Anda di halaman 1dari 2

Makanan Halal dan Baik

Makanan halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut ketentuan syari’at Islam.
Segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah halal
dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran, atau Hadits yang mengharamkannya, atau fatwa ulama
yang mengharamkannya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 172 yaitu:

ِ َّ ِ ‫ت َما َرزَ ْقنَ ٰـ ُك ْم َوٱ ْش ُك ُروا‬


َ‫لِل إِن ُكنت ُ ْم إِيَّاهُ ت َ ْعبُدُون‬ َ ‫يَ ٰـٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُوا ُكلُوا مِ ن‬
ِ ‫طيِبَ ٰـ‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."
Halal dalam bahasa Arab dijelaskan sebagai sesuatu yang baik, dibolehkan, dan sesuai hukum. Bagi
umat muslim, makanan yang halal adalah yang didapat dan diolah sesuai dengan syariat Islam.Tentu
saja selain halal, makanan juga harus bergizi, agar bermanfaat bagi tubuh dan juga kesehatan.

Adapun mengenai konsep halal dalam Islam di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Halal secara zatnya


Hal ini berarti makanan halal harus terbuat dari bahan yang halal pula, tidak mengandung unsur-unsur
yang diharamkan menurut syariat. Contohnya seperti nasi, susu, telur, dan lain-lain.

2. Halal cara proses pengolahannya


Makanan yang halal juga harus diperhatikan cara atau proses pengolahannya agar benar. Hewan,
seperti kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam
maka dagingnya menjadi haram.

Sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah yaitu 173 yaitu:

‫غفُ ْو ٌر َّرحِ ْي ٌم‬


َ َ‫ّٰللا‬ َ ‫َل اِثْ َم‬
‫علَ ْي ِه ۗ ا َِّن ه‬ ٓ َ َ‫عا ٍد ف‬
َ ‫غي َْر َباغٍ َّو ََل‬ ُ ‫ض‬
َ ‫ط َّر‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوالد ََّم َولَحْ َم ْالخِ ْن ِزي ِْر َو َما ٓ ا ُ ِه َّل ِب ٖه ِلغَي ِْر ه‬
ْ ‫ّٰللا ۚ فَ َم ِن ا‬ َ ‫اِنَّ َما َح َّر َم‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa
(memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada
dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

3. Halal cara memperolehnya


Makanan halal harus didapatkan dengan cara yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara
medapatkannya tidak sesuai dengan hukum agama maka akan menjadi haram. Jadi walaupun
mengonsumsi makanan dari segi zat adalah halal, tetapi mendapatkannya dengan cara mencuri,
menipu, dan lain-lain, maka hal tersebut menjadi haram.

4. Tidak mengandung bahan yang memabukkan

Adapun contoh makanan dan minuman yang dapat dikategorikan halal, di antaranya semua binatang
yang hidup di air, baik berupa ikan maupun bukan ikan, ikan dan belalang, semua makanan yang
terbuat dari sari buah-buahan, hingga minuman air murni. Selain itu, minuman yang berasal dari
lebah, air susu ibu (ASI), susu sapi, dan susu kambing juga termasuk dalam kategori makanan dan
minuman halal.
Berikut yang termasuk kedalam kategori makanan dan minuman halal, yaitu:

1. Semua Makanan dan Minuman yang Tidak Diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya
Makanan dan minuman halal merupakan semua makanan dan minuman yang tidak diharamkan oleh
Allah dan Rasul-nya. Artinya semua makanan dan minuman boleh dikonsumsi dan halal sampai ada
dalil yang menyatakannya haram. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang membahas tentang makanan
dan minuman halal yang artinya:

"Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di
dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu
termasuk yang dimaafkan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).

2. Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan


jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.

3. Binatang Ternak
Binatang ternak seperti kerbau, sapi, unta, kambing, domba dan lain-lain juga termasuk makanan dan
minuman halal. Sebagaimana firman Allah yaitu:

‫ص ْي ِد َوا َ ْنت ُ ْم ُح ُر ۗ ٌم ا َِّن ه‬


ُ‫ّٰللاَ يَحْ ُك ُم َما ي ُِر ْيد‬ َ ‫ت لَ ُك ْم بَ ِه ْي َمةُ ْاَلَ ْنعَ ِام ا ََِّل َما يُتْ ٰلى‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
َّ ‫غي َْر ُمحِ لِى ال‬ ْ َّ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا ا َ ْوفُ ْوا بِ ْالعُقُ ْو ِۗد اُحِ ل‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu,
kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia
kehendaki” (QS. Al Maidah:1).

4. Binatang yang Hidup di Laut/Air


Semua binatang yang hidup di laut atau di air termasuk dalam makanan dan minuman halal, baik yang
ditangkap maupun yang ditemukan dalam keadaan mati (bangkai). Kecuali binatang itu mengandung
racun atau membahayakan kehidupan manusia, maka hukumnya bisa menjadi haram.

5. Ikan dan Belalang


Makanan dan minuman halal berikutnya adalah ikan dan belalang. Bahkan bangkai belalang pun
boleh dimakan walaupun tanpa disembelih, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Dihalalkan kepada kita dua bangkai, yaitu ikan dan belalang”. (HR. Ibnu Majah).

6. Binatang Hasil Buruan dari Hutan

Kijang, kancil atau ayam hutan yang merupakan hasil buruan dari hutan, halal dimakan dagingnya.
Sebagaimana firman Allah SWT:

‫علَ ْي ُك ْم‬
َ َ‫س ْكن‬ ‫علَّ َم ُك ُم ه‬
َ ‫ّٰللاُ َف ُكلُ ْوا مِ َّما ٓ ا َ ْم‬ َ ‫ح ُمك َِل ِبيْنَ ت ُ َع ِل ُم ْونَ ُه َّن مِ َّما‬ َ ‫ط ِي ٰب ُۙتُ َو َما‬
ِ ‫علَّ ْمت ُ ْم مِ نَ ْال َج َو ِار‬ َّ ‫يَسْـَٔلُ ْونَكَ َماذَآ اُحِ َّل لَ ُه ۗ ْم قُ ْل اُحِ َّل لَ ُك ُم ال‬
‫ب‬
ِ ‫سا‬ َ ِ‫س ِر ْي ُع ْالح‬
َ َ‫ّٰللا‬ ‫علَ ْي ِه َۖواتَّقُوا ه‬
‫ّٰللاَ ۗا َِّن ه‬ ِ ‫َوا ْذ ُك ُروا اس َْم ه‬
َ ‫ّٰللا‬

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”
Katakanlah,” Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)
oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah
diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama
Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-
Nya.” (QS. Al Maidah: 4).

Anda mungkin juga menyukai