Anda di halaman 1dari 7

J-PAI : Vol. 6 No.

1 Juli-Desember 2019
P-ISSN 2355-8237 | e-ISSN 2503-300X http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai
DOI :10.18860/jpai.v6i1….

KEPEMIMPINAN, KEKUASAAN, KEWENANGAN, KEBIJAKAN, KEPUTUSAN


DAN PERATURAN

Wahid Ghalieh Hermansyah


UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
wahidghaliehhermansyah@gmail.com

Abstrak. Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu komunitas,
karena dengan adanya unsur kepemimpinan dalam suatu perkumpulan, organisasi atau
komunitas maka akan ada seorang pemimpin yang kemudian memiliki peran untuk
mengarahkan, memotivasi serta menentukan arah gerak suatu komunitas atau
perkumpulan orang. Atau dengan kata lain, pemimpin merupakan suatu hal yang
dibutuhkan dalam komunitas agar bisa menjaga aktivitas keseluruhan komponen dalam
komunitas tersebut agar tidak menyalahi suatu hal yang bisa merugikan komunitas itu
sendiri. Dalam bergeraknya seorang pemimpin, terdapat sebuah kekuasaan yang kemudian
besertaan dengannya ada suatu kewenangan yang dimiliki oleh pemimpin. Dengan
kewenangan atau kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin inilah yang kemudian
memberikan akses kepada seorang pemimpin untuk mengeluarkan peraturan-peraturan
dan kebijakan atau keputusan, yang kemudian dengan kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkannya itu bertujuan untuk mengontrol pengikut atau masyarakat disekitarnya.
Pada hakikatnya, pemimpin sebenarnya memiliki kekuasaan serta kewenangan yang lebih
dibandingkan dengan para pengikutnya. Karena pemimpin merupakan orang yang
diberikan kepercayaan dan juga kontrol, maka pemimpin dapat memberikan kebijakan
atau keputusan akan suatu hal yang selanjutnya menjadi suatu prodak yang disebut
dengan peraturan.
Keywords. Kepemimpinan; Kekuasaan; Kebijakan; Keputusan
Received : Approved :
Reviesed : Published :
Copyright © J-PAI: JurnalPendidikan Agama Islam. All Right Reserved.
This is an open access article under the CC BY-SA license
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
Correspondence Address: jpai@uin-malang.ac.id

PENDAHULUAN

Kepemimpinan kaitannya dengan kekuasaan beranjak dari adanya pemberian kuasa


yang lebih terhadap sesama anggota dalam suatu kelompok atau komunitas merupakan
satu cara dalam melakukan pengendalian sosial. Dalam hal ini pengendalian yang
dimaksud bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik (baik internal maupun eksternal),

1
Wahid Ghalieh Hermansyah
Kepemimpinan, Kekuasaan, Kewenangan, Kebijakan, Keputusan dan Peraturan
menjaga stabilitas sosial dan menjaga dinamisasi dari kelompok tersebut. Kekuasaan
sendiri sebenarnya erat dengan kondisi dimana seseorang diberikan kewenangan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan ranah kewenangan yang dimilikinya. Kekuasaan
dan kewenangan sebenarnya merupakan dua hal yang bersifat netral, maksudnya adalah
kita tidak bisa mengatakan bahwa itu hal yang baik ataupun hal yang buruk. Penerapan
atau pemanfaatan kewenangan dan kekuasaan itulah yang kemudian dapat memberikan
dampak entah itu baik maupun buruk.
Berkenaan dengan fungsi dari adanya kekuasaan atau kewenangan bagi seorang
pemimpin sebenarnya memiliki signifikasi yang sangat besar terhadap perubahan sosial
disekitarnya. Karena kembali lagi kepada adanya kewenangan yang dimiliki oleh
pemimpin, maka kewenangan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengendali sosial
melalui kebijakan, keputusan ataupun peraturan yang dikeluarkan. Hal tersebut tentunya
akan berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan oleh anggota dalam suatu komunitas
tertentu, yang pada hakikatnya sebenarnya tidak lain agar menjaga ketertiban dan juga
menjaga stabilitas komunitas atau perkumpulan tersebut.
Berkenaan dengan hal di atas, maka sebenarnya alat dari kepemimpinan untuk
mengatur atau mempengaruhi suatu komunitas atau kelompok lahir dari adanya
kekuasaan atau kewenangan yang kemudian memberikan kemampuan kepada seorang
pemimpin dalam mengeluarkan kebijakan, keputusan ataupun prodak berupa peraturan
yang telah disepakati bersama.

PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi
Untuk mengulas mengenai kepemimpinan, kekuasaan, kewenangan, kebijakan,
keputusan dan peraturan beserta dengan hubungannya maka kita perlu mengetahui
mengenai definisi atau pengertian dari masing-masing komponen tersebut.
Yang pertama yaitu mengenai kepemimpinan yang sebenarnya sudah dibahas juga
di tulisan yang sebelumnya. Kepemimpinan sendiri sebenarnya merupakan suatu proses
dalam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas suatu kelompok baik
dalam menyusun tujuan maupun mengarahkan kelompok tersebut untuk kemudian
bersama-sama mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.1 Selanjutnya yaitu
mengenai kekuasaan, yang mana dijelaskan oleh Nelson Polsby bahwa kekuasaan

1 Siti Ruchanah, 'Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam', Muaddib, III ( 2013), hlm. 59.

2
J-PAI : Jurnal Pendidikan Agama Islam,Vol. 6 No. 1 Juli-Desember 2019

merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu yang bertujuan untuk


mempengaruhi orang lain yang kemudian memungkinkan pelaku untuk mengubah suatu
pola tertentu yang bisa merubah kejadian-kejadian di waktu kedepannya. Sedangkan
menurut Soejono Soekanto, kekuasaan merupakan kemampuan dalam mempengaruhi
pihak lain sesuai dengan keinginan seorang pemegang kekuasaan.2
Kekuasaan sering disamakan dengan kewenangan, padahal dua hal tersebut
memiliki perbedaan. Kewenangan sebenarnya termasuk kekuasaan juga, namun kekuasaan
belum tentu merupakan kewenangan. Hal tersebut karena kewenangan merupakan
kekuasaan yang berdasarkan keabsahan yang jelas termasuk dalam perundang-undangan
atau kesepakatan yang telah ditetapkan. Sedangkan kekuasaan bisa saja tidak berdasarkan
kepada keabsahan yang berlaku.3
Selanjutnya yaitu mengenai kebijakan, keputusan dan peraturan. Kebijakan atau
policy merupakan suatu kesepakatan yang telah disepakati bersama oleh para anggota
dalam suatu perkumpulan yang bertujuan untuk memantapkan langkah atau gerak dari
perkumulan tersebut menjadi lebih baik. Dalam suatu perkumpulan yang memiliki struktur
yang jelas, biasanya memiliki semacam dewan eksekutif yang kemudian berfungsi untuk
mendiskusikan kebijakan yang akan dikeluarkan dalam membawa perkumpulan atau
komunitas itu menjadi lebih berkembang dan semakin mengarah ke tujuannya.4 Yang
berikutnya adalah keputusan, yaitu hal yang akrab dengan proses dari penyelesaian
masalah. Karena masalah seringkai dihadapkan dengan penentuan keputusan yang
kemudian menentukan seperti apa langkah yang akan dilakukan dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut.5
Terakhir yaitu mengenai peraturan, yaitu merupakan suatu ketentuan yang bersifat
mengatur. Hal yang diatur bermacam-macam, tapi secara umum yaitu mengenai kehidupan
dan juga interaksi antar orang dalam sebuah komunitas.6 Dengan adanya peraturan yang
mengatur seluruh hal yang berkaitan mengenai hubungan antar manusia, maka
harapannya dapat menjadi suatu hal yang bisa membawa kemaslahatan dan juga
mencegah dari terjadinya pelanggaran-pelanggaran. Seperti melanggar hak orang lain,

2 Muhtar Aboddin, Memahami Kekuasaan Politik (Malang: UB Press, 2017), hlm. 9.


3 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Grasindo, 1992), hlm. 108.
4 Syaiful Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 105.
5 J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit
(Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 44.
6 M. Masan and Rachmat, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Grasindo, 2006), hlm. 52.

3
Wahid Ghalieh Hermansyah
Kepemimpinan, Kekuasaan, Kewenangan, Kebijakan, Keputusan dan Peraturan
tidak menjalankan kewajiban sebagai anggota di kelompok tersebut, merugikan orang lain,
dan lain sebagainya. Peraturan sejatinya bersifat dinamis, atau tidak paten yang mana
artinya yaitu akan terus berkembang dan menyesuaikan dengan perkembangan kondisi
sosial masyarakat sekitar.

B. Hubungan antara Kepemimpinan, Kekuasaan dan Kewenangan


Pimpinan atau orang yang sedang menduduki bangku kepemimpinan sering juga
disebut sebagai penguasa atau orang yang memiliki kekuasaan akan hal tertentu. Jika yang
dimaksud adalah presiden, maka ia memiliki kekuasaan serta kewenangan dalam
mengatur negara yang didudukinya saat itu. Jika yang dimaksud adalah bos atau seseorang
yang dihormati dalam lingkup komunitas tertentu, maka ia memiliki kekuasaan terhadap
orang-orang disekitarnya, namun belum tentu kekuasaan tersebut terikat secara hukum
atau perundang-undangan. Dalam posisi tersebut yaitu sebagai seorang bos atau orang
yang dihormati, lahir sebuah kekuasaan dalam mengatur atau mempengaruhi orang-orang
disekitarnya yang termasuk dalam lingkup kekuasaannya. Namun hal tersebut terjadi atas
dasar dorongan yang bersifat transaksional, bukan bersifat legal secara aturan.
Dalam ruang lingkup masyarakat, sering muncul permasalahan-permasalahan
tertentu yang kemudian berdampak kepada lingkungan masyarakat tersebut. Hambatan-
hambatan yang terjadi juga seringkali dapat menimbulkan situasi krisis di masyarakat,
entah dari segi psikologis, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Sehingga dalam kondisi
tersebut masyarakat seringkali berharap akan muncul seseorang yang kemudian
menawarkan solusi kepada masyarakat. Hal tersebut tentu saja memberikan harapan yang
besar kepada masyarakat, yang tentunya akan bersedia mendukung penuh orang tersebut
dalam merealisasikan solusi yang ditawarkannya kepada masyarakat. Dengan kata lain,
situasi krisis di masyarakat mendorong munculnya orang yang kemudian berpotensi
menjadi pemimpin dalam masyarakat yang tentunya akan dengan mudah mempengaruhi
kelompok masyarakat tersebut. Sehingga pemimpin tersebut memiliki kekuasaan dalam
mengatur dan mengarahkan yang lainnya.7
Sedangkan dalam perspektif organisasi yang telah memiliki struktur yang kompleks,
cenderung kepada penilaian kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam
memberikan legitimasi atau keabsahan dalam memotori organisasi tersebut. Tentunya
orang yang tidak memiliki keahlian, akan memiliki kemungkinan yang kecil dalam

7 Ayub Ranoh, Kepemimpinan Kharismatis (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), hlm. 74.

4
J-PAI : Jurnal Pendidikan Agama Islam,Vol. 6 No. 1 Juli-Desember 2019

menerima mandat sebagai pimpinan sah. Karena salah satu sumber dari kekuasaan yaitu
karena adanya keahlian seseorang pada bidang yang bersangkutan.8 Sebab keyakinan
anggota yang lainnya, maka orang yang memiliki keahlian atau kemampuan yang cakap
akan cenderung diangkat sebagai orang yang memiliki legitimasi yang sah sebagai seorang
pemimpin yang tentunya telah diatur secara rinci dalam aturan-aturan yang telah
disepakati bersama juga, hal tersebut kemudian melahirkan kekuasaan yang absah atau
kewenangan.

C. Peran Kepemimpinan dalam Melahirkan Kebijakan, Keputusan dan Peraturan


Setelah memiliki kekuasaan atau kewenangan dalam mengatur serta mempengaruhi
anggota di lingkup kekuasaannya, maka seorang pemimpin membutuhkan alat atau
perangkat dalam merealisasikan kewajibannya sebagai pemimpin yaitu dalam mengayomi,
mengarahkan dan memfasilitasi bawahannya. Alat tersebut dapat berupa kebijakan,
keputusan maupun aturan. Dalam mengatur arah dari suatu perkumpulan, terkadang
diperlukan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh seorang pemimpin maupun disepakati
melalui forum tertentu. Kebijakan yang hadir tentunya berfungsi untuk menciptakan ruang
berkembang bagi komponen orang yang terlibat di dalamnya, atau dalam hal bisnis yaitu
untuk menciptakan peluang dalam menghasilkan keuntungan.9
Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang terjadi juga, pemimpin
memiliki peran yang sangat besar dalam menghadirkan solusi dari berbagai macam opsi
yang dihadirkan. Terkadang dalam kondisi yang seperti itu, anggota biasa memberikan
usulan-usulan kepada pemimpin dalam menyelesaikan masalah. Dari usulan atau saran
yang hadir melahirkan jalan keluar yang bersifat opsional, dan di sinilah sebenarnya peran
pemimpin sangat dibutuhkan. Sebagai seseorang yang memiliki kekuasaan, maka
pemimpin diharapkan dapat menentukan keputusan apa yang kemudian diberikan kepada
anggotanya. Namun, perlu dicatat bahwa siapapun itu, perlu bertanggung jawab terhadap
keputusan yang dibuatnya.10 Karena keputusan memiliki beberapa kecenderungan yang
entah keputusan tersebut dapat menyelesaikan masalah tanpa muculnya masalah baru,

8 Fridayana Yudiaatmaja, 'Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya', Media Komunikasi FIS, XII
(2013), hlm. 32.
9 Riant Nugroho Dwidjowijoto, Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang (Jakarta:
Gramedia, 2006), hlm. 22.
10 J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit
(Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 151.

5
Wahid Ghalieh Hermansyah
Kepemimpinan, Kekuasaan, Kewenangan, Kebijakan, Keputusan dan Peraturan
menyelesaikan masalah dengan munculnya masalah baru atau malah tidak menyelesaikan
masalah namun membuat masalah baru yang membuat situasi menjadi lebih rumit.
Selanjutnya yaitu mengenai hadirnya peraturan-peraturan tertentu yang sifatnya
mengatur seluruh komponen dalam komunitas atau perkumpulan tertentu. Tentunya
hadirnya peraturan tersebut merupakan prodak dari adanya kewenangan seorang
pemimpin dalam merumuskan peraturan. Peraturan-peraturan ini kemudian dapat
berbentuk tulisan maupun tidak tertulis, namun sama-sama bersifat mengatur dan
mengikat seluruh orang yang termasuk dalam lingkup peraturan tersebut.11

KESIMPULAN
Sifat kepemimpinan merupakan hal yang sangat urgen dalam kehidupan sosial
masyarakat sehari-hari. Salah satunya yaitu untuk mengatur dan mengarahkan orang-
orang lain disekitarnya. Dengan hadirnya seorang pemimpin yang menawarkan solusi atas
berbagai permasalahan yang hadir di lingkungan sekitarnya, maka lahir kepercayaan
orang-orang terhadapnya yang kemudian melahirkan kekuasaan bagi pemimpin untuk
mengatur dan mengarahkan yang lainnya. Dengan kekuasaan atau kewenangan yang
dimiliki oleh pemimpin kemudian memberikan akses kepada pemimpin dalam mengatur
arah gerak komunitas atau kelompok yang dipimpinnya. Kepemimpinan juga memiliki
peran yang sangat besar dalam melakukan kontrol sosial terhadap sekelompok orang atau
anggota yang menjadi pengikutnya atau berada dalam ranah kewenangannya. Perangkat
yang digunakannya beragam, dapat berupa kebijakan; pengambilan keputusan; atau
melalui peraturan-peraturan yang dibuatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aboddin, Muhtar. Memahami Kekuasaan Politik. Malang: UB Press, 2017.


Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia, 1972.
Dwidjowijoto, Riant Nugroho. Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta:
Gramedia, 2006.
Masan, M., and Rachmat. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Grasindo, 2006.
Ranoh, Ayub. Kepemimpinan Kharismatis. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.
Ruchanah, Siti. "Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam." Muaddib III ( 2013): 56-81.

11 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia, 1972), hlm. 95.

6
J-PAI : Jurnal Pendidikan Agama Islam,Vol. 6 No. 1 Juli-Desember 2019

Sagala, Syaiful. Etika dan Moralitas Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2013.


Salusu, J. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit. Jakarta: Gramedia, 1996.
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo, 1992.
Yudiaatmaja, Fridayana. "Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya." Media
Komunikasi FIS XII (2013): 29-38.

Anda mungkin juga menyukai