bahan Hewani, Hewan halal atau tidak?
▻ Jika Hewan Halal, harus disembelih atau tidak?
▻ Jika harus disembelih, penyembelihannya benar atau tidak?
2. Prosesnya:
▻ Penyembelihnya muslim?
▻ Alat penyembelihnya tajam?
▻ Pemingsanan: tidak mematikan dan tidak melukai permanen
▻ Memotong 4 urat
▻ Pengulitan setelah mati
▻ Pembuatan, pengemasan, tercampur dengan non halal? 25
Fatwa MUI Tentang Makanan/Minuman

- Fatwa no. 12 tahun 2009 tentang Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal


- Fatwa no. 52 tahun 2012 tentang Hukum Hewan Ternak yang Diberi Pakan dari Barang Najis
- Fatwa no. 7 tahun 2010 tentang Kopi Luwak
- Fatwa no. 47 tahun 2012 tentang Penggunaan Bulu, Rambut, dan Tanduk dari Mayitah untuk Bahan Pangan, Obat-
obatan dan Kosmetika
- Fatwa no. 30 tahun 2011 tentang Penggunaan Plasenta Hewan Halal untuk Bahan Kosmetika dan Obat Luar
- Fatwa no. 2 tahun 2012 tentang Sarang Burung Walet
- Fatwa no. 2 tahun 2010 tentang Air Daur Ulang
- Fatwa Halal Kepiting
- Fatwa no. 24 tahun 2012 tentang Pemanfaatan Bekicot untuk Kepentingan Non Pangan
- Fatwa no. 25 tahun 2012 tentang Hukum Mengkonsumsi Bekicot
- Fatwa no. 33 tahun 2011 tentang Hukum Pewarna Makanan dan Minuman dari Serangga Cochineal
- Fatwa no. 27 tahun 2013 tentang Penggunaan Bahas Shellac Sebagai Bahan pangan, Obat-obatan dan Kosmetika.
- Fatwa no. 42 tahun 2018 tentang Hukum Mengonsumsi Daging Kanguru
26
Fatwa MUI No. 12 Tahun 2009
Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal

- Ketentuan dalam fatwa ini berkaitan dengan 1) standar hewan yang


disembelih, 2) standar penyembelih, 3) standar alat penyembelihan, 4)
standar proses penyembelihan, 4) standar pengolahan, penyimpanan,
dan pengiriman, dan 5) lain-lain.
- Stunning boleh dilakukan dengan syarat hanya menyebabkan pingsan
dan tidak menimbulkan cedera permanen, alatnya hanya digunakan
untuk hewan halal, dilakukan di bawah pengawasan ahli.

27
Fatwa MUI No. 52 Tahun 2012
Hukum Hewan Ternak yang Diberi Pakan dari barang
najis

- Jika bahan baku najis dalam pakan tidak lebih banyak dari bahan baku
suci, maka hewannya halal daging dan susunya.
- Bahan pangan rekayasa unsur produk haram yang tidak menimbulkan
dampak bau dan rasa pada hewan itu dan tidak membahayakan
konsumen maka hewannya halal, tapi jika timbul dampak pada bau dan
rasa hewan itu dan membahayakan konsumen maka haram.
- Pakan ternak yang dicampur dengan babi dan turunannya atau hewan
najis lain maka hukumnya haram dan tidak boleh diperjualbelikan.
28
Fatwa MUI No. 07 Tahun 2010
Kopi Luwak

- Kopi luwak itu mutanajjis, halal setelah disucikan.


- Syaratnya: Biji kopi masih utuh terbungkus kulit tanduk, dapat tumbuh
jika ditanam kembali.

29
Fatwa MUI No. 47 Tahun 2012
Penggunaan Bulu, Rambut, dan Tanduk dari ”Mayitah”
untuk Bahan Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika

- Hewan halal adalah hewan yang boleh dimakan yang telah memenuhi syarat (seperti
disembelih), selain itu adalah bangkai (mayitah).
- Bulu, rambut, seluruh bagian anggota tubuh manusia adalah suci tapi haram dimanfaatkan
untuk kepentingan pangan, obat-obatan dan kosmetika.
- Bulu, rambut, dan tanduk dari hewan halal hukumnya halal untuk kepentingan pangan,
obat-obatan dan kosmetika.
- Kulit dari bangkai (mayitah) hukumnya halal dan suci setelah disamak, dan boleh
digunakan untuk kepentingan non pangan termasuk obat luar dan kosmetika.
- Bulu, rambut dan tanduk dari hewan halal dan mayitah boleh digunakan untuk
kepentingan non pangan termasuk obat luar dan kosmetika tapi haram dikonsumsi
termasuk untuk bahan pangan. 30
Fatwa MUI No. 30 Tahun 2011
Penggunaan Plasenta Hewan Halal untuk Bahan
Kosmetika dan Obat Luar

- Plasenta dari hewan halal boleh digunakan untuk bahan kosmetika dan
obat luar.
- Plasenta dari bangkai (mayitah) haram digunakan untuk bahan
kosmetika dan obat luar.

31
Fatwa MUI No. 2 Tahun 2012
Sarang Burung Walet

- Sarang burung walet berasal dari zat yang tersimpan di tembolok burung
walet yang tercampur dengan zat yang berasal dari kelenjar ludah (air
liur) yang telah mengering.
- Sarang burung walet dengan ketentuan tersebut hukumnya suci dan
halal.
- Sarang burung walet yang tercampur atau terkena barang najis harus
disucikan secara syar’i merujuk pada fatwa no. 2 tahun 2010.
- Pembudidayaan sarang burung walet hukumnya boleh.
32
Fatwa MUI No. 2 Tahun 2010
Air Daur Ulang

- Air daur ulang bisa menjadi suci dan mensucikan jika dilakukan salah
satu proses berikut:
- Menguras air yang terkena najis hingga tersisa air yang aman dari najis
- Menambahkan dengan air yang suci dan mensucikan hingga mencapai
volume 2 kulah (270 Lt) dan semua unsur dan sifat najis telah hilang
- Mengubah air dengan alat bantu yang bisa mengembalikan sifat asli air
dengan syarat air lebih dari 2 kulah dan alatnya suci.

33

Anda mungkin juga menyukai